Anda di halaman 1dari 35

MANAJEMEN BENCANA

DAN KEDARURATAN
Pokok bahasan Manajemen
Bencana dan Kedaruratan
 Manajemen umum vs Manajemen
Bencana dan Kedaruratan
 Masalah pokok Manajemen
Kedaruratan
 Konsep tentang Operasi
 Kontinum Manajemen Kedaruratan
 Aspek-aspek teknis sektoral
 Kegiatan Tanggap Darurat
Manajemen Bencana
(Disaster Manajemen)

Segala upaya atau kegiatan yang


dilaksanakan dalam rangka
pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan,
tanggap darurat dan pemulihan
berkaitan dengan bencana yang
dilakukan pada sebelum, pada saat
dan setelah bencana.
kerentanan
Pengurangan berkurang
resiko, Kajian resiko,
kerentanan perencanaan, penataan,
dan ancaman pelatihan dan proses

Analisa
resiko dan Kesiap
Pencegahan
ancaman siagaan
Dan Mitigasi
Hampir
normal Bencana/Ke
kembali daruratan
Tanggap
Rehabilitasi Darurat

situasi
“penyembuhan lebih stabil
trauma”,
perbaikan,
rekonstrusi & Tdk ada ancaman
pemulihan langsung thd
jiwa/keamanan/harta
Pencegahan (prevention)

 Upaya yang dilakukan untuk mencegah


terjadinya bencana (jika mungkin
dengan meniadakan bahaya).
Misalnya :
- Melarang pembakaran hutan
dalam perladangan
- Melarang penambangan batu di
daerah yang curam.
Mitigasi (mitigation)

 Upaya yang dilakukan untuk


meminimalkan dampak yang
ditimbulkan oleh bencana
 Ada 2 bentuk mitigasi :
- Mitigasi struktural (membuat
chekdam, bendungan, tanggul
sungai dll.)
- Mitigasi non struktural (peraturan,
tata ruang, pelatihan)
Kesiapsiagaan
(preparedness)
 Upaya yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana, melalui
pengorganisasian langkah-langkah
yang tepat, efektif dan siap siaga.

Misalnya :
Penyiapan sarana komunikasi, pos
komando dan penyiapan lokasi
evakuasi.
Peringatan Dini (early
warning)
 Upaya untuk memberikan tanda
peringatan bahwa bencana
kemungkinan akan segera terjadi.
 Pemberian peringatan dini harus :
- Menjangkau masyarakat (accesible)
- Segera (immediate)
- Tegas tidak membingungkan
(coherent)
- Bersifat resmi (official)
Tanggap Darurat (response)
 Upaya yang dilakukan segera pada saat
kejadian bencana, untuk
menanggulangi dampak yang
ditimbulkan, terutama berupa
penyelamatan korban dan harta benda,
evakuasi dan pengungsian.
Tanggap Darurat (response)
 Upaya yang dilakukan segera pada saat
kejadian bencana, untuk
menanggulangi dampak yang
ditimbulkan, terutama berupa
penyelamatan korban dan harta benda,
evakuasi dan pengungsian.
Bantuan Darurat (relief)
 Merupakan upaya untuk memberikan
bantuan berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan dasar berupa :
- pangan,
- sandang
- tempat tinggal sementara
- kesehatan, sanitasi dan air bersih
Pemulihan (recovery)

 Proses pemulihan kondisi masyarakat


yang terkena bencana, dengan
memfungsikan kembali prasarana dan
sarana pada keadaan semula.
 Upaya yang dilakukan adalah
memperbaiki prasarana dan pelayanan
dasar (jalan, listrik, air bersih, pasar
puskesmas, dll).
Rehabilitasi (rehabilitation)

 Upaya langkah yang diambil setelah


kejadian bencana untuk membantu
masyarakat memperbaiki rumahnya,
fasilitas umum dan fasilitas sosial
penting, dan menghidupkan kembali
roda perekonomian.
Rekonstruksi
(reconstruction)
 Program jangka menengah dan jangka
panjang guna perbaikan fisik, sosial dan
ekonomi untuk mengembalikan
kehidupan masyarakat pada kondisi
yang sama atau lebih baik dari
sebelumnya.
Manajemen Kedaruratan
(emergency management)
 Seluruh kegiatan yang meliputi aspek
perencanaan dan penanggulangan
kedaruratan, pada menjelang, saat dan
sesudah terjadi keadaan darurat.
 Manajemen kedaruratan ini mencakup :
- Kesiapsiagaan
- tanggap darurat,
- pemulihan darurat,
- kesiapsiagaan
Tujuan Manajemen
Kedaruratan
 Mengurangi jumlah korban
 Meringankan penderitaan
 Stabilisasi kondisi korban /
pengungsi
 Mengamankan aset
 Memulihkan fasilitas kunci
 Mencegah kerusakan lebih jauh
 Menyediakan pelayanan dasar
dalam penanganan pasca
darurat
 Meringankan beban
masyarakat setempat
TRANFORMASI MANAJEMEN
Manajemen Tradisional Manajemen Kedaruratan
Parameter Jelas
 90% Sama dengan
manajemen
 Planning/Perencanaan
tradisional
 Organizing/Pengorganisasi
an
 Staffing/Personil Tetapi
 Waktu sangat
 Delegating/Pendelegasian
mendesak
 Coordinating/Koordinasi
 Semua keputusan
 Reporting/Laporan,
Monitoring, Evaluation
ber-resiko tinggi
(Kalau salah BISA
 Budget/Anggaran
FATAL)
Karakteristik
Manajemen Kedaruratan
 Bersifat meluas, besar-besaran, dan
membebani sistem normal

 Dalam suasana yang kacau dan/atau


traumatis

 Segala keputusan membawa


konsekuensi langsung
Masalah-masalah Umum
 Kesiapan kurang  Kebingungan,
sempurna / tidak chaos, krisis,
ada gagalnya kordinasi
 Peringatan dini  Bahan bantuan
tidak ada atau tidak mencukupi
kurang efektif  Lingkup terlalu
 Informasi tidak besar / meluas
lengkap / tidak  Dsb..dsb..
tepat
 Komunikasi
Persoalan Manajemen
Kedaruratan
 Sasaran yang tidak jelas
 Kebutuhan tidak seimbang dengan sumber
daya
 Masalah keamanan dan jaminan
perlindungan
 Terlalu banyak tugas, waktu terlalu sempit
 Banyak yang terlibat, koordinasi sangat
kompleks
 Informasi membingungkan, komunikasi kacau
 Hambatan politis, administratif dan birokratis
Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan
 Kebutuhan yang mendesak
 Kegiatan apa
 Kapan harus dilaksanakan
 Sumber yang tersedia
 Siapa bertanggung jawab, berkordinasi dg. Siapa

Sektor kunci:
 Penyelamatan/evakuasi (tranportasi)
 Penampungan (+sanitasi, perumahan)
 Pangan
 Kesehatan
 Keamanan
Kontinum Manajemen Kedaruratan
Tahap Gugus kegiatan Elemen kunci
Kesiagaan  Peringatan dini

Kajian
 Perencanaan Kontijensi
Tanggap darurat Sumber

Koordinasi
 Perencanaan Operasi

Pasca Darurat  Pelaksanaan


 Penuntasan
Definisi “Operasi”
 “... sekelompok orang, instansi, atau organisasi
yang saling terkait dan bekerjasama sebagai
halnya sebuah tim untuk mencapai tujuan bersama

PBB Kita

Pemerintah OPERASI

Pihaklain
Mereka
Aspek Teknis dalam Operasi
 Kesehatan
 Sanitasi/kebersihan
 Pangan dan gizi
 Rencana penampungan (lokasi, kapasitas,dll)
 Logistik “kalau Anda kurang
 Air bersih menguasai, mesti tahu
kapan memanggil
 Pelayanan sosial (Trauma) ahlinya.”
 Registrasi & sistem distribusi
Kegiatan Tanggap Darurat
 Manajemen dan Koordinasi
 Perlindungan, Penerimaan dan Pendataan
 Pangan dan Nutrisi
 Logistik dan Transportasi
 Penampungan Sementara
 Air Bersih
 Sanitasi Lingkungan
 Pelayanan Kesehatan
 Pelayanan Masyarakat
 Pendidikan
Manajemen & Koordinasi
Manajemen Tanggap Darurat
diperlukan 3 C:
- Command (komando)
- Control (pengendalian)
- Coordination (kordinasi)
Bentuk kegiatan:
- Mendirikan POSKO
- Membuat Tim Reaksi Cepat

Kegiatan ini merupakan


tugas: BAKORNAS,
SATKORLAK dan SATLAK
Perlindungan & Pendataan
Kegiatan ini meliputi :
Evakuasi korban yg masih
hidup dan meninggal
Memberikan pertolongan
dan perlindungan bagi
korban selamat
Menerima dan memberikan
tempat penampungan
sementara
Mendata dan mencatat agar
memudahkan dalam
pengurusan pelayanan
Tugas ini dilakukan oleh
Pemda (Dinas
Kependudukan)
Pangan
Pada tahap awal yg diberikan
adalah makanan siap santap,
karena tidak dapat memasak.
Pendirian dapur umum
Pemberian jatah hidup per
keluarga, apabila sudah
didata dan mendapatkan
tempat penampungan
Jenis pangan disesuaikan
dengan makanan pokok
setempat
Standar Departemen Sosial
400 g dan Rp 3000,- (per
orang per hari)
Logistik & Transportasi
Pengumpulan, pengadaan,
penyimpanan dan penyaluran
bantuan logistik sangat
diperlukan pada tanggap
darurat.
Diperlukan gudang dan
sarana transportasi
Perbaikan prasarana jalan
dan jembatan, pelabuhan dan
bandara sangat vital.
Dukungan transportasi
sangat ditentukan oleh
ketersediaan bahan bakar
minyak (BBM).
Dikoordinasikan oleh
Departemen Perhubungan
Penampungan Sementara
Penampungan sementara
ditempatkan pada bangunan
gedung yg aman: sekolah,
kantor, stadion, gudang, dsb.
Jika tidak memungkinkan dapat
ditempatkan di lapangan atau
tempat terbuka, dengan
mendirikan tenda-tenda.
Pada pengungsian yg cukup
lama dibuat hunian semi
permanen (huntara) yang
berupa barak yang berisi
beberapa keluarga.
Pekerjaan ini dilakukan oleh
Dinas Permukiman atau PU.
Air Bersih
Penyediaan air bersih
diarahkan pengguna-
annya untuk: mandi,
minum, cuci, memasak
Sumber air dapat
diperoleh dari: sungai,
danau, sumur, air tanah
dalam dan mata air.
Untuk itu diperlukan:
volume dan kualitas air
yg memenuhi, sistem
penampungan, pengo-
lahan, penyaluran dan
distribusinya.
Penanggung jawab:
PDAM / PU
Sanitasi Penyediaan sarana MCK
disesuaikan dgn
kebiasaan pengungsi di
daerah asal.
Sarana MCK tsb harus
mudah dipakai dan dapat
dipelihara oleh warga.
Harus diperhitungkan
rasio jumlah MCK
terhadap jumlah
pengungsi.
Pengelolaan sampah
diatur pengumpulan dan
pembuangannya.
Kegiatan ini
dikoordinasikan oleh
Dinas Kebersihan / PU
Kesehatan dan Nutrisi
Setiap korban bencana
mendapat perawatan
kesehatan secara gratis di
puskesmas dan RS
rujukan
Pemerintah menyediakan
tenaga medis, peralatan
kesehatan dan obat-
obatan.
Di samping itu dilakukan
pula imunisasi dan
vaksinasi guna mencegah
timbulnya penyakit.
Kegiatan ini dilakukan
oleh Dinas Kesehatan.
Pelayanan Masyarakat
Dalam penampungan
sementara perlu disediakan
tempat umum untuk
memberikan pelayanan, a.l:
-Media (radio, televisi)
-Komunikasi (telepon, SSB)
-Informasi (keluarga,
penyuluhan, sosialisasi,
pertemuan warga)

Peran LSM sangat


diperlukan untuk
pelayanan masyarakat.
Pendidikan
Pada tahap tanggap
darurat, proses belajar
mengajar bagi para siswa
harus tetap berjalan.
Lokal tempat belajar dapat
menggunakan bangunan
yg ada, sekolah terdekat
dan tenda-tenda darurat.
Keperluan untuk proses
belajar (buku pelajaran, alat
tulis dan keperluan lain)
harus disediakan.
Pelaksanaan kegiatan ini
adalah Dinas Pendidikan
setempat.

Anda mungkin juga menyukai