Anda di halaman 1dari 44

PANDUAN

ASESMEN
TANGGAP DARURAT
BENCANA untuk
TSR
PANDUAN
ASESMEN
TANGGAP DARURAT
BENCANA TSR
untuk

iii
Judul Buku:
Panduan – Asesmen Tanggap Darurat Bencana

Penyusun:
Palang Merah Indonesia (PMI)

Editor:
Herry Prasetyo

Penerbit:

Markas Pusat Palang Merah Indonesia


Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 96, Jakarta
Email : pmi@pmi.or.id
Laman : www.pmi.or.id
Twitter : @palangmerah
Facebook : Palang Merah Indonesia
Youtube : Palang Merah Indonesia

Design Sampul, Illustrasi & Tata Letak:


Yohanes Cahyanto Aji—Taman Ide

Didukung Oleh:
Palang Merah Amerika

Copyright@2015
Cetakan Kedua, Agustus 2015
ISBN 978-979-3575-83-4

iv Asesmen Tanggap Darurat Bencana


KATA PENGANTAR

Peran serta dan kontribusi masyarakat, khususnya kelompok lembaga usaha (perusahaan),
di bidang kemanusiaan semakin bertambah di berbagai bidang. Pertambahan kontribusi
tersebut didukung sarana lembaga sosial dan kemanusiaan yang ada. Mitra perusahaan
dengan sumber daya manusia dan sumber dayanya sangat berpotensi melakukan
kegiatan kemanusiaan untuk membantu sesama. Palang Merah Indonesia (PMI), sebagai
satu-satunya perhimpunan nasional organisasi Palang Merah, tumbuh dan berkembang
bersama komponen masyarakat. Secara bersama-sama, PMI memberikan pelayanan
kepada sesama di saat darurat maupun dalam situasi normal.

Dalam amanat Undang-Undang (UU) No. 24 Tahun 2007 secara tegas tercantum, lembaga
usaha bersama lembaga internasional berkesempatan berperan dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana. Sebagai wadah bagi sukarelawan di bidang kemanusiaan, secara
khusus PMI telah membuatkan sistem bagi mitranya untuk bersama-sama melakukan
kegiatan kemanusiaan.

Buku ini diharapkan mampu menambah keterampilan pembelajar dari mitra perusahaan
untuk meningkatkan rasa kesukarelawanan dalam memberikan pelayanan kemanusiaan
bersama PMI. Kebutuhan-kebutuhan terkini serta situasi kondisi di bidang kemanusiaan
yang terus berkembang dapat menambah khazanah dan konten buku ini selanjutnya.

Kelengkapan pelatihan ini terdiri dari beberapa buku yakni Pelatihan Dasar, Asesmen
Darurat, Distribusi Bantuan, Pengurangan Risiko Bencana, Manajemen Stres dan Kurikulum
Pelatihan Mitra. Buku-buku tersebut berisi materi pengenalan terhadap Palang Merah
Indonesia, serta keterampilan di bidang penanggulangan bencana dan kesehatan. Buku
panduan pelatihan diperuntukkan bagi pembelajar sebagai pegangan dalam pelatihan.
Sementara itu, buku kurikulum menjadi panduan tim pelatih dan penyelenggara pelatihan
dalam pelaksanaan kegiatan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
buku ini. Semoga buku ini dapat menjadi acuan bagi peningkatan keterampilan sumber
daya manusia mitra perusahaan dalam semangat kesukarelawanan bersama PMI.

Jakarta, 11 Februari 2015

v
vi Asesmen Tanggap Darurat Bencana
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR v
1
1. Dasar Asesmen
2
A. Pengertian dan Tujuan Asesmen
B. Saat Situasi Tanggap Darurat Bencana/Konflik 3

C. Ringkasan Dari Pendekatan yang Digunakan Dalam Setiap 4


Jenis Asesmen
2. Langkah-langkah Proses Asesmen 5

A. Langkah 1: Sebelum ke Lapangan 6


B. Langkah 2: Saat di Lapangan 18
C. Langkah 3: Setelah dari Lapangan 21

Lampiran Format Asesmen Cepat 27


Lampiran Format Detail Asesmen 28
Daftar Pustaka 31
Prinsip-prinsip Dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan 32
Bulan Sabit Merah

vii
viii Asesmen Tanggap Darurat Bencana
BAB 1
DASAR
ASESMEN
Asesmen merupakan elemen penting dalam penyusunan perencanaan
program yang berkaitan dengan pengembangan program Kesiapsiagaan
Bencana dan Tanggap Darurat Bencana. Asesmen akan memberikan
informasi-informasi dasar dari sebuah keputusan yang akan diambil.
Kadang kala, informasi yang baik belum tentu menghasilkan program
yang baik. Apalagi jika informasi yang tersedia sangat terbatas, hampir
dipastikan hal tersebut menghasilkan program yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan yang diinginkan. Asesmen adalah langkah-langkah strategis
pertama yang harus dilakukan sebelum mendesain sebuah program

REVIEW/
EVALUASI

ASESMEN

MONITORING

IMPLEMENTASI

PERENCANAAN

Siklus Proyek

Dasar-Dasar Asesmen 1
A. Asesmen

Asesmen adalah identifikasi atas sebuah analisis dari situasi


tertentu yang menjadi landasan bagi sebuah proyek, program, atau
kegiatan.
Pengertian
Asesmen

• Mengidentifikasi dampak suatu bencana/konflik,


• Mengumpulkan informasi dasar,
Tujuan • mengidentifikasi kelompok yang paling rentan di antara para
Asesmen korban,
• Melakukan upaya mengobservasi situasi sekarang (apa yang
berubah, dinamika situasi di lapangan), dan
• Mengidentifikasi kemampuan respons pemerintah/LSM/
organisasi keagamaan/PMI.

• Situasi normal.
• Situasi bencana/konflik.
Periode • Situasi paska bencana/konflik.
Asesmen

Catatan Penting

Asesmen bertujuan Di setiap fase Hal yang sering terjadi,


mencari tahu apakah bencana, proses asesmen diberikan saat
suatu intervensi asesmen dapat akan dilakukan intervensi.
diperlukan atau tidak, dilakukan dengan Tujuannya adalah agar
bukan mengidentifikasi sarana dan tujuan pemberian bantuan yang
(sebuah) intervensi. yang berbeda. bermanfaat, tepat sasaran
dan tepat manfaat.

2 Asesmen Tanggap Darurat Bencana


B. Saat Situasi Tanggap Darurat Bencana/Konflik

Asesmen dilakukan setelah terjadi perubahan besar, seperti gempa


bumi atau terjadi pengungsian mendadak. Asesmen memberikan
informasi tentang kebutuhan, jenis intervensi/bantuan yang
Rapid memungkinkan, dan sumber daya yang dibutuhkan.
Assessment/
Asesmen Cepat Asesmen cepat (rapid assessment) biasanya hanya berlangsung
seminggu atau kurang, dilanjutkan dengan detail assessment.
Informasi yang dibutuhkan, antara lain lokasi, jumlah penduduk
sebelum bencana alam/konflik, jumlah korban (yang meninggal,
terluka, dan mengungsi), tingkat keparahan wilayah, pihak terkait
yang akan/sudah memberikan bantuan, situasi keamanan dan
keselamatan, kebutuhan yang paling mendesak per lokasi, fasilitas
yang tersedia (air bersih dan pengadaan pangan) dan lokasinya,
serta narahubung (contact person). Contoh format rapid assessment
PMI terlampir.

