DISUSUN OLEH :
Sairomaito Harahap (237046005)
Deskrisman Stefan Mendrofa (237046006)
Sri Mahyunita (237046007)
Sakti Perdana Siregar (237046008)
Dosen Pembimbing :
Jenni Marlindawani., PhD
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafa'atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT. atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
31mampu untuk menyelesaikan makalah tentang " JEAN WATSON: FILOSOFI
DAN TEORI WATSON TENTANG TRANSFERSONAL CARING (FILOSOFI
KEPERAWATAN)".
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat kami sebutkan satu-satu, yang telah membantu kami dalam penyelesaian
makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima
kasih
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
2.2. History
2.3. Significance
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
TINJAUAN TEORITIS
West Virginia dan sekarang tinggal di Boulder, Colorado sejak tahun 1962. Dari
gelar Ph.D dalam psikologi pendidikan dan konseling. Sekarang ini Jean Watson
seorang Profesor dan sebagai ketua Caring Science di University of Colora. Jean
manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada
unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa
4
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa
manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam
keadaan sejahtera baik fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan
keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan
2.2. History
Watson, (1979).
dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Watson menyatakan tujuh asumsi
4) Respon caring menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini,
tetapi juga menerima akan jadi apa dia kemudian.
kepercayaan yang dalam dan dunia kehidupan subjektif dari dirinya dan
orang dirawat.
negatif.
6) Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif
sebagai bagian dari proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-
mengakui keutuhan diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut
maupun non fisik, lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran,
kedamaian.
penyesuaian jiwa, raga dan pikiran, keholistikan, dan kesatuan diri dalam
spiritual.
10) Menelaah dan menghargai misteri spritual, dan dimensi eksistensial dari
kehidupan dan kematian seseorang, “soul care” bagi diri sendiri dan
Human Caring Theory. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur
teori kemanusiaan. Jean Watson (1985) membagi kebutuhan dasar manusia dalam
dua peringkat utama, yaitu kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order
needs) dan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher order needs).
adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan,
keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan
kesehatan.
1) Growth-seeking need
2) The need for self-actualization
2.3. Significance
dalam keperawatan merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik
keperawatan.
hubungan yang positif antara perilaku caring perawat dengan kepuasan klien.
terutama di rumah sakit, dimana citra institusi ditentukan oleh kualitas pelayanan
yang nantinya akan mampu meningkatkan kepuasan klien dan mutu pelayanan
(Potter & Perry, 2009). Watson dalam Aligood & Tomey (2010) menambahkan
bahwa caring yang dilakukan secara efektif bisa mendorong kesehatan dan
pertumbuhan individu.
signifikan antara persepsi tentang perilaku caring perawat dengan kepuasan klien
oleh seorang perawat akan mempengaruhi kepuasan klien. Perilaku caring yang
dilakukan oleh perawat bukan saja bisa meningkatkan kepuasan klien tapi juga
memberikan manfaat secara finansial bagi industri pelayanan kesehatan. Issel dan
nilai ekonomi bagi rumah sakit karena perilaku ini berdampak bagi kepuasan
klien.
klien, bukan dianggap sebagai sesuatu yang sulit diwujudkan dengan alasan beban
Kesehatan.
a. Klien
self determination.
b. Lingkungan
c. Kesehatan
dan raga antara diri dengan orang lain dan antara diri dengan
lingkungan.
d. Keperawatan
Human Caring Theory. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada
kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order needs) dan kebutuhan
seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, dan spiritual karena
a. Carrative Factor
kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai dengan
evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah “clinical
caritas” dan “caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide
negatif sebagai suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri
f. Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif
mengakui keutuhan diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut
kedamaian.
secara spiritual.
dari kehidupan dan kematian seseorang, “soul care” bagi diri sendiri
manusia seperti dirinya atau lebih tinggi dari dirinya. Perawat merawat
dan lebih mendalami situasi kesehatan diri mereka sendiri. Kesadaran perawat
orang lain. Pendekatan ini melihat keunikan dari kedua belah pihak, yaitu perawat
dan pasien, dan juga hubungan salingmenguntungkan antara dua individu, yang
menjadi dasar dari suatu hubungan. Oleh karena itu, yang merawat dan yang di
rawat keduanya terhubung dalam mencari makna dan kesatuan, dan mungkin
dari diri sendiri dan memungkinkan untuk menggapai kedalaman spiritual dalam
keselarasan batin.
(mengenai tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain datang pada saat
human caring dilaksanakan, dan dari keduanya dengan fenomena tempat yang
human to human. Bagi Watson (1988, 1999) bidang yang luar biasa yang sesuai
atau masa yang akan datang. Watson (1999) menekankan bahwa perawat dalam
hal ini sebagai care giver juga perlu memahami kesadaan dan kehadiranya dalam
moment merawat dengan pasiennya, lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat
maupun yang dirawat dapat dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang
dilakukan keduanya, dengan demikian akan menjadi bagian dari pengalaman
langkah- langkah yang sama dengan proses riset ilmiah, karena kedua proses
berikut (tulisan yang dimiringkan menandakan proses riset yang terdapat dalam
proses keperawatan):
2.9.1. Pengkajian
memecahkan masalah.
diri.
2.9.2. Perencanaan
Perencanaan membantu untuk menentukan bagaimana variable-variabel
akan diteliti atau diukur, meliputi suatu pendekatan konseptual atau design untuk
penentuan data apa yang akan dikumpulkan dan pada siapa dan bagaimana data
akan dikumpulkan.
2.9.3. Implementasi
2.9.4. Evaluasi
meneliti efek dari intervensi berdasarkan data serta meliputi interpretasi hasil,
tingkat dimana suatu tujuan yang positif tercapai, dan apakah hasil tersebut dapat
digeneralisasikan.
BAB III
ANALISA KASUS
3.2. Pengkajian
a. Humanistik altruistic
Apakah pasien menyukai perawatan yang diterima selama di IGD ? Ya
Apakah pasien mendapatkan perawatan dalam bentuk cinta kasih ? Ya
Perawatan yang dengan cinta kasih seperti apa yang pasien ingin
dapatkan?
Pasien ingin semua keluhan penyakitnya didengarkan dan diberikan solusi
oleh petugas kesehatan.
b. Keyakinan harapan
Apakah perawat menghormati keyakinan pasien dalam proses
penyembuhannya ? Ya
Apakah pasien mendapatkan dukungan moral untuk penyembuhannya ?
Ya
Apakah pasien percaya akan adanya keajaiban terhadap penyembuhan
penyakitnya ? Ya, pasien merasa yakin penyakitnya akan sembuh.
c. Sensitivitas
Apakah perawat memberikan perawatan yang menangkan pasien ? Ya
Apakah perawat berespon cepat terhadap kebutuhan pasien dalam
perawatannya ? Ya
Bagaimana respons pasien terhadap perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan ? Pasien lebih tenang karena perawat memperlakukannya
dengan baik.
Bagaimana saran pasien dalam meningkatkan sensitivitas perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan ? Perawat harus lebih sering memonitor
keadaan pasien, dan cepat merespon jika pasien membutuhkan perawatan.
e. Eksperesi Emosi
Apakah perawat memberikan pasien waktu untuk mengekspresikan
perasaannya ? Ya
Apakah perawat merupakan pendengar yang baik ? Ya
g. Belajar - Mengajar
Apakah pasien berpartisipasi dalam pendidikan Kesehatan ? Ya, bila
diberikan Pendidikan Kesehatan, pasien mampu mengulang Kembali apa
yang telah dijelaskan oleh dokter ataupun perawat di IGD.
Apakah pasien mengerti arti dan makna dari perawatannya ? Ya
Apakah perawat memberi penjelasan yang mudah dimengerti sebelum
melakukan suatu tindakan ? Ya
Apakah perawat memberi kesempatan pada pasien untuk menanyakan hal-
hal yang belum dimengerti ? Ya
h. Lingkungan
Apakah lingkungan rumah sakit mendukung untuk proses perawatan
pasien? Ya
Apakah hak dan martabat pasien dihormati dalam proses perawatannya ?
Ya
i. Kebutuhan Manusia
Apakah kebutuhan fisik pasien terpenuhi selama di IGD? Ya
Apakah pasien mengetahui perannya dalam penyembuhan penyakitnya ?
Ya
Apakah pasien mengetahui bahwa istirahat yang cukup sangat perlu pada
proses penyembuhan penyakitnya ? Ya
Bagaimana pentingnya kesehatan bagi pasien? Menurut pasien kesehatan
itu sangat penting karena dengan tubuh yang sehat pasien mampu
melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
Bagaimana respon pasien pada perawatan yang diberikan oleh perawat di
IGD? Pasien merasa dirawat dengan baik, diberikan pengobatan yang
cepat terhadap masalah yang dia hadapi.
j. Spiritualitas
Apakah pasien percaya akan keberadaan Tuhan ? Ya, pasien selalu berdo’a
sebelum diberikan obat oleh perawat.
3.4. Planing
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menyusun rencana kegiatan
yang kemudian dilaksanakan pada tahap berikutnya. Tahap planning telah
dilaksanakan pada pasien tersebut yang bertujuan untuk mengembangkan caring
di RS tersebut. Rencana yang akan dilakukan pada Ny. N adalah perawat tetap
mempertahankan posisi semi fowler, mengkaji pola nafas pasien,
mempertahankan nasul kanal 3l/I, rel pembatas tempat tidur tetap terpasang
dengan tepat agar pasien tidak jatuh dan mempertahankan selimut agar pasien
tidak hipotermi, perawat menjalin komunikasi yang efektif, memiliki kerjasama
yang baik antara perawat dan pasien, memiliki kejujuran dalam merawat pasien,
ketulusan dalam merawat pasien, berkolaborasi dengan tim Kesehatan lain dalam
menentukan rencana perawatan pasien selanjutnya, apakah pasien akan di
opname, menghubungi ruangan rawat inap isolasi TB, agar pasien mendapatkan
perawatan jika anjuran dokter untuk rawat inap sehingga perawatan di IGD dapat
dilakukan di ruangan lebih lanjut.
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1. Pembahasan
d. Respon caring menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini, tetapi
juga menerima akan jadi apa dia kemudian.
Teori jean watson lebih meniti beratkan pada kebutuhan psikososial klien
kebutuhan fisik kurang diperhatikan. Menggambarkan kebutuhan psikososial
klien berdasar pada disiplin ilmu lain, sehingga memerlukan penelitian lebih
lanjut untuk menunjukkan aplikasi teori tersebut dalam praktik keperawatan.
BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1 KESIMPULAN
Pada dasarnya semua teori keperawatan yang telah diciptakan oleh para
pakar keperawatan adalah hasil yang baik karena telah melalui tahap-tahap
metode ilmiah yang sistematis. Teori yang mereka hasilkan juga telah melaui
suatu proses panjang untuk dapat diakui oleh komunitas keperawatan di seluruh
dunia sebagai bagian dari teori keperawatan. Hal yang perlu dilakukan oleh
komunitas perawat terutama perawat di Indonesia adalah terus berusaha
menerapkan teori yang telah ada dalam praktik keperawatan. Praktik keperawatan
yang baik dan professional hanya praktik yang didasarkan pada nilai-nilai perawat
professional yang salah satunya tercermin dalam teori keperawatan. Untuk itu
salah satu cara meningkatkan kualitas pelayanan atau asuhan keperawatan adalah
dengan menerapkan praktik keperawatan yang berdasarkan teori keperawatan,
bukan praktik yang berdasarkan perintah atau order dokter, atau praktik
keperawatan yang hanya berdasarkan rutinitas semata. Inilah yang dinamakan
Evidence based practice, yang menjadi salah satu kunci berhasilnya
perkembangan keperawatan di luar negeri.
Jean Watson telah memberikan salah satu pilihan bagi perawat di
Indonesia untuk mulai menerapkan praktik keperawatan yang berdasarkan teori
dengan menciptkan teori yang telah diakui komunitas perawat di dunia, yaitu
“Philosophy and Science of Caring”. Sekarang semua kembali kepada diri
perawat sendiri, apakah sudah siap dan mulai berpikir untuk menerapkan teori
yang telah ada di instistusinya. Kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak
sangat diperlukan untuk menjadikan praktik keperawatan yang professional dan
berkualitas dapat diwujudkan.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan bagi perawat untuk
meningkatkan pengetahuan perawat tentang teori keperawatan yang telah ada
sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan perawat.
2. Perlu dukungan dan bantuan dalam berbagai bentuk dari organisasi profesi,
institusi pendidikan tinggi keperawatan dan birokrasi agar praktik
keperawatan yang berdasarkan teori dapat diwujudkan.
3. Perlu adanya wadah atau forum diskusi bagi perawat di masing-masing
institusi pelayanan atau komunitas perawat terdekat untuk bertukar pikiran
tentang cara dan bagaimana praktik keperawatan yang berdasarkan teori atau
evidence based practice dapat diwujudkan.
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, Martha Raille and Ann Marriner Tomey. 2006. Nursing Theorists and
Their Work. St louis, missouri: Elsevier mosbyNursalam, 2014. Konsep
Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 2. Jakarta
: Salemba Medika.
Hafrizka, C., & Kamil, H. (2017). Perilaku caring perawat dengan pendekatan
teori swanson di ruang rawat inap. Skripsi. Fakultas Keperawatan
Universitas Syiah Kuala. Halaman 1–7. diakses 12 Febuari 2019.
Hamid, A.Y. & Ibrahim, K. 2017. Pakar Teori Keperawatan dan Karya mereka.
Ed.8, Vol.2.
Kemenkes RI, Dalam Abdul, 2015. Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan
Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit.
Kozier, B., Erb, Berman., S. (2014). Kozier and Erb's fundamental od nursing
(Autralian ed). Melbourne: Austalia.
Potter & Perry, 2012. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses Dan
Praktek. Volume II. Jakarta: EGC
Risnah., & Irwan, M. 2014. Falsafah dan Teori Keperawatan dalam Integrasi
Keilmuan. Alauddin University Press
Roffi, M. 2021. Teori dan Falsafah Keperawatan. Ed.1. Semarang : Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro