Anda di halaman 1dari 15

PATOFISIOLO

GI,
WOC DAN
ASKEP Dosen Pembimbing:

PNEUMONIA
Ns.Rahmi Ramadhan,M Kep
SLIDESMANIA
Hello! WE ARE FROM GROUP 2...
NAMA NIM

Selvy Orline 2010120201606

Syifa Fauziah 2010120201584

Eka Putri Hairiah 2010120201592

Fiki Alfrionanades 2010120201596

Rani Putri Laia 2010120201587

Azira Wahyu Ningsih 2010120201600


SLIDESMANIA
Did you know?
Pneumonia adalah bentuk infeksi saluran pernapasan akut yang mempengaruhi
paru-paru. Paru-paru terdiri dari kantung-kantung kecil yang disebut alveoli,
yang diisi dengan udara ketika orang yang sehat bernafas. Ketika seorang
individu memiliki pneumonia, alveoli diisi dengan nanah dan cairan, yang
membuat bernapas menyakitkan dan membatasi asupan oksigen,
Pneumonia merupakan faktor penyebab kematian terbesar pada anak- anak di
seluruh dunia, dengan kasus kematian sebesar 920.136 pada anak-anak di
bawah usia 5 tahun (tahun 2015), angka ini menyumbang 16% dari semua
kematian anak-anak di bawah lima tahun.
SLIDESMANIA
Did you know?
Kasus pneumonia yang terjadi di Indonesia pada tahun 2017 adalah sebanyak 447.431
balita, dengan angka kejadian tertinggi di Jawa Barat sebanyak 126.936 balita (28,36%).
Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ditemukan 5.591 balita (1.24%) yang mengalami
pneumonia.
Banyak faktor risiko yang meningkatkan angka kejadian pneumonia yaitu bayi kurang dari
2 bulan, berat badan lahir rendah, tidak mendapat ASI eksklusif, polusi udara, kepadatan
tempat tinggal, imunisasi yang tidak memadai, dan defisiensi vitamin A.5 Dalam laporan
WHO disebutkan bahwa hampir 90% kematian balita terjadi di negara berkembang dan
lebih dari 40% disebabkan diare dan infeksi saluran pernapasan akut (pneumonia), yang
dapat dicegah dengan ASI eksklusif.
SLIDESMANIA
PATOFISIOLOGI
PNEUMONIA
Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai usia lanjut.
Pecandu alcohol, pasien pasca operasi, orang-orang dengan gangguan penyakit pernapasan,
sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan tubuhnya , adalah yang paling berisiko.
Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru banyak disebabkan oleh
reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu. Selain itu, toksin-toksin yang
dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis dapat secara langsung merusak sel-sel
system pernapasan bawah. Ada beberapa cara mikroorganisme mencapai permukaan:
● Inokulasi langsung
● Penyebaran melalui pembuluh darah
● Inhalasi bahan aerosol
● Kolonisasi dipermukaan mukosa

01
SLIDESMANIA
4 stadium anatomic pneumonia
1. Stadium Kongesti (4 – 12 jam pertama)
Disebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang berlangsung pada
daerah baru yang terinfeksi. Hal ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan
permeabilitas kapiler di tempat infeksi..

2. Terjadi
Stadium Hepatisasi
sewaktu Merah
alveolus terisi oleh (48 jam merah,
sel darah selanjutnya)
eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu
(host) sebagai bagian dari reaksi peradangan. Pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal
sehingga anak akan bertambah sesak. Stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama 48 jam.

3.Terjadi
Stadium Hepatisasi
sewaktu sel-sel darahKelabu (Konsolidasi)
putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. Pada stadium ini eritrosit
di alveoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi
pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti.

4. Stadium Akhir (Resolusi)


Eksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara enzimatis yang diserap
SLIDESMANIA

kembali atau dibersihkan dengan batuk. Parenkim paru kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah
sampai pulih mencapai keadaan normal.
WOC PNEUMONIA
SLIDESMANIA
ASKEP PNEUMONIA
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Berisikan nama lengkap pasien, usia pasien, jenis kelamin pasien, suku/bangsa pasien, agama pasien, pekerjaan pasien,
pendidikan pasien, alamat pasien, dan diagnosa medis.

b. Identitas Penanggung Jawab


Berisikan nama lengkap penanggung jawab, usia penanggung jawab, jenis kelamin penanggung jawab, suku/bangsa
penanggung jawab, agama penanggung jawab, pekerjaan penanggung jawab, pendidikan penanggung jawab, alamat
penanggung jawab, dan status hubungan penanggung jawab dengan pasien.

