Anda di halaman 1dari 18

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER MANAJEMEN FASILITAS

KESEHATAN (MFK)
HAZARD VELNERABILITY ASSESSMENT (HVA)

DI DERA AS SYIFA BREBES

TAHUN 2019

Di susun oleh :

Eka Setiawan : 20180309133

Helena Parisianne Irianto : 20180309133

PROGRAM PASCA SARJANA MANAJEMEN ADMINISTRASI


RUMAH SAKIT KELAS A

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

JAKARTA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Keadaan darurat bisa diartikan dalam beberapa definisi yang berbeda-beda


tergantung pada latar belakang dan konteks kejadiannya. Akan tetapi pada
dasarnya semua mengandung pengertian yang sama, yaitu suatu kejadian yang
tidak direncanakan dan tidak diharapkan yang dapat membahayakan jiwa dan
kesehatan baik manusia maupun makhluk hidup lain,serta menimbulkan
kerusakan pada bangunan, harta benda,dan lain-lain. Arti lain dari darurat adalah
situasi yang tidak dikehendaki, Mendadak dan berkembang secara cepat sehingga
menimbulkan bahaya yang mengancam keselamatan manusia,kerugian aset
perusahaan dan kerusakan lingkungan. Kondisi semacam ini harus segera diatasi
agar terhindar dari dampak lebih buruk.

Meskipun berbagai usaha pencegahan sudah dilakukan, di organisasi dan


dikelola secara baik,akan tetapi keadaan darurat masih saja terjadi. Untuk itu kita
harus selalu mengembangkan kemampuan kita tentang bagaimana memanage
keadaan darurat mulai dari persiapan, latihan dan penangulangan darurat sampai
pada bagaimana mencegah terjadinya atau terulangnya keadaan darurat.

Perencanaan merupakan kata kunci untuk mencapai tujuan tersebut,


sehingga perencanaan dalam hal ini mempunyai peran yang luar biasa. Tindakan
pencegahan dan persiapan-persiapan jika terjadi keadaan darurat, latihan,dan
simulasi tanggap darurat,manajemen tanggap darurat,dan sampai pada pemulihan
kondisipada keadaan darurat.
HVA (Hazard Vulnerability Analysis Tool/ Alat Analisa Resiko Bencana Rumah
Sakit) adalah standar MFK.6 Akreditasi RS 2012/ JCI FMS. 6 mensyaratkan
rumah sakit untuk menentukan jenis, kemungkinan terhadap konsekuensi bahaya,
ancaman, dan kejadian bencana. Syarat tersebut dapat dipenuhi dengan mudah,
ada alat manajemen resiko yang dapat membantu kita, yaitu yang disebut Hazard
Vulnerability Analysis (HVA) Tool.

Tim penanggulangan bencana rumah sakit merupakan suatu kesatuan solid yang
terdiri atas berbagai satuan unit kerja. Di RS Dera As Syifa Brebes dalam upaya
melakukan upaya pencegahan, mitigasi serta penanggulangan musibah massal dan
bencana baik yang terjadi di dalam rumah sakit maupun yang terjadi di luar rumah
sakit. Secara struktur organisasi tim bencana terdiri atas personal-personal yang
ahli dalam berbagai bidang yang memiliki satu tujuan mengenai pengendalian
kebencanaan.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pada saat ini semakin pesat
menimbulkan konsekuensi munculnya potensi akan masalah-masalah kesehatan
diantaranya musibah massal dan bencana yang dapat timbul sewaktu-waktu. Hal
ini menyebabkan setiap rumah sakit dituntut untuk selalu mengembangkan
kegiatan-kegiatan mulai dari pendeteksian dini, pencegahan, mitigasi hingga
penanggulangan bencana guna memantapkan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan sesuai dengan era globalisasi.

Kesiapsiagaan dan tanggap darurat yang baik demi keamanan dan keselamatan
pasien beserta keluarganya dan seluruh karyawan rumah sakit menjadi faktor
utama yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Misi, visi serta
tujuan organisasi yang menjadi pegangan dalam pelaksanaan pelayanan di rumah
sakit, juga menjadi pedoman tim bencana dalam mengemban tugasnya.

Tidak kalah pentingnya adalah sarana prasarana yang menunjang dalam


keberhasilan pencapaian tujuan organisasi.
2. Tujuan

1. Menetapkan jenis, kemungkinan terjadi, konsekuensi bahaya, ancaman


dan kejadian bencana

2. Agar karyawan dapat menanggulangi bahaya dan bencana yang mungkin


terjadi di lingkungan rumah sakit.

3. Penanggulangan keadaan darurat dapat dilaksanakan secara efektif dan


terpadu

4. Mengerti dan memaham teknik-teknik praktis penanggulangan bahaya


dan bencana kebakaran dan gempa

5. Memiliki kesiapsiagaan dan tanggap darurat terhadap segala


kemungkinan bahaya dan bencana kebakaran dan gempa.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Berdasarkan perhitungan HVA (Hazard and Vulnerability Analysis) menurut versi


Kaiser Permanente yang telah dilakukan tim penanggulangan bencana, resiko-
resiko yang teridentifikasi dapat terjadi terdiri atas bencana yang berasal dari luar
rumah sakit dan bencana yang berasal dari dalam rumah sakit.

a. Berdasarkan perhitungan HVA maka dapat diketahui bahwa untuk identifikasi


bencana yang mungkin terjadi di luar rumah sakit adalah :

1) Tanah longsor merupakan bencana nomor satu yang paling sering


terjadi disusul dengan bencana banjir bandang. Hal ini dapat kita maklumi karena
Kabupaten Brebes sebagai Kabupaten tempat dimana RS Dera As Syifa berada,
memiliki geografis unik. yang mana keunikan tersebut memiliki potensi bencana
yang berbeda. Kabupaten atas memiliki potensi bencana tanah longsor dan
Kabupaten bawah telah terbukti pernah menjadi daerah bencana nasional saat
terjadinya banjir bandang . Hal ini membuat RS Dera As Syifa harus bersiap diri
menghadapi kemungkinan-kemungkinan terjadinya bencana tersebut.

2) Propinsi Jawa Tengah sebagai wilayah cakupan pelayanan RS Dera As


Syifa memiliki karakteristik bencana yang cukup lengkap. Mulai dari daerah
banjir pada pantai utara jawa sebagai bencana nomor tiga yang mengancam jawa
tengah serta gempa bumi yang pernah menerpa wilayah jawa tengah selatan
menempati urutan keempat, Tsunami, letusan gunung berapi, dan tanah longsor
pada dataran tinggi jawa tengah hingga kecelakaan transportasi yang telah
beberapa kali terjadi. Tim penanggulangan bencana RS Dera As Syifa juga
mempersiapkan diri guna menerjunkan tim penanggulangan bencana.

b. Untuk identifikasi bencana yamg mungkin terjadi di dalam rumah sakit adalah
kebakaran, gempa bumi, tanah longsor dan penculikan bayi. Hal ini dapat kita
sadari bahwa RS Dera As Syifa adalah bangunan area yang cukup luas, dimana
bangunan tersebut berpotensi terjadinya kebakaran.
Ancaman gempa juga mendapat perhatian karena wilayah pulau jawa merupakan
daerah ring of fire yang rawan terjadinya gempa.. Tim Penanggulangan bencana
telah mempersiapkan SPO guna menanggulangi berbagai bencana tersebut.

Kedaruratan komunitas, wabah dan bencana mungkin terjadi di rumah sakit,


seperti kerusakan ruang rawat rumah sakit akibat gempa atau wabah flu yang
menyebabkan staf tidak dapat bekerja. Untuk itu Rumah Sakit haus membuat
rencana dan program penanganan kedaruratan.

Rencana berisikan proses untuk :

a) Menentukan jenis,kemungkinan dan konsekuensi dari bahaya, ancaman dan


kejadian lainnya

b) Menentukan aturan rumah sakit dalam setiap kejadian tersebut

c) Strategi Komunikasi untuk setiap kejadian,

d) Pengelolaan sumber daya selama kejadian, termasuk sumber daya alternative.

e) Pengelolaan kegiatan klinik selama kejadian, termasuk alternative tempat

f) Identifikasi dan pengaturan penugasan dan tanggung jawab staf selama kejadian

g) Ada proses mengelola keadaan darurat bila terjadi konflik antara


tanggungjawab staf dengan tanggungjawab organisasi dalam hal penempatan
staf untuk pelayanan pasien.

Rencana kesiapan menghadapi bencana diuji melalui:

1. Uji coba berkala seluruh rencana penanggulangan bencana baik bencana


yang terjadi dalam rumah sakit maupun bencana yang terjadi di luar rumah
sakit dimana rumah sakit merupakan bagian dari uji coba penanggulangan
bencana di masyarakat.
2. Uji coba sepanjang tahun untuk elemen kritis dari ( c) sampai dengan (g )
dari rencana tersebut diatas.

Bila Rumah sakit memiliki pengalaman pada kejadian bencana sebenarnya,


aktif di rencana tersebut dan dilakukan penilaian dengan benar setelah itu, situasi
ini sesuai dengan uji coba ( simulasi ) tahunan.
BAB III

PENENTUAN HVA

Rumah sakit merupakan tempat yang menjadi tumpuan kesehatan suatu populasi,
jika ia gagal dalam mengampu tugas tersebut, hampir pasti kesehatan di daerah
yang diampunya akan terpengaruh ke dalam arah yang buruk. Di dalam suatu
keadaan bencana, rumah sakit tentulah menjadi salah satu tujuan utama para
korban bencana dalam mencari pertolongan, jadi bila rumah sakit tidak siap dalam
menghadapi bencana, dapat terjadi keadaan mengerikan bagi kesehatan para
korban dan pasien yang sedang dirawat pada saat bencana tersebut.

Di dalam bab ini, ditekankan dalam persiapan bencana di suatu rumah sakit. Hal
ini dimaksudkan agar siap dan tidak melalaikan tanggung jawabnya bagi
kesehatan komunitas yang berada di dalam lingkup tanggung jawabnya.

Terkait suatu persiapan, maka hal yang paling umum kita pikirkan tentu adalah
rencana persiapan (dalam konteks ini persiapan bencana) sebagaimana kutipan :

A Vital hospital emergency management program cts s an insurance policy that


increases the chances of continued operations under difficult circumstances.
Makna intinya adalah bahwa suatu program manajemen bencana rumah sakit akan
mengarahkan perkembangan dan eksekusi kegiatan yang mampu memitigasi,
mempersiapkan, merespon, dan pemulihan situasi dari suatu bencana/insiden
report, Dikarenakan banyaknya elemen-elemen terkait perencanaan disaster plan
suatu RS, maka dibahas komponen-komponen kritis di dalam kesiapan RS dalam
menghadapi bencana. Rumah Sakit melakukan tahapan sebagai berikut :

Menunjuk koordinator kegawatdaruratan/ bencana sebagai titik kepemimpinan


primer dalam pengembangan, pelatihan, dan pelaksanaan rencana manajemen
kegawat daruratan RS; yaitu Kepala UGD

Rencana kedaruratan/ bencana (Hospital Disaster Plan) mendaftarkan tindak


tanduk dari RS menanggapi kegawatdaruratan internal dan eksternal. Perencanaan
dalam tingkat lanjut memberikan ruang gerak lebih terorganisir jika terdapat
keadaan-keadaan yang lebih sulit, dengan disusunnya Tim Reaksi Cepat (TRC)
dan panduan HDP.

PENENTUAN HVA

Rumah sakit merupakan tempat yang menjadi tumpuan kesehatan suatu


populasi,jika ia gagal dalam mengampu tugas tersebut, hampir pasti kesehatan di
daerah yang diampunya kan terpengaruh kedalam arah yang buruk. Didalam suatu
keadaan bencana,rumah sakittentulah menjadi salah satu tujuan utama para korban
bencana dalam mencari pertolongan,jadi bila rumah sakit tidak siap dalam
menghadapi bencana,dapat terjadi keadaan mengerikan bagi kesehatan para
korban dan pasien yang sedang dirawat pada saat bencana tersebut.

Didalam bab ini,ditekankan dalm persiapan bencana didalam suatu rumah sakit.
Hal ini dimaksudkan agar siap dan tidak melalaikan tanggung jawabnya bagi
kesehatan komunitas yang berada didalam lingkup tanggung jawabnya.

Terkait suatu persiapan,maka hal yang paling umum kita pikirkan tentu adalah
rencana persiapan (dalam konteks ini persiapan bencana) Makna intinya adalah
bahwa suatu program manajemen bencana rumah sakit akan mengarahkan
perkembangan dan eksekusi kegiatan yang mampu memitigasi, mempersiapkan,
merespon,dan dari suatu bencana / insiden.

Dikarenakan banyaknya elemen-elemen terkait perencanaan disaster plan suatu


RS,maka dibahas komponen-komponenkritis didalam kesiapan RS dalam
menghadapi bencana.RS Dera As Syifa melakukan tahapan sebagai berikut:

1. Menunjuk koordinator kegawatdaruratan/ bencana sebagai titik


kepemimpinan primerdalam pengembangan,pelatihan,dan pelaksanaan
rencana manajemen kegawat daruratan RS; yaitu Kepala IGD

2. Rencana kedaruratan/ bencana (Hospital Disaster Plan) mendaftarkan tindak


tanduk dari RS menanggapi kegawatdaruratan internal dan eksternal.
Perencana andalam tingkat lanjut mem berikan ruang gerak lebih
terorganisir jika terdapat keadaan-keadaan yang lebih sulit, dengan
disusunnya MTD ( Manajemen Tanggap Darurat) dan panduan HDP.

3. Kepemimpinan eksekutif : daftar bagan kepemimpinan eksekutif di dalam


RS yang juga terlibat di dalam pembuatan rencana-rencana situasi tak
terduga seperti bencana akan sangat membantu proses pengembangan dan
pelaksanaan disaster plan RS-nya.

4. Perencanaan strategic : merupakan blue print untuk memandu pembuatan


suatu disaster plan.

5. Komite manajemen kegawatan daruratan / bencana: komite ini sangat


memerlukan partisipasi pihak-pihak seluas mungkin untuk memastikan
operasional RS siap akan situasi kegawat daruratan; dengan dibentuk komite
K3RS

6. Hazard vulnerability analysis (HVA) ; Merupakan penilai resiko didalam


lingkungan spesifik untuk mendukung pembuatan disaster plan yang sesuai
dengn skenario-skenario yang mungkin terjadi yang akan diterangkan dalam
Analisa HVA ini.

7. Analisis kerentanan: digunakan untuk menilai kelemahan-kelemahan dalam


bidang-bidang RS yang mungkin muncul bila dalam keadaan terbebani
kondisi bencana.

8. Pelatihan staff, simulasi, dan pembaharuan yang continue: ditujukan sebagai


uji lapangan langsung untuk memeriksa kelemahan-kelemahan dari system
disaster plan yang mungkin tak terduga sebelumnya dan pengalaman-
pengalaman yang didapatkan darinya harus terus
dikembangkansecaracontinue.

HazardVulnerabilityAnalysis(HVA)

1. Penentuan HVA melalui pertemuan yang diadakan oleh komite K3RS dengan
menghadirkan seluruh jajaran Manajemen, Direktur,Kabag,Kainst, Karu di
RS Dera As Syifa
2. Dalam Pertemuan ini menentukan poin-poin eventapa yang dimasukkan
dalam beberapa elemen hazard.

3. HVA untuk Natural yoccurring Events ditetapkan 3 macam yaitu banjir,


gempa bumi,

4. HVA untuk technology event ditetapkan 3 macam,yaitu kegagalan listrik,


kegagalan air, dan kebakaran.

5. HVA untuk Human Related Events ditetapkan 3 macam, yaitu kecelakaan


missal, keracunan missal,tamuVIP

6. Setiap komponen dinilai dan dipertimbangkan penentuannya dengan melihat


kondisi, situasi, kelengkapan fasilitas, kemampuan rumah sakit serta kondisi
alam area Rumah Sakit yang akan dimasukkan.
SEVERITY = (BESARAN - PENANGGULANGAN)
PELUANG DAMPAK RISIKO
DAMPAK PADA DAMPAK TANGGAPAN TANGGAPAN
PADA PERSIAPAN
MANUSIA PADA USAHA INTERNAL EKSTERNAL
KEADAAN PROPERTI
Kemungkinan Gangguan Waktu, Pertolongan
Kemungkinan Kerugian Fisik Perencanaan
Kematian atau Terhadap Effektifitas, Petugas dan Relatif Ancaman
ini akan terjadi dan Kerusakan Awal
Cidera Pelayanan Sumber Daya Persediaan
0=N/ A 0=N/ A 0=N/ A 0=N/ A 0=N/ A 0=N/ A 0=N/ A
1 = Rendah 1 = Rendah 1 = Rendah 1 = Rendah 1 = Rendah 1 = Rendah 1 = Rendah
NILAI 2 = Sedang 2 = Sedang 2 = Sedang 2 = Sedang 2 = Sedang 2 = Sedang 2 = Sedang
0 - 100%
3 = Tinggi 3 = Tinggi 3 = Tinggi 3 = Tinggi 3 = Tinggi 3 = Tinggi 3 = Tinggi

Badai 1 3 2 3 3 2 3 30%

Angin Topan 1 3 2 3 3 2 2 28%

Badai Petir 2 1 1 1 1 1 1 22%

Hujan Salju 0 1 2 2 3 3 3 0%

Badai Salju 0 3 3 3 3 3 3 0%

Hujan Es 0 1 1 1 1 1 1 0%

Gempa Bumi 2 3 3 3 1 1 1 44%

Gelombang Pasang 0 3 3 3 3 3 3 0%

Suhu Ekstrem 0 1 1 1 3 3 3 0%

Kekeringan 0 1 1 1 1 1 1 0%

Bencana Banjir 2 2 3 1 1 1 1 33%

Kebakaran 3 3 3 3 1 1 1 67%

Longsor 0 1 1 1 1 1 1 0%

Bendungan Roboh 0 1 1 1 1 1 1 0%

Gunung Berapi 0 1 1 1 1 1 1 0%

Wabah 2 3 1 1 1 1 1 30%

NILAI RATA2 0,81 1,94 1,81 1,81 1,75 1,63 1,69 16%
SEVERITY = (BESARAN - PENANGGULANGAN)
PELUANG DAMPAK DAMPAK RISIKO
DAMPAK TANGGAPAN TANGGAPAN
PADA PADA PERSIAPAN
PADA USAHA INTERNAL EKSTERNAL
KEADAAN MANUSIA PROPERTI
Kemungkinan Gangguan Waktu, Pertolongan
Kemungkinan Kerugian Fisik Perencanaan
Kematian atau Terhadap Effektifitas, Petugas dan Relatif Ancaman
ini akan terjadi dan Kerusakan Awal
Cidera Pelayanan Sumber Daya Persediaan
0=N/ A 0=N/ A 0=N/ A 0=N/ A 0=N/ A 0=N/ A 0=N/ A
1 = Rendah 1 = Rendah 1 = Rendah 1 = Rendah 1 = Rendah 1 = Rendah 1 = Rendah
NILAI 0 - 100%
2 = Sedang 2 = Sedang 2 = Sedang 2 = Sedang 2 = Sedang 2 = Sedang 2 = Sedang
3 = Tinggi 3 = Tinggi 3 = Tinggi 3 = Tinggi 3 = Tinggi 3 = Tinggi 3 = Tinggi

Kegagalan Listrik 1 3 3 3 1 1 1 22%

Kegagalan Genset 1 3 3 3 1 1 1 22%


Kegagalan Sarana
1 1 1 3 1 1 1 15%
Transportasi
Kekurangan Bahan
1 1 1 3 1 1 1 15%
Bakar

Kegagalan Gas LPG 1 1 1 3 1 1 1 15%

Kegagalan Distribusi
2 1 1 3 1 1 1 30%
Air
Kegagalan Saluran
1 1 1 2 1 1 1 13%
Pembuangan
Kegagalan
0 0 0 0 1 1 1 0%
Boiler/Uap
Kegagalan Fire
1 3 3 3 1 1 1 22%
Alarm
Kegagalan Sarana
1 1 1 3 1 1 1 15%
Komunikasi
Kegagalan Gas
1 3 1 3 1 1 1 19%
Medis
Kegagalan AC 1 1 1 1 1 1 1 11%
Kegagalan System
1 1 1 2 1 1 1 13%
Informasi

Kebakaran Internal 1 3 3 3 1 1 1 22%

Banjir Internal 0 3 1 1 1 1 1 0%

Kontaminasi B3 2 3 1 1 1 1 1 30%
Kekurangan
1 1 1 3 1 1 1 15%
Persediaan
Kerusakan Gedung 1 1 3 2 1 1 1 17%

NILAI RATA2 0,95 1,63 1,42 2,21 0,95 0,95 0,95 0%


SEVERITY = (BESARAN - PENANGGULANGAN)
PELUANG DAMPAK DAMPAK RISIKO
DAMPAK TANGGAPAN TANGGAPAN
PADA PADA PERSIAPAN
PADA USAHA INTERNAL EKSTERNAL
KEADAAN MANUSIA PROPERTI

Kemungkinan Kerugian Gangguan Waktu, Pertolongan


Kemungkinan Perencanaan
Kematian atau Fisik dan Terhadap Effektifitas, Petugas dan Relatif Ancaman
ini akan terjadi Awal
Cidera Kerusakan Pelayanan Sumber Daya Persediaan

0=N/ A 0=N/ A 0=N/ A 0=N/ A 0=N/ A 0=N/ A 0=N/ A


1 = Rendah 1 = Rendah 1 = Rendah 1 = Rendah 1 = Rendah 1 = Rendah 1 = Rendah
NILAI
2 = Sedang 2 = Sedang 2 = Sedang 2 = Sedang 2 = Sedang 2 = Sedang 2 = Sedang
0 - 100%
3 = Tinggi 3 = Tinggi 3 = Tinggi 3 = Tinggi 3 = Tinggi 3 = Tinggi 3 = Tinggi

Insiden korban
1 3 1 3 2 2 2 24%
masal / trauma
Insiden korban
1 3 1 3 2 2 2 24%
masal medis
Teroris, Bioligi 0 0 0 0 0 0 0 0%

Situasi VIP 0 0 0 0 0 0 0 0%

Penculikan Bayi 1 3 0 3 2 2 2 22%

Situasi
0 0 0 0 0 0 0 0%
Penyanderaan

Gangguan Sipil 0 0 0 0 0 0 0 0%

Aksi Buruh 0 0 0 0 0 0 0 0%

Masuk Forensik 0 0 0 0 0 0 0 0%

Ancaman Bom 0 3 3 3 2 2 2 0%

AVERAGE 0,30 1,20 0,50 1,20 0,80 0,80 0,80 3%


SEVERITY = (BESARAN - PENANGGULANGAN)
PELUANG DAMPAK DAMPAK RISIKO
DAMPAK TANGGAPAN TANGGAPAN
PADA PADA PERSIAPAN
PADA USAHA INTERNAL EKSTERNAL
KEADAAN MANUSIA PROPERTI

Kemungkinan Gangguan Waktu, Pertolongan


Kemungkinan Kerugian Fisik Perencanaan
Kematian atau Terhadap Effektifitas, Petugas dan Relatif Ancaman
ini akan terjadi dan Kerusakan Awal
Cidera Pelayanan Sumber Daya Persediaan

0=N/ A 0=N/ A 0=N/ A 0=N/ A 0=N/ A 0=N/ A 0=N/ A


1 = Rendah 1 = Rendah 1 = Rendah 1 = Rendah 1 = Rendah 1 = Rendah 1 = Rendah
NILAI 2 = Sedang 2 = Sedang 2 = Sedang 2 = Sedang 2 = Sedang 2 = Sedang 2 = Sedang
0 - 100%
3 = Tinggi 3 = Tinggi 3 = Tinggi 3 = Tinggi 3 = Tinggi 3 = Tinggi 3 = Tinggi

Kejadian Korban B3 1 3 1 3 3 3 3 30%


Massal (≥ 5 Korban)
Kejadian Korban B3
1 3 1 3 3 3 3 30%
Kecil (< 5 Korban)
Paparan Bahan
1 3 1 3 3 3 3 30%
Kimia Eksternal
Tumpahan Internal
Ukuran Kecil - 2 2 1 3 3 3 3 56%
Sedang
Tumpahan Internal
1 3 1 3 3 3 3 30%
Ukuran Besar
Terorisme, Bahan
1 3 1 3 2 3 3 28%
Kimia
Paparan Radioaktif,
0 0 0 0 0 0 0 0%
Internal
Paparan Radioaktif,
0 0 0 0 0 0 0 0%
Eksternal
Terorisme,
0 0 0 0 0 0 0 0%
Radioaktif
Rata2 0,78 1,89 0,67 2,00 1,89 2,00 2,00 15%
BAB IV

KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

I. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan.


1. Strategi Program :
1) Pembuatan SK Tim Penanggulangan Bencana RS Dera As Syifa
Brebes.
2) Menentukan HVA
3) Pembuatan standar prosedur operasional penanggulangan bencana.
4) Peningkatan kualitas SDM (sumber daya manusia )
5) Evaluasi dan peningkatan mutu serta kualitas tanggap darurat
tim penanggulangan bencana.
6) Koordinasi lintas fungsi di dalam rumah sakit.

2. Rincian Kegiatan :
1) Penyusunan Rencana Kegiatan tim penanggulangan bencana.
2) Usulan pengadaan sarana - prasarana alat medik dan non medik.
3) Pelaksanaan kegiatan dan pelaporan evaluasi tim penanggulangan
bencana kepada Direktur RS Dera As Syifa Brebes.
4) Melakukan kontrol dan pemeliharaan alat tim penanggulangan
bencana.
5) Perbaikan sistem penanggulangan bencana dan musibah massal
secara berkesinambungan.

II. Cara Melaksanakan Kegiatan.


1. Tempat Pelaksanaan Kegiatan (pilihan lokasi) :
1) Seluruh gedung di RS Dera As Syifa yang dinilai memiliki potensi
bahaya tertentu dan perlu dilaksanakan uji kemampuan tim
penanggulangan bencana.
2) Kabupaten Brebes dengan berbagai fasilitas yang ada dengan cara
koordinasi lintas sektor dan lintas program dalam upaya
penanggulanghan musibah massal dan bencana yang mungkin
terjadi di Kabupaten Brebes dan propinsi Jawa Tengah.
2. Pelaksanaan dan Penanggungjawab kegiatan :
1) Pelaksanaan Kegiatan : Direktur RS dera As Syifa
3. Penanggungjawab Kegiatan :
1) Direktur RS Dera As Syifa
2) Ketua Tim Penanggulangan Bencana.
4. Jadwal Kegiatan :
Terlampir

III. Sasaran.
1. Optimalisasi kinerja SDM
2. Uji coba dan evaluasi serta penyempurnaan SOP
3. Lulus Akreditasi KARS

IV. Matriks Pelaksanaan Kegiatan

2019
No Kegiatan
TW I TWII TWIII TWIV
1 Tata kelola Tim Penanggulangan Bencana

1. Struktur Organisasi dan uraian tugas X


2. Pencatatan dan pelaporan X X X
2 Penyusunan usulan sarana - prasarana
1. Sosialisasi SPO – SPO bencana X
2. Pelatihan teranspotasi & evakuasi bagi X
seluruh perawat melaui sistem MLM
3. Pelatihan BLS bagi seluruh pegawai X
non kesehatan
4. Gladi Posko/Gladi Lapang X
3 Pembuatan usulan pengadaan alat medik
dan non medik
1. Long Spine Board untuk tiap Instalasi X X X
2. Pengadaan 2 buah tandu untuk tiap X X X
instalasi
3. Pengadaan gelang pasien bencana
(warna merah)
4. 5 buah Emergency Kit X
5. 50 buah rompi Tim untuk bencana luar X
6. Peralatan penugasan luar personal
(ransel, senter, sleeping bag dsb).
7. Triase Kit sebanyak 6 buah X
8. Pengadaan kartu Med Tag X
4 Pengembangan penanggulangan
1. Rapat berkala dengan fungsi terkait X X X X
2. Sosialisasi dan kerjasama linsek dan X X X
linprog

V. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan


Dalam melaksanakan kegiatan dilakukan evaluasi sebagai berikut :

1. Menyiapkan konsep perencanaan, evaluasi dan pelaporan sesuai dengan


ketentuan yang berlaku.
2. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan penilaian hasil kerja Tim secara
berkala.

3. Bersama tim lain berkoordinasi guna mengiventarisasi permasalahan yang


ada yang berhubungan dengan kebencanaan dan potensi musibah sekaligus
rencana kegiatan kepada sub bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
(PE) serta menyusun laporan tindak lanjut untuk penyelesaian masalah.

4. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan maupun


tertulis sebagai bahan masukan untuk peningkatan kualitas Tim.

VI. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan


Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan Tim dilakukan bulanan dan
tahunan sebagai bahan evaluasi kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai