Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON


 “HUMAN CARING”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Psikososial

Di susun Oleh :

Nur Hamidah
NIM. 0105.20.192
Iin
NIM. C.0105.20.191
M. Miraz
NIM. C.0105.20.077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR

CIMAHI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih  lagi pada kehidupan akhirat
kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah
dan penuh manfaat.
 Terima kasih kami kepada semua pihak yang telah banyak membantu
menyelesaikan makalah ini, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga makalah
ini terselesaikan  dalam waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari sekali, didalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-
kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal penyampaian  kepada Dosen
Pembimbing serta teman-teman sekalian, yang kadang kala hanya  mementingkan egoisme
pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran  yang membangun untuk
lebih menyempurnakan makalah-makah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa
yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang
ingin mengambil atau menyempurnakan lagi dan atau mengambil hikmah dari makalah
kami yang berjudul : TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON “HUMAN CARE IS
THE HEART OF NURSING” sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah
ada.

Bandung, Nopember 2020


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
BAB II TEORI KEPERAWATAN.................................................................................. 2
A. Biografi........................................................................................................... 2
B. Definisi dan Konsep Umum Teori................................................................. 2
C. Aplikasi dalam Keperawatan......................................................................... 10
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 12
A. Kesimpulan..................................................................................................... 12
B. Saran............................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori keperawatan adalah usaha untuk menguraikan dan menjelaskan berbagai
fernomena dalam keperawatan (Steven, 1984). Untuk menjadi seorang perawat yang
baik tentunya perlu mengetahui dasar-dasar keperawatan. Selain, kita harus memiliki
dasar ilmu sains atau medis kita tentunya peerlu mengetahui teori dari keperawatan
tersebut, mengetahui perkembangkan teori dari awal hingga sekarang. Karena,
awalnya keperawatan berfokus pada kesembuhan fisik dari pasien atau klien. Sekarang
kita pun harus memperhatikan kondisi psikis merealisasikan konsep caring kepada
klien agar proses pemulihan segera selesai. Tetapi, pendekatan psikis terhadap klien
perlu proses atau adaptasi. Maka dari itu, disini akan dibahas model konsep dari teori
keperawatan yang dikemukakan oleh Sister Callista Roy tentang adaptasi dan konsep
caring oleh Jean Watson.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalahya sebagai


berikut :
1. Apa yang dimaksud teori keperawatan ?
2. Bagaimana biografi dari Jean Watson ?
3. Bagaimana model konseptual dari Jean Watson?

1
BAB II
TEORI KEPERAWATAN

A. Biografi

Dr. Watson adalah seorang sarjana keperawatan Amerika


yang lahir di West Virginia dan sekarang tinggal di Boulder,
Colorado sejak tahun 1962. Dari University of Colorado, ia
meraih gelar sarjana di keperawatan dan psikologi, gelar master
di keperawatan kesehatan mental-kejiwaan, dan terus
mendapatkan gelar Ph.D dalam psikologi pendidikan dan
konseling.
Sekarang ini Dr. Jean Watson adalah seorang Profesor
keperawatan dan sebagai ketua Caring Science di University of
Colorado, Sekolah Keperawatan dan merupakan pendiri Center
for Human Caring di Colorado. Dia merupakan anggota dari
Amecican Academy of  Nursing yang telah menerima
penghargaan nasional dan internasional. Dia telah menerbitkan
berbagai karya yang menjelaskan filsafat dan teori kepedulian
manusia, yang dipelajari oleh perawat di berbagai belahan dunia. Dasar dari teori
keperawatan Jean Watson di terbitkan pada tahun 1979 di keperawatan yaitu ”The
Philosphy and Science of Caring”. Pada tahun 1988, teorinya diumumkan dalam “nursing:
Human Science and Human Care”. Postmodern Nursing and Beyond (1999). Assessing and
Measuring Caring in Nursing and Health Sciences (2002). Watson berpendapat bahwa
fokus utama dalam keperawatan ada di faktor karatif. Dia percaya bahwa bagi perawat
untuk mengembangkan filsafat humanistik dan sistem nilai, seorang liberal dengan latar
belakang seni yang kuat diperlukan. Sistem filsafat dan nilai memberikan fondasi yang
kokoh bagi science of caring.

