Oleh :
ESEFANIAH APRIYANTI
R230417040
A. Definisi
Bronkopneumonia merupakan salah satu penyakit yang menyerang
saluran pernapasan dengan manifestasi klinis bervariasi mulai dari batuk, pilek
yang disertai dengan panas, sedangkan anak bronkopneumonia berat akan muncul
sesak napas yang hebat. Bronkopneumonia juga disebut pneumonia lubularis
yaitu suatu peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya
mengenai bronkioulus serta alveolus disekitarnya yang ditandai dengan adanya
bercak-bercak infiltrate yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan benda
asing lainnya (Sukma et al, 2021).
Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pnemonia yang mempunyai
pola penyebaran, teratur dalam satu atau lebih area didalam bronkus dan meluas
ke parenkim paru yang berdekatan disekitarnya (Puspitaningsih et al., 2019).
Bronkopneumonia adalah radang yang terjadi di paru-paru yang mengakibatkan
meningkatnya produksi sekret sampai menimbulkan manifestasi klinis yaitu batuk
dengan akumulasi sputum, sesak, suara nafas abnormal atau ronkhi (Adityo et al.,
2015).
Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing yang ditandai
dengan gejala panas yang tinggi, gelisah, dispnea, napas cepat dan dangkal,
muntah, diare, serta batuk kering dan produktif (Arufina & Wiguna, 2018).
Bronkopneumonia merupakan salah satu penyakit pernapasan pada balita,
bronkopneumonia merupakan penyakit terbesar penyebab kematian tertinggi
dikalangan anak-anak (Fajri et al., 2020).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
Bronkopneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh bakteri, virus,
jamur dan benda asing lainnya, yang mengakibatkan sekret menjadi meningkat
dan ditandai dengan gejala klinis batuk berdahak, sesak nafas, terdapat bunyi
suara nafas tambahan ronkhi.
B. Etiologi
Menurut Nurarif dan Kusuma (2015) secara umum bronkopneumonia
diakibatkan penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi
organisme patogen. Orang normal dan sehat memiliki mekanisme pertahanan
tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri atas reflek glotis dan batuk,
adanya lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakkan kuman keluar dari
organ dan sekresi humoral setempat.
Timbulnya bronkopneumonia disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur,
antara lain :
E. Komplikasi
Komplikasi Bronkopneumonia ada beberapa yaitu:
1. Efusi pleura adalah penumpukkan cairan di sekitar paru-paru
2. Atelektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna atau
kolaps paru yang merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau reflek batuk
hilang
3. Empyema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah
dalam rongga pleura yang terdapat disatu tempat atau seluruh rongga pleura.
4. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang
meradang
5. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial
6. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak
F. Penatalaksanaan Medis
Ada dua jenis penatalaksanaan pada pasien bronkopneumonia yaitu
secara medik dan keperawatan :
1. Penatalaksanaan medis
Farmakologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang obat.
Pemberian antibiotik misalnya penisilin G, streptomisin, ampicillin, dan
gentamicin. Pemberian antibiotik ini berdasarkan usia, keadaan penderita, dan
kuman (Chairunisa, 2018).
2. Penataksanaan keperawatan
a. Melakukan fisioterapi dada atau mengajarkan batuk efektif pada
anak yang
mengalami gangguan bersihan jalan nafas
b. Mengatur posisi semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi
c. Memberikan kompres untuk menurunkan demam
d. Pantau input dan output untuk memonitor balance cairan
e. Bantu pasien memenuhi kebutuhan ADL
f. Monitor tanda-tanda vital
g. Kolaborasi pemberian O2
h. Memonitor status nutrisi dan berkolaborasi dengan ahli gizi
(Chairunisa, 2018).
G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Nurarif dan Kusuma (2015) untuk dapat menegagakkan
diagnosa medis dapat digunakan dengan cara:
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah
Pada kasus bronkopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis
(meningkanya jumlahneutrofil).
b. Pemeriksaan Sputum
Bahan pemeriksaan yang baik diperoleh dari batuk yang spontan dan
dalam digunakan untuk kultur serta tes sensitifitas untuk mendeteksi agen
infeksius.
2. PO2 menurun
Edema antar kapiler &
3. Takikardia alveoli
4. pH arteri meningkat
Edema paru
5. bunyi nafas tambahan
6. sianosis Pergeseran dinding paru
7. gelisah
Suplai O2 menurun
8. nafas cuping hidung
9. pola nafas abnormal Hipervemtilasi
10. Takikardia
11. pH arteri meningkat Dispnea
3. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nfas tidak efektif b.d spasme jalan nafas d.d sputum
berlebih, obstruksi dijalan nafas, mekonium dijaln nafas
b. Hipertermia b.d proses penyakit d.d suhu tubuh diatas nilai normal,
kulit merah, kejang dan kulit terasa hangat
c. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolus-kapiler
d.d PCO2 ↑, PO2 ↓, bunyi nafas tabahan, kesadaran menurun.
