Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TEORI KEPERAWATAN MENURUT JEAN WATSON

Pengampu Mata Kuliah :


NS. NOVRIANI HUSNA, M.KEP

DI SUSUN OLEH :
 Putri Oktavia ( 2010120201591 )
 Uswatun hasanah ( 2010120201599 )
 Novela Gusti Anggraini ( 2010120201605 )
 Selvy Orline ( 2010120201606 )
 Lazwerna maulinda ( 2010120201609 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES NAN TONGGA LUBUK ALUNG
TAHUN AJARAN 2020/2021
A. PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Keperawatan adalah suatu bentuk profesi pelayanan kesehatan sebagai bagian integral dari pelayanan
kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,  berbentuk pelayanan yang bersifat biologi-psikologi-
sosial-spiritual yang komprehensif, ditujukan pada individu siapa pun baik yang sakit maupun yang sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Dunia keperawatan memang tidaklah mudah seperti yang banyak
orang kira. Begitu banyak hal yang harus dimengerti dan juga dipahami untuk bisa melaksanakan tugas dengan
baik sebagai seorang perawat. Di dalam keperawatan ada empat konsep utama yaitu manusia, lingkungan, sehat-
sakit, dan keperawatan itu sendiri. Semua itu merupakan buah pikir  pakar keperawatan yang menjadi dasar
pengembangan keilmuan keperawatan atau teori model konseptual. Dan dari banyak pakar yang mengungkapkan
hal tersebut, disini saya akan menjelaskan teori model konseptual yang dikemukakan oleh Jean Watson, seorang
theorist keperawatan dengan model monsep teorinya yaitu Human Caring.
Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan dengan dasar adalah “ Human
Science and Human Care “. Watson percaya bahwa fokus utama dalam keperawatan adalah pada
careative factor, yang bermula dari prespektif humanistik yang dikombinasikan dengan dasar
pengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filosofi humanistik dan sistem nilai,
serta seni yang kuat.

II. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui bagaimana teori konseptual dari Jean Watson;
2. Agar dapat mengetahui pengembangan dari teori keperawatan;
3. Agar dapat mengetahui apa itu 10 carative factor dan bagaimana carative factor itu;
4. Supaya kita dapat mengaplikasikan teori keperawatan dari Jean Watson dalam keperawatan.
 
B. TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN

“Human care is the heart of nursing” (Watson: 1985)


 Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkam pada asumsi bahwa human science and
human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan keperawatan. Sebagai human science
keperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan estetika, humanities, dan kiat/art
(Watson, 1985). Dalam pandangan keperawatan manusia dilihat sebagai sosok yang utuh. Karena
keutuhan ini maka manusia itu unik, berbeda dari manusia lain. Manusia juga diyakini sebagai sistem
terbuka (openned system), yang berinteraksi dengan manusia lain dan lingkungannya secara dinamis, dan
berkesinambungan itu semua penting untuk perkembangan personalnya.

Sebagai pengetahuan tentang human care fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan yang menjadi
inti keperawatan, seperti yang dinyatakan oleh Watson (1985) “human care is the heart of nursing ”.
Pandangan tentang keperawatan sebagai science tentang human care adalah komprehensif. Ini termasuk
pengembangan pengetahuan sebagai basis dalam area:
1. Pengkajian terhadap kondisi manusia.
2. Implikasi dari pengalaman manusia dan responnya terhadap kondisi sehat sakit.
3. Telaah terhadap pengelolaan kondisi-kondisi yang menyertainya.
4. Deskripsi dari atribut-atribut caring relationship.
5. Studi tentang sistem bagaimana human care harus diwujudkan.
B. Konsep Sehat Sakit
  Dalam pandangan keperawatan Jean Watson, manusia diyakini sebagai person as a whole, as a
fully functional integrated self. Jean Watson mendefinisikan sehat sebagai kondisi yang utuh dan selaras
antara badan, pikiran, dan jiwa, ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri yang dipersepsikan
dan diri yang diwujudkan. Dari beberapa konsep sehat sakit di atas dapat dikemukakan beberapa hal
prinsip, antara lain:
1. Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya multidimensional, yang
dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi.
2. Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang untuk beradaptasi terhadap
lingkungan baik internal maupun eksternal.
3. Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti pada titik tertentu, tetapi
berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan yang dinamis.