B. Definisi dan Konsep Umum Teori

a. Pengertian

 “Human care is the heart of nursing” (Watson: 1985)


Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkam pada asumsi bahwa human
science and human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan keperawatan.
Sebagai human science keperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris
dengan estetika, humanities, dan kiat/art (Watson, 1985).
Dalam pandangan keperawatan manusia dilihat sebagai sosok yang utuh. Karena keutuhan
ini maka manusia itu unik, berbeda dari manusia lain. Manusia juga diyakini sebagai sistem
terbuka (openned system), yang berinteraksi dengan manusia lain dan lingkungannya
secara dinamis, dan berkesinambungan itu semua penting untuk perkembangan
personalnya.
2
Sebagai pengetahuan tentang human care fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan
yang menjadi inti keperawatan, seperti yang dinyatakan oleh Watson (1985) “human care
is the heart of nursing”. Pandangan tentang keperawatan sebagai science tentang human
care adalah komprehensif. Ini termasuk pengembangan pengetahuan sebagai basis dalam
area:
1. Pengkajian terhadap kondisi manusia.
2. Implikasi dari pengalaman manusia dan responnya terhadap kondisi sehat sakit.
3. Telaah terhadap pengelolaan kondisi-kondisi yang menyertainya.
4. Deskripsi dari atribut-atribut caring relationship.
5. Studi tentang sistem bagaimana human care harus diwujudkan.

b. Konsep Sehat Sakit

Dalam pandangan keperawatan Jean Watson, manusia diyakini sebagai person as a whole,
as a fully functional integrated self.  Jean Watson mendefinisikan sehat sebagai kondisi
yang utuh dan selaras antara badan, pikiran, dan jiwa, ini berkaitan dengan tingkat
kesesuaian antara diri yang dipersepsikan dan diri yang diwujudkan. Dari beberapa konsep
sehat sakit di atas dapat dikemukakan beberapa hal prinsip, antara lain:
1. Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya
multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-
faktor yang mempengaruhi.
2. Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang  untuk
beradaptasi terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
3. Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti pada titik tertentu,
tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan
yang dinamis.

c. Teori Watson

3
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan
manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsure
teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki
empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar
biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan,
kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan
fungsional) yang meliputi kebutuhan aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan
psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi,
kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk
pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.

Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusia adalah
makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam
upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental
dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa
sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dan meningkatkan
status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan
penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit.

Teori human caring


Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah “human science
and human care”. Watson percaya bahwa fokus utama dalam keperawatan adalah
pada carative factor yang bermula dari perspektif humanistik yang dikombinasikan dengan
dasar pengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filososfi
humanistik dan sistem nilai serta seni yang kuat. Filosofi humanistik dan sistem nilai ini
memberi fondasi yang kokoh bagi ilmu keperawatan, sedangkan dasar seni dapat
membantu perawat mengembangkan visi mereka serta nilai-nilai dunia dan keterampilan
4
berpikir kritis. Pengembangan keterampilan berpikir kritis dibutuhkan dalam asuhan
keperawatan, namun fokusnya lebih pada peningkatan kesehatan, bukan pengobatan
penyakit.

d. Asumsi dasar tentang ilmu keperawatan Watson

Beberapa asumsi dasar tentang teori Watson adalah sebagai berikut:


1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan diperaktikkan secara interpersonal.
2. Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya factor carative yang menghasilkan
kepuasan pada kebutuhan manusia.
3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan
perkembangan individu dan keluarga.
4. Respons asuhan keperawatan tidak ahanya menerima seseorang sebagaimana
mereka sekarang, tetapi juga hal-hal  yang mungkin terjadi padanya nantinya.
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan
perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi seseorang untuk memilih kegiatan
yang tebaik bagi dirinya dalam waktu yang telah ditentukan.
6. Asuhan keperawatan lebih bersifat  healthgenic  (menyehatkan) dari pada  curing
(mengobati).
7. Praktik caring merupakan pusat keperawatan.
Watson (1988) dan George (1990) mendefenisikan caring lebih  dari sebuah exisestensial
philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah ideal moral dari
keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spritualnya meningkat ditunjukkan
dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri,
intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga pertanggung jawaban
hubungan antara perawat-klien, dimana perawat membantu memperoleh pengetahuan dan
meningkatkan kesehatan.
“Theory of Human Caring” (Watson), mempertegas jenis hubungan dan transaksi yang
diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi
pasien sebagai manusia yang mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan. Dalam hal ini
caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada klien. Kemudian caring juga menekankan harga diri
individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu
menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien. Watson juga
mengemukakan bahwa respon setiap individu terhadap suatu masalah kesehatan unik,
artinya dalam praktik keperawatan, seorang perawat harus mampu memahami setiap respon
yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan
kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun akan
terjadi. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal yaitu
hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana perawat menunjukkan caring
melalui perhatian, intervensi untuk mempertahankan kesehatan klien dan energi positif
yang diberikan pada klien. Watson juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen
untuk memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan. Dalam
5
praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu dalam menggunakan pengetahuan yang
dimilikinya dalam praktik keperawatan.
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan Human Caring
Theory. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Jean
Watson, 1985 (dalam B. Talento, 1995) membagi kebutuhan dasar manusia dalam dua
peringkat utama, yaitu kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order needs) dan
kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher order needs).
Pemenuhan kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah tidak selalu membantu upaya
kompleks manusia untuk mencapai aktualisasi diri. Tiap kebutuhan dipandang dalam
konteksnya terhadap kebutuhan lain dan semuanya dianggap penting. Kebutuhan manusia
yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk
hidup  yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi, kebutuhan
ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas
dan istirahat, kebuthan seksualitas; kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang
meliputi kebutuhan intrapersonal dan interpersonal (kebutuhan aktualisasi diri).
Berdasarkan kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk
yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya
mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, dan
spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga
untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status
kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan
kesehatan.

e. Grand theory menurut Jean Watson

1.  Carrative Factor

Elemen-elemen yang terdapat dalam carative factor adalah:


 Membentuk sistem  nilai humanistic-alturistik.
 Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope).
 Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain.
 Membina hubungan saling percaya dan saling bantu (helping-trust).
 Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative.
 Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistemantis dalam pengambilan
keputusan.
 Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal.
 Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan memeperbaiki mental,
sosialkultural, dan spiritual.
 Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
 Mengembangkan factor kekuatan eksistensial-fenomenologis.
Tetapi kesepuluh carative factors ini sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu
bentuk dan focus terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah “factors”
terlalu standart terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu

6
konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep
tersebut adalah “clinical caritas” dan “caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok
dengan ide-ide dan arah perkembangan teorinya (Watson,2004). Dimana clinical caritas
process terdiri dari yaitu.
 Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan ketenangan dalam
konteks kesadaran terhadap caring.
 Hadir dengan sepenuhnya dan mewujudkan serta mempertahankan sistem
kepercayaan yang dalam dan dunia kehidupan subjektif  dari dirinya dan orang dirawat.
 Memberikan perhatian terhadap praktik-praktik spiritual dan transpersonal diri
orang lain, melebihi ego dirinya.
 Mengembangkan dan mempertahankan suatu hubungan caring yang sebenarnya,
yang saling bantu dan saling percaya.
 Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan posotif dan negatif
sebagai suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri sendiri dan orang yang
dirawat.
 Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif sebagai
bangian dari proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-healing yang artistic.
 Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui
keutuhan diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain.
 Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun
nonfisik, lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang memiliki
keholistikan, keindahan, kenyamanan, martabat, dan kedamaian.
 Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang penuh,
memberikan “human care essentials“, yang memunculkan penyusuaian jiwa, raga dan
pikiran, keholistikan dan kesatuan diri dalam seluruh aspek care; dengan melibatkan
jiwa dan keberadaan secara spiritual.
 Menelaah dan menghargai misteri spiritual, dan dimensi eksistensial dari kehidupan
dan kematian seseorang, “soul care” bagi diri sendiri dan orang yang dirawat.

b. Transpersonal Caring Relationship

Menurut Watson (1999), Transpersonal caring relationship berkarakteristikkan hubungan


khusus manusia yang tergantung pada moral perawat yang berkomitmen, melindungi, dan
meningkatkan martabat manusia seperti dirinya atau lebih tinggi dari dirinya. Perawat
merawat dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk melestarikan dan menghargai
spiritual, oleh karena itu tidak memperlakukan seseorang sebagai sebuah objek.
Perawat sadar bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk menyembuhkan. Hubungan
ini menjelaskan bagaimana perawat telah melampaui penilain secara objektif, menunjukkan
perhatian kepada subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami situasi kesehatan diri
mereka sendiri. Kesadaran perawat menjadi perhatian penting untuk berkelanjutan dan
pemahaman terhadap persepsi orang lain. Pendekatan ini melihat keunikan dari kedua
belah pihak, yaitu perawat dan pasien, dan juga hubungan saling menguntungkan antara
7
dua individu, yang menjadi dasar dari suatu hubungan. Oleh karena itu, yang merawat dan
yang di rawat keduanya terhubung dalam mencari makna dan kesatuan, dan mungkin
mampu merasakan penderitaan pasien. Istilah transpersonal berarti pergi keluar dari diri
sendiri dan memungkinkan untuk menggapai kedalaman spiritual dalam meningkatkan
kenyamanan dan penyembuhan pasien. Pada akhirnya, tujuan dari transpersonal caring
relationship adalah berkaitan dengan melindungi, meningkatkan dan mempertahankan
martabat, kemanusiaan, kesatuan dan keselarasan batin.

c. Caring Occation Moment

Caring Occation menurut Watson (1988,1999) adalah kesempatan (mengenai tempat dan
waktu) pada saat perawat dan orang lain datang pada saat human caring dilaksanakan, dan
dari keduanya dengan fenomena tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama
datang dalam moment interaksi human to human. Bagi Watson (1988, 1999) bidang yang
luar biasa yang sesuai dengan kerangka refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang
dialami seseorang, sensasi tubuh, pikiran atau kepercayaan spiritual, tujuan-tujuan,
harapan-harapan pertimbangan dari lingkungan, arti persepsi seseorang kesemuanya
berdasar pada pengalaman hidup yang dialami seseorang, sekarang atau masa yang akan
datang. Watson (1999) menekankan bahwa perawat dalam hal ini sebagai care giver juga
perlu memahami kesadaan dan kehadiranya dalam moment merawat dengan pasiennya,
lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang dirawat dapat dipengaruhi oleh
perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya, dengan demikian akan menjadi bagian
dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation bisa menjadi transpersonal jika
memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan pasien) kemudian adanya
kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan kemampuan–kemampuan untuk
berkembang (Watson 1999 , pp. 116-117).

f. Paradigma Keperawatan Menurut Watson

1. Keperawatan

Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui transaksi transpersonal


caring untuk membantu manusia mencapai keharmonisan pikiran, jiwa dan raga yang
menimbulkan selfknowlegde, self-control, self-care, dan selfhealing.
Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan ilmu pengetahuan
sangat berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan masyarakat, sehingga
perawat perlu berkomitmen terhadap pemberian asuhan kesehatan yang ideal melalui
kajian teori, praktek, dan riset keperawatan.

Ada 10 faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan, antara lain:

  Membentuk sistem nilai humanistik altruistik.


  Membangkitkan rasa percaya dan harapan.

8
  Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain.
  Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien / “helping trust”.
 Meningkatkan intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif, maupun
negative.
  Menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik untuk mengambil
keputusan.
  Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning”.
 Memberi dukungan/support, melindungi, dan membantu memperbaiki kondisi
mental, fisik, sosial-kultural, serta spiritual.
  Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia.
  Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.

2. Klien

Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan pikiran, jiwa dan
raga, yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan keputusan tentang kondisi sehat-
sakitnya untuk meningkatkan harmonisasi, self-control, pilihan dan selfdetermination.

3. Kesehatan

Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga antara diri
dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan.

4. Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara klien dan perawat.

g. Asumsi Dasar Science of Caring

Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari transpersonal
caring. Watson meyakini bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu.
Watson mengatakan 7 asumsi tentang science of caring. Asumsi dasar tersebut yaitu :
1. Caring dapat didemonstrasikan dan dipraktekkan dengan efektif hanya secara
interpersonal.
2. Caring terdiri dari carative factors yang menghasilkan kepuasan terhadap kebutuhan
manusia tertentu.
3. Efektif caring meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu dan keluarga.
4. Respon caring menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini, tetapi juga
menerima akan jadi apa dia dikemudian.

9
5. Lingkungan caring adalah sesuatu yang menawarkan perkembangan dari potensi
yang ada, dan disaat yang sama membiarkan seseorang untuk memilih tindakan yang
terbaik bagi dirinya saat itu.
6. Caring lebih ”healthogenic” daripada curing.
7. Praktik caring merupakan sentral bagi keperawatan.

C. Aplikasi dalam Keperawatan


Watson merekomendasikan suatu pendekatan penelitian keperawatan yang lebih
dalam, agar menghasilkan suatu hubungan keperawatan yang baik dengan kebutuhan
manusia. Agar hasilnya sempurna, maka perawat perlu melakukan metoda pemecahan
masalah secara ilmiah. Watson juga menyatakan proses keperawatan  terdiri atas langkah-
langkah yang sama dengan proses ilmiah. Watson kemudian mengkolaborasikannya dalam
dokumentasi (tulisan yang dicetak miring mengidikasikan adanya keterkaitan  dengan
adanya penelitian dalam proses keperawatan).

1. Pengkajian
Pengkajian  meliputi: tindakan   pengamatan, melakukan identifikasi, dan menelaah
masalah yang muncul melalui pengaplikasian dari hasil studi literature.
Untuk  dapat  menelaah dan  memprediksi suatu  masalah dengan  baik
sesuai kerangka kerja yang telah dibuat, maka  perlu menggali  lebih
dalam  pengetahuan yang terkait secara konseptual.
Dalam  pengkajian  juga  mencakup  formulasi  hipotesis  mengenai hubungan dan
faktor-faktor yang mempengaruhi masalah.
Selain itu juga dalam menilai situasi perlu mencantumkan definisi dari   variable-
variable yang akan diperiksa dalam pemecahan masalah ini.

2. Perencanaan
Dengan perencanaan yang baik, maka akan membantu dalam menentukan bagaimana
variabel-variabel dapat diuji atau diukur.
Dalam merancang suatu pemecahan masalah yang mengacu pada  rencana  asuhan
keperawatan tetap melalui pendekatan konseptual.
Selain itu juga dalam perencanaan tercantum data-data yang telah dikumpulkan &
sesuai.

10
3. Intervensi
Merencanakan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan.

4. Evaluasi
Evaluasi  merupakan  sebuah  metoda dan  proses untuk menganalisa hasil
pelaksanaan inter-vensi dari setiap masalah yang ada.
Disamping itu menurut Watson, evaluasi juga harus mampu memberikan generalisasi
terhadap hipotesa-hipotesa tambahan atau kejadian yang  mungkin akan terjadi untuk
mendorong teori keperawatan secara umum didasarkan pada studi pemecahan
masalah.

11
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dr. Watson adalah seorang sarjana keperawatan Amerika yang lahir di West
Virginia dan sekarang tinggal di Boulder, Colorado sejak tahun 1962.
Jean Watson mendefinisikan sehat sebagai kondisi yang utuh dan selaras antara
badan, pikiran, dan jiwa, ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri yang
dipersepsikan dan diri yang diwujudkan. Jean Watson dalam memahami konsep
keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak
ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan.

B. Saran

Sikap caring harus dipraktekan dalam kehidupan sehari hari, agar prilaku
caring dapat tumbuhn secara alami dalam jiwa perawat. Dalam menghadapi klien
perawat akan dengan mudah memberikan asuhan kepeperawatan apabila mempunyai
sifat ini. Oleh karena itu perawat disarankan agar faham tentang prilaku caring.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC


Jean Watson. 2007. “Watson’s Theory of Human Caring and Subjective Living
Experiences: Carative Factors/Caritas Pricesses As a Disciplinary
Guide To The Professional Nursing Practice”. Diakses pada tanggal 11
12
Desember 2013 dari www.scielo.br/pdf/tce/v16n1/a16v16n1.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai