Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

APLIKASI TEORI JEAN WATSON DALAM


KEPERAWATAN

Disusun Oleh:

BUDIARSIH (SNR 18213045)

PROGRAM STUDI S1 NON REGULER KELAS KHUSUS


KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya
membahas mengenai APLIKASI TEORI JEAN WATSON DALAM
KEPERAWATAN .
Makalah ini dibuat dengan maksimal dari beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan
makalah ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun. Kritik dan saran dari pembaca sangat saya
harapkan untuk penyempurnaan makalah selnjutnya. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita sekalian.
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR ..............................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
BAB I  PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang ...................................................................................... 

B.  Tujuan  ...................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Latar belakang Jean Watson..................................................................
B. Konsep utama teori keperawatan Jean Wason......................................
C. Hubungan teori Jean Watson dengan konsep utama keperawatan........
D. Penerapan teori Jean Watson.................................................................
BAB III KASUS..........................................................................................

BAB IV PEMBAHASAN...........................................................................

BAB V PENUTUP
 Kesimpulan dan saran ...................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
         Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari
struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk
mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat ditempat mereka bekerja dalam batas
kewenangan sebagai seorang perawat. Keperawatan sebagai bagian integral
pelayanan kesehatan merupakan  suatu bentuk  pelayanan professional yang
didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya  ilmu keperawatan
selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan
merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman.

           Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan


diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang 
kesehatan yang senantiasa berkembang. Pelaksanaan asuhan keperawatan di
sebagian besar  rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan
ilmiah melalui proses keperawatan. Dalam makalah ini akan dibahas
mengenai Aplikasi Teori Jean Watson.

B.      Tujuan
1.    Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Falsafah, Teori dan Etik Keperawatan
2.    Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang Aplikasi teori menurut
Jean Watson
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Latar Belakang Jean Watson


Dr. Watson adalah seorang sarjana keperawatan Amerika yang lahir di West
Virginia dan sekarang tinggal di Boulder, Colorado sejak tahun 1962. Dari
University of Colorado, ia meraih gelar sarjana di keperawatan dan psikologi,
gelar master di keperawatan kesehatan mental-kejiwaan, dan terus mendapatkan
gelar Ph.D dalam psikologi pendidikan dan konseling.
Sekarang ini Dr. Jean Watson adalah seorang Profesor yang membedakan
keperawatan dan sebagai ketua Caring Science di University of Colorado, Sekolah
Keperawatan dan merupakan pendiri Center for Human Caring di Colorado. Dia
merupakan anggota dari Amecican Academy of  Nursing yang telah menerima
penghargaan nasional dan internasional. Dia telah menerbitkan berbagai karya
yang menjelaskan filsafat dan teori kepedulian manusia, yang dipelajari oleh
perawat di berbagai belahan dunia. Dasar dari teori keperawatan Jean Watson di
terbitkan pada tahun 1979 di keperawatan yaitu ”The Philosphy and Science of
Caring”. Pada tahun 1988, teorinya diumumkan dalam “nursing: Human Science
and Human Care”. Postmodern Nursing and Beyond (1999). Assessing and
Measuring Caring in Nursing and Health Sciences (2002). Watson berpendapat
bahwa fokus utama dalam keperawatan ada di faktor carative. Dia percaya bahwa
bagi perawat untuk mengembangkan filsafat humanistik dan sistem nilai, seorang
liberal dengan latar belakang seni yang kuat diperlukan. Sistem filsafat dan nilai
memberikan fondasi yang kokoh bagi science of caring.
B. Konsep Utama Teori Keperawatan Jean Watson
Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan.
Pandangan teori JeanWatson ini memahami bahwa manusia memiliki 4 bagian
kebutuhan dasar manusia yang saling berhubungan antara kebutuhan yang satu
dengan kebutuhan yang lain. Berdasarkan dari empat kebutuhan tersebut, Jean
Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna dan memiliki
berbagai ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia
seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, sosial, serta spiritual.
Jean Watson mengusulkan 7 (tujuh) asumsi dalam ilmu keperawatan, antara lain :
1. Asuhan keperawatan dapat secara efektif didemonstrasikan dan
dipraktekkan hanya secara interpersonal.
2. Asuhan keperawatan berisi faktor care/perhatian pada perawatan yang
hasilnya dapat memuaskan Kebutuhan manusia yang memerlukan bantuan.
3. Asuhan keperawatan yang efektif meningkatkan kesehatan dan
berkembang ke arah perbaikan bagi individu, serta keluarga.
4. Respon asuhan keperawatan menerima seseorang tidak hanya pada saat di
rawat saja, tetapi juga kemungkinan yang akan terjadi setelah pasien pulang.
5. Asuhan keperawatan juga melibatkan lingkungan pasien, sehingga bisa
menawarkan kepada pasienuntuk mengembangkan potensinya untuk memilih
apa yang terbaik untuk dirinya saat itu.
6. Asuhan keperawatan lebih “ healthogenic” dari pada pengobatan. Praktek
asuhan keperawatanterintegrasi antara pengetahuan biofisikal dengan
pengetahuan tentang perilaku manusia untuk meningkatkan kesehatan dan
untuk memberikan bantuan / pertolongan kepada mereka yang sakit.
7. Praktek asuhan merupakan sentral keperawatan.

C. Hubungan Teori Jean Watson dengan Konsep Utama Keperawatan:


Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4 (empat)
bagian, yaitu:
a.    Kemanusiaan (Human Beeing).
Menurut pandangan Watson orang yang bernilai bagi dirinya atau orang
lain dalam memberikan pelayanan keperawatan harus dapat memelihara,
menghargai, mengasuh, mau mengerti dan membantu orang yang sedang sakit.
Dalam pandangan filosofi umum, manusia itu mempunyai fungsi yang kompleks
yang terintegrasi dalam dirinya. Selain itu manusia juga dinilai sempurna, karena
bagian-bagian tubuhnya mempunyai fungsi yang sempurna; tetapi dalam fungsi
perkembangannya dia harus selalu beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Jika
adaptasi tersebut tidak berhasil, maka akan terjadi konflik yang berdampak pada
terjadinya krisis disepanjang kehidupannya. Hal tersebut perlu mendapatkan
asuhan, agar dapat ditanggulangi.
b.    Kesehatan
Menurut WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental, dan sosial yang
baik. Akan tetapi Watson juga mempercayai bahwa ada beberapa faktor lain yang
dibutuhkan untuk dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu:
 Fungsi manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan sosial
seimbang/serasi.
 Adaptasi secara umum terhadap pertahanan dirinya sehari-hari dengan
lingkunganny
 Tidak adanya penyakit.

Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup, kondisi sosial, dan
lingkungan :
 Kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh, dan jiwa.
 Kesehatan juga dihubungkan dengan tingkat kesesuaian antara apa yang
dirasakan dengan apayang dialami.

c.    Lingkungan sosial
Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah
lingkungan sosial. Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap
bagaimana seharusnya berkelakuan, dan tujuan apa yang harus dicapai. Nilai -
nilai tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sosial, kultural, dan spiritual.
Asuhan keperawatan telah ada dalam masyarakat, karena setiap
masyarakat biasanya mempunyai seseorang yang care terhadap orang lain.
Watson menyatakan bahwa merawat, dan keperawatan itu ternyata sangat
dibutuhkan oleh setiap lingkungan sosial yang mempunyai beberapa orang yang
saling peduli dengan yang lainnya. Sikap merawat tidak diturunkan dari generasi
kegenerasi, melalui gen, tetapi diturunkan dari kebudayaan profesi sebagai suatu
koping yang unik terhadap lingkungan.
d.    Keperawatan
Menurut Watson keperawatan fokusnya lebih pada promosi kesehatan,
pencegahan penyakit,merawat yang sakit, dan pemulihan keadaan fisik.
Keperawatan pada promosi kesehatan awalnya sama dengan mengobati penyakit.
Dia melihat keperawatan dapat bergerak dari dua area, yaitu: masalah penanganan
stres dan penanganan konflik. Hal ini dapat menunjang tersedianya
perawatankesehatan yang holistik, yang dia percayai dapat menjadi pusat dari
praktik keperawatan. Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial,
moral, dan ilmu pengetahuan sangat berkontribus iterhadap kondisi kesehatan
manusia dan masyarakat, sehingga perawat perlu berkomitmen terhadap
pemberian asuhan kesehatan yang ideal melalui kajian teori, praktek, dan riset
keperawatan.
Ada 10 faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan, antara lain:
1. Membentuk sistem nilai humanistic altruistic
2. Membangkitkan rasa percaya dan harapan
3. Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain
4. Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien / “helping trust”
5. Meningkatkan intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif, maupun
negatif
6. Menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik untuk
mengambil keputusan
7. Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning”
8. Memberi dukungan/support, melindungi, dan membantu memperbaiki kondisi
mental, fisik,sosial-kultural, serta spiritual.
9. Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia
10. Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.

D. Penerapan Teori Jean Watson


Pengkajian:
1. Pengkajian biofisik (Lower order needs): makanan, cairan, eliminasi, dan
ventilasi.
 Bagaimana pasien menilai tubuhnya ?

 Apakah tubuhnya dalam batas normal sesuai dengan tinggi, berat, dan
umur ?

 Apakah pasien cukup mengkonsumsi kalori untuk menjaga pertumbuhan


yang normal ?

 Apakah dari pengkajian fisik, semua sistem berfungsi secara normal ?

 Apakah hasil laboratorium menunjukan defisiensi nutrisi ?

2. Pengkajian psikofisik (Lower order needs): aktifitas tubuh, seksualitas


  Apakah body imagenya realita ?

 Apakah ia berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan umum sesuai dengan


umurnya ?
3. Pengkajian psikofisik (Higher order needs): kebutuhan untuk berprestasi, dan
berfiliasi
  Apakah hubungannya dengan kelompok sebaya memuaskan ?

 Bagaimana dia menilai kondisi seksualitasnya?

  Apakah lingkungan mendukung perkembangan pribadin

  Apakah pasien merasa mencintai dan dicintai ?

 Apakah pasien merasa mempunyai otonomi pada dirinya ?

4. Pengkajian interpersonal (Higher order needs): kebutuhan untuk aktualisasi


diri
 Bagaimana perasaan pasien perasaan pasien mengenai dirinya ?

 Apakah dia menyukai dunianya ?

 Apakah dia merasa telah mencapai tujuan-tujuan dalam hidupnya ?

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat dijabarkan sesuai dengan masalah yang
ditemukan adalah :
 Gangguan pada kebutuhan-kebutuhan biofisikal yang berhubungan dengan
makanan, cairan, eliminasi dan ventilasi.

 Gangguan konsep diri berhubungan dengan gangguan body image, rasa


tidak percaya, dan lain-lain, 

 Rusaknya gangguan interaksi sosial dan Ketergantungan atau kemandirian


yang belum terselesaikan.

Perencanaan dan Implementasi


Pada perencanaan dan implementasi dianjurkan untuk menggunakan “careative
factor” : 
 Membangun lingkungan yang “caring” melalui pemahaman yang empatik.

 Mengembangkan hubungan “helping - trust” dengan meningkatkan perhatian


terhadap perasaan takut terhadap hal - hal sebagai berikut: takut berat badan
bertambah, marah terhadap rencana pengobatan atau perawatan, kesal
terhadap wibawa seorang tokoh.

 Menggunakan cara yang empati, hangat, dan sesuai untuk menciptakan


komunikasi yang terbuka

 Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching –learning” dengan


melibatkan pasien, misal: dalam merencanaan nutrisi 

 Ajarkan pasien, bagaimana cara menghadapi konflik pada diri sendiri

 Fasilitasi hubungan dengan keluarganya yang dapat dipergunakan untuk


mengembangkan kemandirian

 Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan stres

 Bantu untuk mengenali masalah seksual

 Tingkatkan interaksi sosial pasien dan bantu untuk mengembangkan rasa puas
dengan hasil interaksinya tersebut

 Tekankan pada kepuasan terhadap kemampuan pribadi, dan jangan terlalu


berharap terhadap kesempurnaan.
BAB III
KASUS
 
APLIKASI TEORI WATSON DALAM KASUS DI RUMAH SAKIT
Tn R, 65 tahun dibawa ke kerumah sakit oleh keluarganya karena sesak nafas dan
batuk-batuk berdahak. Tn R tampak lemah, kurus, kulit kering,dan muka pucat.
Keluarga mengatakan batuk lebih kurang 3 minggu Tn.R termasuk kurang
mampu. Istri Tn.R telah lama meninggal. Sehari-hari ia bekerja sebagai
petani. Tn.R tinggal di rumah sempit dan kurang ventilasi dan kadang masih
menggunakan tungku perapian untuk memasak. Dari hasil rontgen dada
menunjukkan adanya TB paru. Dari hasil pemeriksaan saat masuk rumah sakit
didapatkan data tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 100 kali/menit, suhu 37,1
derajat Celcius, pernafasan 25 kali/menit, akral hangat dan sklera tampak pucat.
Hasil pemeriksaan laboratorium darah didapatkan Hb 10 gr/dl, Ht 34%, leukosit
10000 ul dan trombosit 140.000 ul, dan albumin diperiksa dengan hasil 3 gr/dl
Proses keperawatan menurut teori Watson untuk kasus Tn.R adalah :
a. Proses Keperawatan Aplikasi Teori Pengkajian Kebutuhan derajat lebih rendah
(Biofisik) Bagaimana Tn.R melihat dirinya? Apakah tinggi badan, berat badan,
hasil pemeriksaan fisik Tn.R normal? Apakah Tn.R cukup makan dan minum
untuk mempertahankan kondisi tubuh yang normal? Apakah pola eliminasi dan
pernafasan Tn.R normal?
b. Kebutuhan derajat lebih rendah(Psikofisik) Apakah citra tubuh Tn.R positif?
Apakah dia berpartisipasi dalam aktifitas yang biasa pada seusianya?
apakah evaluasi hasil nilai lab dalam batas normal? Bagaimana kehidupan
seksualitasnya?
c. Kebutuhan derajat lebih tinggi(Psikososial) Apakah hubungan Tn.R dengan
sesama memuaskan? Apakah kondisi kurang mampu membuatnya terhambat?
Apakah lingkungannya memfasilitasi pertumbuhan dirinya? Apakah diamerasa
dicintai dan mencintai?
d. Kebutuhan derajat lebih tinggi(Intrapersonal) Bagaimana perasaan Tn.R
tentang dirinya? Apakah Tn.R menyukai dunianya? Apakah Tn.R merasa
mencapai tujuannya?

Diagnosa Keperawatan Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungandengan


sekret yang tebal dan kental, usaha batuk efektif lemah.

1. Perencanaan dan Implementasi


a. Membangun lingkungan caring melalui Pemahaman empatik.
b. Membangun hubungan saling mendorong ekspresi perasaan tentang
kondisi tubuhnya.
c. Gunakan kehangatan,empati, keserasian dalam membangun
komunikasi terbuka.
d. Tingkatkan pengajaran interpersonal dengan melibatkan klien dalam
perencanaan tindakan.
e. Ajarkan klien bagaimana menghadapi konflik atau masalah.
f. Fasilitasi hubungan dengan masyarakat dengan meningkatkan
otonomi.
g. Bantu mengekspesikan pandangan kehidupan seksualitasnya.
h. Dorong klien mengkaji interaksi sosialnya dan mengembangkan
kepuasan diri. Penekanan pada kepuasan diri lebih dari sekedar
kesempurnaan diri.
i. Kaji fungsi respirasi, seperti suara nafas, rate, irama, kedalaman dan
penggunaan otot pernafasan.
j.  Catat kemampuan batuk efektif, karakter, jumlah sputum, adanya
hemoptisis.
k. Tempatkan klien pada posisi semi fowler.
l. Kaji klien dengan latihan batuk dan nafas dalam.
m. Keluarkan sekret dari mulut dan trakea.
n. Suction jika perlu. 
o. Pertahankan intake cairan 2500ml/hari jika tidak ada kontraindikasi.
p. Kolaborasi: beri udara/oksigen yang dilembabkan.
q. Beri obat-obatan sesuai indikasi.seperti mukolitik, bronkodilator.
r. Siapkan atau bantu dengan intubasi darurat.
2. Evaluasi
a. Apakah hubungan saling percaya telah tercapai?
b. Apakah Tn.R telah menunjukkan tanda-tanda normal dalam area yang
dikaji, biofisik, psikofisik, psikososial, intrapersonal?
c. Apakah Tn.R telah belajar usaha untuk dapat menjalani hidup dengan
sukses?
3. Kriteria
a. Evaluasi jalan nafas paten,
b.  Sekret dikeluarkan tanpa bantuan,  
c. Menunjukkan perilaku mempertahankan jalan nafas yang bersih,
d. Berpartisipasi dalam perawatan sesuai kemampuan,
e.  Mengidentifikasi komplikasi dan melakukan tindakan yang tepat.
BAB IV
PEMBAHASAN

Manusia adalah makhluk bio psiko sosial kultur dan spiritual yang saling
berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Teori Watson menurut George(1995) adalah
lebih menekankan pada kebutuhan psiksosial merupakan salah satu kelemahan
dari teori ini. Sebenarnya perawat juga perlu memahami kebutuhan psiksosial
klien, karena selama ini perawat lebih banyak berfokus hanya kepada kebutuhan
biofisik klien. Dalam teori Watson juga terdapat pengkajian kebutuhan biofisik
dan penyelesaian masalah dalam hal pemuasan kebutuhan semua aspek termasuk
biofisik. Salah satu cara untuk menutupi kelemahan teori Watson ini dalam
penerapan teori ini di dalam praktik adalah dengan mengkombinasikan atau
memodifikasi teori ini dengan konsep atau teori lain yang lebih menekankan pada
kebutuhan biofisik dan kebutuhan lain sehingga dapat saling mengisi dan
melengkapi. Setiap ahli teori memiliki penekanan tersendiri dalam teori yang
disampaikannya sesuai dengan latar belakang kelimuan dan pengalamannya
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
       1. Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4 (empat) bagian,
yaitu:
 Kemanusiaan (Human Beeing)
 Kesehatan
 Lingkungan sosial
 Keperawatan
2. Sepuluh faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan, antara lain:
 Membentuk sistem nilai humanistic altruistic
 Membangkitkan rasa percaya dan harapan
 Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain
 Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien / “helping trust”
 Meningkatkan intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif,
maupun negatif
 Menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik untuk
mengambil keputusan
 Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning”
 Memberi dukungan/support, melindungi, dan membantu memperbaiki
kondisi mental, fisik, sosial-kultural, serta spiritual.
 Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia
 Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.
Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang sempurna, sehingga untuk mencapai
kesempurnaan manusia dituntut untuk selalu dalam keadaan sehat secara fisik dan
rohani. Untuk mencapai keadaan tersebut manusia harus memprioritaskan pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Saran
Semoga model keperawatan Jean Watson ini bisa diterapkan dalam praktek
keperawatan dan diperkuat dengan teori –teori yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Alligood & tomey (2006) Nursing Theory and Their Works 7th
edition.USA:Mosby

Hj. Dyah Setyorini, Skp, Etn. (2005). Garis-Garis Besar Program Pengajaran
Mata Ajaran Teori dan Model Keperawatan. Bandung: Fakultas Ilmu
Keperawatan – Universitas Padjadjaran.

Hidayat A. dan Alimul A. (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika.

http://dedeol.blogspot.com/2013/10/teori-keperawatan-jean-watson.html

Anda mungkin juga menyukai