C. Teori Watson
  Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan manusia
dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsure teori kemanusiaan.
Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia
yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi
kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal
(kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan
psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi,
dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
 Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusia adalah makhluk yang
sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan,
manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan
keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan
harus berperan dan meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai
penyakit dan  penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit.

Teori Human Caring

 Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah


“human science and human care”. Watson percaya bahwa fokus utama dalam keperawatan adalah pada
carative  factor yang bermula dari perspektif humanistik yang dikombinasikan dengan dasar  pengetahuan
ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filososfi humanistik dan sistem nilai serta seni
yang kuat. Filosofi humanistik dan sistem nilai ini memberi fondasi yang kokoh bagi ilmu keperawatan,
sedangkan dasar seni dapat membantu perawat mengembangkan visi mereka serta nilai-nilai dunia dan
keterampilan berpikir kritis. Pengembangan keterampilan berpikir kritis dibutuhkan dalam asuhan
keperawatan, namun fokusnya lebih pada peningkatan kesehatan, bukan pengobatan penyakit.

D. Asumsi dasar tentang ilmu keperawatan Watson


 Beberapa asumsi dasar tentang teori Watson adalah sebagai berikut:
1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan diperaktikkan secara interpersonal.
2. Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya factor carative yang menghasilkan kepuasan  pada
kebutuhan manusia.
3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan perkembangan individu dan
keluarga.
4. Respons asuhan keperawatan tidak ahanya menerima seseorang sebagaimana mereka sekarang,
tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi padanya nantinya.
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan  perkembangan
potensi dan member keleluasaan bagi seseorang untuk memilih kegiatan yang tebaik bagi dirinya
dalam waktu yang telah ditentukan.
6. Asuhan keperawatan lebih bersifat healthgenic (menyehatkan) dari pada curing (mengobati).
7. Praktik caring merupakan pusat keperawatan.

Watson (1988) dan George (1990) mendefenisikan caring lebih dari sebuah exisestensial  philosophy, ia
memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah ideal moral dari keperawatan. Manusia akan
eksistensi bila dimensi spritualnya meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri
yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga
pertanggung jawaban hubungan antara  perawat-klien, dimana perawat membantu memperoleh
pengetahuan dan meningkatkan kesehatan.

“Theory of Human Caring” (Watson), mempertegas jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara
pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia yang
mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh. Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti
dari keperawatan. Dalam hal ini caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat
dalam memberikan  pelayanan kesehatan pada klien. Kemudian caring juga menekankan harga diri
individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien
dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien. Watson juga mengemukakan bahwa respon setiap
individu terhadap suatu masalah kesehatan unik, artinya dalam praktik keperawatan, seorang perawat
harus mampu memahami setiap respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan
memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun
akan terjadi. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal yaitu hubungan
yang terjadi antara  perawat dengan klien, dimana perawat menunjukkan caring melalui perhatian,
intervensi untuk mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang diberikan pada klien. Watson
juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen untuk memberikan pelayanan keperawatan yang
didasarkan pada ilmu pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu dalam
menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik keperawatan.
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan Human Caring Theory. Tolak ukur
pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Jean Watson, 1985 (dalam B. Talento,
1995) membagi kebutuhan dasar manusia dalam dua  peringkat utama, yaitu kebutuhan yang tingkatnya
lebih rendah (lower order needs) dan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher order needs).
Pemenuhan kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah tidak selalu membantu upaya kompleks manusia
untuk mencapai aktualisasi diri. Tiap kebutuhan dipandang dalam konteksnya terhadap kebutuhan lain
dan semuanya dianggap penting. Kebutuhan manusia yang saling  berhubungan diantaranya kebutuhan
dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan
eliminasi, kebutuhan ventilasi, kebutuhan  psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan
aktivitas dan istirahat, kebuthan seksualitas; kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang
meliputi kebutuhan intrapersonal dan interpersonal (kebutuhan aktualisasi diri). Berdasarkan kebutuhan
tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki
berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya
dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara
pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam
meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan
penyembuhan kesehatan.

E. Grand theory menurut Jean Watson


 a.Carrative Factor 
 Elemen-elemen yang terdapat dalam carative factor adalah:
1. Membentuk sistem nilai humanistic-alturistik.
2. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope).
3. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain.
4. Membina hubungan saling percaya dan saling bantu (helping-trust).
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative.
6. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistemantis dalam pengambilan keputusan.
7. Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal.
8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan memeperbaiki mental, sosialkultural,
dan spiritual.
9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
10. Mengembangkan factor kekuatan eksistensial-fenomenologis.
Tetapi kesepuluh carative factors ini sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu bentuk
dan focus terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah “factors” terlalu
standart terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih
sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah “clinical caritas” dan
“caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan arah perkembangan teorinya
(Watson,2004). Dimana clinical caritas process terdiri dari yaitu.
1. Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan ketenangan dalam konteks
kesadaran terhadap caring.
2. Hadir dengan sepenuhnya dan mewujudkan serta mempertahankan sistem kepercayaan yang
dalam dan dunia kehidupan subjektif dari dirinya dan orang dirawat.
3. Memberikan perhatian terhadap praktik-praktik spiritual dan transpersonal diri orang lain,
melebihi ego dirinya.
4. Mengembangkan dan mempertahankan suatu hubungan caring yang sebenarnya, yang saling
bantu dan saling percaya.
5. Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan posotif dan negatif sebagai suatu
hubungan dengan semangat yang dalam dari diri sendiri dan orang yang dirawat.
6. Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif sebagai bangian dari
proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-healing yang artistic.
7. Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui keutuhan diri orang
lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain.
8. Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun nonfisik, lingkungan
yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang memiliki keholistikan, keindahan, kenyamanan,
martabat, dan kedamaian.
9. Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang penuh, memberikan
“human care essentials“, yang memunculkan penyusuaian jiwa, raga dan pikiran, keholistikan dan
kesatuan diri dalam seluruh aspek care; dengan melibatkan jiwa dan keberadaan secara spiritual.
10. Menelaah dan menghargai misteri spiritual, dan dimensi eksistensial dari kehidupan dan kematian
seseorang, “soul care” bagi diri sendiri dan orang yang dirawat.
  
b. Transpersonal Caring Relationship
  Menurut Watson (1999), Transpersonal caring relationship berkarakteristikkan hubungan khusus
manusia yang tergantung pada moral perawat yang berkomitmen, melindungi, dan meningkatkan
martabat manusia seperti dirinya atau lebih tinggi dari dirinya. Perawat merawat dengan kesadaran yang
dikomunikasikan untuk melestarikan dan menghargai spiritual, oleh karena itu tidak memperlakukan
seseorang sebagai sebuah objek. Perawat sadar bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk
menyembuhkan. Hubungan ini menjelaskan bagaimana perawat telah melampaui penilain secara objektif,
menunjukkan  perhatian kepada subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami situasi kesehatan diri
mereka sendiri. Kesadaran perawat menjadi perhatian penting untuk berkelanjutan dan pemahaman
terhadap persepsi orang lain. Pendekatan ini melihat keunikan dari kedua belah pihak, yaitu  perawat dan
pasien, dan juga hubungan saling menguntungkan antara dua individu, yang menjadi dasar dari suatu
hubungan. Oleh karena itu, yang merawat dan yang di rawat keduanya terhubung dalam mencari makna
dan kesatuan, dan mungkin mampu merasakan  penderitaan pasien. Istilah transpersonal berarti pergi
keluar dari diri sendiri dan memungkinkan untuk menggapai kedalaman spiritual dalam meningkatkan
kenyamanan dan  penyembuhan pasien. Pada akhirnya, tujuan dari transpersonal caring relationship
adalah  berkaitan dengan melindungi, meningkatkan dan mempertahankan martabat, kemanusiaan,
kesatuan dan keselarasan batin.