Detail assessment dilakukan berdasarkan beberapa alasan, antara


lain rapid assessment telah dilaksanakan, tetapi detail informasi
Detail masih dibutuhkan. Contoh format detail assessment PMI terlampir.
Assessment

Asesmen lanjutan (continual assessment) dilakukan ketika PMI


telah melakukan kegiatan detail assessment dan sedang melakukan
operasi. Asesmen lanjutan merupakan sebuah proses saat informasi
Continual
terbaru dibutuhkan.
Assessment

Normalnya, asesmen pada saat tanggap darurat mengikuti siklus yang ada (lihat gambar
di bawah).
Detail
Assessment

Bencana
Rapid Continual
Assessment/ Assessment/
Asesmen Asesmen
Cepat Lanjutan

Dasar-Dasar Asesmen 3
C. Ringkasan Dari Pendekatan yang Digunakan Dalam Setiap Jenis Asesmen

Asesmen Detail Asesmen


Cepat Assessment Lanjutan

Kurang dari seminggu. Kurang dari sebulan. Informasi dikumpulkan


secara reguler melalui
Waktu periode operasi.

Terbatas Memungkinkan Seluruh Akses dapat


mengunjungi dilalui.
Tidak cukup waktu seluruh lokasi
Akses untuk mengunjungi dan melakukan
Sumber seluruh lokasi dan wawancara seluruh
berbicara dengan sumber informasi.
Informasi
seluruh sumber
informasi. Keamanan
dan keselamatan
membatasi gerakan dan
akses ke masyarakat.

Data sekunder, Data sekunder, Data sekunder, sumber


pelayanan lokal seluruh informasi. informasi tertentu,
(kesehatan, air dll) indikator, relawan,
Jenis & NGO, pemerintah, serta staf Palang
Sumber masyarakat yang Merah dan Bulan Sabit
Informasi terkena dampak/ Merah.
kunjungan keluarga
(contoh kecil).

Tinggi Rendah Sedang.

Keterbatasan waktu Waktu yang cukup Asumsi berdasarkan


Asumsi untuk mengumpulkan untuk wawancara indikator dan sumber
yang informasi. Harus kepada seluruh informasi, tetapi
Digunakan menggunakan sumber informasi. dapat diverifikasi dari
asumsi berdasarkan sumber lain.
pengalaman
sebelumnya.

Generalis/non spesialis Generalisnon spesialis, Staff Palang Merah


yang berpengalaman, memungkinkan Bulan Sabit Merah
dengan pengalaman didukung dengan (generalist) yang
Tim sebelumnya dari jenis spesialis. melaksanakan
Asesmen bencana yang sama. aktivitas normal.

4 Asesmen Tanggap Darurat Bencana


BAB 2
LANGKAH-
LANGKAH
PROSES ASESMEN
LANGKAH 1: SEBELUM KE LAPANGAN

1.Pengumpulan Informasi Awal

2. Apakah Asesmen Dibutuhkan? 3. Jika Tidak: Proses Dihentikan

3. Jika Ya: Asesmen Dipersiapkan:


• Tentukan tujuan asesmen/buat kerangka acuan jika diperlukan
• Tentukan jenis asesmen yang akan dilakukan
• Putuskan apakah perlu melibatkan mitra dari luar atau tidak
• Kesimpulan atas data sekunder
• Daftar informasi yang dibutuhkan
• Identifikasi area yang akan dikunjungi dan populasi target
• Mengorganisir data yang ada
• Mengumpulkan sumber daya (HR, waktu, logistik, dan lain-lain

LANGKAH 2: SAAT DI LAPANGAN


Wawancara
• Wawancara dengan sumber
informasi atau tidak?
Observasi • Wawancara dengan individu atau
kelompok?
(gunakan panca indra)
• Wawancara terstruktur,
semistruktur atau tidak
terstruktur?

LANGKAH 3: SETELAH DARI LAPANGAN

• Analisis data/informasi dan rekomendasi


• Pelaporan

Langkah-Langkah Proses Asesmen 5


A. Langkah 1: Sebelum Ke Lapangan

Data yang merupakan informasi yang telah dikumpulkan, baik itu dari
komponen Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
maupun organisasi lain. Data sekunder dapat berupa informasi
Mengulas
mengenai keadaan pada waktu yang telah lalu maupun saat ini. Data ini
Informasi
bisa dalam bentuk tulisan (laporan dan lainnya) ataupun lisan (diskusi
Sekunder
dan lainnya).

Buatlah ulasan dan analisis dari data sekunder yang ada untuk
membantu Anda memutuskan sebuah asesmen perlu dilaksanakan atau
tidak. Periksa laporan media, hubungi agensi kemanusiaan lainnya dan
pemerintah, tanyakan pula orang-orang yang baru saja kembali dari
lokasi yang terkena dampak.

Kemudian rumuskan beberapa hal di bawah ini.

• Kondisi alami dari bencana (atau saat bencana cenderung akan


terjadi).
• Keadaan yang mendesak.
• Ketidakjelasan informasi.

Anda bisa memutuskan melakukan asesmen dengan beragam alasan


sebagai berikut.

• Di sebuah perubahan mendadak terjadi bencana, seperti banjir


Apakah
bandang atau tanah longsor.
Asesmen
Dibutuhkan • Anda merasakan kondisi darurat akan terjadi pada masa yang
akan datang, contohnya meningkatnya ketidakstabilan politik
atau timbul kekeringan.
• Anda membutuhkan informasi lengkap mengenai kondisi darurat
yang ada.

KELELAHAN ASESMEN: Situasi ini dapat terjadi


ketika suatu area telah diasesmen berulang kali oleh
berbagai macam agensi. Masyarakat merasa frustrasi
Catatan
karena mereka mesti menjawab pertanyaan yang
Penting
sama, bahkan sering kali dengan hasil yang nihil.
Masyarakat kehilangan kesabaran dengan “asesmen
kemanusiaan”. Dalam kondisi tersebut, sebuah
asesmen menghasilkan informasi yang tidak berguna.

6 Asesmen Tanggap Darurat Bencana


Anda bahkan harus dapat memutuskan untuk tidak melaksanakan
asesmen dengan beragam alasan, seperti berikut ini.

Apakah • Akses ke lokasi bencana tidak memungkinkan.


Asesmen • Informasi yang ada (berdasarkan laporan agensi lain) cukup
Dibutuhkan memuaskan sehingga tidak perlu melaksanakan asesmen lagi.
• Banyak agensi sudah melaksanakan asesmen dan ada
kecenderungan kelelahan asesmen di tengah-tengah komunitas.

Jika kebutuhan terhadap asesmen telah diputuskan, ada beberapa hal


yang perlu dilakukan sebelum turun ke lapangan, antara lain sebagai
Persiapan berikut.
Asesmen
Tentukan Tujuan dan Kerangka Acuan

Mengapa Anda ingin melaksanakan asesmen? Uraikan tujuan secara


menyeluruh. Paparkan pula pertanyaan yang harus dijawab dan
aktivitas yang mesti dilakukan. Apabila memungkinkan, jabarkan pula
hal yang spesifik dan hasil yang diharapkan. Semuanya harus realistis.
Harus diketahui pula sekecil apakah yang dibutuhkan untuk meraih
hasil yang diminta. Hal tersebut dapat mengacu pada orang yang akan
menggunakan informasi tersebut dan kebutuhan informasi apa yang
diinginkan. Pengguna informasi tersebut biasanya seperti yang tertera
di bawah ini.

• Staf operasional dan program.


• Pencari dana.
• Departemen komunikasi dan media.
• Pengurus/atasan.

Jika diperlukan, buatlah kerangka acuan. Jelaskan dengan tepat hal


yang diharapkan dari tim asesmen dalam melaksanakan tugas.

Tentukan Jenis Asesmen

Tentukan tipe asesmen yang akan digunakan, asesmen cepat (rapid),


detail (detailed), atau lanjutan (continual).

Langkah-Langkah Proses Asesmen 7


Putuskan Perlu atau Tidaknya Melibatkan Mitra dari Luar

Putuskan asesmen akan dilakukan sendiri atau melibatkan PMI dengan


Mengulas
mitra dari luar (asesmen gabungan). Akan ada kemungkinan terjadi
Informasi
pelaksanaan asesmen gabungan dengan organisasi lain (pemerintah
Sekunder
atau NGO) atau dengan perusahaan dalam satu grup perusahaan. Ini
mengingat kerja sama tersebut memiliki manfaat sebagai berikut.

• Terciptanya kerja sama dan koordinasi dalam perencanaan dan


implementasi proyek.
• Efisiensi sumber daya, termasuk pembagian tugas dan jumlah
orang yang dibutuhkan dalam asesmen.
• Pengurangan kelelahan dalam asesmen.

Ada berbagai cara membagi tugas selama melakukan asesmen


gabungan, yakni.

• Agensi/pihak organisasi kemanusiaan, seperti PMI atau lainnya,


yang memiliki spesialisasi tertentu akan membagi tugasnya.
Sebagai contoh, asesmen lapangan dan koordinasi tim dari agensi
tersebut menilai persediaan air dan akses kesehatan, sementara
UNICEF (Badan Internasional PBB yang menangani anak-anak)
menilai kebutuhan pendidikan dari pengungsi anak-anak.
• Agensi dengan spesialisasi yang sama membagi wilayah secara
geografis. Sebagai contoh, perusahaan distribusi makanan A dan
perusahaan logistik B telah membagi area asesmen dengan tujuan
menilai kebutuhan pangan.

Asesmen gabungan akan sesuai apabila.

• Setiap organisasi yang berpartisipasi berbagi hal tentang nilai


yang ada dan prinsip operasional.
• Setiap organisasi yang berpartisipasi menggunakan metodologi
yang sama atau sesuai.

Dalam kondisi bencana, beberapa hal akan membuat asesmen gabungan


tidak berjalan baik. Sebagai contoh,

• Asesmen tersebut merupakan mandat khusus, seperti penanganan


korban konflik agama/SARA.
• Nilai-nilai organisasi dan prinsip tidak sama.
• Kolaborasi merusak prinsip-prinsip netralitas dan imparsial.
• Setiap organisasi bahkan individu merasakan kecurigaan.

8 Asesmen Tanggap Darurat Bencana


Apabila memungkinkan, buatlah kesepakatan formal yang menyatakan
secara spesifik mengenai peran dan tanggung jawab setiap organisasi
ketika melaksanakan asesmen. Jika hasil asesmen gabungan tidak
Mengulas
sesuai, sangatlah penting mengetahui organisasi lain yang melaksanakan
Informasi
asesmen.
Sekunder
Pengulangan asesmen di wilayah yang sama tidak akan efisien,
cenderung melelahkan, dan berdampak negatif pada ketepatan dan
keamanan. Mengulas laporan asesmen dari organisasi lain bisa menjadi
bagian berharga sebagai ulasan data sekunder.

Salah satu tugas ketua tim adalah mempelajari laporan dari data
sekunder untuk mencari informasi tentang
Kesimpulan • Latar belakang informasi dari area yang dikunjungi.
Berkenaan
• Informasi secara langsung yang berkaitan dengan pertanyaan yang
dengan Data
diajukan dalam kerangka acuan.
Sekunder
• Informasi tentang penyebab dan dampak dari bencana yang
terjadi.

Data sekunder dapat membantu membuat ide awal atas dugaan


permasalahan. Data ini juga berguna merencanakan wawancara untuk
pertama kali di lapangan. Sebagai contoh, jika lahan pertanian terkena
kekeringan, hendaknya Anda mendiskusikan kerugian tanam dengan
petani.

Catatan Penting

Hasil asesmen dari Siaplah menghadapi


perusahaan lain kenyataan yang
atau dalam satu berbeda dari yang
grup (perusahaan) telah direncanakan dan
dapat menjadi dasar waspadalah terhadap hal
asesmen selanjutnya. yang tidak terduga.

Langkah-Langkah Proses Asesmen 9


Contoh data sekunder meliputi beberapa hal, antara lain

• Laporan asesmen lapangan dari PMI atau agensi/organisasi/


Kesimpulan perusahaan lain,
Berkenaan
• Laporan media,
dengan Data
Sekunder • Laporan tentang kondisi sosial dan ekonomi yang ada di
pemerintah, sivitas akademika, atau sekelompok peneliti,
• Survei teknis yang dikerjakan kementerian, sivitas akademika,
NGO, dan UN,
• Hasil VCA dari PMI,
• Data sensus penduduk,
• Data meteorologi,
• Peta,
• Saksi mata meteorologi (orang-orang yang baru kembali dari
lapangan), dan
• Komunikasi verbal dengan para ahli di lapangan atau isu teknis
yang berkaitan.

Ada beberapa sumber lain yang memungkinkan bisa digunakan. Dalam


setiap situasi, perhatikan informasi yang akan berguna dan asal
diperolehnya.

Menentukan keakuratan dan kegunaan data sekunder


dapat dilakukan dengan menanyakan beberapa hal,
seperti
Catatan
Penting • Bagaimana informasi diperoleh dan metodologi
apa yang digunakan?
• Bagaimana kepastian sumber informasi yang
diperoleh?
• Segi apa yang memungkinkan informasi menjadi
bias (mengacu tujuan dalam memperoleh
informasi)?
• Seberapa valid informasi?
• Informasi berdasarkan fakta atau opini?

10 Asesmen Tanggap Darurat Bencana


Ini bergantung pada informasi yang telah ada (yang dapat dipercaya
dan objektif) dari asesmen.
Daftar
Informasi
Yang
Dibutuhkan

Asesmen seharusnya memilih daerah yang bisa mewakili lokasi yang


terkena bencana. Namun, kemungkinan ini sangat jarang dapat
Identifikasi dilakukan dalam kondisi darurat. Hal tersebut dapat menyebabkan
Area Yang metode statistik menjadi tidak layak dilakukan karena alasan waktu dan
Akan akses. Oleh karena itu, gunakan data sekunder untuk mengidentifikasi
Dikunjungi area dan populasi yang cocok dengan kriteria di bawah ini.
Dan Populasi
• Prioritas 1
Target
Area dan populasi yang terkena dampak langsung. Sebagai contoh,
pilihlah sebuah lokasi gempa atau area konflik militer, atau bahkan
populasi yang terpaksa meninggalkan rumah.

• Prioritas 2
Area dan populasi yang secara tidak langsung terkena bencana.
Contohnya adalah sebuah wilayah yang berdampak secara ekonomis
dari konflik yang ditimbulkan wilayah sekitarnya.

• Prioritas 3
Area dan populasi yang tidak terkena dampak atau berdampak kecil.
Kondisi darurat di tempat tersebut tidak memiliki dampak nyata
terhadap masyarakat dan mata pencahariannya (sangat berguna
sebagai perbandingan dengan daerah yang terkena bencana).

Catatan
Penting
Keterbatasan dalam
menjangkau area
terkena dampak
dapat dilakukan
dengan strategi
memprioritaskan area
kunjungan/asesmen.

Langkah-Langkah Proses Asesmen 11


Dalam asesmen cepat (rapid) biasanya hanya dimungkinkan
mengunjungi suatu wilayah dan populasi dalam Prioritas 1, sebagaimana
telah dijelaskan sebelumnya. Pada asesmen detail atau lanjutan,
Identifikasi
ketiga kategori proritas tersebut seharusnya dilakukan. Terkadang saat
Area Yang
melaksanakan asesmen cepat, perolehan akses pada area di Prioritas 1
Akan
tidak memungkinkan. Jika ini masalahnya, cobalah menggali informasi
Dikunjungi
dan bertanyalah kepada orang-orang yang baru saja mengunjungi
Dan Populasi
daerah tersebut.
Target
Jelaskan alasan Anda memilih suatu area dalam laporan asesmen.
Daftar area yang akan dikunjungi mungkin berubah setelah kunjungan
pertama ke lapangan. Dengan melakukan kegiatan dan kunjungan ke
lapangan, Anda akan mendapatkan gambaran tentang permasalahan
penting yang dihadapi pada beberapa daerah yang terkena dampak.
Mungkin bisa dilakukan kunjungan ke daerah lainnya. Apabila Anda
telah memiliki kerangka waktu yang jelas, berarti beberapa area lain
dapat diabaikan dari daftar kunjungan.

Jika daerah yang ditentukan sangat luas―terbagi menjadi sejumlah


desa atau kota madya―diperlukan cara untuk menentukan langkah di
tingkat berikutnya. Ada dua cara yang bisa dilakukan, yakni
Metode
Penyampelan 1. Penyampelan acak
(Sampling)
Lakukan ini ketika area yang ditentukan relatif sama. Buatlah
daftar lokasi dan pilih secara acak daerah yang hendak dikunjungi.

2. Penyampelan tujuan
Jika lokasi sangat berbeda, pilihlah daerah yang lebih memiliki
dampak/karakteristik (etnik, ekonomi, kota/desa, dan lain lain).
Pada dasarnya, jauh lebih baik mengunjungi lebih banyak lokasi
dan kurangi wawancara dengan masyarakat di setiap tempat;
dibandingkan mengunjungi sedikit lokasi, namun dengan melakukan
banyak wawancara di tempat tersebut.

Di beberapa kondisi bencana, “jaringan kemanusiaan”


muncul di sekeliling kota utama. Setiap organisasi berkumpul
di lokasi-lokasi bencana dan memenuhi kebutuhan yang
Catatan
diperlukan. Mereka berada dalam jarak yang berdekatan.
Penting
Bagaimanapun, masalah dalam pemenuhan kebutuhan pada
suatu wilayah sering muncul antar-organisasi kemanusiaan.
Ketika menentukan area dan lokasi yang dikunjungi, cobalah
pertimbangkan masalah-masalah yang ada.

12 Asesmen Tanggap Darurat Bencana


Berikut contoh cara memilih sampel saat berada di lapangan
(menggunakan logika yang sama dengan di atas). Gunakan penyampelan
acak jika tidak ada perbedaan yang mencolok di antara rumah tangga-
Metode
rumah tangga pada lokasi tersebut.
Penyampelan
(Sampling)
Penyampelan Acak

Gunakan penyampelan acak jika tidak ada perbedaan signifikan antar-


rumah tangga pada sebuah lokasi.

Langkah 1
Tentukan jumlah rumah tangga yang hendak diwawancara.
Hal ini tergantung waktu yang tersedia dan besarnya komunitas.
Pilihlah sekurang-kurangnya tiga rumah tangga di setiap lokasi, tetapi
bisa juga lebih jika Anda memiliki waktu cukup. Setiap wawancara
membutuhkan waktu sekitar 30 menit.

Langkah 2
Identifikasi rumah tangga yang diwawancara.
Ambillah posisi di tengah pada sebuah komunitas. Putarkan botol di
tanah, perhatikan arah kepala botolnya atau lemparkan pulpen ke
udara dan perhatikan arah mendaratnya. Berjalanlah ke arah yang
telah ditentukan dari botol atau pulpen tersebut sampai Anda berada
di pinggir komunitas. Hitunglah jumlah rumah yang dilalui. Bagilah
jumlah rumah tersebut dengan jumlah rumah tangga yang Anda ingin
wawancara. Cara ini memberikan jarak di antara rumah-rumah.

Gambar disamping memberikan sebuah contoh


15
14 • Anda ingin mengambil tiga sampel rumah
13
tangga.
12 • Anda berjalan ke arah yang ditentukan dan
11 menghitung 15 rumah terlewati.
10
• Jarak antara sampel rumah adalah 15/3 = 5
9
(15 rumah terhitung dan tiga sampel rumah
8 diminta).
7 6 • Pilihlah nomor antara 1-5 yang akan menjadi
rumah pertama yang Anda kunjungi.
5 4 • Setelah rumah pertama dikunjungi,
3
berjalanlah dengan arah yang sama dan hitung
2 lima rumah lainnya. Ini menjadi rumah tangga
kedua yang diwawancara. Lakukan hal yang
1
sama untuk memilih rumah terakhir.

Langkah-Langkah Proses Asesmen 13


Pendekatan yang Lain Untuk Penyampelan Acak

Metode • Jika rumah berada di beberapa jalan, tentukan jalan yang hendak
Penyampelan dijadikan sampel, kemudian hitung rumah-rumah seperti yang
(Sampling) dijelaskan pada Langkah 2.
• Jika memiliki data populasi, rumah tangga dapat dipilih secara
acak dari nama-nama yang ada di daftar data.

Penyampelan Berdasarkan Kebutuhan

Gunakan penyampelan ini jika ada perbedaan signifikan di antara rumah


tangga-rumah tangga. Sebagai contoh, Anda ingin mewawancarai
beberapa rumah tangga karena ada yang berada di daerah pinggiran
atau karena mereka memiliki mata pencaharian yang berbeda. Ada dua
cara pengambilan contoh untuk kasus demikian.

• Kelompok rumah tangga yang dituju berada di daerah


tertentu dalam lingkungan pedesaan atau perkotaan. Lakukan
penyampelan acak, seperti yang dijelaskan sebelumnya.
• Kelompok rumah tangga yang dituju terpisah dengan desa atau
kota. Dengan memakai hasil sensus desa atau kota, Anda dapat
mengidentifikasi rumah tangga-rumah tangga yang dituju.
Lakukan penyampelan acak dari data sensus tersebut. Jika
tidak ada data sensus, tanyakan informasi dari masyarakat
setempat untuk membantu mengidentifikasi jumlah rumah
tangga berdasarkan kelompoknya.

Tim asesmen menyusun sebuah daftar (checklist) informasi dan sumber


daya yang dibutuhkan sebelum pergi ke lapangan. Hal ini merupakan
Mengorganisir bagian penting dari asesmen, yang berfungsi mengarahkan diskusi
Data yang tim. Daftar berkaitan dengan spesifik asesmen. Sebuah daftar standar
Ada asesmen tidak dibutuhkan karena beberapa hal di bawah ini.

• Setiap kondisi bencana berbeda.


• Proses membuat daftar sangat penting.

Daftar kebutuhan diubah setiap hari selama asesmen berlangsung.


Perubahan dilakukan berdasarkan informasi baru yang diterima dan
analisis tim dari informasi tersebut.

14 Asesmen Tanggap Darurat Bencana


Daftar persiapan seharusnya memasukkan informasi seperti berikut.

• Pertanyaan yang diajukan.


Mengorganisir
• Metode pengumpulan informasi.
Data yang
Ada • Sumber (kelompok atau individu).
• Lokasi kunjungan.
• Tanggung jawab dari anggota tim (setiap anggota bertanggung
jawab untuk sekian pertanyaan yang ada).

Daftar (checklist) seharusnya tidak diperlakukan


seperti kuesioner, namun hanya digunakan
Saran sebagai alat untuk menambah daya ingat.
Selama wawancara, sesekali lihatlah daftar
kebutuhan untuk meyakinkan Anda sudah memenuhi
semuanya. Informasi baru akan muncul saat
wawancara. Semakin berpengalaman, semakin jarang
Anda menggunakan daftar!

Formasi Tim

Mengumpulkan Tunjuk seseorang menjadi ketua dan tentukan formasi tim. Dapat
Sumber Daya juga mengikuti formasi berikut.

• Generalis; satu orang atau lebih yang berpengalaman, tetapi


tidak memiliki spesialisasi teknis tertentu.
• Spesialis; satu orang atau lebih yang memiliki pengalaman
spesifik dan keahlian.
• Multidisiplin; sekelompok spesialis mewakili seluruh sektor
dalam tugas PMI (insinyur, pekerja kesehatan, dan lain-lain).

Melibatkan pegawai Semua orang yang


Catatan perusahaan cabang di akan tergabung dalam
Penting dekat area terdampak kegiatan asesmen,
merupakan hal yang termasuk penerjemah,
baik dalam proses ikut dalam tahap
asesmen. perencanaan.

Langkah-Langkah Proses Asesmen 15


Manfaat dan kelemahan tiga jenis formasi tim di atas dapat dilihat
dalam tabel di bawah ini.
Mengumpulkan
Sumber Daya Susunan Tim Manfaat Kelemahan

Tim dapat berkumpul Kekurangan orang–orang


dengan cepat (karena yang
tidak membutuhkan memiliki pengetahuan
orang-orang yang khusus yang berarti
memiliki pengetahuan membutuhkan asessment
khusus).Oleh karena itu lanjutan apabila ada
sangat berguna untuk masalah teknis yang
rapid asesmen. terindentifikasi.

Memberikan gambaran Masalah teknis mungkin


Generalis
analisis umum situasi diabaikan
dengan baik.
Dapat dilakukan setiap Dalam situasi yang ga-
orang, sangat pas untuk wat, tim
asessment lanjutan. asesmen memungkinkan
mem-
berikan bantuan pula
(seperti halnya dalam
kondisi konflik)

Dapat mengidentifikasi Bisa jadi hanya


masalah dengan cepat fokus pada isu yang
Spesialis pada bidang yang diketahuinya saja
ditekuninya. sehingga mengabaikan
hal lain secara umum.
Masalah teknis dapat Sulit untuk
diketahui dengan detail, mengumpulkan orang-
sehingga kebutuhan akan orangnya; sebab itu
tindakan lanjutan bisa asesmen tidak sering
dihindari. dilakukan dengan susunan
tim ini.
Pengalaman yang beragam Mungkin tidak
memberikan dasar yang membutuhkan banyak
luas untuk sebuah analisa. spesialis.

Multi-disiplin Sulit untuk


mengkoordinir tim
(penggunaan metodelogi
yang kurang sesuai,
kebutuhan logisitik yang
sulit dan lain-lain)
Tim yang besar dapat
menghadirkan ancaman
dari segi keamanan dan
dapat mengintimidasi
komunitas kecil.

16 Asesmen Tanggap Darurat Bencana


Pilihlah formasi tim yang sesuai berdasarkan situasi dan kondisi
lapangan, terutama kebutuhan jenis informasi apa saja yang ingin
dikumpulkan. Setelah itu, pikirkan hal-hal berikut.
Mengumpulkan
Sumber Daya • Jika memungkinkan, libatkan orang setempat. Libatkan
seorang penerjemah untuk setiap anggota tim yang tidak dapat
berbahasa setempat.
• Usahakan melibatkan pria dan wanita di dalam tim.
• Terkadang sangat berguna jika melibatkan wakil populasi yang
berasal dari area yang terkena dampak.
• Semua orang bias; persepsi mereka berdasarkan latar belakang
budaya, pengalaman, pelatihan profesional, dan banyak lagi
faktor lainnya. Waspada terhadap hal ini dan cobalah meyakinkan
perspektif tiap individu dalam tim untuk berimbang.

Apabila memungkinkan, sangat baik melibatkan staf yang berasal dari


kantor setempat atau area yang akan diasesmen. Artinya, asesmen
dapat dilakukan lebih sering, hemat biaya (biaya perjalanan dan
lainnya), dan meningkatkan hubungan dalam melakukan asesmen,
mematangkan perencanaan proyek dan implementasi.

Mengorganisir Perjalanan

Sebelum turun ke lapangan, ketua tim harus memastikan semua


anggota tim telah diberikan pengarahan mengenai.

• Kerangka acuan atau hal yang diharapkan dari asesmen yang


akan dilakukan;
• Rencana kerja, termasuk metodologi yang akan digunakan dan
kerangka waktu;
• Pembagian tugas masing-masing anggota tim, pelaporan, dan
lain-lain;
• Pengaturan logistik untuk asesmen, seperti transportasi dan akomodasi;
• Keamanan, menyangkut situasi terkini dan prosedur selama
asesmen; dan
• Hal-hal lain yang berkaitan dengan asesmen.

Sebelum turun ke lapangan, tim hendaknya memastikan.

• Waktu yang tersedia, seperti waktu efektif di lapangan, dengan


tujuan asesmen;
• Ketepatan periode (periode dalam setahun);
• Pengurusan semua hal mengenai logistik dan administrasi telah
diselesaikan.

Langkah-Langkah Proses Asesmen 17


B. Langkah 2: Sebelum Ke Lapangan

Prinsip-prinsip ini seharusnya diikuti selama bekerja di lapangan, yakni


sebagai berikut.
Prinsip- • Konsultasi dengan masyarakat yang terkena bencana menjadi hal
prinsip penting.
Kerja Di
• Membangkitkan semangat masyarakat yang terkena bencana dengan
Lapangan
memakai bahasa dan waktu yang mereka miliki. Bahkan, pada kondisi
bencana yang terjadi dengan cepat, masih selalu ada kemungkinan
melibatkan pendapat masyarakat lokal.
• Perhatikan kebutuhan-kebutuhan yang mendesak dari kelompok dan
individu yang berbeda (laki-laki, perempuan, orang tua, anak-anak,
dan lain-lain).
• Perhatikan kejelasan informasi yang diterima. Informasi bisa saja nyata
(benar) atau opini, tergantung perspektif orang yang memberi informasi.
Bisa juga muncul rumor berdasarkan informasi yang belum jelas.
• Bias. Setiap orang bias, mengingat perspektif dari pemberi informasi
dan mereka yang melaksanakan asesmen.
• Carilah kelompok marginal dan pastikan ketertarikan mereka. Siapa
pihak yang kuat dan suara siapa yang diabaikan. Golongan marginal
dapat dikelompokkan berdasarkan gender, etnis, status sosial, dan
karakteristik lain.
• Carilah perubahan dan tren yang memengaruhi masyarakat. Cobalah
memahami penyebab terjadinya perubahan.
• Perhatikan hal yang terjadi di luar dugaan. Siapkan asumsi yang
dibutuhkan. Perhatikan dan temukan isu yang paling penting dalam
masyarakat dan dengan siapa Anda berbicara.
• Perhatikan dampak dari isu-isu yang ada di masyarakat sebagai
sebuah kesatuan. Sebagai contoh, HIV/AIDS tidak hanya menyangkut
kesehatan. Di sebagian besar negara, isu tersebut berdampak luas
terhadap ekonomi dan sosial.
• Melalui hasil asesmen, pikirkan cara informasi digunakan dan jenis-
jenis program apa saja yang sesuai. Hal ini berkenaan dengan efek
positif dan negatif dari program-program tersebut (Better Programming
Initiative–BPI dapat menjadi panduan yang baik).
• Pikirkan waktu yang dibutuhkan dalam kunjungan ke lapangan.
Hindari waktu kunjungan saat masyarakat sedang sibuk atau sedang
ada acara/kegiatan. Perhatikan pula musim yang sedang berlangsung.
Beberapa orang dari masyarakat biasanya tidak ada dalam komunitas
untuk suatu musim tertentu. Aktivitas dan kerentanan juga cenderung
berubah-ubah dari musim ke musim.

18 Asesmen Tanggap Darurat Bencana


Setiap hari kondisi di lapangan berbeda dan harus direncanakan dengan
baik. Langkah-langkah yang telah ditentukan tidak selamanya harus
sesuai seperti rencana. Beberapa langkah bisa dilakukan pada saat yang
Bekerja
bersamaan jika jumlah tim asesmen cukup banyak. Terkadang perlu
Di Lapangan:
mengulang beberapa langkah apabila terdapat hal yang bertentangan
Kegiatan
dan tidak konsisten.

Berikut Langkah-Langkah Yang Biasa Dilakukan

Langkah 1
Rencana harian

Kegiatan di lapangan seharusnya direncanakan dengan hati-hati setiap


hari. Tim asesmen sebaiknya membuat persiapan (biasanya dilakukan
pada malam hari). Persiapan tersebut antara lain menyangkut.

• Lokasi yang dikunjungi;


• Daftar informasi yang dibutuhkan;
• Kesepakatan terhadap metode wawancara dan sumber informasi
(dapat dilakukan pada saat kegiatan berlangsung);
• Pembagian tanggung jawab (siapa yang melakukan wawancara).

Langkah 2
Bicara dengan pemerintah setempat
Dapatkan informasi melalui pemerintah setempat dan beberapa orang
penting ketika tiba di lokasi. Jelaskan siapa Anda, alasan kunjungan,
dan metodologi yang akan dilakukan. Akan sangat berguna apabila
Anda memberikan kartu nama organisasi kepada mereka karena ini
memberikan bentuk transparansi dan pertanggungjawaban.

Langkah 3
Pengamatan
Lakukan pengamatan di lokasi bersama masyarakat setempat.
Kunjungan lapangan yang dilanjutkan dengan pengamatan (lihat bagian
5.1) akan memberikan kesan awal yang baik kepada masyarakat.

Langkah 4
Wawancara
Pilih individu (dari rumah tangga, sektor informal, dan lainnya) atau
kelompok (umum, mata pencaharian, sektor, dan lainnya) dengan
tujuan mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Langkah-Langkah Proses Asesmen 19


Langkah 5
Pertemuan tim
Bekerja Tim asesmen harus bertemu secara reguler di lapangan selama
Di Lapangan: melakukan asesmen (saat siang atau sore hari). Ini untuk memberikan
Kegiatan kesempatan berbagi pengalaman dan kesepakatan apabila terjadi
perubahan jadwal asesmen.

Langkah 6
Pertemuan dengan komunitas
Pada saat yang memungkinkan, buatlah pertemuan dengan perwakilan
masyarakat di akhir kegiatan asesmen. Jelaskan yang telah Anda
kerjakan dan kesimpulan yang dibuat. Namun, jangan membuat
komitmen atau janji yang berkaitan dengan pemberian bantuan.

20 Asesmen Tanggap Darurat Bencana


C. Langkah 3: Setelah Dari Lapangan

Analisis merupakan proses saat seluruh informasi yang diperoleh dari


segala sumber yang berbeda disatukan dan dipelajari. Hal ini dilakukan
untuk memungkinkan Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam
Analisis
asesmen, antara lain sebagai berikut.

1. Apa Masalah Utamanya?


No. Masalah Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3 dst.

2. Siapa yang Terkena Dampaknya?


No. Terdampak Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3 dst.

3. Apa Kapasitas Dari Masyarakat yang Terkena Dampaknya?


No. Kapasitas Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3 dst.

4. Apakah Ada Bantuan yang Tersedia?


No. Jenis Bantuan Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3 dst.

5. Apakah Memerlukan Intervensi Dari Pemerintah/Organisasi/Perusahaan?


Jika Ya, Intervensi Seperti Apa yang Diminta?
No. Masalah Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3 dst.

Anda harus menganalisis informasi secara terus-menerus


dari hasil asesmen. Jangan tinggalkan analisis sampai
Saran asesmen selesai.

Langkah-Langkah Proses Asesmen 21


Satu pengecualian pada hal penting di atas, yakni perhatikan analisis
informasi di sektor-sektor tertentu. Jika sebuah tim asesmen tidak
memiliki spesialis, informasi yang ada dianalisis setelah asesmen
Metode
selesai oleh seorang spesialis. Generalis/nonspesialis sebaiknya tidak
Penyampelan
mencoba menganalis informasi yang spesifik selama di lapangan karena
(Sampling)
akan menyebabkan kesalahan yang nyata dalam pemberian informasi.

Hal-hal yang dapat dilakukan dalam proses analisis, antara lain

• Perbaikan kesalahan pada informasi yang diperoleh;


• Ringkasan dari informasi;
• Penyatuan informasi dari berbagai sumber untuk mencapai suatu
kesimpulan;
• Pembuatan proposal program.

Dalam setiap asesmen, Anda akan menghadapi permasalahan


X ketidaktepatan informasi. Ini terjadi ketika pemberi informasi
memberikan beragam jawaban terhadap pertanyaan yang sama.
Ketidak-
Contoh:
tepatan
Informasi • Seseorang mengatakan kepada Anda bahwa sumber air kering
selama dua bulan dalam tahun ini, sedangkan orang lain
mengatakan tidak pernah kering.
• Seseorang mengatakan kepada Anda bahwa ternak di desa mati,
sedangkan orang lain mengatakan sebagian ternak masih hidup
dan mencari rumput di tempat yang jauh.
Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan untuk
mengurangi perolehan informasi yang tidak tepat.

Langkah Pertama

Pikirkan informasi yang Anda peroleh. Hal ini akan mengidentifikasi


kesalahan. Tanyakan pada diri Anda pertanyaan berikut.
• Apakah informasi terbaru mendukung atau bertentangan dengan
data sekunder?
• Apakah informasi yang diperoleh dari sebuah sumber mendukung
atau bertentangan dengan yang lain?
• Apakah informasi yang diperoleh berbeda dengan yang didapat
anggota tim asesmen lain?
• Apakah informasi tersebut masuk akal, misalnya saat seseorang
mengatakan kepada Anda bahwa hasil panen gagal, sementara
Anda melihat dengan jelas ada jagung hasil panen di desa. Ini
adalah kesalahan.

22 Asesmen Tanggap Darurat Bencana


Menjawab pertanyaan-pertanyaan di langkah pertama menuntun Anda
untuk memikirkan pertanyaan-pertanyaan baru guna dijawab atau
mencari sumber informasi yang lain untuk mengklarifikasinya. Dalam
Ketidak-
hal ini, pengamatan sering kali sangat dibutuhkan.
tepatan
Informasi
Sebagai panduan umum, cobalah memeriksa informasi
penting dengan membandingkan masukan dari sekurang-
Saran kurangnya tiga sumber yang berbeda. Jika beberapa
sumber yang berbeda memberikan informasi sama,
berarti informasi itu kemungkinan benar.

Langkah Kedua

Diskusikan temuan secara reguler dengan anggota tim, menyangkut


hal-hal di bawah ini.
• Selama di lapangan, bicarakan sekurang-kurangnya sekali selama
berada di lapangan (biasanya malam hari). Bandingkan informasi
yang ada, diskusikan yang tidak tepat dan kesepakatan untuk
mengubah jadwal wawancara.
• Setiap hari setelah kerja di lapangan, diskusikan informasi yang
ada dan berikan kesimpulan.
• Setelah bekerja di lapangan, semua anggota tim bertemu guna
membuat kesimpulan akhir.

Langkah Ketiga

Memperhatikan alasan ketidaktepatan. Ada tiga hal yang biasa dan


memungkinkan hal ini terjadi, yakni
• Persepsi; selalu tidak ada jawaban yang benar. Interpretasi orang-
orang pada suatu kejadian tergantung kondisi yang dialaminya.
• Akses mendapatkan informasi; beberapa orang lebih paham
mengenai suatu hal ketimbang orang lain.
• Kesalahpahaman; terkadang seseorang sengaja memberikan
informasi yang tidak sesuai.

Tentukan apakah ketidaktepatan informasi akan berdampak pada


kesimpulan asesmen dan proposal untuk program-program selanjutnya
atau tidak. Jika ketidaktepatan bukan hal yang kritis untuk program-
program selanjutnya, cobalah memperbaikinya, tetapi jangan
membuang waktu terlalu lama. Jika tidak dapat memperbaikinya, Anda
seharusnya menempatkan sebuah catatan penjelasan di laporan akhir.

Langkah-Langkah Proses Asesmen 23


Jika ketidaktepatan informasi tidak berdampak signifikan terhadap
kesimpulan akhir, cobalah putuskan dengan pilihan beberapa hal di
bawah ini.
Ketidak-
tepatan • Memutuskan dari tiga alasan yang ada dan yang berkaitan (bisa
Informasi dikombinasikan.
• Memperhatikan alasan munculnya perbedaan informasi.
• Bandingkan keyakinan Anda pada setiap satu sumber, mungkin
salah satu sumber lebih berkredibilitas dari yang lain.
• Cek informasi, entah itu pertanyaan dari mana asal informasi
diterima atau identifikasi sumber baru yang mungkin bisa
diklarifikasi.

Jika langkah-langkah di atas tidak menyelesaikan perbedaan, Anda


harus membuat sebuah keputusan. Dalam hal ini, ketua tim membuat
keputusan dengan diskusi bersama anggota tim dan memperhatikan
semua informasi yang tersedia. Ingatlah hal-hal penting di bawah ini.
• Kesimpulan didasari keputusan yang telah diidentifikasi dalam
laporan asesmen dengan asumsi yang jelas.
• Membuat rekomendasi untuk kelanjutannya.

Tim asesmen tidak diharapkan membuat desain program yang lengkap.


Bagaimanapun, ide dari tim sangatlah berguna untuk merencanakan
program. Ada tiga kemungkinan kesimpulan dari asesmen.
Pelaporan
1. Tidak ada kebutuhan untuk intervensi (masyarakat yang terkena
dampak berkapasitas mengatasinya).
2. Ada kebutuhan untuk intervensi, tetapi PMI atau perusahaan/
organisasi Anda bukanlah organisasi yang tepat untuk melakukan
intervensi.
3. Ada kebutuhan untuk intervensi dan PMI/perusahaan Anda
merupakan organisasi yang tepat.

24 Asesmen Tanggap Darurat Bencana


Bagian ini menghadirkan sebuah format untuk rapid dan detail
assessment. Untuk setiap asesmen, susunlah sebuah laporan
berdasarkan informasi yang diberikan. Angka yang detail dari setiap
Laporan
informasi akan bergantung keadaan yang ada dari setiap asesmen.
Asesmen
Penting untuk menghadirkan kesimpulan dari sebuah asesmen sejelas
mungkin. Penggunaan format standar membantu pembaca mengetahui
dengan cepat informasi, sebagaimana mereka terbiasa dengan
tampilannya.

Buatlah laporan asesmen sesingkat mungkin, tetapi


pastikan semua informasi penting tidak terlewatkan.
Saran Petunjuk diberikan pada bagian panjang narasi.
Panjangnya narasi disesuaikan, entah itu dikurangi atau
diperpanjang

Rapid Dan Detail Assessment

Bagian I
Kerangka
Kerja 1. Ringkasan
Pelaporan 2. Tanggal laporan
3. Alasan melakukan asesmen
4. Tanggal dan jenis bencana
5. Lokasi bencana
6. Jumlah orang yang terkena dampak bencana

Ringkasan dari kesimpulan asesmen


Berikan penjelasan (kurang lebih setengah halaman) berupa ringkasan
dari permasalahan dan populasi yang terkena bencana. Jika ada,
kebutuhannya apa?

Apakah PMI/perusahaan Anda direkomendasikan melakukan intervensi?


Jika ada, berikan garis besarnya.

Apakah direkomendasikan untuk melakukan asesmen lanjutan?


Jika ada, berikan detail dan waktunya.

Langkah-Langkah Proses Asesmen 25


Bagian 2

1. Latar belakang informasi


Kerangka
2. Tim asesmen: nama, organisasi, profesi/keahlian/jabatan setiap
Kerja
tim.
Pelaporan
3. Lokasi yang dikunjungi: nama daerah dan jelaskan alasan
dipilihnya.
4. Perjalanan yang dilakukan: lokasi yang dikunjungi setiap harinya.
5. Sumber informasi: masyarakat dan wawancara kelompok dalam
setiap hari.
6. Sumber data sekunder: detail dokumen dan pemberi informasi
yang dikonsultasikan.
7. Hambatan yang dialami dalam melakukan asesmen (waktu, akses,
keamanan, dan lainnya).

Bagian 3

Detail

Narasi: Berikan penjelasan (antara setengah sampai satu halaman)


dengan menjelaskan beberapa hal berikut ini.
• Penyebab bencana.
• Perkiraan ke depan.

Garis besarkan (satu hingga dua halaman) situasi keseluruhan dan dampak
bencana berdasarkan informasi yang diperoleh melalui wawancara
kelompok umum dan informasi yang relevan lainnya, seperti:
• Struktur sosial;
• Pergerakan masyarakat;
• Mata pencaharian;
• Lingkungan;
• Pelayanan; dan
• Hal lain

26 Asesmen Tanggap Darurat Bencana


LAMPIRAN
Format Asesmen Cepat

Lampiran 27
LAMPIRAN
Format Detail Asesmen

28 Asesmen Tanggap Darurat Bencana


Lampiran 29
30 Asesmen Tanggap Darurat Bencana
DAFTAR PUSTAKA
Palang Merah Indonesia. 2008. Manual Logistik Palang Merah Indonesia.

Palang Merah Indonesia. 2009. Pelatihan Manajemen Bencana.

Palang Merah Indonesia. 2009. Pelatihan Manajemen Tanggap Darurat


Bencana.

Palang Merah Indonesia. 2012. Petunjuk Teknis tentang Tanggap Darurat


Bencana Palang Merah Indonesia.

Palang Merah Indonesia. 2012. Petunjuk Teknis Distribusi Bantuan Palang


Merah Indonesia untuk Operasi Tanggap Darurat Bencana.

31
PRINSIP-PRINSIP DASAR GERAKAN INTERNASIONAL
PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH

Dalam rangka usaha menjalin kasih sayang terhadap sesama manusia berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945, serta turut memelihara budi pekerti yang luhur menuju
ke arah terwujudnya masyarakat yang berkeadilan sosial dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia, Perhimpunan Palang Merah Indonesia dalam menjalankan misinya
berpegang teguh pada Prinsip-Prinsip Dasar sebagai berikut.

1. KEMANUSIAAN
Gerakan internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah didirikan berdasarkan keinginan
memberi pertolongan tanpa membedakan korban yang terluka dalam pertempuran, juga
mencegah dan mengatasi penderitaan sesama manusia yang terjadi di mana pun. Tujuan
gerakan adalah melindungi hidup dan kesehatan serta menjamin penghargaan kepada
umat manusia. Gerakan menumbuhkan saling pengertian, persahabatan, kerja sama, dan
perdamaian abadi bagi sesama manusia.

2. KESAMAAN
Gerakan ini tidak membuat perbedaan atas dasar kebangsaan, ras, agama, atau pandangan
politik.Tujuannya semata-mata mengurangi penderitaan manusia sesuai kebutuhannya dan
mendahulukan keadaan yang paling parah.

3. KENETRALAN
Agar senantiasa mendapat kepercayaan dari semua pihak, gerakan ini tidak boleh memihak
atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, ras, agama, atau ideologi.

4. KEMANDIRIAN
Gerakan ini bersifat mandiri. Perhimpunan Nasional, di samping membantu pemerintahnya
dalam bidang kemanusiaan, harus menaati peraturan negaranya dan selalu menjaga
otonominya sehingga dapat bertindak sejalan dengan prinsip-prinsip gerakan ini.

5. KESUKARELAAN
Gerakan ini adalah pemberi bantuan sukarela yang tidak didasari keinginan mencari
keuntungan apapun.

6. KESATUAN
Dalam satu negara, hanya ada satu perhimpunan Palang Merah yang terbuka untuk semua
orang untuk melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayah.

7. KESEMESTAAN
Gerakan internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah bersifat semesta. Setiap
perhimpunan nasional mempunyai status yang sederajat serta berbagi hak dan tanggung
jawab dalam menolong sesama manusia.
Catatan:

ASESMEN
PANDUAN

TANGGAP
DARURAT
BENCANA
Catatan:

ASESMEN
PANDUAN

TANGGAP
DARURAT
BENCANA
Markas Pusat
Palang Merah Indonesia
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 96, Jakarta 12970, Indonesia
Telp. +62 21 7992335,
Fax. +62 21 7995188
Email: pmi@pmi.or.id website: www.pmi.or.id

Anda mungkin juga menyukai