Anda di halaman 1dari 10

PROGRAM DISASTER PLAN

Program Disaster Plan adalah program yang meliputi perencanaan menghadapi


bencana yang mungkin terjadi di RS. Ada banyak sekali bencana yang mungkin terjadi di
rumah sakit, baik bencana internal maupu eksternal. Semua bencana ini harus punya cara
penanggulanagn dan sistem pencegahannya. Program disaster plan juga mencakup kejadian
gawat darurat yang tidak hanya terjadi di lingkungan RS, tapi juga di lingkungan luar rumah
sakit.

Program disaster plan sangat penting dan harus dimiliki oleh setiap rumah sakit.
Dengan adanya program disaster plan ini, maka diharapkan rumah sakit mampu secara
professional menangani bencana yang terjadi di lingkungannya. Selain itu, program disaster
plan juga harus selalu dilaksanakan secara konsisten dan dilakukan evaluasi jika terjadi hal
yang tidak sesuai dengan perkiraan.

Contoh Program Disaster Plan dibawah ini, saya akui masih banyak kekurangan di
dalamnya. Jika kamu menemukan kesalahan/ketidaklengkapan/ketidaksesuaian mohon
dimaklumi, karena ketika saya membuatnya dulu, saya masih baru dan masih belajar tentang
dunia K3RS Berikut contoh Program Disaster Plan :

1. PENDAHULUAN

Manajemen adalah sebuah proses dalam merangka untuk mencapai suatu tujuan
organisasi dengan cara bekerjasama dengan orang-orang dan sumber daya yang dimiliki
oleh organisasi. Kedaruratan atau Emergensi adalah suatu situasi yang tidak menentu yang
mengancam sekelompok masyarakat atau masarakat luas dan memerlukan respon
penanggulangan segera dan memadai serta diluar prosedur rutin. Manajemen Emergensi
adalah tanggapan terhadap wabah, bencana dan keadaan emergensi secara aman.
Manajemen Kedaruratan (Emergency Management) adalah pengelolaan kemampuan dan
sumberdaya untuk menangani ancaman terhadap keselamatan masyarakat dan individu-
individu akibat terjadinya bencana. Untuk meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit
dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja (K3RS), maka perlu dilakukan upaya-
upaya Manajemen Kedaruratan (Emergency Management) yang mencakup 2 (dua) tahapan
utama :

Persiapan Kedaruratan (Emergency Preparedness) dan Tindakan Tanggapan Darurat


(Emergency Response).

Rumah Sakit sebagai suatu area umum tempat banyak orang berkumpul untuk suatu
keperluan tertentu dan sebagai salah satu bagian dari pelayan kesehatan masyarakat
melakukan upaya penyediaan fasilitas Persiapan Kedaruratan (Emergency Preparedness)
dan fasilitas pendukung lainnya dengan standar peralatan yang maksimal serta
menyediakan tenaga-tenaga yang terampil.

2. LATAR BELAKANG

Manajemen Kedaruratan (Emergency Management) merupakan suatu cara untuk


meminimalisir kerugian baik secara material maupun materiil yang diakibatkan dari danya
kejadian atau bencana. Manajemen Emergensi di rumah sakit merupakan hal yang sangat
penting karena berhadapan dengan risiko hilangnya nyawa atau terjadinya korban, risko
kerusakan alat, dokumen atau fasilitas yang ada lingkungan rumah sakit. Rumah Sakit
harus mengupayakan atau meminimalisir terjadinya kerugian tersebut, dan dapat menjamin
keselamatan dan keamanan setiap orang karena dengan terjaminnya keselamatan dan
keamanan setiap orang maka akan meningkatkan kepercayaan pasien dan pengunjung
kepada Rumah Sakit.