c. Caring Occation Moment 


  Caring Occation menurut Watson (1988,1999) adalah kesempatan (mengenai tempat dan waktu)
pada saat perawat dan orang lain datang pada saat human caring dilaksanakan, dan dari keduanya dengan
fenomena tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam moment interaksi
human to human. Bagi Watson (1988, 1999) bidang yang luar biasa yang sesuai dengan kerangka refensi
seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang, sensasi tubuh, pikiran atau kepercayaan
spiritual, tujuan-tujuan, harapan-harapan pertimbangan dari lingkungan, arti persepsi seseorang
kesemuanya berdasar pada  pengalaman hidup yang dialami seseorang, sekarang atau masa yang akan
datang. Watson (1999) menekankan bahwa perawat dalam hal ini sebagai care giver juga perlu
memahami kesadaan dan kehadiranya dalam moment merawat dengan pasiennya, lebih lanjut dari kedua
belah pihak perawat maupun yang dirawat dapat dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan
keduanya, dengan demikian akan menjadi bagian dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation bisa
menjadi transpersonal jika memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan pasien)
kemudian adanya kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan kemampuan – kemampuan untuk
berkembang (Watson 1999 , pp. 116-117).

E. Paradigma Keperawatan Menurut Watson


 1. Keperawatan
Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui transaksi transpersonal caring untuk
membantu manusia mencapai keharmonisan pikiran, jiwa dan raga yang menimbulkan
 selfknowlegde, self-control, self-care, dan selfhealing.
Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan ilmu pengetahuan sangat
berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan masyarakat, sehingga perawat  perlu berkomitmen
terhadap pemberian asuhan kesehatan yang ideal melalui kajian teori,  praktek, dan riset keperawatan.

Ada 10 faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan, antara lain:


1. Membentuk sistem nilai humanistik altruistik.
2. Membangkitkan rasa percaya dan harapan.
3. Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain.
4. Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien / “helping trust”.
5. Meningkatkan intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif, maupun negative.
6. Menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik untuk mengambil keputusan.
7. Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching -learning”.
8. Memberi dukungan/support, melindungi, dan membantu memperbaiki kondisi mental, fisik,
sosial-kultural, serta spiritual.
9. Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia.
10. Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.

2. Klien
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan pikiran, jiwa dan raga,
yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan keputusan tentang kondisi sehat-sakitnya untuk
meningkatkan harmonisasi, self-control, pilihan dan selfdetermination.
3. Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga antara diri dengan
orang lain dan antara diri dengan lingkungan.

4. Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara klien dan perawat.

F. Asumsi Dasar Science of Caring


 Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari transpersonal caring. Watson
meyakini bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Watson mengatakan 7 asumsi
tentang science of caring. Asumsi dasar tersebut yaitu :
1. Caring dapat didemonstrasikan dan dipraktekkan dengan efektif hanya secara interpersonal.
2. Caring terdiri dari carative factors yang menghasilkan kepuasan terhadap kebutuhan manusia tertentu.
3. Efektif caring meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu dan keluarga.
4. Respon caring menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini, tetapi juga menerima akan jadi apa
dia dikemudian.
5. Lingkungan caring adalah sesuatu yang menawarkan perkembangan dari potensi yang ada, dan disaat
yang sama membiarkan seseorang untuk memilih tindakan yang terbaik bagi dirinya saat itu.
6. Caring lebih ”healthogenic” daripada curing.
7. Praktik caring merupakan sentral bagi keperawatan.

