DI SUSUN OLEH :
Putri Oktavia ( 2010120201591 )
Uswatun hasanah ( 2010120201599 )
Novela Gusti Anggraini ( 2010120201605 )
Selvy Orline ( 2010120201606 )
Lazwerna maulinda ( 2010120201609 )
I. Latar Belakang
Keperawatan adalah suatu bentuk profesi pelayanan kesehatan sebagai bagian integral dari pelayanan
kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan yang bersifat biologi-psikologi-
sosial-spiritual yang komprehensif, ditujukan pada individu siapa pun baik yang sakit maupun yang sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Dunia keperawatan memang tidaklah mudah seperti yang banyak
orang kira. Begitu banyak hal yang harus dimengerti dan juga dipahami untuk bisa melaksanakan tugas dengan
baik sebagai seorang perawat. Di dalam keperawatan ada empat konsep utama yaitu manusia, lingkungan, sehat-
sakit, dan keperawatan itu sendiri. Semua itu merupakan buah pikir pakar keperawatan yang menjadi dasar
pengembangan keilmuan keperawatan atau teori model konseptual. Dan dari banyak pakar yang mengungkapkan
hal tersebut, disini saya akan menjelaskan teori model konseptual yang dikemukakan oleh Jean Watson, seorang
theorist keperawatan dengan model monsep teorinya yaitu Human Caring.
Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan dengan dasar adalah “ Human
Science and Human Care “. Watson percaya bahwa fokus utama dalam keperawatan adalah pada
careative factor, yang bermula dari prespektif humanistik yang dikombinasikan dengan dasar
pengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filosofi humanistik dan sistem nilai,
serta seni yang kuat.
II. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui bagaimana teori konseptual dari Jean Watson;
2. Agar dapat mengetahui pengembangan dari teori keperawatan;
3. Agar dapat mengetahui apa itu 10 carative factor dan bagaimana carative factor itu;
4. Supaya kita dapat mengaplikasikan teori keperawatan dari Jean Watson dalam keperawatan.
B. TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN
Sebagai pengetahuan tentang human care fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan yang menjadi
inti keperawatan, seperti yang dinyatakan oleh Watson (1985) “human care is the heart of nursing ”.
Pandangan tentang keperawatan sebagai science tentang human care adalah komprehensif. Ini termasuk
pengembangan pengetahuan sebagai basis dalam area:
1. Pengkajian terhadap kondisi manusia.
2. Implikasi dari pengalaman manusia dan responnya terhadap kondisi sehat sakit.
3. Telaah terhadap pengelolaan kondisi-kondisi yang menyertainya.
4. Deskripsi dari atribut-atribut caring relationship.
5. Studi tentang sistem bagaimana human care harus diwujudkan.
B. Konsep Sehat Sakit
Dalam pandangan keperawatan Jean Watson, manusia diyakini sebagai person as a whole, as a
fully functional integrated self. Jean Watson mendefinisikan sehat sebagai kondisi yang utuh dan selaras
antara badan, pikiran, dan jiwa, ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri yang dipersepsikan
dan diri yang diwujudkan. Dari beberapa konsep sehat sakit di atas dapat dikemukakan beberapa hal
prinsip, antara lain:
1. Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya multidimensional, yang
dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi.
2. Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang untuk beradaptasi terhadap
lingkungan baik internal maupun eksternal.
3. Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti pada titik tertentu, tetapi
berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan yang dinamis.
C. Teori Watson
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan manusia
dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsure teori kemanusiaan.
Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia
yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi
kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal
(kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan
psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi,
dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusia adalah makhluk yang
sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan,
manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan
keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan
harus berperan dan meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai
penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit.
Watson (1988) dan George (1990) mendefenisikan caring lebih dari sebuah exisestensial philosophy, ia
memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah ideal moral dari keperawatan. Manusia akan
eksistensi bila dimensi spritualnya meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri
yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga
pertanggung jawaban hubungan antara perawat-klien, dimana perawat membantu memperoleh
pengetahuan dan meningkatkan kesehatan.
“Theory of Human Caring” (Watson), mempertegas jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara
pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia yang
mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh. Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti
dari keperawatan. Dalam hal ini caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat
dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien. Kemudian caring juga menekankan harga diri
individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien
dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien. Watson juga mengemukakan bahwa respon setiap
individu terhadap suatu masalah kesehatan unik, artinya dalam praktik keperawatan, seorang perawat
harus mampu memahami setiap respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan
memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun
akan terjadi. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal yaitu hubungan
yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana perawat menunjukkan caring melalui perhatian,
intervensi untuk mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang diberikan pada klien. Watson
juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen untuk memberikan pelayanan keperawatan yang
didasarkan pada ilmu pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu dalam
menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik keperawatan.
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan Human Caring Theory. Tolak ukur
pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Jean Watson, 1985 (dalam B. Talento,
1995) membagi kebutuhan dasar manusia dalam dua peringkat utama, yaitu kebutuhan yang tingkatnya
lebih rendah (lower order needs) dan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher order needs).
Pemenuhan kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah tidak selalu membantu upaya kompleks manusia
untuk mencapai aktualisasi diri. Tiap kebutuhan dipandang dalam konteksnya terhadap kebutuhan lain
dan semuanya dianggap penting. Kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan
dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan
eliminasi, kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan
aktivitas dan istirahat, kebuthan seksualitas; kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang
meliputi kebutuhan intrapersonal dan interpersonal (kebutuhan aktualisasi diri). Berdasarkan kebutuhan
tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki
berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya
dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara
pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam
meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan
penyembuhan kesehatan.
2. Klien
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan pikiran, jiwa dan raga,
yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan keputusan tentang kondisi sehat-sakitnya untuk
meningkatkan harmonisasi, self-control, pilihan dan selfdetermination.
3. Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga antara diri dengan
orang lain dan antara diri dengan lingkungan.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara klien dan perawat.
Watson (1979) menekankan bahwa proses keperawatan memiliki langkah-langkah yang sama
dengan proses riset ilmiah, karena kedua proses tersebut mencoba untuk menyelesaikan masalah dan
menemukan solusi yang terbaik. Lebih lanjut Watson menggambarkan kedua proses tersebut sebagai
berikut (tulisan yang dimiringkan menandakan proses riset yang terdapat dalam proses keperawatan):
1. Pengkajian
Meliputi observasi, identifikasi, dan review masalah; menggunakan pengetahuan dari literature
yang dapat diterapkan, melibatkan pengetahuan konseptual untuk pembentukan dan konseptualisasi
kerangka kerja yang digunakan untuk memandang dan mengkaji masalah. ( Berita Ilmu Keperawatan
ISSN 1979-2697, Vol . 1 No.3, September 2008 :147-150)
Pengkajian juga meliputi pendefinisian variabel yang akan diteliti dalam memecahkan masalah.
Watson (1979) dalam Julia (1995) menjelaskan kebutuhan yang harus dikaji oleh perawat yaitu:
1. Lower order needs (biophysical needs) yaitu kebutuhan untuk tetap hidup meliputi kebutuhan nutrisi,
cairan, eliminasi, dan oksigenisasi.
2. Lower order needs (psychophysical needs) yaitu kebutuhan untuk berfungsi, meliputi kebutuhan
aktifitas, aman, nyaman, seksualitas.
3. Higher order needs (psychosocial needs) , yaitu kebutuhan integritas yang meliputi kebutuhan akan
penghargaan dan beraffiliasi.
4. Higher order needs (intrapersonali needs), yaitu kebutuhan untuk aktualisasi diri.
C. PEMBAHASAN
1.What
Apa saja kebutuhan dasar menurut Henderson?
Jawab :
2. Who
Siapa yang menyatakan bahwa keperawatan sebagai sains tentang human care?
Jawab : Jean Watson
3. Where
Dimana fokus keperawatan pada teori Jean Watson?
Jawab : fokus utama dalam keperawatan adalah pada carative factor yang bermula dari perspektif
humanistik yang dikombinasikan dengan dasar pengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu
mengembangkan filososfi humanistik dan sistem nilai serta seni yang kuat. Filosofi humanistik dan
sistem nilai ini memberi fondasi yang kokoh bagi ilmu keperawatan, sedangkan dasar seni dapat
membantu perawat mengembangkan visi mereka serta nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir kritis.
Pengembangan keterampilan berpikir kritis dibutuhkan dalam asuhan keperawatan, namun fokusnya lebih
pada peningkatan kesehatan, bukan pengobatan penyakit.
4. When
Kapan perawat berperan care giver?
Jawab : Ketika berhadapan dengan pasien perawat berperan sebagai care giver Watson juga berpendapat
bahwa perawat mempunyai caring meliputi komitmen untuk memberikan pelayanan keperawatan yang
didasarkan pada ilmu pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu dalam
menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik
5. How
Bagaimana Paradigma Keperawatan Menurut Watson ?
Jawab :
1. Keperawatan Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui transaksi transpersonal
caring untuk membantu manusia mencapai keharmonisan pikiran, jiwa dan raga yang menimbulkan
selfknowlegde, self-control, self-care, dan selfhealing.
2. Klien
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan pikiran, jiwa dan raga, yang
membutuhkan bantuan terhadap pengambilan keputusan tentang kondisi sehat-sakitnya untuk
meningkatkan harmonisasi, self-control, pilihan dan selfdetermination.
3. Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga antara diri dengan orang lain
dan antara diri dengan lingkungan. 4. Lingkungan Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal
caring terjadi antara klien dan perawat.
B. Perencanaan
1. Dengan perencanaan yang baik, maka akan membantu dalam menentukan bagaimana variabel-variabel
dapat diuji atau diukur.
2. Dalam merancang suatu pemecahan masalah yang mengacu pada rencana asuhan keperawatan tetap
melalui pendekatan konseptual.
3. Selain itu juga dalam perencanaan tercantum data-data yang telah dikumpulkan & sesuai.
C. Intervensi
Merencanakan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan.
D. Evaluasi
1. Evaluasi merupakan sebuah metoda dan proses untuk menganalisa hasil pelaksanaan inter-vensi dari
setiap masalah yang ada.
2.Disamping itu menurut Watson, evaluasi juga harus mampu memberikan generalisasi terhadap
hipotesa-hipotesa tambahan atau kejadian yang mungkin akan terjadi untuk mendorong teori keperawatan
secara umum didasarkan pada studi pemecahan masalah.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan apa yang telah kita bahas, dapat disipulkan bahwa Jean Watson adalah seorang teori
keperawatan ( theorist ) yang menganut Human Caring . Akhirnya kerangka ini untuk Merawat Sains
dan praktek keperawatan yang mengusulkan, secara individu dan kolektif, memberikan kontribusi untuk
pelestarian kemanusiaan dan berusaha untuk mempertahankan peduli dalam kasus di mana itu terancam.
The Carative Faktor / Caritas Proses berfungsi sebagai struktur dan agar teoritis - landasan filosofis untuk
disiplin dan profesi keperawatan. Cita-cita moral dan faktor peduli dan proses yang diusulkan asuh
evolusi dan pendalaman manusia dan berfungsi untuk mempertahankan kemanusiaan dan keseimbangan
dalam dirinya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA