KARS 2022
1
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
pekerja sosial, keagamaan atau bantuan spiritual, dan
sebagainya).
4 AKP 2.1.2 Penetapan uraian tugas a) ketersediaan TT di tempat sementara/ transit/
(MPP)/case manager, intermediate sebelum mendapatkan TT di rawat
terkait EP a) inap;
tentang poin a) – g), b) perencanaan fasilitas, peralatan, utilitas,
yaitu dalam konteks teknologi medis, dan kebutuhan lain untuk
koordinasi oleh mendukung penempatan sementara pasien;
manajemen terkait c) perencanaan tenaga utk memberikan asuhan
pasien di tempat sementara/ transit termasuk
pasien yg diobservasi di UGD;
d) alur pelayanan pasien di tempat sementara/
transit meliputi pemberian asuhan, tindakan,
pemeriksaan lab,
e) pemeriksaan radiologi, tindakan di kamar operasi,
dan unit pascaanestesi harus sama spt yg
diberikan di ranap; efisiensi pelayanan nonklinis
penunjang asuhan dan tindakan kpd pasien
(seperti kerumahtanggaan dan transportasi);
f) memberikan asuhan pasien yg sama kpd pasien
yg dirawat di tempat sementara/ transit/
intermediate spt perawatan kepada pasien yg
dirawat di ruang ranap; dan
g) akses pelayanan yg bersifat mendukung (spt
pekerja sosial, keagamaan atau bantuan spiritual,
dsb).
5 AKP 3.2 SK MPP dengan uraian a) Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan asuhan
tugas meliputi pasien;
poin a) - h) pada maksud b) Mengoptimalkan terlaksananya pelayanan
dan tujuan. berfokus pada pasien;
c) Mengoptimalkan proses reimbursemen; dan
dengan fungsi sebagai berikut;
d) Asesmen untuk manajemen pelayanan pasien;
e) Perencanaan untuk manajemen pelayanan
pasien;
f) Komunikasi dan koordinasi;
g) Edukasi dan advokasi; dan
h) Kendali mutu dan biaya pelayanan pasien.
6 AKP 3.1.1 Bukti penetapan setiap SK Penetapan DPJP
pasien memiliki DPJP
7 AKP 4.1 Regulasi terkait a) alasan admisi;
informasi tentang isi b) temuan signifikan;
formulir transfer c) diagnosis;
2
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
internal antar unit di d) prosedur yang telah dilakukan;
dalam rumah sakit e) obat-obatan;
meliputi a) – g) f) perawatan lain yang diterima pasien; dan
g) kondisi pasien saat transfer
8 AKP 5.1 Kriteria pemulangan a) Kriteria pasien yang memerlukan Rencana
pasien sesuai dgn Pemulangan Pasien (discharge planning) yg
kondisi kesehatan dan dicatat di pengkajian awal
kebutuhan pelayanan b) Regulasi ttg kriteria pemulangan pasien sesuai
pasien beserta dgn kondisi kesehatan dan kebutuhan pelayanan
edukasinya. pasien beserta edukasinya meliputi:
1) kriteria pemulangan pasien sesuai kondisi
kesehatan
2) kriteria pasien yang memerlukan
kesinambungan asuhan dirumah beserta
edukasinya
9 AKP 5.2 Regulasi tentang RS dapat menetapkan kemungkinan pasien diizinkan
penetapan kriteria keluar RS.
tentang pasien yang
diizinkan untuk keluar
meninggalkan RS selama
periode waktu tertentu
untuk keperluan penting.
10 AKP 5.1.1 RS telah menetapkan Regulasi tentang penetapan ringkasan pasien pulang
Ringkasan pasien pulang meliputi:
meliputi a) - f) pada a) indikasi pasien masuk dirawat, diagnosis, dan
maksud dan tujuan komorbiditas lain;
b) temuan fisik penting dan temuan-temuan lain;
c) tindakan diagnostic dan prosedur terapi yang
telah dikerjakan;
d) obat yg diberikan selama diranap dengan potensi
akibat efek residual setelah obat tidak diteruskan
dan semua obat yg harus digunakan di rumah;
e) kondisi pasien (status present); dan
f) instruksi tindak lanjut.
3
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
4. Penjamin.
4
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
pasien rawat jalan yang b) Identifikasi informasi yang dibutuhkan oleh para
asuhannya kompleks DPJP yang menangani pasien tsb.
sehingga memerlukan c) Menentukan proses yg digunakan untuk
lembar ringkasan memastikan bahwa informasi medis yang
PRMRJ meliputi poin a)- dibutuhkan DPJP tersedia dalam format mudah
d) ditelusur (easy-to retrieve) dan mudah di-review.
d) Evaluasi hasil implementasi proses untuk
mengkaji bahwa informasi dan proses memenuhi
kebutuhan DPJP.
18 AKP 6.4 Regulasi tentang kriteria
alat transportasi yang
digunakan untuk
merujuk, memindahkan,
atau memulangkan
pasien harus sesuai
dengan Program PPI,
memenuhi aspek mutu,
keselamatan pasien dan
keselamatan transportasi
5
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
23 MRMI 1.1 regulasi pengelolaan Mencakup:
K informasi untuk a. Mengidentifikasi kebutuhan informasi dan
memenuhi kebutuhan teknologi informasi;
informasi sesuai poin a) b. Mengembangkan sistem informasi manajemen;
– g) c. Menetapkan jenis informasi dan cara
memperoleh data yang diperlukan;
d. Menganalisis data dan mengubahnya menjadi
informasi;
e. Memaparkan dan melaporkan data serta
informasi kepada publik;
f. Melindungi kerahasiaan, keamanan, dan
integritas data dan informasi;
g. Mengintegrasikan dan menggunakan informasi
untuk peningkatan kinerja.