4. Intervensi Keperawatan
Dx Tujuan Rencana Tindakan Rasional
Keperawatan
Setelah dilakukan tindakan Observasi : Observasi :
keperawatan selama … x 24 jam a. Monitor pola napas a. Untuk
diharapkan bersihan jalan napas mengetahui pola
tidak efektif dapat membaik napas
dengan kriteria hasil: b. Monitor bunyi b. Untuk
Indikator IR ER napas mengetahui
1. Mengi 2 5 bunyi napas
2. Wheezing 2 c. Monitor sputum c. Untuk
3. Dispnea 1 5 (jumla,warna, mengetahui
4. Ortopnea 1 5 aroma) sputum pasien
5. Frekuensi 1 5
Terapeutik : Terapeutik :
napas
a. Pertahankan a. Untuk mengjaga
6. Pola napas 1 5
kepatenan jalan kepatenan jalan
napas dengan head napas
tilt&chin lift (jaw
trust jika ada
trauma servikal)
b. Untuk
b. Berikan minuman
meningkatkan
hangat
sirkulasi
c. Untuk mengatasi
c. Lakukan
permasalahan
fisioterapi dada
yang
berhubungan
dengan saluran
d. Lakukan pernapasan
penghisapan lender d. Untuk
mempertahankan
e. Berikan oksigen jalan napas
e. Agar tidak sesak
Edukasi :
a. Anjurkan asupan Edukasi :
cairan 200 ml/hari a. Agar
tidak dehidrasi
Kolaborasi :
a. Kolaborasi Kolaborasi :
pemberian Untuk meredakan
bronkodilator keluhan akibat
penyempitan
saluran
pernapasan
Hipertermia Setelah dilakukan tindkan Observasi :
Observasi
(D. 0130) keperawtan selama ....x24 jam 1. untuk
diharpkan suhu tubuh tetap 1. Identifikasi mengetahui
berada pada rentang normal penyebab hipertermia penyebab
dengan kriteria hasil : hipertermia
Indikator IR ER 2. untuk
2. Monitor suhu
1. Mengigil 1 5 mengetahui nilai
2. Kejang 1 5 tubuh
suhu tubuh
3. Suhu tubuh 1 5
4. Suhu kulit 1 5
Teraupetik Terapeutik :
1. Untuk
1. Lakukan
menurunkan suhu
pendinginan eksternal
tubuh
(mis: kompres dingin
pada dahi, abdomen
dan aksila)
Edukasi Edukasi :
1. Anjurkan tirah 1. Agar
baring istirahat tercukipi
Kolaborasi Kolaborasi :
kolaborasi Agar cairan dalam
pemberian cairan tubuh terpenuhi
dan elektrolit
intravena, jika perlu
Gangguan Setelah dilakukan tindakan Observasi : Observasi :
Pertukaran keperawatan selama … x24 jam a. Monitor frekuensi, a. Untuk
diharapkan gangguan pertukaran irama, kedalamaan mengetahui
Gas
gas dapat membaik dengan dan upaya napas frekuensi, irama,
(D.0003) kriteria hasil: kedalaman, dan
Indikator IR ER upaya napas
1. Tingkat 1 5 b. Monitor pola napas b. Untuk
kesadaran 1 5 mengetahui pola
2. Dispnea 1 5 napas
3. Bunyi napas c. Monitor adanya c. Untuk
tambahan produksi sputum mengetahui
4. PCO2 1 5 adanya produksi
5. PO2 1 5 sputum
d. Monitor sumbatan d. Untuk
jalan napas mengetahui
sumbatan jalan
e. Monitor saturasi napas
oksigen e. Untuk
mengetahui
saturasi oksigen
f. Untuk
f. Monitor nilai AGD
mengetahui nilai
AGD
Terapeutik :
Terapeutik :
a. Atur interval
a. Untuk
pemantauan
pemantauan
respirasi sesuai
respirasi sesuai
kondisi pasien
dengan kondisi
pasien
b. Dokumentasikan b. Untuk
hasil pemantauan pendokumentasia
n hasil
pemantauan
Edukasi : Edukasi :
a. Jelaskan tujuan dan a. Agar mengetahui
prosedur tujuan dan
prosedur
pemantauan. pemantauan
b. Agar mengetahui
b. Informasikan
hasil pemantauan
hasil pemantaun
DAFTAR PUSTAKA
Adityo, R., Aditya, M., Kedokteran, F., & Lampung, U. (2015). Diagnosis dan
Tatalaksana Bronkopneumonia pada Bayi Laki-laki Usia 8 Bulan
Diagnosis and Treatment of 8 Months Boy with Bronchopneumonia.
Fajri, I. R., Keperawatan, A., Rebo, P., Anak, D. K., Keperawatan, A., Rebo, P.,
& Timur, J. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan
Bronkopneumonia : Suatu Studi Kasus. 4(2), 109–123.
Puspitaningsih, D., Rachma, S., & Kartini. (2019). Studi Kasus : Penanganan
Bersihan Jalan Nafas Pada Anak Dengan Bronchopneumonia Di Rsu. Dr.
Wahidin Sudirohusodo Mojokerto. Ejournal STIKes Majapahit, 115–120.