Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON

Nama Pembimbing : Ibu Aben B. Y. H. Romana, M.Kep


Mata Ajaran : Konsep Dasar Keperawatan
Kode MA : WAT 1.1.06

Disusun Oleh
Kelompok 4
1. Gracia Yolanda Ndun (5303201220788)
2. Fransina C H Bunga (5303201220786)
3. Irene Bilha Molla (5303201220792)
4. Frit Pah (5303201220787)
5. Florida E Taek (5303201220785)
6. Irene Mbere (5303201220793)
7. Indry P I Rambu Day (5303201220790)
8. Halena M Sanaunu (5303201220789)
9. Intan M S Mnir (5303201220791)
10. Felisisima M K Ratumakin (5303201220784)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN KUPANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
karunia dan kasihNya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori
Keperawatan Jean Watson” dengan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan. Penulis berusaha menyusun
makalah ini dengan segala kemampuan. Namun penulis menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan, baik dari segi penulisan, pemaparan materi maupun segi
penyusunan. Oleh karena itu, penulis sangat membutuhkan kritik dan saran, agar mampu
memperbaiki dan membangun makalah ini menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini
bisa memberi informasi yang bermutu dan membantu bagi para pembaca. Akhir dari
pengantar ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak/Ibu Dosen yang telah
memberikan tugas ini dan kepada semua pihak yang membantu dalam upaya
menyelesaikan makalah ini.

Kupang, 29 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 2
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3

2.1 Biografi Jean Watson........................................................................................... 3

2.2 Filosofi Konsep Utama Teori Jean Watson ......................................................... 4

2.3 Definisi dan Konsep Mayor Teori Jean Watson .................................................. 6

2.4 Asumsi Mayor Ilmu Keperawatan Watson ......................................................... 10

2.5 Hubungan Teori Jean Watson Dengan Konsep Utama Keperawatan ................. 11

2.6 Hubungan Teori Jean Watson Dengan Proses Keperawatan............................... 12

2.7 Hubungan Teori Jean Watson Dengan Ciri-ciri Teori......................................... 13

2.8 Penerapan Teori Jean Watson.............................................................................. 14

2.9 Konsep Caring ..................................................................................................... 16

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 19

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 19

3.2 Saran .................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dasar dari teori keperawatan Jean Watson diterbitkan tahun 1979, dikeperawatan
yaitu The Philosphy and Science of Caring dan telah dipublikasikan dalam keperawatan
adalah Human Science and Human Care pada tahun 1988. Watson percaya bahwa fokus
utama dalam keperawatan adalah pada carative faktor yang berasal dari Humanistik
perpective yang dikombinasikan dengan dasar ilmu pengetahuan ilmiah. Untuk perawat
pengembangan humanistik filosofi dan sistem nilai, serta latar belakang seni yang kuat
itu perlu. Filosofi dan sistem akan memberikan fondasi yang kokoh untuk ilmu asuhan
keperawatan. Dasar seni dapat membantu perawat untuk mengembangkan visi mereka
serta nilai-nilai dunia dan mengembangkan penampilan berfikir kritis.

Pengembangan ketrampilan ini dibutuhkan dalam asuhan keperawatan dimana


fokusnya lebih kepada peningkatan dari pada pengobatan penyakit. Jean watson dalam
memahami konsep keperawatan dikenal dengan teori pengetahuan manusia dan merawat
manusia. Tolak ukur pandangan watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan bahwa
manusia adalah mahkluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam
perbedaan, sehingga dalam mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan
sejahtera baik fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara
pikiran, badan dan jiwa. Sehingga untuk mencapai keadaan tersebut perawat harus
berperan dalam meningkatkan status kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Biografi Jean Watson?
2. Bagaimana Filosofi Teori Jean Watson?
3. Apa saja Definisi dan konsep Mayor Teori Jean Watson?
4. Apa saja Asumsi Mayor Teori Jean Watson?
5. Bagaimana Hubungan Teori Jean Watson dengan Konsep Utama Keperawatan?
6. Bagaimana Hubungan Teori Jean Watson dengan Proses Keperawatan?
7. Bagaimana Hubungan Teori Jean Watson dengan Ciri-ciri Teori?
8. Bagaimana Penerapan Teori Jean Watson?
9. Bagaimana Konsep Caring?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Biografi Jean Watson;
2. Untuk mengetahui Filosofi Teori Jean Watson;
3. Untuk mengetahui Definisi dan Konsep Mayor Teori Jean Watson;
4. Untuk mengetahui Asumsi Mayor Teori Jean Watson;
5. Untuk mengetahui Hubungan Teori Jean Watson dengan Konsep Utama
Keperawatan;
6. Untuk mengetahui Hubungan Teori Jean Watson dengan Proses Keperawatan?
7. Untuk mengetahui Hubungan Teori Jean Watson dengan Ciri-ciri Teori;
8. Untuk mengetahui Penerapan Teori Jean Watson;
9. Untuk mengetahui Konsep Caring.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biografi Jean Watson

Dr. Watson adalah seorang sarjana keperawatan amerika yang lahir di West Virginia
dan sekarang tinggal di Boulder, Colorado sejak Tahun 1962. Dari University of
Colorado, Jean Watson meraih gelar sarjana dikeperawatan dan psikologi, gelas master
dikeperawatan kesehatan mental kejiwaan, dan terus mendapatkan gelar Ph.D dalam
psikologi pendidikan dan konseling.

Dr. Watson telah menerima gelar sarjana dan pasca sarjana dibidang keperawatan
dan kejiwaan, keperawatan kesehatan dan memegang gelah Ph.D dalam bidang psikologi
pendidikan dan konseling. Watson adalah seorang penulis dipublikasikan secara luas dari
penerima beberapa penghargaan dan gelar kehormatan, termaksud Kellogg Internasional
fellowship di Australia, Fullbrighy Research Award di Swedia dan memegang 8 gelar
doctor kehormatan, termasuk 5 internasional kehormatan doctoral (Swedia, Inggris,
Spanyol, Colombia dan Quebec Canada). Watson telah menjadi guru besar dan diakui di
Universitas-universitas diseluruh Amerika Serikat dan berkeliling dunia beberapa kali.

Sekarang ini Dr. Jean Watson adalah seorang profesor yang membedakan
keperawatan dan sebagai ketua Caring Science di University of Colorado, Sekolah
Keperawatan dan merupakan pendiri Center for Human Caring di Colorado dan
merupakan anggota dari Amecican academy of Nursing yang telah menerima
penghargaan nasional dan internasional. Watson telah menerbitkan berbagai karya yang
menjelaskan filsafat dan teori kepedulian manusia, yang dipelajari oleh perawat
diberbagai belahan dunia. Keperawatan klinis dan program akademik diseluruh dunia
menggunakan karya-karyanya yang diterbitkan pada filsafat dan teori kepedulian
manusia serta seni dan ilmu dalam keperawatan peduli.

3
2.2 Filosofi Konsep Utama Teori Jean Watson

Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah “Human
Science and Human Care”. Watson percaya bahwa fokus utama dalam keperawatan
adalah faktor care atau perhatian pada perawatan yang asalnya dari humanistic
perspective dan dikombinasikan dengan dasar ilmu pengetahuan. Dalam keperawatan
juga dikembangkan filosofi kemanusiaa dan sistem nilai, serta menggunakan seni
perawatan yang baik. Teori Watson merupakan salah satu dari kebutuhan manusia dalam
merawat pasien.

Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori


pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari
pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa
manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan
diantaranya:

1. Kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan


makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi.
2. Kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas,
istirahat dan kebutuhan seksual.
3. Kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan
untuk berprestasi dan kebutuhan organisasi.
4. Kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) kebutuhan
aktualisasi diri.

Jean Watson memahami bahwa manusia memiliki berbagai macam ragam


perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam
keadaan sejahtera baik fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan
keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut
keperawatan harus berperan dalam meninggalkan status kesehatan, mencegah terjadinya
penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

4
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia
adalah mahkluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan,
sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera
baik fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran,
badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan
dalam meninggalkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati
berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan
dan pencegahan penyakit.