24 MRMI 3.1 pengelolaan dokumen Mencakup:
K sesuai dengan butir a) – a. Peninjauan dan persetujuan semua dokumen oleh
h) dalam maksud dan pihak yang berwenang sebelum diterbitkan
tujuan. b. Proses dan frekuensi peninjauan dokumen serta
persetujuan berkelanjutan
c. Pengendalian untuk memastikan bahwa hanya
dokumen versi terbaru/terkini dan relevan yang
tersedia
d. Bagaimana mengidentifikasi adanya perubahan dalam
dokumen
e. Pemeliharaan identitas dan keterbacaan dokumen
f. Proses pengelolaan dokumen yang berasal dari luar
rumah sakit
g. Penyimpanan dokumen lama yang sudah tidak
terpakai (obsolete) setidaknya selama waktu yang
ditentukan oleh peraturan perundangan, sekaligus
memastikan bahwa dokumen tersebut tidak akan
salah digunakan
h. Identifikasi dan pelacakan semua dokumen yang
beredar (misalnya, diidentifikasi berdasarkan judul,
tanggal terbit, edisi dan/atau tanggal revisi terbaru,
jumlah halaman, dan nama orang yang mensahkan
pada saat penerbitan dan revisi dan/atau meninjau
dokumen tersebut)
25 MRMI 5.1 regulasi tentang
K penyelenggaraan rekam
medis di rumah sakit
26 MRMI 10.1 Rumah sakit
K menentukan otoritas
pengisian rekam medis
termasuk isi dan format
6
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
rekam medis.
27 MRMI 10.2 menentukan hak akses
K dalam pelepasan
informasi rekam medis
28 MRMI 11.1 Rumah sakit memiliki a. jangka waktu penyimpanan berkas rekam medis
K regulasi (kertas/elektronik), serta data dan informasi
lainnya terkait dengan pasien dan
b. prosedur pemusnahannya sesuai dengan
peraturan perundangan
29 MRMI 12.1 Rumah sakit
K menetapkan komite/tim
rekam medis
30 MRMI 13.1 regulasi tentang
K penyelenggaraan
teknologi informasi
kesehatan
31 MRMI 13.3 menetapkan unit yang
K bertanggung jawab
sebagai penyelenggara
SIMRS dan dipimpim
oleh staf kompeten
32 MRMI 13.1.1 prosedur yang harus
K dilakukan jika terjadi
waktu henti sistem data
(down time) untuk
mengatasi masalah
pelayanan.
33 PAB 1.1 1) regulasi pelayanan a. Pengkajian pasien yang lengkap dan menyeluruh;
anestesi dan sedasi b. Perencanaan asuhan yang terintegrasi;
dan pembedahan c. Pemantauan yang terus menerus;
meliputi poin a) – c)
pada gambaran
umum.
2) Regulasi tentang
mendatangkan dokter (lihat Std PAB 2 EP c) ).
anestesi dari luar RS
untuk keadaan
darurat dan pengganti
sementara.
3) Regulasi tentang PPK
untuk pelayanan
sedasi dan anestesi.
7
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
34 PAB 2.2 Regulasi tentang meliputi :
penetapan penanggung a) Mengembangkan, menerapkan, dan menjaga
jawab pelayanan regulasi;
anestesi dan sedasi b) Melakukan pengawasan administratif;
adalah seorang dokter c) Melaksanakan program pengendalian mutu yang
anastesi yang kompeten dibutuhkan; dan
yang melaksanakan d) Memantau dan mengevaluasi pelayanan sedasi
tanggung jawabnya dan anestesi.
35 PAB 3.1.1 Regulasi kewenangan a) Teknik dan berbagai cara sedasi;
klinis memberikan sedasi b) Farmakologi obat sedasi dan penggunaaan zat
moderat dan dalam reversal (antidot);
harus kompeten dalam c) Persyaratan pemantauan pasien; dan
poin a) – d) pada maksud d) Bertindak jika ada komplikasi.
dan tujuan.
SPK-RKK dokter spesialis anestesi
36 PAB 3.1.2 Profesional pemberi Regulasi tentang SPK RKK Profesional pemberi
asuhan (PPA) yang asuhan
bertanggung jawab (PPA) yang bertanggung jawab melakukan
melakukan pemantauan pemantauan
selama pelayanan selama pelayanan sedasi moderat dan dalam
sedasi moderat dan meliputi:
dalam harus kompeten
meliputi poin a) – d) a) Pemantauan yang diperlukan;
pada maksud dan tujuan. b) Bertindak jika adakomplikasi;
c) Penggunaan zat reversal (antidot); dan
d) Kriteria pemulihan
37 PAB 7.1 menerapkan pengkajian Regulasi Pelayanan Pembedahan yang mengatur
prabedah pada pasien yg tatakelola pembedahan mulai dari
akan dioperasi oleh - penjadwalan,
dokter penanggung - pengkajian,
jawab pelayanan (DPJP) - informed consent,
sebelum operasi dimulai - rencana asuhan pascabedah
38 PAB 7.4.1 Regulasi tentang
penetapan jenis alat
implan yang
termasuk dalam
pelayanan RS
39 PAB 7.4.2 Kebijakan dan praktik Regulasi tentang penggunaan implan bedah berupa
mencakup hal
poin a) – h) pada maksud hal yang meliputi:
dan tujuan. a) Pemilihan implan berdasarkan peraturan
perundangan.
b) Modifikasi surgical safety checklist utk
8
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
memastikan ketersediaan implan di kamar
operasi dan pertimbangan khusus utk penandaan
lokasi operasi.
c) Kualifikasi dan pelatihan setiap staf dari luar yang
dibutuhkan untuk pemasangan implan (staf dari
pabrik/perusahaan implant untuk mengkalibrasi).
d) Proses pelaporan jika ada kejadian yang tidak
diharapkan terkait implant.
e) Proses pelaporan malfungsi implan sesuai dgn
standar/aturan pabrik.
f) Pertimbangan pengendalian infeksi yang khusus.
g) Instruksi khusus kepada pasien setelah operasi.
h) kemampuan penelusuran (traceability) alat jika
terjadi penarikan kembali (recall) alat medis
misalnya dengan menempelkan barcode alat di
rekam medis.
40 PAP 1.1 RS menetapkan regulasi Regulasi tentang pelayanan dan Asuhan Pasien,
tentang meliputi:
Pelayanan dan Asuhan a) Pemberian pelayanan yang seragam;
Pasien (PAP) b) Pelayanan pasien risiko tinggi dan penyediaan
yg meliputi poin a - e pelayanan risiko tinggi;
dalam gambaran umum. c) Pemberian makanan dan terapi nutrisi;
d) Pengelolaan nyeri; dan
e) Pelayanan menjelang akhir hayat.
41 PAP 1.1.2 menetapkan
kewenangan pemberian
instruksi oleh PPA yang
kompeten, tata cara
pemberian instruksi
dan
pendokumentasiannya
42 PAP 2.1 menetapkan pasien
risiko tinggi dan
pelayanan risiko
tinggi sesuai dengan
kemampuan, sumber
daya dan sarana
prasarana yg dimiliki
43 PAP 2.3 Regulasi tentang
identifikasi risiko
tambahan yang dapat
mempengaruhi pasien
9
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
dan pelayanan risiko
tinggi, sesuai
penjelasan di maksud
dan tujuan
44 PAP 2.1.1 Regulasi tentang tingkat
jenis pelayanan geriatri
yang sesuai dengan
kemampuan, sumber
daya dan sarana
prasarana RS,
mengacu pada poin a) –
d) di maksud – tujuan
45 PAP 2.1.2 menetapkan tim terpadu Regulasi yang meliputi :
geriatri dan telah 1) Penetapan Tim Terpadu Geriatri
menyelenggarakan 2) Pedoman Kerja Tim Terpadu Geriatri
pelayanan 3) Program Kerja Tim Terpadu Geriatri
sesuai tingkat jenis
layanan
46 PAP 2.2.1 program PKRS terkait
Pelayanan Kesehatan
Warga Lanjut
usia di Masyarakat
Berbasis RS
(Hospital Based
Community
Geriatric Service).
47 PAP 4.1 RS memiliki proses untuk 1) Regulasi tentang proses untuk melakukan
melakukan skrining, skrining, pengkajian, dan tata laksana nyeri
pengkajian, dan tata meliputi :
laksana nyeri meliputi a) Identifikasi pasien dengan rasa nyeri pada
poin a) - e) pada maksud pengkajian awal dan pengkajian ulang.
dan tujuan b) Pemberian informasi kepada pasien bahwa
rasa nyeri dapat merupakan akibat dari
terapi, prosedur, atau pemeriksaan.
c) Tata laksana untuk mengatasi rasa nyeri,
terlepas dari mana nyeri berasal
d) Komunikasi dan edukasi kepada pasien dan
keluarga mengenai pengelolaan nyeri sesuai
dengan latar belakang agama, budaya, nilai-
nilai yang dianut.
e) Edukasi kepada seluruh PPA mengenai
pengkajian dan pengelolaan nyeri.
10
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
2) Regulasi termasuk Pengkajian awal pada pasien
nyeri hebat/membutuhkan penanganan segera,
terdiri dari skrining (rapid assessment) dan
pengkajian lanjutan. Lihat Std PP 1 EP a) ).
48 PP 1.1. menetapkan regulasi ttg 1) Regulasi tentang penetapan pengkajian awal dan
pengkajian awal dan pengkajian ulang medis dan keperawatan di UGD,
pengkajian Ranap dan rajal.
ulang medis dan 2) Regulasi hanya PPA yang kompeten,
keperawatan di diperbolehkan untuk melakukan pengkajian.
unit GD, ranap dan rajal 3) Regulasi termasuk metode tiga proses utama
sesuai poin a. – c. pada Gambaran Umum yg
disingkat sebagai metode IAR (Informasi-Analisis-
Rencana)
4) Regulasi termasuk pada pasien tertentu misalnya
nyeri, risiko jatuh, Pengkajian awal terdiri dari
skrining (rapid assessment) dan pengkajian
lanjutan.
5) Regulasi terkait Pengkajian Ulang di
dokumentasikan di CPPT sesuai maksud dan
tujuan PP 2.
6) Regulasi terkait interval Pengkajian Ulang sesuai
dgn Std PP 2.
7) Regulasi termasuk adanya pengintegrasian dalam
rencana asuhan baik pengkajian awal maupun
ulang.
11
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
h) Pengkajian nyeri;
i) Risiko jatuh;
j) Pengkajian fungsional;
k) Risiko nutrisional;
l) Kebutuhan edukasi; dan
m) Perencanaan pemulangan pasien/P3
(Discharge Planning) disertai kriteria pasien
pada ranap.
2) Regulasi ttg selesainya 24 jam pengkajian awal
ranap (lihat PP 1.1. EP a).
50 PP 1.2.1 Regulasi tentang
penetapan kriteria risiko
nutrisional yang
dikembangkan bersama
staf yang kompeten dan
berwenang
51 PP 1.3.1 RS menetapkan jenis Regulasi tentang penetapan jenis populasi khusus
populasi yang akan dilakukan pengkajian meliputi antara lain
khusus yg akan dilakukan poin a) - m) pada maksud dan tujuan:
pengkajian meliputi poin a) Neonatus.
a) - m) b) Anak.
pada maksud dan tujuan c) Remaja.
d) Obsteri / maternitas.
e) Geriatri.
f) Sakit terminal / menghadapi kematian.
g) Pasien dengan nyeri kronik atau nyeri (intense).
h) Pasien dengan gangguan emosional atau pasien
psikiatris.
i) Pasien kecanduan obat terlarang atau alkohol.
j) Korban kekerasan atau kesewenangan.
k) Pasien dengan penyakit menular atau infeksius.
l) Pasien yg menerima kemoterapi atau terapi
radiasi.
M) Pasien dengan ystem imunologi terganggu.
52 PP 2.4 Regulasi (lihat juga Std PP 1 EP a)) yang mengatur :
a) tentang EP b) – d).
b) tentang didokumentasikan di CPPT (sesuai
penjelasan di Maksud dan Tujuan), dengan dasar
metode IAR, format penulisan pengkajian ulang
dapat menggunakan format SOAP,
c) tentang DPJP melakukan reviu dan verifikasi
harian untuk rencana dari semua PPA lain, dan
dengan bukti tandatangan di CPPT.
12
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
13
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
yang memiliki
kompetensi sesuai
ketentuan dengan
peraturan perUUan
59 PP 4.3.1 Regulasi tentang
penetapan kerangka
waktu penyelesaian
pemeriksaan radiologi
klinik
60 PP 4.4.1 Regulasi tentang proses
pengelolaan logistik film
xray, reagens, dan bahan
lainnya, termasuk
kondisi bila terjadi
kekosongan.
14
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
66 PROG 2.2 Direktur menetapkan tim Regulasi yang meliputi :
NAS TB Paru Rumah a) Penetapan Tim TB Paru
sakit beserta program b) Pedoman kerja Tim TB Paru
kerjanya c) Program kerja Tim TB Paru
67 PROG 4.1 Rumah sakit telah Regulasi tentang program gizi terkait
NAS menetapkan kebijakan penurunan prevalensi stunting dan wasting
tentang pelaksanaan
program gizi
68 PROG 4.2 tim untuk program Regulasi yang meliputi:
NAS penurunan 1) Penetapan Tim Stunting dan Wasting
prevalensi stunting dan 2) Pedoman kerja Tim Stunting dan Wasting
wasting di rumah sakit 3) Program kerja Tim Tim Stunting dan Wasting
69 PROG 4.3 menetapkan REGULASI
NAS system rujukan untuk
kasus gangguan gizi yang
perlu penanganan lanjut.
70 PROG 5.1 Regulasi tentang
NAS pelaksanaan PKBRS
Perencanaan RS memuat
rencana kegiatan
PKBRS
71 PROG 5.2 tim PKBRS yang Regulasi yang meliputi:
NAS ditetapkan oleh 1). Penetapan Tim PKBRS
direktur disertai program 2). Pedoman kerja Tim PKBRS
kerjanya. 3). Program kerja Tim PKBRS
15
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
populasi yang memiliki
risiko lebih tinggi untuk
mengalami serangan,
misalnya ; bayi, pasien
koma,pasien dengan
kelemahan fisik
75 HPK 4.1.1 Regulasi tentang daftar
tindakan invasif,
pemeriksaan dan terapi
tambahan yang
memerlukan lembar
persetujuan terpisah.
16
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
memberikan umpan balik perbaikan yang harus
dilaksanakan dan hasilnya di evaluasi kembali
pada pertemuan berikutnya secara tertulis.
h) Melakukan pengkajian laporan Manajemen Risiko
setiap 6 (enam) bulan sekali dan memberikan
umpan balik perbaikan yang harus dilaksanakan
dan hasilnya di evaluasi kembali pada pertemuan
berikutnya secara tertulis.
78 TKRS 1.4 Representasi
pemilik/Dewan
Pengawas menetapkan
visi misi rumah sakit
yang diarahkan oleh
pemilik
79 TKRS 2.1 Regulasi tentang
kualifikasi Direktur,
uraian tugas, tanggung
jawab dan wewenang
sesuai dengan
persyaratan dan
peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
80 TKRS 3.1 Regulasi penetapan
pimpinan rumah sakit
dan kepala unit sesuai
kualifikasi dalam
persyaratan jabatan yang
telah ditetapkan
beserta uraian tugasnya
81 TKRS 4.1 Direktur dan Pimpinan berupa
rumah sakit 1) Program PMKP yang telah ditetapkan oleh
berpartisipasi dalam direktur
merencanakan RS → PMKP 1 EP 3
mengembangkan dan 2) Bukti laporan pelaksanaan Program PMKP
menerapkan program kepada pemilik/representasi pemilik
peningkatan mutu dan
keselamatan pasien di
lingkungan rumah sakit,
82 TKRS 4.4 Regulasi tentang
mekanisme pemantauan
dan koordinasi program
peningkatan mutu dan
17
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
keselamatan pasien
83 TKRS 6.1 Regulasi tentang kontrak
klinis dan kontrak
manajemen
84 TKRS 6.4 kontrak dinegosiasikan Regulasi kontrak pada EP a) juga mengatur :
ulang atau dihentikan, RS • batas waktu pengajuan penghentian sepihak sebelum
tetap mempertahankan kontrak berakhir (misalnya 1 bln sudah diajukan utk
kelanjutan dari penghentian sepihak)
• RS mempunyai daftar vendor lainnya
pelayanan pasien
85 TKRS 6.5 Semua kontrak Penetapan dalam kontrak tentang:
menetapkan data mutu 1) data mutu yang harus dilaporkan disertai
frekuensi dan mekanisme pelaporan
2) Respons RS jika persyaratan atau ekspektasi mutu
tidak terpenuhi
86 TKRS 7.1.1 Regulasi tentang
penentuan tingkat risiko
obat-obatan, perbekalan
medis, serta peralatan
medis disertai bagan alur
rantai perbekalannya.