c. Riwayat Keperawatan
1) Riwayat sebelum sakit
2) Riwayat penyakit sekarang
3) Riwatar kesehatan keluarga
4) Riwayat kesehatan lingkungan
5) Riwayat kesehatan lainnya.
SLIDESMANIA
Lanjutan…
d. Observasi dan pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Berisikan keadaan umum pasien saat masuk rumah sakit atau saat berada diruangan rawat inap
2) Tanda-tanda vital, TB dan BB :: Berisikan hasil pemeriksaan observasi tanda-tanda vital seperti berapa tekanan darah (TD) dalam
mmHg, nadi (N) dalam kali/menit, suhu (S) dalam derajat celcius, respirator rate (RR) kali/menit, berat badan (BB) dalam Kilogram
(Kg), dan tinggi badan (TB) dalam centimeter (Cm).
3) Body Systems:
a) Pernapasan (B1: Breathing)  Berisikan keadaan umum organ pernafasan yaitu hidung apakah terdapat sumbatan, perlukaan
atau lainnya yang dapat menganggu jalan nafas pasien.
b) Cardiovaskuler (B2: Bleeding)  Berisikan keluhan-keluhan yang dirasakan pasien terutama yang berkaitan dengan blleding
seperti nyeri dada, pusing, kram kaki, palpitasi (berdegup kencang), clubbing finger (kelainan pada kuku), keadaan pada suara
jantung.
c) Persyarafan (B3: Brain)  Berisi keadaan pasien saat ini keadaan secara umum seperti apakah pasien coma, apatis,
composmmetis, somnolent, spoor, atau gelisah.
d) Perkemihan-Eliminasi Uri (B4: Bladder)  Berisikan data produksi output cairan dalam mililiter (ml), berapa frekuensinya,
keadaan warna, bau.
e) Pencernaan-Eliminasi Alvi (B5: Bowel)  Berisi keadaan organ pencernaan mulai dari mulut, tenggorokan, bagian abdomen,
dan rectum.

e. Pemeriksaan Penunjang
Berisikan pemeriksaan penunjang dalam penegakan diagnosis seperti Laboratorium (uji lab darah lengkap atau sputum), tindakan rontogen
(X-Ray, USG, CT-Scan).
SLIDESMANIA
2. Diagnosa Keperawatan

a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas (mis. Nyeri saat bernafas, kelemahan otot
pernafasan) yang ditandai dengan dispnea, pola nafas abnormal (mis. Takipnea, brakipnea, hiperventilasi,
kussmaul, cheyne-stokess), dan fase ekspirasi memanjang.(0005)
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus kapiler yang ditandai dengan
dispnea, PCO2 meningkat, PO2 menurun, takikardia, dan bunyi nafas tambahan.(0003)
c. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperplasia dinding jalan nafas ditandai dengan batuk
tidak efektif, sputum berlebih, dan Wheezing.(0001)
SLIDESMANIA
3. Intervensi keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Intervensi

1 SDKI SIKI
D.0149 I.01011
Bersihan jalan napas tidak efektif 1) Observasi
- Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
- Monitor bunyi napas tambahan (mis, gurgling, mengi, wheezing,
ronki kering)
- Monitor sputum ( jumlah, aroma, warna)
2) Terapeutik
- Pertahankan kepatenan jalan napas
- Posisikan semi fowler
- Berikan minuman hangat
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
- Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
- Berikan oksigen, jika perlu
3) Edukasi
- Ajarkan batuk efektif
- Anjurkan asupan cairan 2000ml/perhari, jika tidak kontradiksi
4) Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspetoran, jika perlu
SLIDESMANIA
Lanjutan..
2 SDKI SIKI
D.0003 I010134
Gangguan pertukaran gas 1) Observasi
- Monitor frekuensi, irama kedalaman dan upaya napas
- Monitor pola napas
- Monitr kemampuan batuk efektif
- Monitor adanya sumbatan jalan napas
- Monitor saturasi oksigen
2) Terapeutik
- Atur intervensi pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
- Dokumentasi hasil pemantauan
3) Edukasi
- Jelaskan prosedur pemantauan
4) Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator jika perlu

3 SDKI SIKI
D.0005 I.01011
Pola napas tidak efektif 1) Observasi
- Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
- Monitor bunyi napas tambahan (mis, gurgling, mengi, wheezing, ronki
kering)
SLIDESMANIA

- Monitor sputum ( jumlah, aroma, warna)


Lanjutan..
2) Terapeutik
- Pertahankan kepatenan jalan napas
- Posisikan semi fowler
- Berikan minuman hangat
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
- Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
- Berikan oksigen, jika perlu
3) Edukasi
- Ajarkan batuk efektif
- Anjurkan asupan cairan 2000ml/perhari, jika tidak kontradiksi
4) Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspetoran, jika perlu
SLIDESMANIA
4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
kegiatan dalam pelaksanaan juga meliput pengumpulan data lanjutan, mengobservası respon
kilen. selama dan sesudah pelaksanaan tindakan dan menilai data yang baru.

5. Evaluasi
Merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang merupakan perbandingan
sistematis dan rencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan untuk menilai apakah
tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk melakukan pengkajian
ulang.
SLIDESMANIA
Thank you!
SLIDESMANIA

Anda mungkin juga menyukai