Penyusun:
Reviewer:
Pada tahapan pengembangan skenario, dibuat suatu simulasi pada suatu wilayah yang
telah diidentifikasikan sebelumnya bahaya bencana yang mungkin terjadi yang akan
direnspon di wilayah tersebut. Pengembangan skenario dimulai dari dampak terparah yang
diakibatkan oleh suatu bencana. Pengembangan skenario ini harus dibuat secara bersama
atau dikomunikasikan untuk menekan kemungkinan dan oleh karena itu diperlukan
perencanaan aksi renspon. Asumsi – asumsi yang mendasari setiap skenario dibuat secara
spesifik dan masuk akal supaya pihak-pihak yang terlibat memahami rasionalnya.
Pada tahap ini dilakukan pengkajian terhadap kerentanan (Kesenjangan) suatu wilayah
apabila terjadi suatu bencana baik secara fisik, social dan ekonomi. Serta melakukan
pendataan terhadap kapasitas yang dimiliki oleh suatu wilayah dan meramalkan kebutuhan
yang dibutuhkan pada saat menghadapi keadaan darurat.
2
e. Penentuan Mekanisme Respon (Sistem dan Kegiatan)
3
B. RESPONSE; Assessment Tanggap Darurat Bencana (Rapid Health Assessment)
1. Pengertian
Assessment Tanggap Darurat Bencana atau Rapid Health Assessment (RHA) adalah
Assessment yang dilakukan selama fase tanggap darurat bencana. RHA merupakan
serangkaian kegiatan pengkajian untuk mengumpulkan data sehingga berguna untuk
penyajian informasi dan mengukur besarnya masalah yang berkaitan dengan kesehatan
akibat bencana dan mengidentifikasi kebutuhan penanggulangan. RHA dilakukan
sesaat/segera mungkin setelah bencana terjadi. Assessment dapat menggunakan teknik
Rapid Assessment dan Detiled Assessment yang dilanjutkan dengan Continual
Assessment.
a. Rapid Assessment adalah assesment yang dilakukan secara cepat, kurang dari 1
(satu) pekan setelah kejadian, sehingga dapat digunakan untuk mengambil
keputusan segera.
b. Detiled Assessment adalah assessment yang dilakukan untuk medapatkan data
yang lebih detil.
c. Continual Assessment adalah assessment yang dilakukan secara berkelanjutan
untuk mendapatkan gambaran perubahan yang terjadi.
6. Indikasi
bencana gempa bumi
5
7. Pengkajian
lakukan pengkajian pada kebutuhan yang dihadapi ketika gempa bumi
8. Diagnosa Keperawatan
-
9. Perencanaan
a. Menyusun perencanaan kegiatan assesment
b. Mengumpulkan data primer dan/atau sekunder
c. Membuat pemetaan lokasi kejadian bencana dan peta camp pengungsian
d. Membuat kajian dan analisis kondisi lokasi bencana secara tepat dan cepat
e. Menetukan titik lokasi pendampingan dan menentukan jenis bantuan yang akan
diberikan
f. Melaporkan hasil assessment kepada Ketua Tanggap darurat bencana
g. Mempersiapkan assessment berikutnya jika diperlukan
6
7
8
9
10
12. Evaluasi
Didapatkan data-data yang dibutuhkan untuk perencanaan selanjutnya
B. Emergency Medical System (EMS), dan Disaster Medical Assistance Team (DMAT)
1. Pengertian
Disaster Medical Assistance Team (DMATs) adalah tim medis yang dikirim pada saat
bencana yang telah dilatih khusus dan dapat diaktifkan sewaktu-waktu agar dapat
bergerak dalam fase akut bencana (dalam 48 jam pertama).
DMAT adalah team yang dipersiapkan untuk memberikan penanganan segera setelah
terjadinya bencana. DMAT terdiri dari team yang disponsori oleh sebuah organisasi
kesehatan, pusat kesehatan seperti RS, Puskesmas, pihak keamanan (kepolisian,
kamtibnas, basarnas), yayasan kesehatan atau organisasi swasta yang mempunyai
kerja sama dengan departemen kesehatan. sponsor-sponsor DMAT mengatur timnya,
merekrut anggota, dan melakukan pelatihan. tim tersebut terdiri dari dokter, perawat,
perawat pelaksana, asisten dokter, apoteker, teknisi apotik, pembantu perawat,
spesialis jiwa, dokter gigi, pakar lingkungan dan laboratorium, dan tenaga medis gawat
darurat. sedangkan team yang berasal dari non kesehatan adalah insinyur, operator
radio (ORARI), administrasi, logistik, keamanan, mekanik dan ahli komputer sama
pentingnya dengan tenaga kesehatan.
12
Triase bencana adalah suatu sistem untuk menetapkan prioritas perawatan medis
berdasarkan berat ringannya suatu penyakit ataupun tingkat kedaruratannya, agar
dapat dilakukan perawatan medis yang terbaik kepada korban-korban yang sebanyak-
banyaknya, di dalam kondisi dimana tenaga medis maupun sumber-sumber materi
lainnya serba terbatas.
2. Prinsip-prinsip Triase
a. triase umumnya dilakukan untuk seluruh pasien
b. waktu untuk Triase per orang tidak lebih dari 30 detik
c. prinsip utama Triase adalah melaksanakan prioritas dengan urutan “nyawa” →
“fungsi” → “penampilan”
d. pada saat melakukan Triase, maka kartu Triase akan dipasangkan kepada korban
luka untuk memastikan urutan prioritasnya
e. Triase dilakukan secara berulang-ulang.
3. Indikasi
dilakukan pada keadaan gawat darurat dan bencana
4. Pengkajian
Metode Triase yang digunakan adalah Simple Triage and Rapid Treatment (START).
START adalah metode yang dikembangkan atau pemikiran bahwa Triase harus
akurat, cepat, dan universal. Metode tersebut menggunakan 4 (empat) macam
observasi, yaitu:
a. bisa berjalan
b. bernapas
c. sirkulasi darah
d. tingkat kesadaran
5. Diagnosa Keperawatan
-
6. Perencanaan
melakukan triase
7. Alat dan Bahan
13
Tag triase atau kartu triase
8. Prosedur
a. Tentukan tingkat kegawatan pasien
b. Kaji dengan menggunakan metode START
c. Tempatkan sesuai kategori
Kategori Triase
Prioritas Warna Kode Kategori Kondisi penyakit / Luka
Untuk memudahkan pelaksanaan triage maka dapat dilakukan suatu pemeriksaan sebagai
berikut :
a. Kumpulkan semua penderita yang dapat / mampu berjalan sendiri ke areal yang telah
ditentukan, dan beri mereka label HIJAU.
14
2) Bila penderita tidak bernapas maka upayakan membuka jalan napas dan bersihkan
jalan napas satu kali, bila pernapasan spontan mulai maka beri label MERAH, bila
tidak beri HITAM.
3) Bila pernapasan kurang dari 30 kali /menit nilai waktu pengisian kapiler.
f. Setelah memberikan label kepada penderita maka tugas anda berakhir segera lanjutkan ke
penderita berikut.
15
16
9. Evaluasi
a. Hasil Triage, jika pasien meninggal ditinggalkan di posisi dimana mereka ditemukan,
sebaiknya ditutup. Pada pemantauan START, seseorang dianggap meninggal bila
tidak bernapas setelah dilakukan pembersihan jalan napas dan percobaan napas
buatan. Simple triage mengidentifikasi pasien mana yang memerlukan tindakan
secepatnya. Di lapangan, triage juga melakukan penilaian prioritas untuk evakuasi ke
rumah sakit.