G. Proses Keperawatan Dalam Teori Caring

  Watson (1979) menekankan bahwa proses keperawatan memiliki langkah-langkah yang sama
dengan proses riset ilmiah, karena kedua proses tersebut mencoba untuk menyelesaikan masalah dan
menemukan solusi yang terbaik. Lebih lanjut Watson menggambarkan kedua  proses tersebut sebagai
berikut (tulisan yang dimiringkan menandakan proses riset yang terdapat dalam proses keperawatan):

1. Pengkajian

Meliputi observasi, identifikasi, dan review masalah; menggunakan pengetahuan dari literature
yang dapat diterapkan, melibatkan pengetahuan konseptual untuk pembentukan dan konseptualisasi
kerangka kerja yang digunakan untuk memandang dan mengkaji masalah. ( Berita Ilmu Keperawatan
ISSN 1979-2697, Vol . 1 No.3, September 2008 :147-150)

Pengkajian juga meliputi pendefinisian variabel yang akan diteliti dalam memecahkan masalah.

Watson (1979) dalam Julia (1995) menjelaskan kebutuhan yang harus dikaji oleh perawat yaitu:

1. Lower order needs (biophysical needs) yaitu kebutuhan untuk tetap hidup meliputi kebutuhan nutrisi,
cairan, eliminasi, dan oksigenisasi.

2. Lower order needs (psychophysical needs) yaitu kebutuhan untuk berfungsi, meliputi kebutuhan
aktifitas, aman, nyaman, seksualitas.

3. Higher order needs (psychosocial needs) , yaitu kebutuhan integritas yang meliputi kebutuhan akan
penghargaan dan beraffiliasi.

4. Higher order needs (intrapersonali needs), yaitu kebutuhan untuk aktualisasi diri.

C. PEMBAHASAN

1.What
Apa saja kebutuhan dasar menurut Henderson?
Jawab :
 

2. Who
 Siapa yang menyatakan bahwa keperawatan sebagai sains tentang human care?
Jawab : Jean Watson

3. Where
 Dimana fokus keperawatan pada teori Jean Watson?
Jawab : fokus utama dalam keperawatan adalah pada carative factor yang bermula dari  perspektif
humanistik yang dikombinasikan dengan dasar pengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu
mengembangkan filososfi humanistik dan sistem nilai serta seni yang kuat. Filosofi humanistik dan
sistem nilai ini memberi fondasi yang kokoh  bagi ilmu keperawatan, sedangkan dasar seni dapat
membantu perawat mengembangkan visi mereka serta nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir kritis.
Pengembangan keterampilan berpikir kritis dibutuhkan dalam asuhan keperawatan, namun fokusnya lebih
pada peningkatan kesehatan, bukan pengobatan penyakit.
 
4. When
Kapan perawat berperan care giver?
Jawab : Ketika berhadapan dengan pasien perawat berperan sebagai care giver Watson juga  berpendapat
bahwa perawat mempunyai caring meliputi komitmen untuk memberikan  pelayanan keperawatan yang
didasarkan pada ilmu pengetahuan. Dalam praktiknya,  perawat di tantang untuk tidak ragu dalam
menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik
5. How
 Bagaimana Paradigma Keperawatan Menurut Watson ?
Jawab :
1. Keperawatan Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui transaksi transpersonal
caring untuk membantu manusia mencapai keharmonisan pikiran,  jiwa dan raga yang menimbulkan
selfknowlegde, self-control, self-care, dan selfhealing.

2. Klien
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan pikiran,  jiwa dan raga, yang
membutuhkan bantuan terhadap pengambilan keputusan tentang kondisi sehat-sakitnya untuk
meningkatkan harmonisasi, self-control,  pilihan dan selfdetermination.

3. Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga antara diri dengan orang lain
dan antara diri dengan lingkungan. 4. Lingkungan Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal
caring terjadi antara klien dan  perawat.

