Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu
bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada
perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu
keperawatanmerupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman.

Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus


mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan
kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang.
Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah
menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan. Dalam makalah ini akan dibahas
mengenai Konsep Utama Teori dan Model Keperawatan Jean Watson.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep utama keperawatan menurut Jean Watson?
2. Apakah ada faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan menurut Jean Watson?
3. Bagaiman Paradigma Keperawatan Menurut Watson?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui konsep keperawatan menurut Jean Watson.
2. Mengetahui Faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan menurut Jean Watson.
3. Mengetahui Paradigma Keperawatan Menurut Watson.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Manusia Sebagai Fokus Sentral

“Human care is the heart of nursing” (Watson: 1985) Keperawatan sebagai sains tentang
human care didasarkam pada asumsi bahwa human science and human care merupakan domain
utama dan menyatukan tujuan keperawatan. Sebagai human science keperawatan berupaya
mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan estetika, humanities, dan kiat/art.
Dalam pandangan keperawatan manusia dilihat sebagai sosok yang utuh. Karena
keutuhan ini maka manusia itu unik, berbeda dari manusia lain. Manusia juga diyakini sebagai
sistem terbuka (openned system), yang berinteraksi dengan manusia lain dan lingkungannya se
ara dinamis, dan berkesinambungan itu semua penting untuk perkembangan personalnya

Sebagai pengetahuan tentang human care fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan yang
menjadi inti keperawatan, seperti yang dinyatakan oleh Watson (1985) “human care is the heart
of nursing”. Pandangan tentang keperawatan sebagai science tentang human care adalah
komprehensif.

2.2. Latar Belakang Jean Watson

Dr. Watson adalah seorang sarjana keperawatan Amerika yang lahir di West Virginia dan
sekarang tinggal di Boulder, Colorado sejak tahun 1962. Dari University of Colorado, ia meraih
gelar sarjana di keperawatan dan psikologi, gelar master di keperawatan kesehatan mental-
kejiwaan, dan terus mendapatkan gelar Ph.D dalam psikologi pendidikan dan konseling.

2
Sekarang ini Dr. Jean Watson adalah seorang Profesor yang
membedakan keperawatan dan sebagai ketua Caring Science di
University of Colorado, Sekolah Keperawatan dan merupakan pendiri
Center for Human Caring di Colorado. Dia merupakan anggota dari
Amecican Academy of Nursing yang telah menerima penghargaan
nasional dan internasional. Dia telah menerbitkan berbagai karya
yang menjelaskan filsafat dan teori kepedulian manusia, yang
dipelajari oleh perawat di berbagai belahan dunia. Dasar dari teori
keperawatan Jean Watson di terbitkan pada tahun 1979 di
keperawatan yaitu ”The Philosphy and Science of Caring”. Pada tahun 1988, teorinya
diumumkan dalam “nursing: Human Science and Human Care”. Postmodern Nursing and
Beyond (1999). Assessing and Measuring Caring in Nursing and Health Sciences (2002).
Watson berpendapat bahwa fokus utama dalam keperawatan ada di faktor carative. Dia percaya
bahwa bagi perawat untuk mengembangkan filsafat humanistik dan sistem nilai, seorang liberal
dengan latar belakang seni yang kuat diperlukan. Sistem filsafat dan nilai memberikan fondasi
yang kokoh bagi science of caring.

2.3. Konsep Sehat Sakit

Jean Watson mendefinisikan sehat sebagai kondisi yang utuh dan selaras antara badan,
pikiran, dan jiwa, ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri yang dipersepsikan dan diri
yang diwujudkan. Dari beberapa konsep sehat sakit di atas dapat dikemukakan beberapa hal
prinsip, antara lain:
1. Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang untuk beradaptasi
terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
2. Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti pada titik tertentu, tetapi
berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan yang
dinamis.

3
2.4. Teori Watson

Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan
manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsure teori
kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat
cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal
(kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan
kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan
aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi)
yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan
interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri

Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusia adalah
makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam
upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan
spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga
untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dan meningkatkan status
kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan
kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

4
Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah “human science
and human care”. Watson percaya bahwa fokus utama dalam keperawatan adalah pada carative
factor yang bermula dari perspektif humanistik yang dikombinasikan dengan dasar poengetahuan
ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filososfi humanistic dan system nilai
serta seni yang kuat. Filosofi humanistic dan system nilai ini member fondasi yang kokoh bagi
ilmu keperawatan, sedangkan dasar seni dapat membantu perawat mengembangkan visi mereka
serta nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir kritis. Pengembangan keterampilan berpikir
kritis dibutuhkan dalam asuhan keperawatan, namun fokusnya lebih pada peningkatan kesehatan,
bukan pengobatan penyakit.