17
2) Merah / immediate : pasien yang memerlukan tindakan bedah segera atau
tatalaksana lain untuk menyelamatkan nyawa, dan sebagai prioritas utama untuk tim
bedah atau ditransport ke rumah sakit yang lebih lengkap. Pasien ini dapat bertahan
hidup bila ditangani sesegera mungkin.
3) Kuning / observation : kondisi pasien ini stabil sementara waktu namun memerlukan
pengawasan dari tenaga medis terlatih dan re-triage berkala serta perawatan rumah
sakit
4) Hijau / wait (walking wounded) : pasien ini memerlukan perhatian dokter dalam
beberapa jam atau hari kemudian namun tidak darurat, dapat menunggu hingga
beberapa jam atau dianjurkan untuk pulang dan kembali ke rumah sakit keesokan
harinya (misal pada patah tulang sederhana, luka jaringan lunak multipel)
5) Putih / dimiss (walking wounded) : pasien ini mengalami cedera ringan, pengobatan
P3K dan berobat jalan sudah cukup, peranan dokter disini tidak mutlak diperlukan.
Contoh cedera pasien ini seperti luka robek, lecet, atau luka bakar ringan.
Penderita yang mengalami kelumpuhan, walaupun tidak mengancam nyawa, dapat
menjadi prioritas pada keadaan IGD yang sudah tenang. Selama masa ini juga,
kebanyakan trauma amputasi dapat dianggap sebagai “merah” karena tindakan bedah
perlu dilakukan dalam beberapa menit walaupun luka amputasi ini tidak
mengancam nyawa.
18
F. Mendemontrasikan disaster drill (health team collaboration)
1. Pengertian
disaster drill (Health team collaboration) adalah kolaborasi dari seluruh tem medis
maupun non medis dalam penanganan tanggap bencana.
2. Tugas dan Tanggung Jawab
Tugas dan tanggup jawab berdasarkan peran dan tugas
3. Indikasi
keadaan bencana erupsi gunung seulawah
4. Pengkajian
kaji tingkat kebutuhan yang diperlukan dalam penganan bencana erupsi gunung
5. Diagnosa Keperawatan
-
6. Perencanaan
melakukan simulasi
7. Alat dan Bahan
RHA
8. Prosedur
lakukan sesuai peran yang dibutuhkan pada kasus pemicu
9. Evaluasi
19
KASUS PEMICU PRAKTIKUM
Kasus I
Skenario Kejadian
Diperkirakan Gempa bumi akan terjadi dengan kekuatan besar (lebih dari 8 SR) engan pusat
gempa di laut dengan kedalaman 20 km, diperkirakan gempa tersebut akan menimbulkan
Tsunami di pantai barat Sumatera. Tsunami yang ditimbulkan dapat mencapai kecepatan 900
km per jam dengan ketinggian diperkirakan antara 4 m hingga 12 m di pantai. Sebagai dampak
apabila terjadi gempa bumi dan gelombang tsunami tersebut, maka bentuk kerusakan yang
ditimbulkan adalah: runtuhnya beberapa bangunan dan prasarana akan roboh, dan
kemungkinan gelombang tsunami akan menyapu pemukiman di tepi pantai. Diperkirakan
tsunami akan mengancam semua wilayah yang berada di tepi pantai. Hampir semua wilayah di
Kota Banda Aceh berbatasan dengan laut salah satu tempat yang rentan yaitu kecamatan
Syiah kuala. Diperkirakan korban sebanyak 3.690 jiwa (82%) dari jumlah penduduk 4.500 Jiwa.
Prediksi yang meninggal 1.217 jiwa (33%), kemudian sejumlah 922 jiwa (25%) akan mengalami
luka-luka, korban hilang sebanyak 442 jiwa (12%). Penduduk yang mengungsi sebanyak 2.925
(65%), korban yang pindah sebanyak 1.575 jiwa (35%).
Tugas.
1. Buatlah, simulasikan kegiatan penilaian ancaman bencana pada wilayah kecamatan syiahkuala
sesuai kasus diatas
2. Buatlah dan presentasikan peta rawan bencana di kecamatan tersebut (syiah kuala), dan analisis
resiko
3. Buatlah dan simulasikan (pengembangan Skenario) Analisis resiko dan pengembangan skenario
dampak Bencana
20
Tugas 1 Penilaian Ancaman
Tugas: Isilah tabel penilaian ancaman berikut dengan memasukkan Skor/nilai sesuai
dengan keterangan isian
2 Kebakaran
4 Abrasi/gelombang tinggi
5 Konflik sosial
Keterangan Isian:
NILAI atau SKOR Penentuan Ancaman
SKOR ARTI
5 Pasti (80% -90%)
4 Kemunkinan besar (60%-80%)
3 Kemunkinan terjadi (40%-60%)
2 Kemunkinan kecil (20%-40%)
1 Kemunkinan sangat kecil (20%)
21
Tugas: masukkan jenis bencana sesuai dengan niai skor Probabilitas dan Skor Dampak
PROBABILITAS pada tabel diatas
DAMPAK
Warna Merah: yaitu potensi landasan tinggi tsunami, Kuning: Zona potensi landasan
tsunami sedang, Hijau; rendah, dan
Cth Peta:
22
tugas.2. Gambarlah dua peta kecamatan berikut dan beri warna sesuai dengan kerentanannya
Fasilitas aset
1 Jalan 20 KM ........
2 Jembatan 2 ........
3 Sekolah ... ........
4 PDAM ........ ........
5 PLN ........ ........
6 Telkom ........ ........
7 SPBU ........ ........
8 Pelabuhan ........ ........
9 Rumah Warga ........ ........
...
....
23
Ekonomi
No Objek Dampak
Pemerintahan
No Objek Dampak
Lingkungan
No Objek Dampak
1 Sawah 15 Ha
2 Tambak 100 Ha
3 Hutan Bakau ....
4 Objek wisata .......
24
Praktikum II
1. Pembagian kelompok tugas dan fungsi perannya, Mobilisasi sumber daya yang ada akan melakukan
tanggap darurat.
2. Terkendalinya penanganan bencana.
3. Terkoordinasi upaya penanganan dan bantuan.
4. Terinventaris kerugian dan korban yang ditimbulkan
Tugas:
1. Lakukan simulasi Pembentukan Kelompok Relawan Tanggap Bencana berikut tugas dan fungsi
perannya, dan mobilisasi sumber daya yang ada akan melakukan tanggap darurat.
2. Tentukan dan diskusikan tentang peranan sasaran sektoral sebagai pelaku dengan mengisi tabel
yg tersedia, kebutuhan Sumber Daya Pada Saat darurat, Sektor Penyelamatan Dan
Perlindungan (Evakuasi), Sektor Kesehatan, dan Sektor Sosial
25
Tugas 1, Pembagian kelompok tugas dan fungsi perannya
Wakil I, : ...........................
Pelaksana harian
a. Pokja evakuasi
Pj........................
c. Pokgas Kesehatan
Pj. ...........................
e. Pokgas Sosial
Pj. ...........................
26
Tugas 2.Tentukan dan diskusikan tentang peranan sasaran sektoral sebagai pelaku
dengan mengisi tabel di bawah ini
1 Membuat Posko
2 Menyiapkan Tim
3 Mengkoordinasikan Kegiatan
sektoral
6 mengkoordinir kebutuhan di
lapangan dan keamanan
Standar
Tim Evakuasi terdiri dari 311 orang yaitu berasal dari unsur TNI,POLRI, POL PP, SAR,
Relawan.masyarakat
Adanya pusat krisis (crisis center) yang di gunakan sebagai pusat untuk koordinasi, yang berada di
wilayah yang aman terhadap bencana
Rapat koordinasi dilakukan setiap hari
Laporan perkembangan situasi disusun setiap hari
Media informasi setiap waktu
Laporan stok bantuan yang tersedia setiap hari
2 tenda regu
3 Truk
4 Sepatu bot
5 Masker
6 sarung tangan
27
No Jenis kebutuhan Volume Total
kebutuhan
7 jas hujan
8 tandu
9 Kantong mayat
10 genset
11 HT
12 Bensin
13 Solar
14 Gudang
15 Peta
16 Perahu Karet
Tentukan dan diskusikan tentang kebijakan dan sasaran sektoral dengan mengisi tabel di
bawah ini
28
Sasaran
Dapat diselamatkan dan dievakuasi korban bencana yang masih hidup.
Teridentifikasi korban yang meninggal dunia.
Terkoordinasikannya kegiatan pencarian dan penyelamatan korban yang hilang.
Terlaksananya pemakaman bagi korban yang meninggal dunia.
Standar
Tersedia peta jalur evakuasi (escape road) dan tempat evakuasi (escape building) di
lingkungan masyarakat rawan bencana, yang di sosialisasikan kepada masyarakat luas.
Posko
• Kota: 1 buah poskotis
• Kecamatan : 2 buah posko pembantu
Tim Evakuasi, terdiri dari :
- TNI : 1 SST (....orang)
- POLRI : 1 SST (... orang)
- POL PP : 1 Pleton (....orang)
- LSM : 10 orang
29
- Masyarakat : 10 orang
JUMLAH Total: ..... orang
Rapat Koordinasi dilakukan 1 kali dalam sebulan (sebelum kejadian),
1 hari sekali (saat kejadian)
Sektor Kesehatan
Tentukan dan diskusikan tentang kebijakan dan sasaran sektoral dengan mengisi tabel di
bawah ini
Gambaran Umum Situasi
Dari kejadian Gempa bumi dan tsunami diperkirakan korban sebanyak 28284 jiwa (82%) dari
jumlah penduduk 34.454 Jiwa, dimana sebanyak 9334 jiwa (33%) diprediksikan akan
meninggal, kemudian sejumlah 7063 jiwa (25%) akan mengalami luka-luka, korban hilang
sebanyak 3390 jiwa (12%) dan mengungsi sebanyak 7063 (25%), korban yang pindah
sebanyak 1412 jiwa (5%). Selain korban tersebut gempa bumi dan tsunami juga
mengakibatkan rusaknya sarana dan prasarana kesehatan termasuk tenaga medis dan
paramedis yang meninggal dan cedera / luka yang berakibat pelayanan kesehatan tidak bisa
dilaksanakan secara optimal. Sarana dan prasarana yang dimaksud diantaranya 1 unit Rumah
Sakit Swasta 2 unit Puskesmas.
a. Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi korban luka
b. Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi pengungsi
c. Terlaksananya rujukan kesehatan secara optimal
7 pelayanan rujukan
SEKTOR SOSIAL
Tentukan dan diskusikan tentang kebijakan dan sasaran sektoral dengan mengisi tabel di
bawah ini
Sasaran
a. Tersedianya tenda dan tempat penampungan sementara untuk pengungsi dalam jumlah mencukupi.
b. Tersedianya pangan dan sandang (logistik) yang memadai bagikorban/pengungsi.
c. Tersedianya dapur umum pelayanan/pemberian makanan di lokasipenampungan sementara.
d. Tersedianya genset dalam jumlah cukup di lokasi penampungansementara.
e. Tersedianya selimut bagi pengungsi.
f. Tersedianya personil dalam jumlah cukup untuk menyalurkanbantuan sampai ke lokasi
penampungan sementara.
31
No Kegiatan Pelaksana Waktu
1 Menyiapkan jalur evakuasi Setelah ada
tanda-tanda
bencana
2 menyiapkan lokasi evakuasi Setelah ada
dengan sarana: Pos kesehatan, tanda-tanda
air bersih, MCK, tempat ibadah, bencana
sekolah darurat
3 Memulihkan jalur transportasi Pasca Bencana Pasca Bencana
(jalan dan jembatan)
4 memulihkan jaringan listrik Pasca Bencana
5 memulihkan sarana air bersih Pasca Bencana
6 memulihkan jaringan komunikasi Pasca Bencana
Standar
a. Areal aman / evakuasi dengan ketinggian ≥ 15 meter dengan jalur transportasi yang memadai
(minimal standar kelas III A).
b. Ketentuan luas areal adalah 1.500 jiwa/ha.
c. Air bersih 15 liter/hari/jiwa.
d. M.C.K : 4 unit, ukuran 5.5 x 10 m / 1500 jiwa
e. Tempat Ibadah : 4 unit, ukuran 5.5 x 10 m / 1500 jiwa
f. Sekolah darurat : 4 unit, ukuran 5.5 x 10 m / 1500 jiwa
g. Pos kesehatan : 1 unit, ukuran 5.5 x 10 m / 1500 jiwa
h. Sarana air bersih : 1 unit kapasitas 1.500 liter/hari untuk 100 jiwa
i. Membangun jembatan darurat, bentang : ±4 m: 0.5 m³ kayu/m3
j. Pemulihan jalan :1 excavator + 2 dump truck /10 km jalan
k. Pemulihan jaringan komunikasi diserahkan kepada TELKOM
l. Pemulihan jaringan listrik diserahkan kepada PLN
32
KASUS 2
Sabtu 27 Mei 2008, ketika jarum jam menunjukkan pukul 06.55 pagi, warga di dikejutkan
oleh gempa yang dahsyat, bahkan membuat warga tidak bisa berdiri. Tercatat 218 jiwa
penduduk kecamatan syiah kuala meninggal dunia. Sedangkan jumlah penduduk yang
terluka berat maupun ringan, sulit untuk didata. Pada sisi lain, sebanyak 2.411 rumah roboh,
600 diantaranya mengalami kerusakkan berat. 2 hari pertama pasca bencana bantuan belum
ada, semua mengandalkan bahan makanan yang tersisa (yang sebenarnya sudah tertimbun
reruntuhan), termasuk memanfaatkan tanaman-tanaman pangan yang masih tumbuh di
sekitar rumah. Beberapa orang berinisiatif mencoba menghubungi pihak keluarganya di kota
lain untuk mendapatkan bahan makanan dan peralatan pengungsian. Sekitar empat hari
pasca gempa, bantuan dari luar mulai berdatangan, dimulai dengan pembenahan kondisi di
lingkungannya, seperti: mendirikan tenda dari bahan seadanya untuk tempat berlindung para
pengungsi, sambil terus melakukan koordinasi dan komunikasi antar anggota dan pihak
pemerintah/desa.
Tugas:
33
PRAKTIKUM IV: Rapid Health Asessment, Triage pre hospital, mendemonstrasikan fase
penyelamatan korban
2. Mendomentrasikan fase penyelamatan korban (first aid, mobilisasi dan tranportasi korban,
BHD)
LO : preparedness
Mendemontrasikan table top discussion pada penanggulangan bencana.
a. Pengertian
table top discussion merupakan suatu metode untuk menentukan tugas dan tujuan
tindakan yang akan dilakukan pada saat bencana.
b. Tujuan
Table top simulation (TTS) dilakukan dengan tujuan :
1) Mengoptimalkan peran tiap orrang dalam penanggulangan bencana
2) Menguji rencana kontinjensi
3) Menguji kerjasama antar pihak dalam penanggulangan bencana
c. Tugas dan Tanggung Jawab
Pihak-pihak yang ikut terlibat dalm table top simulation ini:
1) Incident comander
2) Security officer
3) Parking officer
4) Logistic
5) Finance
6) Communication officer
7) Media center manager
8) Liason officer
34
9) Rescue officer
10) Medical commander
11) Ambulance
12) Triage
13) DVI
14) First aid
15) Evacuation
d. Indikasi
-
e. Pengkajian
identifikasi wilayah bencana dan tindakan yang harus dilakukan pada table top discussion
atau table top simulation
f. Diagnosa Keperawatan
-
g. Perencanaan
Melakukan prosedur table top discussion atau table top simulation (TTS) untuk mengetahui
peran dari setiap
h. Alat dan Bahan
peta wilayah bencana
i. Prosedur
1) Instruktur membagi kelompok, tiap kelompok terdiri atas 20-26 orang mahasiswa
2) Instruktur menetapkan peran bagi masing-masing mahasiswa dengan melibatkan ketua
kelas/kelompok yang dipilih oleh mahasiswa sendiri.
3) Peran-peran tersebut adalah:
No Peran Jumlah Melapor pada Koordinasi
person /klp dengan
1 Incident comander 1 orang incident Semua
(IC) commander commander
berikutnya
2 Security 1 orang IC Rescue, medic
Commander
3 Parking officer 1 orang Security Officer Medic, rescue
4 Logistic 1 orang IC Medic, semua
commander
5 Finance officer 1 orang IC Semua bidang
6 Communication 1 orang IC Semua Como
Office
35
No Peran Jumlah Melapor pada Koordinasi
person /klp dengan
7 Media Center 1 orang communication off Semua Como
Manager
8 Liason Officer 3 orang IC Pihak luar
9 Rescue 1 orang IC Medic
Commander
10 Medical 1 orang IC Rescue, security
Commander
11 Ambulance 1 orang Medical Comm Field hospital
Commander Como
12 Triage commander 1 orang Lapor pada
Medical Comm
13 Disaster Victim 1 orang Lapor pada triage
Identification comm
Commander
14 DVI member team 1 orang Lapor pada DVI
Como
15 Field Hospital 1 orang Lapor medical
Commander comm
16 Field Hospital 3 orang Lapor pada Field
member hosp comm
17 First Aid officer 1 orang Lapor pada
Medical comm
18 First Aid member 1 orang Lapor pada first aid
comm
19 Evacuation 1 orang Lapor pada triage
commander comm
20 Evacuation officer 2 orang Lapor pada evac
comm
36
No Peran Job Description
Mengamankan jalan dan bangunan
Menjamin kelancaran transportasi kendaraan
bantuan
3 Parking officer Menyiapkan tempat-tempat yang akan dijadikan
tempat/pos
Mengatur parkir kendaraan bantuan
4 Logistic commander Menyiapkan kebutuhan penolong dan korban
5 Finance officer Mengatur cash flow
6 Communication officer Mengatur lalu lintas informasi melalui radio dan
telepon, membantu IC dalam mengatur kerja seluruh
ICS.
7 Media Center Manager Mendokumentasi dan mempublikasi informasi
tentang korban dan penolong
Membuat papan pengumuman identitas korban
hidup/meninggal/hilang untuk kebutuhan keluarga
korban
8 Liason Officer Menolong IC dalam menghubungi pihak luar, ikut
mengorganisir sumberdaya bantuan.
9 Rescue Commander Mengatur operasi penyelamatan korban dan
menjamin keselamatan penolong
10 Medical Commander Mengatur operasi pemberian bantuan medis, dari
triage sampai transportasi ke RS tempat pemberian
perawatan definitif, setelah diselamatkan oleh rescue
team.
11 Ambulance Mengatur transportasi ke RS definitif setelah korban
Commander diberi bantuan di RS lapangan.
12 Triage commander Memimpin proses triage, first aid sampai evakuasi.
Mengatur sumber daya dalam tiap proses,
perubahan fungsi triage menjadi first aid, first aid
dalam evakuasi.
13 Disaster Victim Memimpin proses DVI dari fase 1 (olah TKP) sampai
Identification 5 (rekonsiliasi), setelah pasien hidup dievakuasi
37
No Peran Job Description
Commander
14 DVI member team Membantu DVI commander.
15 Field Hospital Mendirikan RS lapangan dan mengoperasikannya.
Commander
16 Field Hospital member Membantu field hospital commander.
17 First Aid Office Memberi bantuan pertama setelah triage.
18 First Aid member Membantu first aid officer.
19 Evacuation Memimpin evakuasi setelah diberi bantuan awal.
commander
20 Evacuation officer Membantu evacuation commander sesuai prinsip-
prinsip evakuasi.
6) Menyusun garis komando (kepada siapa akan menerima dan melaporkan hasil kerja)
dan garis koordinasi antar peran (kepada siapa meminta dan memberi informasi).
7) Instruktur membentangkan peta dan menyediakan perangkat penyerta simulasi.
8) Instruktur membacakan skenario.
9) Instruktur mempersilahkan semua peran bercerita dimana dan apa yang akan
dilakukan masing-masing peran, dimulai dengan Incident Commander yang
menceritakan rencana dimana ia akan mendirikan posko, apa yang dilakukan, sarana
apa yang diupayakan, person mana yang dibutuhkan untuk membantunya dengan
menggunakan peta dan perangkat lain yang disediakan oleh instruktur (misalkan
miniatur bangunan, mobil, dan lain-lain). Instruktur memberi arahan jika pemain peran
belum optimal menceritakan perannya.
10) Setelah semua pihak menceritakan peran, instruktur memimpin fase refleksi.
11) Instruktur mengisi form assessment dan mengedarkannya pada mahasiswa untuk
dibubuhi tandatangan masing-masing.
12) Pelaksanaan melibatkan panitia TTS terdiri atas mahasiswa yang tidak ikut dalam
kegiatan pembelajaran TTS.
j. Evaluasi
38
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, F & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori Dan Praktik Dalam
Keperawatan. Jakarta: salemba medika.
Grimaldi, M.,E. (2007) ETHICS: Ethical Decisions in Times of Disaster: Choices Healthcare
Workers Must Make. Journal of Trauma Nursing, Vol. 14 no 3, 163-164.
Gregor, S. (2005). Resilience after a disaster Retrieved August 1, 2009, from http:
www..psychology.org.au/publications/inpsych/disaster/
Hatthakit, U., & Thaniwathananon, P. (2007). The suffering experiences of Buddhist tsunami
survivors. International Journal for Human Caring, 11(2), 59-66.
Japanese Red Cross Society & PMI. 2009. Keperawatan Bencana. Banda Aceh : Forum
Keperawatan Bencana
Juanita.,F. Suratmi.,Maghfiroh.,I. (2017). The Effectiveness of Basic Training on Disaster
Management; Pilot Program For Disaster Preparedness in Community, Jurnal INJEC.
Vol.2;2: 126-135
Konsorsium Pendidikan Bencana Indonesia (2011) Kerangka Kerja: Sekolah Siaga Bencana,
Jakarta, word Press.
Nursalam & Effendi, F. (2012). Pendidikan Dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Nuryati & Rawi,.M. (2010). Pendokumentasian Rekam Medis Bencana Merapi di Rumah Sakit
Umum Kabupaten Magelang. Di unduh dari http://eprints.dinus.ac.id/2080/
39
Priambodo, S. A. (2009). Panduan Praktis Menghadapi Bencana. Yogyakarta: Kasinius
Powers, R (2006), Introduction to Disasters and Disaster Nursing, International Disaster Nursing
Seni, W. (2011). Siklus Manajemen Bencana. Diakses pada tanggal 16 April 2018 pukul 08. 36
WIB dari http://bakauhijau.wordpress.com
Veenema, T. G. (2007). Disaster nursing and emergency preparedness for chemical, biological,
and radiological terrorism and other hazards (2 nd ed.). New York: Springer Publishing
Company.
Zailani, Badruzzaman, Yusuf, M., Muhammad, Risyad,A., Nurdin, A., Agustiar, Dkk. (2009).
Keperawatan Bencana, Edisi I, Forum Keperawatan, Banda Aceh.
40