5
2.3 Definisi dan Konsep Mayor Teori Jean Watson

Berdasarkan Watson (2004), konsep mayor dalam teorinya yaitu:

2.3.1 10 Faktor Carative

Watson memandang Faktor Carative sebagai panduan inti dari keperawatan yang terdiri
dari 10 bagian yaitu:

1. Formation of a Humanistic Altruistic System of Values (pembentukan nilai


humanistik-altruisticsistem) dimulai pada usia dini dengan membawa nilai-nilai
dari orang tua dan pengalam pribadi. Watson menganjurkan bahwa asuhan
keperawatan didasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan (humanistic) dan perilaku
mementingkan kepentingan orang lain dari pada diri sendiri (altruistic).
2. Instillation of Faith-Hope (menanamkan kepercayaan dan harapan) faktor ini
melengkapi faktor humanistic dan altruistik yang memungkinkan adanya
perawatan yang menyeluruh dan positif. Hal ini juga berarti mengebangkan
hubungan interpersonal yang efektif diantara perawat dan pasien.
3. Cultivation of a Sensitivity to self and Others (mengembangkan kepekaan diri
sendiri dan orang lain) dalam mengaktualisasi diri perawat perlu menyadari
perasaan dan peka terhadap pasien, bekerja dengan ikhlas, sepenuh hati dan peka
terhadap orang lain.
4. Development of a Helping-Trust Relationship (membangun hubungan saling
bantu-percaya) meningkatkan dan mendorong seseorang untuk dapat menerima
ekspresi perasaan baik negatif maupun positif yang melibatkan rasa cocok satu
sama lain, empati, keramahan, tulus, ikhlas dan dengan hati.
5. Promotion and Acceptance of the Expression of Positive and Negative Feelings
(meningkatkan dan menerima ekspresi pasien baik positif maupun negatif)
perawat harus mengenali itu secara cerdas dan memahami itu secara emosional,
bahwa hal itu terjadi pada dua keadaan yang berbeda.
6. Systematic Use of the Scientific Probelm Solving Method For Decision Making
(menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematik dalam pengambilan

6
keputusan) menggunakan proses keperawatan melalui sebuah pendekatan
pemecahan masalah secara ilmiah, serta menghilangkan cara tradisional.
7. Promotion of Interpersonal Teaching-Learning (peningkatan pengalaman belajar
mengajar interpersonal) dalam hal ini perawat mengizinkan pasien
memberitahu/menginformasikan sesuatu dan bertanggung jawab untuk kebaikan
dan kesehatan pasien.
8. Provision for a Supportive, Protective and Corrective Mental, Physical,
Sociocultural, and Spiritual Environment (menyediakan lingkungan yang
mendukung, melindungi dan memperbaiki lingkungan mental, fisik, sosiokultural
dan spiritual) perawat harus mengakui pengaruh lingkungan internal yaitu
kebahagiaan mental dan spiritual dari seorang individu dan eksternal yaitu rasa
nyaman, kebebasan pribadi, keamanan dan kebersihan.
9. Assistance with Gratification of Human Needs (membantu memenuhi kebutuhan
dasar manusia dengan perasaan gembira.) pasien harus merasa puas terhadap
kebutuhan yang paling rendah sebelum mencapai kebutuhan yang lebih tinggi
contoh makanan, eliminasi, dan ventilasi (biofisik), aktivitas, ketidakaktivitas dan
seksual (psikofisik), prestasi dan keakraban (psikososial) dan aktualisasi diri
(interpersonal dan intrapersonal).
10. Allowance for Existential-Phenomenological Force (menghargai unruk kekuatan
fenomenologi eksistensial) merupakan suatu keadaan yang membantu orang lain
memahami pertanyaan dalam fenomena tersebut. Psikologi eksistensial yaitu
adanya manusia yang menggunakan analisis fenomenologikal.

Bersamaan dalam mengembangkan teorinya, Watson memperkenalkan konsep


proses caritas klinis, yang kini menggantikan faktor carativenya. Watson menjelaskan
kata caritas berasal dari bahasa Yunani, yang berarti untuk memberikan kebahagiaan dan
untuk memberikan perhatian/kasih sayang yang spesial. Berikut merupakan translasi
faktor carative dalam proses caritas klinis yaitu:

7
1. Praktik Perawatan yang secara sadar diberikan dengan keramahan dan
ketenangan hati.
2. Mampu menampilkan, memungkinkan dan mempertahankan sistem
kepercayaan mendalam dan kehidupan subyektif seseorang atau orang yang
diberi perawatan.
3. Mengupayakan praktik spiritual dan transpersonal seseorang,
mengesampingkan ego pribadi, membuka cara pandang orang lain dengan
sensitifitas dan perasaan kasihan.
4. Mengembangkan dan mempertahankan hubungan perawatan dengan rasa
tolong menolong dan saling percaya.
5. Mampu menampilkan, mendukung, perasaan negatif dan positif yang
berhubungan dengan jiwa terdalam diri dan orang yang diberikan
perawatan.
6. Menggunakan proses pemecahan masalah yang kreatif dan sistematis,
digabungkan dengan pengetahuan perawatan yang dimiliki, serta
melibatkan seni praktik perawatan-penyembuhan.
7. Mendukung proses belajar-mengajar transpersonal yang menggunakan
pengalaman untuk mempersatukan pemahaman, dan melihat sesuatu dari
sudut pandang orang lain.
8. Menyediakan lingkungan fisik, psikis, sosial, dan spiritual yang supportif,
protektif, dan korektif yang kondusif untuk proses perawatan pada setiap
level (lingkungan fisik sebaik lingkungan non fisik, lingkungan yang penuh
energi positif di mana kebersamaan, kenyamanan, harga diri, dan kedamaian
tumbuh dengan maksimal).
9. Membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan memuaskan,
dengan penuh kesadaran, memberikan perawatan dengan body language
yang baik, dengan memperhatikan seluruh aspek perawatan, merawat baik
kesadaran jiwa maupun spiritual.
10. Mengijinkan kekuatan spiritual-fenomenal-eksistensial menjadi pembuka
dimensi misteri-spiritual dan eksistensial kehidupan dan kematian

8
seseorang, perawatan jiwa bagi diri sendiri dan orang yang diberikan
perawatan.
2.3.2 Transpersonal Caring Relationship

Menurut Watson (2003) hubungan keperawatan transpersonal mencirikan jenis


hubungan perawatan spesial, yang tergantung pada:

a. Komitmen moral perawat dalam melindungi dan meningkatkan harga diri


manusia yang setinggi-tingginya.
b. Kesadaran perawat dalam berkomunikasi untuk memelihara dan menghargai jiwa
seseorang, sehingga tidak menyamakan status seseorang tersebut dengan obyek
(benda).
c. Kesadaran perawat dalam memberikan perawatan berpotensi menyembuhkan,
sehubungan dengan pengalaman, persepsi, dan hubungan yang intensif berperan
dalam penyembuhan.

Hubungan ini menggambarkan bagaimana perawat berperan, dalam melakukan


pengkajian yang objektif dan memperhatikan subjektif, orang yang diberi perawatan dan
pemahamnnya tentang kesehatan dan pelayanan kesehatan yang diinginkan. Kesadaran
perawat dalam memberikan perawatan sangan penting, sehingga bisa memahami
perspektif orang yang diberikan perawatan.

Pendekatan ini menekankan pada keunikan pribadi perawat dan yang diberi
perawatan, hubungan yang saling menguntungkan antara 2 individu, yang merupakan
dasar dari sebuah hubungan. Perawat dan yang diberi perawatan, keduanya sama-sama
mencari arti dan kebersamaan, dan mungkin juga pemahaman spiritual tnetang sakit
(Watson, 2004).

Kata transpersonal berarti meninggalkan ego pribadi, sehingga membuat seseorang


mampu mencapai pemahaman spiritual mendalam, yang membuatnya mampu
meningkatkan kenyamanan dan kesembuhan pasien. Tujuan utama dalam hubungan
perawatan transpersonal berhubungan dengan melindungi, meningkatkan dan
memunculkan harga diri, kemanusiaan, kebersamaan dan inner harmony seseorang.

9
2.3.3 Caring occation moment

Menurut Watson, waktu perawatan adalah saat di mana (terbatas pada waktu dan
tempat), perawat dan orang yang diberi perawatan bersama-sama dalam suatu kondisi
pemberian perawatan. Dengan pandangan uniknya, dimungkinkan untuk saling tukar
menukar perasaan dan pemahaman yang dapat didasarkan pada pengalamannya yang
melibatkan emosi, sensasi tubuh, pemikiran, kepercayaan, tujuan, pengharapan, kondisi
lingkungan dan persepsi seseorang terhadap sesuatu dalam pengalaman dimasa lalu, saat
ini dan pandangan terhadap masa depan.

Sebagai seorang pemberi perawatan, perawat juga perlu untuk menyadari


pemahaman dan pengertiannya tentang bagaimana harus bersikap selama memberikan
perawatan. Dalam kata lain, baik perawat dan yang diberi perawatan bisa dipengaruhi
oleh waktu perawatan melalui pilihan-pilihan dan perilaku yang diputuskan ketika
hubungan berlangsung, sehingga mempengaruhi dan menjadi bagian dari cerita
kehidupan mereka. Waktu perawatan menjadi transpersonal jika melibatkan kedua belah
pihak, ditambah keterbukaan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan suatu
individu.

2.4 Asumsi Mayor Ilmu Keperawatan Watson

Watson menyatakan 7 asumsi tentang Science of Caring. Asumsi dasar tersebut yaitu:

1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan diperaktikkan secara interpersonal.


2. Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya faktor carative yang menghasilkan
kepuasan pada kebutuhan manusia.
3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan
perkembangan individu dan keluarga.
4. Respons asuhan keperawatan tidak hanya menerima seseorang sebagaimana
mereka sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi padanya nantinya.
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan
perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi seseorang untuk memilih
kegiatan yang terbaik bagi dirinya dalam waktu yang telah ditentukan.

10
6. Asuhan keperawatan lebih bersifat healthgenic (menyehatkan) dari pada curring
(pengobatan). Praktek asuhan keperawatan terintegrasi antara pengetahuan
biofisikal dengan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk meningkatkan
kesehatan dan membantu individu yang sakit.
7. Praktek asuhan merupakan inti dari keperawatan.

2.5 Hubungan Teori Jean Watson Dengan Konsep Utama Keperawatan

Jean watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4 bagian yaitu:

1. Kemanusiaan (Human Being)


Menurut pandangan watson yang bernilai bagi dirinya atau orang lain dalam
memberikan pelayanan keperawatan harus dapat memelihara, menghargai,
mengasuh, mau mengerti dan membantu orang sedang sakit. Dalam pandangan
filosifi umum manusia itu mempunyai fungsi yang kompleks yang terintegrasi
dalam dirinya. Selain itu manusia juga dinilai sempurna, karena bagian-bagian
tubuhnya mempunyai fungsi yang sempurna, tetapi dalam fungsi
perkembangannya harus selalu beradaptasi dnegan lingkungan sosial. Jika
adaptasi tersebut tidak berhasil, maka akan terjadi (terutama konflik psikososial),
yang berdampak terjadinya krisis disepanjang kehidupannya. Hal tersebut perlu
mendapat asuhan, agar dapat ditanggulangi.
2. Kesehatan
Menurut WHO meliputi bagian positif dan fisik, mental dan sosial yanng baik.
Akan tetapi Watson juga mmepercayai bahwa ada beberapa faktor lain yang
dibutuhkan untuk dimasukan dalam definisi sehat yaitu:
a. Fungsi manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan sosial
seimbang/serasi.
b. Adaptasi secara umum terhadap pertahanan dirinya sehari-hari dengan
lingkungannya.
c. Tidak adanya penyait.

11
3. Lingkungan sosial
Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah lingkungan
sosial. Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap bagaimana
seharusnya berkelakuan, dan tujuan apa yang harus dicapai. Nilai-nilai tersebut
dipengaruhi oleh lingkungan sosial, kultural, dan spiritual.
Asuhan keperawatan telah ada dalam masyarakat, karena setiuap masyarakat
mempunyai seseorang care terhadap orang lain. Watson menyatakan bahwa
merawat, dan keperawatan itu ternyata sangat dibutuhkan oleh setiap lingkungan
sosial yang mempunyai beberapa orang yang saling peduli dengan yang lainnya.
Sikap merawat tidak diturunkan dari generasi ke generasi, melalui gen, tetapi
diturunkan dari kebudayaan profesi sebagai suatu koping yang unik terhadap
lingkungan.
4. Keperawatan
Menurut Watson Keperawatan fokusnya pada promosi kesehatan, pencegahan
penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan keadaan fisik. Keperawatan pada
promosi kesehatan awalnya sama dengan mengobati penyakit. Keperawatan dapat
bergerak dari dua area yaitu masalah penanganan stres dan penanganan konflik.
Hal ini dapat menunjang tersediannya keperawatan kesehatan yang holistik, yang
dipercayai dapat menjadi pusat dari praktek keperawatan.
2.6 Hubungan Teori Jean Watson Dengan Proses Keperawatan

Watson merekomendasikan suatu pendekatan penelitian keperawatan yang lebih


dalam, agar menghasilkan suatu hubungan keperawatan yang baik dengan kebutuhan
manusia. Agar hasilnya sempurna, maka perawat perlu melakukan metode pencegahan
masalah secara ilmiah. Watson juga menyatakan proses keperawatan terdiri atas langkah-
langkah yang sama dengan proses ilmiah. Watson kemudian mengkolaborasikannya
dalam dokumentasi (tulisan yang dicetak miring mengidikasikan adanya keterkaitan
dengan adanya penelitian dalam proses keperawatan).

12
1. Assesment/Pengkajian
a. Tindakan pengamatan, melakukan identifikasi dan menelaah masalah
yang muncul melalui mengaplikasikan hasil studi literatur.
b. Untuk dapat menelaah dan memprediksi suatu masalah dengan baik sesuai
kerangka kerja yang telah dibuat, maka perlu menggali lebih dalam
pengetahuan yang terkait secara konseptual.
c. Mencakup hipotesis mengenai hubungan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah.
d. Dalam menilai situasi perlu mencantumkan definisi dari variabel-variabel
yang akan diperiksa dalam pemecahan masalah ini.
2. Perencanaan
a. Perencanaan yang baik, maka akan membantu menentukan bagaimana
variabel-variabel dapat diuji atau diukur.
b. Dalam merancang suatu pemecahan masalah yang mengacu pada rencana
asuhan keperawatan tetap melalui pendekatan konseptual.
c. Tercantum data-data yang telah dikumpulkan dan sesuai.
3. Intervensi
Merencanakan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan.
4. Evaluasi
a. Evaluasi merupakan sebuah metode dan proses untuk menganalisa hasil
pelaksanaan intervensi dari setiap masalah yang ada.
b. Evaluasi mampu memberikan generalisasi terhadap hipotesa-hipotesa atau
kejaddian yang mungkin akan terjadi untuk mendorong teori keperawatan
secara umum didasarkan pada studi pemecahan masalah.
2.7 Hubungan Dengan Ciri Teori

Menurut Watson bahwa sebuah teori itu merupakan sebuah pengelompokan dari ide-
ide dan pengalaman yang memberikan penjelasan mengenai fenomena-fenomena.
Watson menolak konsep tradisional, dan moetodologi kuantitaf harus dikorbankan saat
mendapatkan pengetahuan baru dari tingkah laku manusia. Watson melihat bahwa

13
keperawatan dapat dikembangkan dengan melibatkan prosedur-prosedur, dan manipulasi
variabel sebentara yang terbaik adalah dengan melakukan penelitian untuk melihat
berbagai alternatif dalam merawat manusia, baik sehat maupun sakit serta mendorong
peningkatan kesehatan. Karya watson telah dikembangkan dalam konteks tradisional:

a. Teori-teori tersebut berhubungan dengan konsep seperti dalam membangun solusi


berbeda dalam melihat fenomena tertentu.
b. Teori harus logis secara alami.
c. Teori seharusnya sederhana sebelum digeneralisasikan.
d. Teori dapat didasarkan pada hipotesis yanng dapat diuji.
e. Teori berkontribusi dan membantu pengembangan pengetahuan secara umum
sesuai disiplin ilmunya melalui penelitian untuk mencapai sesuatu yang valid.
f. Teori dapat digunakan oleh para praktisi untuk menjaddi pedoman dan
meningkatkan mutu dari tindakan pelayanan atau pun asuhan keperawatan yang
diberikan.
g. Teori tersebut harus konsisten dengan teori-teori lainnya dnegan hukum, dan
prinsip-prinsip lainnya, tetapi masih meninggalkan pertanyaan-pertanyaan yang
tidak bisa dijawab kemudian diinvestigasi.
2.8 Penerapan Teori Jean Watson
1. Pengkajian
a. Pengkajian biofisik (Lower Order Needs) yaitu maknan, cairan, eliminasi dan
ventilasi.
• Bagaimana pasien menilai tubuhnya?
• Apakah tubuhnya dalam batas normal sesuai dengan tinggi, berat dan umur?
• Apakah pasien cukup mengkonsumsi kalori untuk menjaga pertumbuhan yang
normal?
• Apakah dari pengkajian fisik, semua sistem berfungsi secara normal?
• Apakah hasil laboratorium menunjukan defisiensi nutrisi?
b. Pengkajian psikofisik (Lower Orde Needs) yaitu aktivitas tubuh dan seksualitas.
• Apakah body imagennya realita?

14
• Apakah ia berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan umum sesuai dengan umurnya?
c. Pengkajian psikofisik (Higher Order Needs) yaitu kebutuhan untuk berprestasi
dan berfiliasi.
• Apakah hubungannya dengan kelompok sebayanya memuaskan?
• Bagaimana dia menilai kondisi seksualitasnya?
• Apakah lingkungan mendukung perkembangan pribadinya?
• Apakah pasien merasa mencintai dan dicintai?
• Apakah pasien merasa mempunyai atonomi pada dirinya?
d. Pengkajian interpersonal (Higher Order Needs) yaitu kebutuhan untuk aktualisasi
diri.
• Bagaimana perasaan pasien mengenai dirinya?
• Apakah dia menyukai dunianya?
• Apakah dia merasa telah mencapai tujuan-tujuan dalam hidupnya?
e. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat dijabarkan sesuai dengan masalahnya yang
ditentukan adalah:
a. Gangguan pada kebutuhan-kebutuhan biofisikal yang berhubungan dengan
makanan, cairan, eliminasi dan ventilasi.
b. Gangguan konsep diri berhubungan dengan body image, rasa tidak percaya
dan lain-lain.
c. Rusaknya gnagguan interaksi sosial.
d. Ketergantungan atau kemandirian yang belum terselesaikan.
f. Perencanaan dan implementasi
Pada perencanaan dan implementasi dianjurkan untuk menggunakan carative
factor yaitu:
a. Membangun lingkungan yang caring melalui pemahaman yang empatik.
b. Mengembangkan hubungan ”healping-trust” dengan meningkatkan perhatian
terhadap perasaan takut terhadap hal-hal yaitu takut berat badan bertambah,

15
marah terhadap rencana pengobatan atau perawatan, kesal terhadap wibawa
seorang tokoh.
c. Menggunakan cara empati, hangat, dan sesuai menciptakan komunikasi yang
terbuka.
d. Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning” dengan
melibatkan pasien, misalnya dalam merencanakan nutri.
e. Ajarkan pasien, bagaimana cara menghadapi konflik pada diri sendiri.
f. Fasilitas hubungan dengan keluarganya yang dapat dipergunakan untuk
mengembangkan kemandirian.
g. Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan stres.
h. Membantu mengenali masalah seksual.
i. Tingkatkan interaksi sosial pasien dan membantu untuk mengembangkan rasa
puas dengan hasil interaksinya tersebut.
j. Tekanan pada kepuasan terhadap kemampuan pribadi, dan jangan terlalu
berharap terhadap kesempurnaan.
g. Evaluasi
a. Apakah telah tercipta hubungan saling percaya?
b. Apakah masalah-masalah yang terdapat dalam pengkajian telah dapat diatasi
dan telah menunjukan kernormalan?
c. Apakah pasien telah mempelajari ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan,
agar dapat memelihara kesehatannya?
2.9 Konsep Caring

Caring diartikan sebagai tindakan kepedulian atau suatu kemampuan untuk


berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, serta suatu perasaan empati
pada orang lain dan prasaan cinta atau menyayangi. Caring merupakan suatu orientasi
human science dan kemanusiaan terhadap proses, fenomena, dan pengalaman perawatan
manusia. Caring merupakan proses interpersonal yang terdiri dari intervensi yang
menghasilkan pemenuhan manusia. Menurut Jean Watson caring merupakan komitmen

16
moral untuk melindungi, mempertahankan dan meningkatkan emosional pada pasien,
keluarga dan kerabatnya secara verbal maupun nonverbal.

Watson (1988) dalam George (1990), mendifinisikan caring lebih dari sebuah
exisestensial philosophy, dasar spiritual. Caring adalah ideal moral dari keperawatan.
Manusia akan eksis bila dimensi spiritualnya meningkat, yang ditunjukan dengan
penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, dan intuitif.
Caring dari keperawatan berarti pertanggungjawaban hubungan antara perawat-pasien,
dimana perawat membantu pasien dalam memperoleh pengetahuan dan meningkatkan
kesehatan (cara, 2003).

Original carative factors kemudian dikembangkan oleh Watson menjadi


clinicalcaritas processes yang menawarkan pandangan yang lebih terbuka (Watson,
2004), yaitu:

1. Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang, kebaikan dan ketenangan dalam
konteks kesadaran terhadap caring.
2. Hadir dengan sepenuhnya, mewujudkan dan mempertahankan sistem
kepercayaan yang dalam dunia kehidupan subjektif dari dirinya dan orang yang
dirawat.
3. Memberikan perhatian terhadap praktek spiritual dan transpersonal diri orang lain
melebihi ego dirinya.
4. Mengembangkan dan mempertahankan suatu hubungan caring yang sebenarnya
yang saling bantu dan percaya.
5. Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan positif dan negatif,
sebagai suatu hubungan dengan semangat yang dalam diri sendiri dan orang yang
dirawat.
6. Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif sebagai
bagian dari proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-healing yang
artistik.

17
7. Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya mengakui keutuhan
diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain.
8. Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun
nonfisik, lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang memiliki
keholistikan, keindahan, kenyamanan, martabat, dan kedamaian.
9. Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar dengan kesadaran caring yang penuh,
memberikan “human care essentials”, yang memunculkan penyesuaian jiwa, raga
dan pikiran dalam seluruh aspek caring dengan melibatkan jiwa dan keberadaaan
secara spiritual.
10. Menelaah dan menghargai misteri spiritual dan dimensi eksistensial dari
kehidupan dan kematian seseorang “soulcare” bagi diri sendiri dan orang yang
dirawat.

Caring merupakan tugas primer seorang perawat dimana lebih melakukan tindakan
kepedulian terhadap pasien dari pada memberikan tindakan medis. Caring bersifat lebih
“Healthogenic” yang menekankan pada peningkatan kesehatan dari pada pengobatan.
Didalam praktiknya, caring mengintegrasikan pengetahuan biofisik dan pengetahuan
perilaku manusia untuk meningkatkan derajat kesehatan dan untuk menyediakan
pelayanan bagi mereka yang sakit.

Tujuan caring adalaah membantu pelaksanaan rencana pengobatan/terapi dan


membantu pasien beradaptasi dengan masalah kesehatan, meningkatkan kesehatan dan
meningkatkan fungsi tubuh.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Model konsep teori Jean Watson adalah “Human Science and Human Care” yang
fokus utamanya dalam keperawatan adalah carative factor, didasari pada unsuri teori
kemanusiaan yang memiliki kebutuhan dasar biofisikal, psikofisikal, psikososial, intra
dan interpersonal. Jean Watson memahami bahwa manusia adalah mahluk yang
sempurna dan memiliki berbagai ragam perbedaan. Sehingga, dalam upaya mencapai
kesehatan dalam perawatan, perlu adanya pengembangan konsep caring yang didukung
dengan adanya asumsi dasar asuhan keperawatan.

Dalam proses keperawatan, terdapat beberapa langka-langkah yang menjadi


penilaian dari caring yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, implementasi dan
evaluasi dan dalam penerapan caring dapat berdampak dalam sikap dan tingkah laku yang
merupakan sifat atau karakter dari sebuah perilaku baik itu bagi pasien maupun bagi
perawat.

2.2 SARAN

Pemeliharaan atau perawatan manusia harus didasari dengan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang dapat membentuk interaksi dan sosialisasi yang baik dalam melakukan
tindakan keperawatan terhadap seseorang. Sehingga, perlunya mempelajari teori dan
model keperawatan yang ada, sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan ilmu dan
praktek serta profesi keperawatan di Indonesia.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ns. Arifuddin., M. Kep dan Burhanuddin Burhanuddin Basri., Ners., M. Kep. 2016. Teori
Ilmu Keperawatan Para Ahli “Teori dan Aplikasi” (Nursing Theorists and Their
Work). Jakarta: Pustaka Muda.

Asmadi. 2015. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2013. Pengantar Konsep Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika.

Ns.Erita, S.Kep.,M.Kep. 2021. Modul Bahan Ajar Caring. Jakarta: Universitas Kristen
Indonesia.

20

Anda mungkin juga menyukai