Untuk mewujudkan upaya tersebut dapat dilaksanakan secara terstruktur, untuk


menghasilkan upaya yang dapat menanggulangi dan mengurangi dampak dari bencana atau
keadaan darurat maka dibuatlah Program Manajemen Emergensi di Rumah Sakit
3. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS

3.1 Tujuan Umum

Menanggulangi atau Mengurangi dampak dari kejadian atau bencana yang


terjadi di lingkungan Rumah Sakit baik bagi pasien, pengunjung, karyawan, dan warga
sekitar

3.2 Tujuan Khusus

1. Mampu mengidentifikasi sumber-sumber atau memprediksi keadaan darurat yang


mungkin terjadi di lingkungan atau sekitar Rumah Sakit

2. Mampu menyediakan atau memastikan tersedianya tenaga-tenaga yang terampil


untuk menjadi bagian dari Tim tanggap darurat di Rumah Sakit

3. Mampu melakukan Persiapan Kedaruratan (Emergency Preparedness) seperti


pencegahan bencana, peringatan dini, skenario tidak terduga, penyiapan sistem dan
panduan tanggap darurat.

4. Mampu melakukan Tindakan Tanggapan Darurat (Emergency Response) seperti


pendataan kondisi dan pendataan sumberdaya, pengerahan sumberdaya,
pelaksanaan lapangan dan koordinasi, monitor dan evaluasi.

4. KEGIATAN DAN RINCIAN KEGIATAN

4.1 Kegiatan Pokok

Kegiatan yang dilaksanakan adalah Pencegahan Kedaruratan (Emergency


Prevention), Persiapan Kedaruratan (Emergency Preparedness), Tindakan Tanggapan
Darurat (Emergency Response), Pemulihan (Recovery).

4.2 Rincian Kegiatan

a. Pencegahan Kedaruratan (Emergency Prevention)

b. Persiapan Kedaruratan (Emergency Preparedness)


c. Tindakan Tanggapan Darurat (Emergency Response)

d. Pemulihan (Recovery)

5. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Pencegahan Kedaruratan (Emergency Prevention)

a. Melaksanakan proses manajemen resiko. Kegiatan ini meliputi analisis resiko dan
penilaian resiko

 Analisis resiko merupakan proses mengidentifikasi kemungkinan resiko kehilangan,


kerusakan dan kecelakaan.

 Penilaian resiko merupakan proses mengidentifikasi resiko yang ada terhadap dokumen
yang meliputi kegiatan seperti : evaluasi keamanan dan pengawasan, survei menentukan
letak, mengidentifikasi dan merekomendasikan pengamanan dan pengawasan, melaksanakan
pengamanan dan pengawasan

b. Analisis dampak terhadap Rumah Sakit yang meliputi identifikasi proses

dampak fungsi-fungsi Rumah Sakit yang kritis dan menentukan maksimal

kehilangan dokumen yang dapat di toleransi

c. Rancangan pencegahan bencana merupakan pencegahan bencana yang

dilaksanakan untuk mencegah bencana, yang dilaksanakan untuk

meminimalisir kerugan akibat bencana

d. Membuat panduan disaster plan rumah sakit

2. Persiapan Kedaruratan (Emergency Preparedness)

a. Membentuk tim tanggap darurat, sebaiknya terdiri dari semua level yang

mewakili semua fungsi unit.

b. Melakukan pelatihan dan simulasi bencana yang mungkin terjadi di rumah


sakit kepada seluruh karyawan secara berkala

c. Menyebarkan panduan disaster plan rumah sakit ke seluruh unit rumah sakit

d. Melakukan pemantauan dan perekapan data insiden bencana yang terjadi di

rumah sakit secara berkala

e. Sosialisasi penanganan bencana melalui media maupun poster di rumah

sakit

3. Tindakan Tanggapan Darurat (Emergency Response)

a. Pengenalan terhadap bencana, dapat dilakukan dengan pendidikan dan

pelatihan guna mengenali dan menghindari bencana, serta tindakan apa

selanjutnya

b. Mempunyai daftar relasi dengan pihak penanggulangan bencana (Polisi,

TNI, Damkar, PMI, BNPB) terkait bencana yang sudah dideteksi maka

perlu segera melapor ke pihak terkait

c. Melaksanakan rencana yang sudah dibuat (simulasi), tim segera bertindak

untuk menghadapi bencana

d. Penilaian kerusakan, penilaian kerugian awal perlu segera disusun agar

dapat dilakukan pemulihan

e. Keamanan (Security), perlu memperketat pengamanan aset Rumah Sakit

agar tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab

f. Contingency (kegiatan yang mungkin dapat dilakukan), rancangan

keadaan darurat meliputi contogency misalnya perlu dicarikan lokasi

alternatif jika lokasi semula tidak dapat memfungsikan Rumah Sakit


4. Pemulihan (Recovery)

a. Penilaian kerusakan, merupakan penilaian kerusakan awal yang dilanjutkan

dengan perkiraan kerusakan secara menyeluruh

b. Stabilisasi, misalnya : memindahkan dokumen, menyetabilkan lingkungan,

mematikan listrik, memperbaiki kerusakan, mencegah kerusakan lebih

lanjut

c. Penyelamatan (Salvage), harus dilakukan sesuai prosedur. Untuk

penyelamatan dokumen harus sesuai dengan tipe bencana dan media

dokumen

d. Perbaikan (Restorasi), tindakan perbaikan terhadap aset Rumah Sakit, baik

bangunan dan dokumen. Relokasi sementara jika lokasi awal tidak

memungkinkan untuk berjalannya kegiatan Rumah Sakit

e. Memulai kembali kegiatan, bila situasi kritis berlalu dan kondisi telah

stabil, maka kegiatan di Rumah Sakit perlu segera dijalankan

6. Sasaran

a. Rendahnya tingkat kerugian material, kerusakan alat atau fasilitas yang ada di

Rumah Sakit dan kehilangan nyawa seseorang

b. Terstrukturnya Tim, dan rincian kegiatan sebelum, dalam, dan sesudah keadaan

darurat terjadi sehingga mempercepat waktu untuk melaksanakan kegiatan

tanggap darurat
c. Meningkatnya rasa kepercayaan dan kepuasan pasien dan pengunjung kepada

Rumah Sakit

7. Jadwal Pelaksanaan kegiatan

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

NO KEGIATAN

BULAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Pelaksanaan manajemen resiko X

2 Membuat panduan disaster plan dan mereviewnya X X

3 Membentuk tim tanggap darurat, sebaiknya terdiri

dari semua level yang mewakili semua fungsi unit.

4 Melakukan pelatihan dan simulasi bencana yang

mungkin terjadi di rumah sakit kepada seluruh


karyawan secara berkala

XXXX

5 Melakukan inspeksi terhadap kondisi lingkungan

kerja

XXXXXXXXXXXX

6 Menyebarkan panduan disaster plan rumah sakit ke

seluruh unit rumah sakit

XXXXXXXXXXXX

7 Melakukan pemantauan dan perekapan data insiden

bencana yang terjadi di rumah sakit secara berkala

XXXXXXXXXXX

8 Sosialisasi penanganan bencana melalui media

maupun poster di rumah sakit X X

9 Melaksanakan rencana yang sudah dibuat (simulasi),

tim segera bertindak untuk menghadapi bencana X X X


10 Penilaian kerusakan, penilaian kerugian awal perlu

segera disusun agar dapat dilakukan pemulihan X X X

11 Mempunyai daftar relasi dengan pihak

penanggulangan bencana (Polisi, TNI, Damkar, PMI,

BNPB) terkait bencana yang sudah dideteksi maka

perlu segera melapor ke pihak terkait

12 Pengenalan terhadap bencana, dapat dilakukan

dengan pendidikan dan pelatihan guna mengenali

dan menghindari bencana, serta tindakan apa

selanjutnya

XXXXXXXXXXXX

8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan

Evaluasi kegiatan dilakukan berdasarkan atas 3 indikator antara lain :

1. Hasil pre dan postes peserta pelatihan

2. Hasil simulasi tim tanggap darurat

3. Evaluasi pelaporan insiden


4. Evaluasi hasil inspeksi dan monitoring

9. Pencatatan, pelaporan, dan evaluasi kegiatan

a. Dilakukan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi dari setiap kegiatan dan dibuat

laporan setiap 3 (tiga) bulan

b. Setiap 3 (tiga) bulan dilakukan simulasi tanggap darurat di Rumah Sakit dan

dilakukan pendokumentasian dari kegiatan tersebut

c. Setiap 3 (tiga) bulan dilakukan pelatihan kepada tim tanggap darurat

d. Hasil rekapitulasi di laporkan kepada Direktur

Anda mungkin juga menyukai