Duta 6
Definisi
● Gagal nafas akut merupakan kondisi dimana memburuknya
proses pertukaran gas paru yang mendadak dan mengancam
jiwa, menyebabkan retensi karbon dioksida dan oksigenisasi
yang tidak adekuat. (Morton et.al, 2011)
4. Inhalasi atau aspirasi iritan, muntah, benda 11. Keletihan otot inspirasi
asing
5. Gangguan kardiovaskular
(Morton., et all. 2011)
6. Faktor mekanis
Patofisiologi
klasifikasi
Gagal Napas Hipoksemia Gagal Napas Hiperkapnia Gabungan Gagal Napas
Akut (Tipe I) Akut (Tipe II) Hipoksemia dan Hiperkapnia
(Tipe I dan Tipe II)
Tipe I merupakan Tipe II yaitu kegagalan
kegagalan oksigenasi atau ventilasi atau hypercapnia Tipe III adalah gabungan
hypoxaemia arteri ditandai ditandai dengan peningkatan antara kegagalan
dengan tekanan parsial O2 tekanan parsial CO2 arteri oksigenasi dan ventilasi
arteri yang rendah yang abnormal (PaCO2 > 46 ditandai dengan
mm Hg), dan diikuti secara hipoksemia dan
simultan dengan turunnya hiperkarbia penurunan
PAO2 dan PaO2, oleh karena PaO2 dan peningkatan
itu perbedaan PAO2 - PaO2 PaCO2
masih tetap tidak berubah.
● Peningkatan oksigenasi dan
Prinsip ventilasi
manajemen
gagal nafas ● Mengobati keadaan penyakit
akut yang mendasari
● Kurangi kecemasan
(Burns, 2014)
komplikasi
1. Pulmonary aspiration (Aspirasi
paru)
2. Gastrointestinal (GI) Bleeding
3. Barotrauma
4. Volutrauma
(Burns, 2014)
Penatalaksanaan
Pengenalan dini dan pengobatan penyebab yang mendasari
Intubasi sebelum pasien kelelahan karena bernafas
Ventilasi mekanis dengan PEEP dan FiO2 tinggi ditambahkan
jika hipoksia parah
Pemasangan selang nasogastrik dengan dukungan nutrisi
Pemasangan kateter arteri pulmonalis jika status cairan dan
jantung tidak pasti
Transfusi sel darah merah jika anemia
(Burns, 2014)
Diagnosa keperawatan
• Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
hipoventilasi, kerusakan membran kapiler aveolus,
gangguan ventilasi-perfusi
• Intubasi dan mulai dengan ventiasi mekanik jika metode non infasif gagal untuk mengoreksi
Hipoksemia dan Hiperkarbia atau jika mengalami ketidakstabilan kardiovaskuler.
• Selama suction perhatikan atau observasi tanda dan gejala Hipoksemia (saturasi oksigen menurun,
heart rate dan pernafasan meningkat, kelemahan, diaporesis dan disritmia). Jika menggunakan
Ambu Bag untuk meningkatkan oksigen selama suction, gunakan Ambu Bag yang nilai pemberian
oksigen 100% untuk mencegah gangguan fungsi pernafasan dan cardiovaskuler selama suction,
serupa halnya dengan katup PEEP ketika nilai pengaturan PEEP ventilator diatas 5 mmHg.
(Burns, 2014)
2. Terapi penyakit penyebab (Treating the underlaying desease)
• Identifikasi dan koreksi dasar penyebab dari gagal nafas akut bila mungkin. Manajemen
penatalaksanaan disesuaikan dengan patofisiologi penyakit yang menyebabkan gagal nafas akut
3. Mengurangi cemas (Reducing anxiety), Pelihara lingkungan yang tenang untuk menghindari
peningkatan cemas
• Berikan penjelasan dengan singkat tentang aktivitas perawatan dan pendekatan yang digunakan
untuk mengatasi masalah gagal nafas akut. Waspada dan siapkan perawat klinis untuk
mendampingi pasien selama cemas. Ini situasi krusial untuk mencegah panik dan berikan
kesempatan untuk dikunjungi oleh keluarga.
• Ajarkan cara pernafasan diaprahma dengan frekuensi lambat. Caranya ialah letakkan satu
tangan pasien di atas abdomen. Intruksikan pasien menarik nafas dalam dan merasakan tangan
diabdomen naik. Selama ekspirasi tangan terasa turun. Lakukan hal ini beberapa kali.
• Setelah satu atau dua menit tanyakan pada perasaan yang dirasakan. Dapat diberikan dosis
rendah ansiolitik (misalnya: lorazepam, diazepam) yang tidak menekan pernafasan.
4. Pencegahan dan penatalaksanaan komplikasi (Preventing and managing complication)
a. Mencegah aspirasi paru yang disebabkan cairan lambung masuk ke paru-paru pada
pasien yang dipasang ventilator. Memastikan inflasi sesuai dari selang endotrakheal
tube (ETT). Aspirasi paru dapat mengakibatkan komplikasi pnemonia.
b. Perdarahan lambung
Periksa aspirasi selang NGT setiap 4-8jam. Untuk mencegah kerusakan mukosa dan
risiko perdarahan lambung dapat diberikan obat untuk menetralisir atau membuat cairan
lambung menjadi alkali yaitu: sulcralfate. Risiko perdarahan lambung adalah ancaman,
karena perdarahan lambung mengakibatkan encephalopati sebagai komplikasi lanjut
perdarahan lambung.
Lanjutan...
c. Barotrauma.
Menghindari hal yang tidak perlu terjadi akibat peningkatan tekanan (misalnya tekanan
mesin ventilator, batuk yang berlebihan). Pengkajian tanda dan gejala pneumotorak,
peneumomediastinum adalah tindakan penting dan didokumentasikan setiap setiap jam.
(Burns, 2014)
Terima
Kasih