Disusun Oleh:
Ani Kristianti
22.156.03.11.014
TAHUN 2022/2023
1. Pengertian Bronkopneumonia
lobus paru-paru yang di tandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan
oleh bakteri, virus, jamur dan benda asing (Wulandari & Erawati, 2016). Sedangkan
yang terjadi pada masa anak-anak dan sering terjadi pada masa bayi yang disebabkan
oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing yang ditandai dengan gejala panas
yang tinggi, gelisah, dispne, napas cepat dan dangkal, muntah, diare, batuk kering,
dan produktif.
2. Etiologi Bronkopneumonia
disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, protozoa, mikobakteri, mikoplasma dan bahan
perkembangan satu atau beberapa penyakit dalam tubuh. Menurut Wulandari &
Erawati (2016), manifestasi klinis yang sering terlihat pada anak yang menderita
bronkopneumonia yaitu :
2. Menggigil, dan demam (39 °C-41.1 °C), kadang disertai kejang karena demam
yang tinggi.
3. Anak sangat gelisah dan adanya nyeri dada yang terasa ditusuk-tusuk, yang
4. Pernapasan cepat dan dangkal disertai pernapasan cuping hidung dan sianosis
7. Adanya bunyi ronchi dan wheezing gerakan dada tidak simetris, terdengar
8. Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan hipoksia apabila infeksinya serius dan
4. Patofisiologi Bronkopneumonia
demam, batuk produktif, ronchi positif dan mual (Wulandari & Erawati, 2016).
Menurut Wulandari & Erawati (2016) proses peradangan dapat dibagi dalam empat
terinfeksi. Hal ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas
b. Stadium II/Hepatisasi (48 jam berikutnya) Lobus yang terkena menjadi padat
paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara
alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak,
c. Stadium III/Hepatisasi Kelabu (3-8 hari) Pada saat ini endapan fibrin
terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa sel.
Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat
karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi pucat kelabu dan
d. Stadium IV/Resolusi (7-11 hari) Sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan
6. Klasifikasi Bronkopneumonia
obstruksi bronkus.
7. Pemeriksaan Diagnostik
paru.
c. Analisa gas darah arteri bisa menunjukkan asidosis metabolic dengan atau
f. Pemeriksaan WBC (White Blood Cell) biasanya akan didapatkan kurang dari
spesifik.
8. Penatalaksanaan
sebagai berikut :
b. Kebutuhan istirahat
e. Mencegah komplikasi
2. Penatalaksanan medis
c. Terapi oksigen jika pasien mengalami pertukaran gas yang tidak adekuat.
9. Komplikasi
Apabila penyakit ini tidak mendapat penanganan yang tepat, maka akan
timbul komplikasi yang bisa membahayakan tubuh anak tersebut, misalnya gangguan
pertukaran gas, efusi pleura, gagal napas, atelektasis, empisema, abses paru, infeksi
https://e-journal.unizar.ac.id/index.php/kedokteran/article/view/177
https://jurnal.unikal.ac.id/index.php/medika/article/view/727
https://www.neliti.com/id/publications/152353/penegakan-diagnosis-dan-penatalaksanaan-
bronkopneumonia-pada-pasien-bayi-laki-la
http://ejournal.uki.ac.id/index.php/prolife/article/view/3755