BRONKOPNEUMONI
1. Pengertian Bronkopneumonia
dimulai dalam tabung bronkial kecil bronkiolus, dan tidak teratur menyebar ke
2017).
2. Etiologi
pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri atas reflek glotis dan
batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakkan kuman keluar
demam, batuk produktif, ronchi positif dan mual. Bila penyebaran kuman
sudah mencapai alveolus maka komplikasi yang terjadi adalah kolaps alveoli,
napas, dan napas ronchi. Fibrosis bisa menyebabkan penurunan fungsi paru
respiratori, pada klien terjadi sianosis, dispnea dan kelelahan yang akan
ludah (droplet) invasi ini dapat masuk kesaluran pernafasan atas dan
dan pasien dapat merasa sesak. Tidak hanya terkumpul dibronkus lama-
menginfeksi saluran cerna ketika ia terbawa oleh darah. Bakteri ini dapat
membuat flora normal dalam usus menjadi agen patogen sehingga timbul
masalah pencernaan.
dalam saluran nafas dan paru dapat melalui berbagai cara, antara lain inhalasi
langsung dari udara, aspirasi dari bahan-bahan yang ada di nasofaring dan
jalan nafas sampai ke alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli
(Bradley, 2011):
Pada stadium II, disebut hepatitis merah karena terjadi sewaktu alveolus
terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh
eritrosit dan cairan sehingga warna paru menjadi merah dan pada
perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau
darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. Pada saat ini
endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi
reabsorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit,
warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi
mengalami kongesti.
peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorpsi
4. Klasifikasi
berikut :
interstitialis, bronkopneumonia
persisten
5. Manifestasi Klinis
bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik secara mendadak
sampai 37,6-40°C dan kadang disertai kejang karena demam yang tinggi.
Selain itu, anak bisa menjadi sangat gelisah, pernapasan cepat dan dangkal
disertai pernapasan cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung dan mulut.
Sedangkan, batuk biasanya tidak dijumpai pada awal penyakit, seorang anak
akan mendapat batuk setelah beberapa hari, di mana pada awalnya berupa
luasnya daerah yang terkena. Pada perkusi thoraks sering tidak dijumpai
(konfluens) mungkin pada perkusi terdengar suara yang meredup dan suara
pernapasan pada auskultasi terdengar mengeras. Pada stadium resolusi ronki
6. Komplikasi
anak-anak, orang dewasa yang lebih tua (usia 65 tahun atau lebih), dan
terjadi, termasuk :
a. Infeksi Darah
Kondisi ini terjadi karena bakteri memasuki aliran darah dan menginfeksi
organ lain. Infeksi darah atau sepsis dapat menyebabkan kegagalan organ.
b. Abses Paru-paru
c. Efusi Pleura
Efusi pleura adalah suatu kondisi di mana cairan mengisi ruang di sekitar
dengan jarum atau tabung tipis. Dalam beberapa kasus, efusi pleura yang
cairan.
d. Gagal Napas
organ tubuh berhenti berfungsi dan berhenti bernapas sama sekali. Dalam
hal ini, orang yang terkena harus menerima bantuan pernapasan melalui
mesin(respirator).
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah
2) Pemeriksaan sputum
b. Pemeriksaan radiologi
1) Ronthenogram thoraks
2) Laringoskopi/bronskopi
bronkopneumonia yaitu:
b. Pemberian terapi yang diberikan pada pasien adalah terapi O2, terapi
dengan dosis 1 respul/8 jam. Hal ini sudah sesuai dosis yang
dari
bronkopneumonia. Gold standar pengobatan bronkopneumonia adalah
Proses peradangan
keluarga tidak efektif Kuman terbawa disaluran cerna
Kuman belebih dibronkus
Hiperventilasi Dispneu
Orang tua bertanya tentang
Hipoksia penyakit anaknya
Defisit pengetahuan (D.0111)
1) Definisi :
2) Penyebab :
Fisiologis :
e) Proses
infeksi
Situasional :
a) Merokok aktif
b) Merokok pasif
c) Terpajan polutan
a) Subjektif : -
b) Objektif : batuk tidak efektif atau tidak mampu batuk, sputum
1) Definisi
adekuat.
2) Penyebab
d) Kecemasan
a) Subjektif : Dispnea
a) Subjektif : Ortopnea
b) Objektif : Pernapasan pursed-lip, pernapasan cuping hidung,
1) Definisi
2) Penyebab
a) Subjektif : dispneu
abnormal
d. Hipertermia (D.0130)
1) Definisi
2) Penyebab
a) Subyektif : -
terasa hangat
1) Definisi
metabolisme
2) Penyebab
a) Subjektif : -
rentang ideal
1) Definisi
2) Penyebab
b) Kelemahan
istirahat
aktivitas,
g. Ansietas (D.0080)
1) Definisi
ancaman
2) Penyebab
a) Krisis situasional
tampak pucat
1) Definisi
2) Penyebab
a) Keterbatasan kognitif
a) Subjektif : -
1) Definisi
2) Faktor resiko
a) Ketidakseimbangan cairan
c) Diare
d) Muntah
1. Pengkajian
dari dokumentasi pada intinya untuk mendapatkan data yang cukup untuk
a. Usia :
b. Keluhan utama :
nafas.
e. Pemeriksaan fisik :
1) Inspeksi
jelas.
2) Palpasi
cairan atau secret, getaran hanya teraba pada sisi yang tidak
terdapat secret.
3) Perkusi
redup.
4) Auskultasi
halus pada posisi yang sakit, dan ronkhi basah pada masa
f. Penegakan diagnosis
besar lobus.
h. Riwayat sosial
keyakinan agama/budaya.
i. Kebutuhan dasar
3) BAK
4) Kenyamanan
Malgia, sakit
kepala
5) Higiene
k. Data psikologis
1) Anak
2) Orang tua
b) Pengalaman sebelumnya
2. Diagnosa Keperawatan
nafas
alveolus-kapiler
metabolism
a) Batuk efektif
c) Mengi menurun
d) Wheezing menurun
e) Dispnea menurun
f) Ortopnea menurun
g) Gelisah menurun
2) Intervensi Keperawatan :
Observasi
e) Auskultasi bunyi
napas Terapeutik
perlu Edukasi
Kolaborasi
upaya napas
c) Dispnea menurun
d) Penggunaan otot bantu napas menurun
2) Intervensi Keperawatan :
Observasi
b) Monitor sputum
g) Monitor saturasi
oksigen Edukasi
membrane alveolus-kapiler
a) Dispnea menurun
d) PCO2 membaik
e) PO2 membaik
f) Takikardi membaik
g) Ph arteri membaik
2) Intervensi Keperawatan :
Observasi
oksigen Terapeutik
ditransportasi Kolaborasi
c) Kejang menurun
d) Pucat menurun
e) Takikardi menurun
f) Takipnea menurun
g) Bradikardi menurun
h) Hipoksia menurun
2) Intervensi keperawatan
: Observasi :
hipertermia Terapeutik :
Edukasi :
b) Anjurkan memperbanyak
minum Kolaborasi :
metabolism
b) Diare menurun
2) Intervensi Keperawatan :
Observasi
c) Monitor berat
badan Terapeutik
Edukasi
kepada pasien
Kolaborasi
2) Intervensi Keperawatan :
Observasi
aktivitas
melakukan aktivitas
Terapeutik
Edukasi
sesuai
c) Diaforesis menurun
d) Konsentrasi membaik
2) Intervensi Keperawatan :
Observasi
berkonsentrasi
relaksasi Teraupetik
kepercayaan
berirama Edukasi
informasi
meningkat
2) Intervensi Keperawatan :
Observasi
Teraupetik
diare
hasil :
2) Intervensi Keperawatan :
Observasi
c) Monitor status
hidrasi Terapeutik
perlu Edukasi
difenoksilat)
Kriteria hasil :
d) Afek Membaik
2) Intervensi :
Observasi
anak Terapeutik
optimal
disukai Edukasi
4. Pelaksanaan Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
Ghofur, 2016)
a. Pengertian
dengan lingkungan.
b. Ciri-ciri pertumbuhan
dan dewasa.
c. Ciri-ciri perkembangan
sebelumnya.
berbeda-beda.
proksimodistal).
berdiri
yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih
2014).
terdiri dari empat komponen, di antaranya manusia dalam hal ini anak,
berikut
ini:
a. Manusia (Anak)
dan spiritual.
konsep diri, pola koping dan perilaku sosial. Ciri fisik pada semua
Perkembangan konsep diri sudah ada sejak bayi akan tetapi belum
diam.
b. Sehat-sakit
Rentang ini suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang
c. Lingkungan
d. Keperawatan
akan berdampak tidak baik secara fisiologis maupun psikologis anak itu
pelajari
prinsip tersebut. Perawat harus memahami dan mengingat beberapa
kematangan.
upayanya
tidak terlepas dari peran keluarga sehingga selalu melibatkan
keluarga.
hukum (legal).
anak dan orang tuanya. Perawat dapat berperan dalam berbagai aspek
masalah yang berkaitan dengan perawatan anak. Mari kita bahas secara
jelas tentang
peran perawat anak. Perawat merupakan salah satu anggota tim kesehatan
yang bekerja dengan anak dan orang tua. Beberapa peran penting seorang
a. Sebagai pendidik
b. Sebagai konselor
dapat saling bertukar pikiran dan pendapat dengan orang tua tentang
pemecahannya.
e. Sebagai peneliti
6. Konsep Hospitalisasi
a. Pengertian
2013).
b. Dampak Hospitalisasi
lingkungan yang asing bagi anak. Stres yang di alami anak akan
hilangnya kasih sayang, body image maka akan beraksi seperti regresi
diri, tingkah laku protes, serta lebih antaranya mengalami ketakutan saat
sakit yang dimiliki anak bahkan lebih penting dibandingkan usia dan
sebagai berikut :
1) Cemas disebabkan perpisahan
kehilangan terhadap orang yang terdekat bagi diri anak. Selain itu,
2) Kehilangan kontrol
kontrol. Hal ini terihat jelas dalam perilaku anak dalam hal
dan komunikasi. Akibat sakit dan dirawat di rumah sakit, anak akan
dengan cara negatif, anak akan menjadi cepat marah dan agresif. Jika
telinga, mulut atau suhu pada rektal akan membuat anak sangat cemas.