2.5. Asumsi Dasar Tentang Ilmu Keperawatan Watson

Beberapa asumsi dasar tentang teori Watson adalah sebagai berikut:

1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan diperaktikkan secara interpersonal.


2. Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya factor carative yang menghasilkan kepuasan
pada kebutuhan manusia.
3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan perkembangan
individu dan keluarga.
4. Respons asuhan keperawatan tidak ahanya menerima seseorang sebagaimana mereka
sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi padanya nantinya.
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan
perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi seseorang untuk memilih kegiatan
yang tebaik bagi dirinya dalam waktu yang telah ditentukan.
6. Asuhan keperawatan lebih bersifat healthgenic (menyehatkan) daripada curing
(mengobati).
7. Praktik caring merupakan pusat keperawatan.

“Theory of Human Caring” (Watson), mempertegas jenis hubungan dan transaksi yang
diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien
sebagai manusia yang mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.

5
Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan. Dalam hal ini caring
merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan
kesehatan pada klien. Kemudian caring juga menekankan harga diri individu, artinya dalam
melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima
kelebihan maupun kekurangan klien. Watson juga mengemukakan bahwa respon setiap individu
terhadap suatu masalah kesehatan unik, artinya dalam praktik keperawatan, seorang perawat
harus mampu memahami setiap respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang
dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda
baik yang sedang maupun akan terjadi. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam
hubungan interpersonal yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana
perawat menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk mempertahankan kesehatan
klien dan energi positif yang diberikan pada klien. Watson juga berpendapat bahwa caring
meliputi komitmen untuk memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu
pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu dalam menggunakan
pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik keperawatan.

Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan Human Caring
Theory. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Jean Watson,
1985 (dalam B. Talento, 1995) membagi kebutuhan dasar manusia dalam dua peringkat utama,
yaitu kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order needs) dan kebutuhan yang
tingkatnya lebih tinggi (higher order needs).

Berdasarkan kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk
yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya
mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, dan
spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga
untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status
kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan
kesehatan.

6
2.6. Grand Theory Menurut Jean Watson
a. Carrative Factor
Elemen-elemen yang terdapat dalam carative factor adalah:
1. Membentuk sistem nilai humanistic-alturistik.
2. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope).
3. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain.
4. Membina hubungan saling percaya dan saling bantu (helping-trust).
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative.
6. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistemantis dalam pengambilan
keputusan.
7. Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal.
8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan memeperbaiki mental,
sosialkultural, dan spiritual.
9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
10. Mengembangkan factor kekuatan eksistensial-fenomenologis.

Tetapi kesepuluh carative factors ini sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu bentuk
dan focus terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah “factors” terlalu standart
terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih
sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah “clinical
caritas” dan “caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan arah
perkembangan teorinya (Watson,2004). Dimana clinical caritas process terdiri dari yaitu :

1. Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan ketenangan dalam
konteks kesadaran terhadap caring.
2. Hadir dengan sepenuhnya dan mewujudkan serta mempertahankan sistem kepercayaan
yang dalam dan dunia kehidupan subjektif dari dirinya dan orang dirawat.
3. Memberikan perhatian terhadap praktik-praktik spiritual dan transpersonal diri orang lain,
melebihi ego dirinya.
4. Mengembangkan dan mempertahankan suatu hubungan caring yang sebenarnya, yang
saling bantu dan saling percaya.

7
5. Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan posotif dan negatif sebagai
suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri sendiri dan orang yang dirawat.
6. Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif sebagai bangian
dari proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-healing yang artistic.
7. Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui keutuhan
diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain.
8. Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun nonfisik,
lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang memiliki keholistikan,
keindahan, kenyamanan, martabat, dan kedamaian.
9. Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang penuh,
memberikan “human care essentials“, yang memunculkan penyusuaian jiwa, raga dan
pikiran, keholistikan dan kesatuan diri dalam seluruh aspek care; dengan melibatkan jiwa
dan keberadaan secara spiritual.
10. Menelaah dan menghargai misteri spiritual, dan dimensi eksistensial dari kehidupan dan
kematian seseorang, “soul care” bagi diri sendiri dan orang yang dirawat.

b. Transpersonal Caring Relationship

Menurut Watson (1999), Transpersonal caring relationship berkarakteristikkan hubungan


khusus manusia yang tergantung pada moral perawat yang berkomitmen, melindungi, dan
meningkatkan martabat manusia seperti dirinya atau lebih tinggi dari dirinya. Perawat merawat
dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk melestarikan dan menghargai spiritual, oleh
karena itu tidak memperlakukan seseorang sebagai sebuah objek.

Perawat sadar bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk menyembuhkan. Hubungan
ini menjelaskan bagaimana perawat telah melampaui penilain secara objektif, menunjukkan
perhatian kepada subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami situasi kesehatan diri mereka
sendiri. Kesadaran perawat menjadi perhatian penting untuk berkelanjutan dan pemahaman
terhadap persepsi orang lain. Pendekatan ini melihat keunikan dari kedua belah pihak, yaitu
perawat dan pasien, dan juga hubungan saling menguntungkan antara dua individu, yang
menjadi dasar dari suatu hubungan. Oleh karena itu, yang merawat dan yang di rawat keduanya
terhubung dalam mencari makna dan kesatuan, dan mungkin mampu merasakan penderitaan

8
pasien. Istilah transpersonal berarti pergi keluar dari diri sendiri dan memungkinkan untuk
menggapai kedalaman spiritual dalam meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pasien.
Pada akhirnya, tujuan dari transpersonal caring relationship adalah berkaitan dengan
melindungi, meningkatkan dan mempertahankan martabat, kemanusiaan, kesatuan dan
keselarasan batin.

c. Caring Occation Moment

Caring Occation menurut Watson (1988,1999) adalah kesempatan (mengenai tempat dan
waktu) pada saat perawat dan orang lain datang pada saat human caring dilaksanakan, dan dari
keduanya dengan fenomena tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama datang
dalam moment interaksi human to human. Bagi Watson (1988, 1999) bidang yang luar biasa
yang sesuai dengan kerangka refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang,
sensasi tubuh, pikiran atau kepercayaan spiritual, tujuan-tujuan, harapan-harapan pertimbangan
dari lingkungan, arti persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada pengalaman hidup yang
dialami seseorang, sekarang atau masa yang akan datang. Watson (1999) menekankan bahwa
perawat dalam hal ini sebagai care giver juga perlu memahami kesadaan dan kehadiranya
dalam moment merawat dengan pasiennya, lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun
yang dirawat dapat dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya, dengan
demikian akan menjadi bagian dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation bisa menjadi
transpersonal jika memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan pasien)
kemudian adanya kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan kemampuan–kemampuan
untuk berkembang (Watson 1999 , pp. 116-117).

2.7. Paradigma Keperawatan Menurut Watson


a. Keperawatan
Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui transaksi transpersonal caring
untuk membantu manusia mencapai keharmonisan pikiran, jiwa dan raga yang
menimbulkan selfknowlegde, self-control, self-care, dan selfhealing.

9
b. Klien
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan pikiran, jiwa dan
raga, yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan keputusan tentang kondisi sehat-
sakitnya untuk meningkatkan harmonisasi, self-control, pilihan dan selfdetermination.

c. Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga antara diri
dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan.

d. Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara klien dan perawat.

2.8. Asumsi Dasar Science of Caring


Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari transpersonal
caring. Watson meyakini bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu.
Watson mengatakan 7 asumsi tentang science of caring. Asumsi dasar tersebut yaitu :
1. Caring dapat didemonstrasikan dan dipraktekkan dengan efektif hanya secara
interpersonal.
2. Caring terdiri dari carative factors yang menghasilkan kepuasan terhadap kebutuhan
manusia tertentu.
3. Efektif caring meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu dan keluarga.
4. Respon caring menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini, tetapi juga menerima
akan jadi apa dia dikemudian.
5. Lingkungan caring adalah sesuatu yang menawarkan perkembangan dari potensi yang
ada, dan disaat yang sama membiarkan seseorang untuk memilih tindakan yang terbaik
bagi dirinya saat itu.
6. Caring lebih ”healthogenic” daripada curing.
7. Praktik caring merupakan sentral bagi keperawatan.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4 (empat) bagian, yaitu:
Kemanusiaan (Human Beeing), Kesehatan, Lingkungan sosial, Keperawatan. Faktor utama yang
membentuk aktivitas perawatan, antara lain: membentuk sistem nilai humanistic altruistic,
membangkitkan rasa percaya dan harapan, mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri,
maupun kepada orang lain, mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien / “helping
trust”, meningkatkan intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif, maupun negative,
menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik untuk mengambil keputusan,
meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning”, memberi dukungan/support,
melindungi, dan membantu memperbaiki kondisi mental, fisik, sosial-kultural, serta spiritual,
bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia, menghargai terhadap kekuatan
yang dimiliki pasien. Paradigma keperawatan menurut Watson yaitu keperawatan, klien,
kesehatan dan lingkungan.

3.2 Saran
Semoga model keperawatan Jean Watson ini bisa diterapkan dalam praktek keperawatan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep dasar keperawatan. Jakarta :EGC


https://ilper.wordpress.com/2012/04/19/keperawantan-jean-watson/

12

Anda mungkin juga menyukai