D. IMPLIKASI DALAM ILMU KEPERAWATAN


Watson merekomendasikan suatu pendekatan penelitian keperawatan yang lebih dalam, agar
menghasilkan suatu hubungan keperawatan yang baik dengan kebutuhan manusia. Agar hasilnya
sempurna, maka perawat perlu melakukan metoda pemecahan masalah secara ilmiah. Watson juga
menyatakan proses keperawatan terdiri atas langkah-langkah yang sama dengan proses ilmiah. Watson
kemudian mengkolaborasikannya dalam dokumentasi (tulisan yang dicetak miring mengidikasikan
adanya keterkaitan dengan adanya penelitian dalam  proses keperawatan).
A. Pengkajian
1. Pengkajian meliputi: tindakan pengamatan, melakukan identifikasi, dan menelaah masalah yang
muncul melalui pengaplikasian dari hasil studi literature.
2. Untuk dapat menelaah dan memprediksi suatu masalah dengan baik sesuai kerangka kerja yang telah
dibuat, maka perlu menggali lebih dalam pengetahuan yang terkait secara konseptual.
3. Dalam pengkajian juga mencakup formulasi hipotesis mengenai hubungan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah.
4. Selain itu juga dalam menilai situasi perlu mencantumkan definisi dari variable-variable yang akan
diperiksa dalam pemecahan masalah ini.

B. Perencanaan
1. Dengan perencanaan yang baik, maka akan membantu dalam menentukan bagaimana variabel-variabel
dapat diuji atau diukur.
2. Dalam merancang suatu pemecahan masalah yang mengacu pada rencana asuhan keperawatan tetap
melalui pendekatan konseptual.
3. Selain itu juga dalam perencanaan tercantum data-data yang telah dikumpulkan & sesuai.
 
C. Intervensi
Merencanakan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan.
D. Evaluasi
1. Evaluasi merupakan sebuah metoda dan proses untuk menganalisa hasil pelaksanaan inter-vensi dari
setiap masalah yang ada.
2.Disamping itu menurut Watson, evaluasi juga harus mampu memberikan generalisasi terhadap
hipotesa-hipotesa tambahan atau kejadian yang mungkin akan terjadi untuk mendorong teori keperawatan
secara umum didasarkan pada studi pemecahan masalah.

E. KESIMPULAN
Berdasarkan apa yang telah kita bahas, dapat disipulkan bahwa Jean Watson adalah seorang teori
keperawatan ( theorist  ) yang menganut  Human Caring . Akhirnya kerangka ini untuk Merawat Sains
dan praktek keperawatan yang mengusulkan, secara individu dan kolektif, memberikan kontribusi untuk
pelestarian kemanusiaan dan berusaha untuk mempertahankan peduli dalam kasus di mana itu terancam.
The Carative Faktor / Caritas Proses berfungsi sebagai struktur dan agar teoritis - landasan filosofis untuk
disiplin dan profesi keperawatan. Cita-cita moral dan faktor peduli dan  proses yang diusulkan asuh
evolusi dan pendalaman manusia dan berfungsi untuk mempertahankan kemanusiaan dan keseimbangan
dalam dirinya sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Christensen, J, Paula., Kenney,W, Janet. 2009. Proses Keperawatan:


Aplikasi Model  Konseptual. Jakarta: EGC
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
Hidayat, Aziz Alimul dan Hamid, Achir Yani S. 2005. Buku Saku
Praktikum  Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta: EGC
Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC
Potter & Perry. 2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
Jean Watson. 2007. “Watson’s Theory of Human Caring and Subjective Living
Experiences: Carative Factors/Caritas Pricesses As a Disciplinary Guide To The Professional
Nursing Practice”. Diakses pada tanggal 11 Desember 2013
dari www.scielo.br/pdf/tce/v16n1/a16v16n1.pdf   
Nelson, John., Watson, Jean. 2012. Measuring Caring. LLC: Springer Publishing Company.
Watson, Jean. 1940. Caring Science: A Theory of Nursing. LLC: Springer Pulishing Company.

Anda mungkin juga menyukai