87 TKRS 7.1.2 Pimpinan rumah sakit Regulasi pada EP a) disertai dengan:
menentukan titik 1) penetapan titik paling berisiko dalam bagan alur
paling berisiko dalam rantai perbekalan dan
bagan alur rantai 2) penetapan upaya mitigasi risiko dalam rantai
perbekalan dan perbekalan tersebut.
membuat keputusan
berdasarkan risiko dalam
rantai perbekalan
tersebut.
88 TKRS 8.1 Terdapat struktur 1) Penetapan Komite Medik
organisasi komite 2) Penetapan Komite Keperawatan
3) Penetapan Komite/Tim Tenaga Kesehatan Lainnya
89 TKRS 8.3 Komite menyusun 1. Program Kerja Komite Medik
Program kerja setiap 2. Program Kerja Komite Keperawatan
tahun dan ditetapkan 3. Program Kerja Komite / Tim Tenaga Kesehatan
oleh Direktur. Lain
90 TKRS 9.1 Regulasi tentang
penetapan kepala unit
kerja sesuai dengan
kualifikasi dalam
persyaratan jabatan
91 TKRS 9.2 Kepala unit kerja 1) Pedoman Pengorganisasian unit
18
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
menyusun pedoman 2) Pedoman Pelayanan Unit disertai prosedur di unit
92 TKRS 9.3 Kepala unit kerja Regulasi tentang program kerja unit yang di
menyusun program dalamnya termasuk kegiatan peningkatan mutu dan
kerja keselamatan pasien serta manajemen risiko setiap
tahun
93 TKRS 12.1 Regulasi tentang
penetapan Komite Etik
RS
94 TKRS 12.2 Regulasi tentang
penetapan Kode etik
rumah sakit
95 TKRS 12.3 Komite etik telah
menyusun kerangka
kerja pelaporan dan
pengelolaan etik RS serta
pedoman pengelolaan
kode etik RS meliputi
poin 1) s/d 12) dalam
maksud dan tujuan
sesuai dengan visi, misi,
dan nilai-nilai yang
dianut RS
96 TKRS 13.1 menetapkan Program a. Perilaku memberikan pelayanan yang aman secara
Budaya Keselamatan konsisten untuk mencegah terjadinya kesalahan pada
yang mencakup poin pelayanan berisiko tinggi.
a) sampai dengan h) b. Perilaku di mana para individu dapat melaporkan
kesalahan dan insiden tanpa takut dikenakan sanksi
dalam maksud dan
atau teguran dan diperlakuan secara adil (just culture)
tujuan serta mendukung
c. Kerja sama tim dan koordinasi untuk menyelesaikan
penerapannya masalah keselamatan pasien.
secara akuntabel dan d. Komitmen pimpinan rumah sakit dalam mendukung
transparan staf seperti waktu kerja para staf, pendidikan, metode
yang aman untuk melaporkan masalah dan hal
lainnya untuk menyelesaikan masalah keselamatan.
e. Identifikasi dan mengenali masalah akibat perilaku
yang tidak diinginkan (perilaku sembrono).
f. Evaluasi budaya secara berkala dengan metode
seperti kelompok fokus diskusi (FGD), wawancara
dengan staf, dan analisis data.
g. Mendorong kerja sama dan membangun sistem,
dalam mengembangkan budaya perilaku yang aman.
h. Menanggapi perilaku yang tidak diinginkan pada
semua staf pada semua jenjang di rumah sakit,
termasuk manajemen, staf administrasi, staf klinis
19
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
dan nonklinis, dokter praktisi mandiri, representasi
pemilik dan anggota Dewan pengawas.
97 TKRS 14.1 Regulasi tentang
program manajemen
risiko
98 TKRS 15.1 Regulasi tentang
penetapan Penanggung
jawab program
penelitian (Komite Etik
Penelitian) yang
dilengkapi dengan uraian
tugasnya
99 TKRS 15.2 Regulasi tentang proses
penyelesaian
konflik kepentingan
(finansial dan non
finansial) yg terjadi
akibat penelitian diRS
100 TKRS 15.3 Pimpinan RS telah Regulasi tentang penetapan:
mengidentifikasi fasilitas 1) fasilitas dan sumber daya yang
dan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan penelitian,
diperlukan untuk 2) kompetensi sumber daya yg akan berpartisipasi
melakukan penelitian di dalam penelitian sebagai pimpinan dan anggota
tim peneliti
101 KPS 1.1 menetapkan regulasi Regulasi tentang manajemen sumber daya manusia
terkait Kualifikasi meliputi:
Pendidikan dan a. Perencanaan dan pengelolaan staf;
staf meliputi poin a - f b. Pendidikan dan pelatihan;
c. Kesehatan dan keselamatan kerja staf;
pada gambaran umum
d. Tenaga medis;
e. Tenaga keperawatan; dan
f. Tenaga kesehatan lain.
102 KPS 1.3 Kebutuhan staf telah Regulasi tentang penetapan perencanaan SDM
direncanakan sesuai poin sesuai dengan:
a)-e) dalam maksud a) Misi rumah sakit.
dan tujuan. b) Populasi pasien yang dilayani dan kompleksitas
sertakebutuhan pasien.
c) Layanan diagnostik dan klinis yang disediakan
rumah sakit.
d) Jumlah pasien rawat inap dan rawat jalan.
e) Peralatan medis yang digunakan untuk pelayanan
pasien.
20
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
103 KPS 2.1 Regulasi tentang uraian
tugas staf RS
104 KPS 2.2 Tenaga kesehatan yang Regulasi tentang penetapan uraian tugas
diidentifikasi dalam a) untuk:
hingga d) dalam maksud a) Tenaga kesehatan ditugaskan di bidang
dan tujuan, memiliki manajerial.
uraiantugas yang sesuai b) Tenaga kesehatan melakukan dua tugas yaitu di
dengan tugas dan bidang manajerial dan di bidang klinis.
tanggung jawabnya. c) Tenaga kesehatan yang sedang mengikuti
pendidikan dan bekerja dibawah supervisi, maka
program pendidikan.
d) Tenaga kesehatan yang diizinkan untuk
memberikan pelayanan sementara dirumah sakit.
105 KPS 3.1 Regulasi tentang proses
rekrutmen, evaluasi
kompetensi kandidat
calon staf dan
mekanisme
pengangkatan staf di
rumah sakit
106 KPS 4.1 Regulasi tentang
kompetensi dan
kewenangan PPA dalam
SPK dan RKK
107 KPS 5.1 Regulasi tentang
penetapan kompetensi
staf non klinis
108 KPS 7.1 Regulasi tentang
orientasi umum dan
khusus bagi staf baru di
rumah sakit
109 KPS 8.1 Regulasi tentang
program pelatihan
110 KPS 8.1.1 Regulasi tentang materi
pelatihan teknik
resusitasi jantung paru
tingkat dasar (BHD)
dan bantuan hidup
tingkat lanjut
111 KPS 9.1 Regulasi tentang a) Skrining kesehatan awal
program kesehatan dan b) Tindakan-tindakan untuk mengendalikan pajanan
keselamatan staf kerja yang berbahaya, seperti pajanan terhadap
21
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
obat-obatan beracun dan tingkat kebisingan yang
berbahaya
c) Pendidikan, pelatihan, dan intervensi terkait cara
pemberian asuhan pasien yang aman
d) Pendidikan, pelatihan, dan intervensi terkait
pengelolaan kekerasan di tempat kerja
e) Pendidikan, pelatihan, dan intervensi terhadap
staf yang berpotensi melakukan kejadian tidak
diharapkan (KTD) atau kejadian sentinel
f) Tata laksana kondisi terkait pekerjaan yang
umum dijumpai seperti cedera punggung atau
cedera lain yang lebih darurat
g) Vaksinasi/Imunisasi pencegahan, dan
pemeriksaan kesehatan berkala
h) Pengelolaan kesehatan mental staf, seperti pada
saat kondisi kedaruratan penyakit
112 KPS 10.1 Regulasi tentang
peraturan internal
tenaga medis (medical
staf bylaws)
113 KPS 10.1.1 Regulasi tentang
penetapan kebutuhan
tenaga medis
(Lihat KPS 1 EP 3)
114 KPS 11.1 Regulasi tentang
penetapan kewenangan
klinis berupa SPK dan
RKK, serta pemberian
kewenangan tambahan
115 KPS 15.1 Regulasi tentang
penetapan
rincian kewenangan
klinis (RKK)
perawat berdasar hasil
kredensial
116 KPS 15.2 Regulasi berupa Surat
Penugasan
Klinis (SPK) tenaga
perawat
117 KPS 18.1 menetapkan rincian
kewenangan klinis
profesional pemberi
asuhan (PPA) lainnya dan
22
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
staf klinis lainnya
berdasar atas hasil
kredensial tenaga
Kesehatan lainnya.
118 KPS 18.2 Regulasi berupa Surat
Penugasan Klinis
(SPK) tenaga kesehatan
lainnya (staf
klinis) tenaga
Kesehatan lainnya
23
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
struktural lingkungan pelayanan dan perawatan
pasien.
e) Peralatan medis: Peralatan dipilih, dipelihara, dan
digunakan dengan cara yang aman dan benar untuk
mengurangi risiko.
f) Sistem utilitas: Listrik, air, gas medik dan sistem
utilitas lainnya dipelihara untuk meminimalkan risiko
kegagalan pengoperasian.
g) Konstruksi dan renovasi: Risiko terhadap pasien, staf,
dan pengunjung diidentifikasi dan dinilai selama
konstruksi, renovasi, pembongkaran, dan aktivitas
pemeliharaan lainnya.
h) Pelatihan: Seluruh staf di rumah sakit dan para
tenant/penyewa lahan dilatih dan memiliki
pengetahuan tentang K3, termasuk penanggulangan
kebakaran.
i) Pengawasan pada para tenant/penyewa lahan yang
melakukan kegiatan di dalam area lingkungan rumah
sakit.
123 MFK 3.2 Program Kesehatan & Program Kesehatan dan keselamatan kerja integrasi
keselamatan kerja staf dengan program manajemen fasilitas dan
ke dalam program keselamatan
manajemen fasilitas dan
keselamatan
124 MFK 6.3 Regulasi tentang
larangan merokok di
seluruh area rumah
sakit dan
pemantauannya
125 MFK 7.2 Regulasi tentang
penetapan penanggung
jawab pengelolaan dan
pengawasan peralatan
medik
126 MFK 8.2 sistem utilitas Regulasi tentang persiapan keadaan darurat meliputi
terhadap keadaan :
darurat yang meliputi a) mengidentifikasi peralatan, sistem, serta area
poin a)-e) pada maksud yang memiliki risiko paling tinggi terhadap pasien
dan tujuan dan staf (sebagai contoh, rumah sakit
mengidentifikasi area yang membutuhkan
penerangan, pendinginan (lemari es), bantuan
hidup/ventilator, serta air bersih untuk
membersihkan dan sterilisasi alat);
b) menyediakan air bersih dan listrik 24 jam setiap
24
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
hari dan 7 (tujuh) hari seminggu;
c) menguji ketersediaan serta kehandalan sumber
tenaga listrik dan air bersih darurat/pengganti/
back-up;
d) mendokumentasikan hasil-hasil pengujian;
e) memastikan bahwa pengujian sumber
cadangan/alternatif air bersih dan listrik
dilakukan setidaknya setiap 6 (enam) bulan atau
lebih sering jika dipersyaratkan oleh peraturan
perundang-undangan di daerah, rekomendasi
produsen, atau kondisi sumber listrik dan air,
yang meliputi (1) sampai dengan (4)
(1) Perbaikan system air bersih yang terjadi
berulang2
(2) Sumber air bersih yang sering terkontaminasi
(3) Jaringan listrik yang tidak dapat diandalkan
(4) Pemadaman listrik yang tidak terduga dan
terjadi berulang2
127 MFK 9.3 Regulasi tentang
program pengelolaan
bencana berdasarkan
hasil Analisa kerentanan
bahaya/Hazard
Vulnerability Analysis
(HVA)
128 MFK 10.1 Regulasi tentang
penerapan penilaian
risiko prakontruksi pada
rencana kontruksi,
renovasi dan demolisi
25
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
133 PKPO 8.1 b Rumah sakit menyusun dan Regulasi tentang penetapan
mengembangkan 1) panduan praktik klinis (PPK)
panduan praktik klinis 2) panduan penggunaan antimikroba untuk terapi
(PPK), panduan dan profilaksis (PPAB)
penggunaan antimikroba
untuk terapi dan profilaksis
(PPAB), berdasarkan kajian
ilmiah dan kebijakan
rumah sakit serta mengacu
regulasi yang berlaku
secara nasional. Ada
mekanisme untuk
mengawasi pelaksanaan
penatagunaan antimikroba.
134 PPI 1.1 menetapkan regulasi PPI Regulasi tentang PPI meliputi:
meliputi a - m pada a) Penyelenggaraan PPI di Rumah Sakit
gambaran umum. b) Program PPI
c) Pengkajian Risiko
d) Peralatan medis dan/atau Bahan Medis Habis
Pakai (BMHP)
e) Kebersihan lingkungan
f) Manajemen linen
g) Limbah infeksius
h) Pelayanan makanan
i) Risiko infeksi pada konstruksi dan renovasi
j) Penularan infeksi
k) Kebersihan Tangan
l) Peningkatan mutu dan program edukasi
m) Edukasi, Pendidikan dan Pelatihan
135 PPI 1.2 Regulasi tentang
penetapan komite/tim
PPI dilengkapi dengan
Pedoman Kerja
(Pedoman Manjerial)
dan Program Kerja.
136 PPI 1.1.1 menetapkan perawat Regulasi tentang:
PPI/IPCN purna waktu a) penetapan perawat PPI/IPCN purna waktu
dan IPCLN dan IPCLN
berdasarkan jumlah dan b) Jumlah dan kualifikasi sesuai dengan
kualifikasi sesuai peraturan perundang-undangan
ukuran rumah sakit
137 PPI 2.1 Regulasi tentang Kesebelas kewaspadaan standar tersebut yang harus
Program PPI yang diterapkan di rumah sakit adalah:
26
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
terdiri dari kewaspadaan (1) Kebersihan tangan
standar dan (2) Alat Pelindung diri
kewaspadaan transmisi (3) Dekontaminasi peralatan perawatan pasien
(4) Pengendalian lingkungan
(5) Pengelolaan limbah
(6) Penatalaksanaan linen
(7) Perlindungan kesehatan petugas
(8) Penempatan pasien
(9) Kebersihan pernafasan/etika batuk dan bersin
(10) Praktik menyuntik yang aman
(11) Praktik lumbal pungsi yang aman
27
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
rumah sakit yang makanan, alat masak, serta alat makan untuk
meliputi mengurangi risiko infeksi dan kontaminasi silang;
a) – b) pada maksud dan b) Standar bangunan, fasilitas dapur, dan pantry
tujuan sesuai dengan peraturan perundangan termasuk
bila makanan diambil dari sumber lain di luar
rumah sakit.
142 PPI 10.1.1 Regulasi tentang proses
pengelolaan pasien bila
terjadi ledakan pasien
(outbreak) penyakit
infeksi air borne.
143 PPI 11.1 Regulasi tentang hand
hygiene yang mencakup
kapan, di mana, dan
bagaimana melakukan
cuci tangan
mempergunakan sabun
(hand wash) dan
atau dengan disinfektan
(hand rubs) serta
ketersediaan fasilitas
hand hygiene
144 PPI 11.1.1 Regulasi tentang
penggunaan alat
pelindung diri, tempat
yang harus menyediakan
alat pelindung diri, dan
pelatihan cara
memakainya.
145 PPI 12.1 Regulasi tentang
manajemen data
terintegrasi
antara data surveilans
dan data indikator mutu
di Komite/ Tim
Penyelenggara Mutu.→
Lihat Pedoman PMKP
146 PPI 13.1 Rumah sakit Bukti tentang program pelatihan dan edukasi
menetapkan program tentang PPI yang meliputi:
pelatihan dan edukasi a) Orientasi pegawai baru baik staf klinis maupun
tentang PPI yang nonklinis di tingkat rumah sakit maupun di unit
meliputi a) – e) yang ada pelayanan;
pada maksud b) Staf klinis (profesional pemberi asuhan) secara
28
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
dan tujuan berkala;
c) Staf nonklinis;
d) pasien dan keluarga; dan
e) pengunjung.
29
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
pendidikan klinis. 1. Mutu dan keselamatan pasien.
2. Pengendalian infeksi.
3. Keselamatan penggunaan obat.
4. Sasaran keselamatan pasien.
153 SKP 1.1 menetapkan regulasi Regulasi tentang penetapan sasaran keselamatan
terkait Sasaran pasien:
keselamatan pasien 1. Mengidentifikasi pasien dengan benar;
meliputi poin 1 – 6 2. Meningkatkan komunikasi yang efektif;
pada gambaran umum. 3. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus
diwaspadai;
4. Memastikan sisi yang benar, prosedur yang benar,
pasien yang benar pada pembedahan/tindakan
invasif;
5. Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan
kesehatan; dan
6. Mengurangi risiko cedera pasien akibat jatuh.
154 SKP 3.1 menetapkan daftar Regulasi tentang daftar obat yang perlu diwaspadai.
obat kewaspadaan tinggi Sesuai regulasi RS
(High Alert) termasuk Daftar disusun berdasarkan kelompok
obat Look -Alike Obat berisiko tinggi (High Risk (misal obat
Sound Alike (LASA). sitostatika, dll)
Obat LASA/Norum
Elektrolit konsentrasi tinggi
30
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
pengawas menerapkan PPK/Algoritme/Protokol dan melakukan
pengukuran dengan clinical pathway.
d) Mengukur dampak efisiensi dan efektivitas prioritas
perbaikan terhadap keuangan dan sumber daya
misalnya SDM.
e) Pelaporan dan analisis insiden keselamatan pasien.
f) Penerapan sasaran keselamatan pasien.
g) Evaluasi kontrak klinis dan kontrak manajemen.
h) Pelatihan semua staf sesuai perannya dalam program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
i) Mengkomunikasikan hasil pengukuran mutu meliputi
masalah mutu dan capaian data kepada staf.
158 PMKP 3.2 Regulasi tentang a) Judul indikator.
penetapan indikator b) Dasar pemikiran.
mutu prioritas rumah c) Dimensi mutu.
sakit (IMP-RS) dan d) Tujuan.
e) Definisi operasional.
indikator mutu
f) Jenis indikator.
prioritas unit (IMP- Unit)
g) Satuan pengukuran.
telah dilengkapi dengan h) Numerator (pembilang).
profil indicator i) Denominator (penyebut).
mencakup (poin a-t) j) Target.
dalam maksud dan k) Kriteria inklusi dan eksklusi.
tujuan l) Formula.
m) Metode pengumpulan data.
n) Sumber data.
o) Instrumen pengambilan data.
p) Populasi/sampel (besar sampel dan cara
pengambilan sampel).
q) Periode pengumpulan data.
r) Periode analisis dan pelaporan data.
s) Penyajian data.
t) Penanggung jawab.
159 PMKP 8.1 Sistem pelaporan dan a) Bunuh diri oleh pasien yang sedang dirawat,
pembelajaran ditatalaksana, menerima pelayanan di unit yang selalu
keselamatan pasien memiliki staf sepanjang hari atau dalam waktu 72 jam
rumah sakit setelah pemulangan pasien, termasuk dari Unit Gawat
Darurat (UGD) rumah sakit;
(SP2KP RS) termasuk
b) Kematian bayi cukup bulan yang tidak diantisipasi;
didalamnya definisi, jenis
c) Bayi dipulangkan kepada orang tua yang salah;
insiden keselamatan d) Penculikan pasien yang sedang menerima perawatan,
pasien meliputi kejadian tata laksana, dan pelayanan;
sentinel (poin a – o) e) Kaburnya pasien (atau pulang tanpa izin) dari unit
dalam bagian maksud perawatan yang selalu dijaga oleh staf sepanjang hari
dan (termasuk UGD), yang menyebabkan kematian,
tujuan), KTD, KNC, KTC cedera permanen, atau cedera sementara derajat
31
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
dan KPCS, mekanisme berat bagi pasien tersebut;
pelaporan & analisanya f) Reaksi transfusi hemolitik yang melibatkan pemberian
serta pembelajarannya darah atau produk darah dengan inkompatibilitas
golongan darah mayor (ABO, Rh, kelompok darah
lainnya);
g) Pemerkosaan, kekerasan (yang menyebabkan
kematian, cedera permanen, atau cedera sementara
derajat berat) atau pembunuhan pasien yang sedang
menerima perawatan, tata laksana, dan layanan
ketika berada dalam lingkungan rumah sakit;
h) Pemerkosaan, kekerasan (yang menyebabkan
kematian, cedera permanen, atau cedera sementara
derajat berat) atau pembunuhan anggota staf, praktisi
mandiri berizin, pengunjung, atau vendor ketika
berada dalam lingkungan rumah sakit
i) Tindakan invasif, termasuk operasi yang dilakukan
pada pasien yang salah, pada sisi yang salah, atau
menggunakan prosedur yang salah (secara tidak
sengaja);
j) Tertinggalnya benda asing dalam tubuh pasien secara
tidak sengaja setelah suatu tindakan invasif, termasuk
operasi;
k) Hiperbilirubinemia neonatal berat (bilirubin >30
mg/dL);
l) Fluoroskopi berkepanjangan dengan dosis kumulatif
>1.500 rad pada satu medan tunggal atau pemberian
radioterapi ke area tubuh yang salah atau pemberian
radioterapi >25% melebihi dosis radioterapi yang
direncanakan;
m) Kebakaran, lidah api, atau asap, uap panas, atau
pijaran yang tidak diantisipasi selama satu episode
perawatan pasien;
n) Semua kematian ibu intrapartum (terkait dengan
proses persalinan); atau
o) Morbiditas ibu derajat berat (terutama tidak
berhubungan dengan perjalanan alamiah penyakit
pasien atau kondisi lain yang mendasari) terjadi pada
pasien dan menyebabkan cedera permanen atau
cedera sementara derajat berat.
160 PMKP 8.4 Regulasi tentang
penetapan investigasi
sederhana dengan kurun
waktu yaitu grading
biru tidak melebihi 7
(tujuh) hari, grading
hijau
32
NO BAB EP NAMA REGULASI KETERANGAN
tidak melebihi 14 (empat
belas) hari
161 PMKP 10.2 Penyusunan Program
Budaya Keselamatan
rumah sakit
162 PMKP 11.5 Regulasi Program
manajemen risiko tingkat
rumah sakit yang disusun
oleh Komite Mutu RS
33