Anda di halaman 1dari 27

Persepsi Sehat Sakit

Oleh:
Ns. Dedeh sri Rahayu, S.Pd., S.Kep., MAN
Definisi sehat:

 Sehat yang optimum adalah suatu


keadaan dimana individu dapat
meningkatkan kemampuan dan
potensinya untuk mencapai keadaan
sejahtera bio-psiko-sosio dan spiritual.
Definisi Nyeri.

 Perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat.


 Nyeri ini hanya dapat dirasakan oleh individu tersebut
tanpa dapat dirasakan oleh orang lain, serta
mencakup pola fikir, aktifitas seseorang secara
langsung, dan juga perubahan hidup seseorang.
 Nyeri merupakan tanda dan gejala penting yang
dapat menunjukkan telah terjadinya gangguan secara
fisiologikal.
Menurut ahli:

 Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang


tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan
yang aktual dan potensial (Brunner & Suddarth, 2002)

 Nyeri adalah sensasi ketidaknyamanan yang


dimanisfestasikan sebagai penderitaan yang
diakibatkan oleh persepsi jiwa yang nyata, ancaman
dan fantasi luka (Kozier dan Erb, 1983)
Continue…

 Nyeri adalah pengalaman sensori dan


emosional yang tidak menyenangkan
yang berhubungan dengan kerusakan
jaringan atau potensial menyebabkan
kerusakan jaringan (Perry & Potter,
2005)
Definisi Persepsi:

 Salah satu poin dimana seseorang sadar


akan timbulnya nyeri.
Continue…

 Bersamaan dengan seseorang menyadari


adanya nyeri, maka reaksi kompleks mulai
terjadi.
 Faktor-faktor psikologis dan kognitif
berinteraksi dengan neurofisiologis dalam
mempersepsikan rasa nyeri.

Bereaksi
 Reaksi terhadap nyeri merupakan
respon fisiologis dan respons perilaku
yang terjadi setelah seseorang
merasakan nyeri.

 Contoh :
 Ketika tangan seseorang menyentuh
setrika yang sedang menyala, maka
akan merasakan sensasi seperti
terbakar, namun tangan secara refleks
bergerak menjauhi.
Respon perilaku:

 Apabila nyeri dibiarkan tanpa


penanganan atau tidak berkurang
intensitasnya, hal itu akan mengubah
perilaku hidup seseorang secara
signifikan.
Continue…

 Nyeri dapat dapat mengancam kesejahteraan


seseorang, baik fisik maupun psikologis.

 Anjurkan klien untuk menerima tindakan


penanganan nyeri sehingga mereka bisa tetap
aktif dan terus mempertahankan asupan
nutrisinya.
Continue …

 Kemampuan klien dalam mentoleransi nyeri


secara sifnifikan dapat memengaruhi persepsi
perawat terhadap tindakan ketidaknyamanan
klien.

 Klien yang memiliki toleransi nyeri yang


rendah (sanggup menahan nyeri) terkadang
dirasakan seperti rengekan-rengekan.
Continue…
 Ajarkan klien tentang pentingnya
melaporkan nyeri yang dirasakan
sesegera mungkin daripada terlambat.
 Gerak tubuh dan ekspresi wajah dapat
mengindikasikan adanya nyeri, yang
mencakup terkatupnya gigi-gigi, memegang
bagian tubuh yang terasa nyeri , postur tubuh
yang membungkuk, dan ekspresi wajah
meringis. Menangis, gelisah, meminta sesuatu
terus menerus kepada perawat.

 Perawat akan segera belajar untuk mengenali


pola perilaku yang mencerminkan adanya
nyeri.
Pengkajian nyeri

 Pengkajian keperawatan pada individu


dengan nyeri termasuk deskripsi nyeri juga
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
nyeri yaitu pengalaman masa lalu, ansietas,
usia serta respon individu terhadap strategi
pereda nyeri.
Alat-alat pengkajian nyeri dapat
digunakan untuk mengkaji
persepsi nyeri seseorang.
 Agar alat-alat pengkajian nyeri dapat bermanfaat,
alat tersebut harus memenuhi kriteria berikut :
mudah dimengerti dan digunakan, memerlukan
sedikit upaya pada pasien, mudah dinilai, dan
sensitif terhadap perubahan kecil dalam intensitas
nyeri.
Continue…
 Individu merupakan penilai terbaik dari nyeri
yang dialaminya dan karenanya harus diminta
untuk menggambarkan dan membuat
tingkatnya.
Informasi yang diperlukan harus
menggambarkan nyeri individu dalam
beberapa cara:
1. Intensitas nyeri.
Individu dapat diminta untuk membuat tingkatan
nyeri pada skala verbal, misalnya tidak nyeri, sedikit
nyeri, nyeri hebat, nyeri sangat hebat atau 0 sampai 10:
0=tidak nyeri, 10= nyeri sangat hebat.

2. Karakteristik nyeri termasuk letak, durasi, irama, dan


kualitas nyeri.
Intensitas nyeri 0-10
Intensitas nyeri 0-100
Continue …
3. Faktor-faktor yang meredakan nyeri misalnya
gerakan, kurang gerak, pengerahan tenaga,
istirahat, obat-obat.

4. Efek nyeri terhadap aktivitas kehidupan


sehari-hari misalnya tidur, napsu makan,
konsentrasi, gerakan fisik, bekerja, aktivitas-
aktivitas lain.

5. Kekawatiran individu tentang nyeri.


Penatalaksanaan nyeri
 Menangani nyeri yang dialami pasien melalui
intervensi farmakologis dilakukan dalam kolaborasi
dengan dokter atau pemberi perawatan utama
lainnya dan pasien sendiri.
 Terapi farmakologis yang dapat diberikan adalah
analgesic yang dapat diberikan melalui rute
parenteral, rute oral, rektal, transdermal, dan
intraspinal.
Continue …

 Ada tiga jenis analgesic yakni:


(1) Non narkotik dan Obat Anti Inflamasi Non
Steroid (NSAID)
(2) Analgesik narkotik atau Opiat
(3) Obat tambahan (adjuvant) atau koanalgesik
yang diberikan dengan tujuan untuk
meredakan nyeri dan memperbaiki kualitas
hidup pasien.
Tindakan non farmakologis :
 Mencakup intervensi prilaku kognitif
seperti
1. Imajinasi terbimbing: klien dapat
mengubah perasaan termotivasi dan
persepsi nyeri secara kognitif
2. Distraksi: sistem aktivasi yang komplek
menghambat stimulasi nyeri.
Mengarahkan perhatian klien kepada
sesuatu yang lain dari nyeri
Continue…
3. Relaksasi: perasaan bebas secara mental dan fisik dari
ketegangan atau stress
4. Herbal: dapat berinteraksi dengan analgesik
Skala Wajah
5. Penggunaan agen fisik, terdiri dari :

a. Stimulasi kutaneus: stimulasi pada kulit


b. Massase: pijatan 3-5 menit
c. Mandi air hangat
d. Kompres panas: 5-10 menit
e. kompres dingin: 5-10 menit
f. Stimulasi saraf electric transkutan (TENS):
stimulasi kulit dengan arus elektrik ringan
berjalan melewati elektroda eksternal.

Anda mungkin juga menyukai