Anda di halaman 1dari 45

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Abortus adalah istilah yang digunakan untuk pengeluaran hasil

konsepsi sebelum janin mampu bertahan hidup. Abortus dapat terjadi baik

disengaja maupun tidak. Dewasa ini, kemajuan zaman membawa

perubahan – perubahan yang cukup beragam, baik social, kultur / budaya,

pemikiran – pemikiran dan berimbas pada perubahan perilaku. Perubahan

ini tentunya ada yang positif ada yang negative. Perubahan ini juga tampak

pada perlakuan dan pandangan seseorang tentang kehamilan dan anak

( kelahiran anak ).

Frekwensi abortus sukar ditentukan, diperkirakan kejadian

abortus spontan berkisar 10 – 15 %, karena abortus buatan banyak yang

tidak dilaporkan kecuali terjadi komplikasi, juga karena abortus spontan

hanya disertai dengan gejal yang ringan sehingga pertolongan medik tidak

diperlukan dan kadang hanya dianggap sebagai haid biasa.

Banyak factor yang membuat abortus menjadi berbahaya, masih

banyaknya masyarakat yang melakukan abortus buatan ( aborsi ) pada

penolong selain tenaga kesehatan yang professional dan trampil

meningkatkan kejadian komplikasi post aborsi. Selain itu juga tingkat

pengetahuan tentang dampak aborsi mempengaruhi seseorang dalam

mengambil keputusan aborsi, penanganan yang tepat dengan tenaga yang

vi
2

professional akan menurunkan resiko komplikasi aborsi, termasuk

pengawasan pasca tindakan.

1.2 Tujuan

Dalam penulisan asuhan kebidanan ini mempunyai tujuan antara lain :

1.2.1. Tujuan Umum

Melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Ny “ S “ G3 P2002

abortus incomplit

1.2.3 Tujuan khusus

a) Melaksanakan pengkajian

b) Melakukan interpretasi dari data yang ada

c) Mengantisipasi kemungkinan diagnosa dan masalah

d) Melakuakan identifikasi kebutuhan segera

e) Membuat perencanaan tindakan

f) Melakukan tindakan sesuai dengan perencanaan

g) Melakukan evaluasi hasil tindakan

1.3 Manfaat

Manfaat penulisan asuhan ini antara lain :

1.3.1 Manfaat Bagi Klien

 Klien dapat melakukan upaya asuhan kebidanan secara

komprehensif

vi
3

 Membantu proses penyembuhan secara cepat

 Mencegah timbulnya komplikasi pada klien sehingga masa

perawatan di RS relative lebih singkat

1.3.2 Manfaat Bagi Institusi

Menambah masukan guna meningkatkan mutu pelayanan

kebidanan khususnya pada kasus klien abortus incomplit

1.3.3 Manfaat Bagi Profesi

Dapat digunakan sebagai gambaran untuk asuhan kebidanan pada

pasien yang lain dengan masalah yang sama.

vi
4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DASAR ABORTUS

a. DEFINISI

 Abortus Incompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada

kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam

uterus ( Ilmu Kandungan, Hanifa W 2002, hal.307 ).

 Abortus Incomplit adalah perdarahan pada kehamilan muda, dimana

sebagian dari hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui

kanalis servikalis.

 (Materi dan Neonatal, Sarwono Prawirohardjo, 2000, hal.148)

b. ETIOLOGI

Hal-hal yang menyebabkan abortus dapat dibagi sebagai berikut:

1. Kelainan hasil konsepsi

Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian

janin atau cacat. Kelainan berat biasanya menyebabkan kematian

mudigah pada hamil muda. Faktor-faktor yang menyebabkan kelainan

pada pertumbuhan ialah sebagai berikut:

a. Kelainan kromosom

vi
5

Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan ialah

trisomi, poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks.

b. Lingkungan Kurang Sempurna

Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi

kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil

konsepsi terganggu.

c. Pengaruh dari luar

Radiasi, dari virus, obat-obat, dan sebagainnya dapat

mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya

dalam uterus.

Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen.

2. Kelainan pada placenta

Endarteritis dapat terjadi pada vili korealis dan menyebabkan oksigenasi

placenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan

kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya

karena hipertensi menahun.

3. Penyakit ibu

Penyakit mendadak, seperti pneumonia, thypus abdominalis,

pielonefritis malaria dan lain-lain dapat menyebabkan abortus. Toksin

bakteri, virus atau plasmodium dapat melalui placenta masuk ke janin,

sehingga menyebabkan kematian janin, dan kemudian terjadi abortus.

vi
6

Anemia berat, keracunan, laparatomi, peritoritis umum, dan penyakit

menahun.

4. Kelainan Traktus Genetalis

Retroversio uteri, mioma uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat

menyebabkan abortus. Tetapi, harus diingat bahwa hanya retroversio

uteri gravidi inkarserata atau mioma submokosa yang memegang

peranan penting. Sebab lain abortus dalam trimester ke-2 ialah serviks

imkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada

serviks, dilatasi serviks berlebihan, konisasi, amputasi, atau robekan

serviks luas yang tidak dijahit.

c. PATOLOGI

Pada awal abortus terjadilah pendarahan dalam desidua basalis kemudian

diikuti oleh nekrosis jaringan di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil

konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing

dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk

mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi

itu biasanya dikeluarkan seluruhnya. Karena villi korialis belum menembus

desidua secara mendalam. Pada kehamilan antara 8-14 minggu umumnya

placenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak

perdarahan. Pada kehamilan 14 Minggu keatas umumnya yang dikeluarkan

setelah ketuban pecah ialah janin, disusul beberapa waktu kemudian

placenta.

vi
7

Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk yaitu

kantong amnion kosong atau tampak di dalamnya benda kecil tanpa bentuk

yang jelas, mungkin pula janin telah mati lama.

d. DIAGNOSA DAN PENANGANAN

Abortus harus diduga bila seorang wanita dalam masa terproduksi mengeluh

tentang perdarahan pervagina setelah mengalami haid terlambat, sering

terjadi pula rasa mules.

Kecurigaan tersebut diperkuat dengan ditentukannya kehamilan muda pada

pemeriksaan bimanual dan dengan tes kehamilan secara biologis atau

imonologik. Bilamana hal itu dikerjakan harus dipertahankan macam dan

banyaknya perdarahan, penbukaan serviks dan adanya jaringan dalam kavum

uteri atau vagina sebagai kemungkinan diagnosis lain harus dipikirkan.

1. Kehamilan ektopik yang terganggu.

2. Mola Hidatidosa.

3. Kehamilan dengan kelainan pada serviks.

Pendarahan dari kelainan tersebut dapat menyerupai abortus. Pemeriksaan

dengan spekulum, Pemeriksaan sitologik dan biopsi dapat menentukan

diagnosis dengan pasti.

Secara klinik dapat dibedakan antara abortus immines, abortus insipiens,

abortus servikalis, missed abortion, abortus infeksiusus, dan abortus septik.

vi
8

 Penatalaksanaan.

1. Bila terjadi tanda-tanda syok, maka atasi dengan pemberian cairan NaCl

atau RL dan transfusi darah.

2. Keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital atau kuretase,

setelah syok hilang lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikkan

ergometrin 0,2 mg secara Im

3. Bila janin sudah keluar tapi placenta masih tertinggal lakukan pengeluaran

plasenta manual.

4. Berikan Ab untuk pencegahan infeksi (Amoxillin 3x500 mg selama 5 hari)

dan uterotonika.

2.2 KURETASE

a. DEFINISI

Kuretase adalah cara membersihkan hasil konsepsi memakai alat kuretase

( sendot kuret ) ( Muchtar Rustam, 2002 : 41 )

Sebelum melakukan kuretase, penolong harus melakukan pemeriksaan untuk

menentukan letak uterus. Keadaan serviks dan besarnya uterus. Gunakan

untuk mencegah terjadinya bahaya kecelakaan, misalnya : perforasi.

b. INDIKASI

1. Abortus Incomplit

2. Abortus Septik

3. Abortus yang disertai cedera intra Abdomen( perlu tindakan laparatomi)

vi
9

4. Abortus Mola

5. Abortus terkomplikasi (syok hipovolemik) yang belum dapat dikoreksi

c. PERSIAPAN SEBELUM KURETASE

 Persiapan penderita

 Lakukan pemeriksaan umum, tekanan darah, nadi, keadaan jantung

dan paru-paru dan sebagainya.

 Lakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan letak uterus,

keadaan serviks dan besarnya uterus.

 Pasangkan infus cairan sebagai profilasis

 Persiapan Alat-alat Kuretase

 Alat-alat kuretase hendaknya telah tersedia dalam bak alat dalam

keadaan aseptik berisi :

 Spekulum 2 buah

 Sonde uterus

 Cunam mezeux atau cunam porsio

 Berbagai ukuran busi (dilator) hegar

 Berbagai macam ukuran sendok kuret

 Cunam abortus kecil dan besar

 Pinset dan klem

 Kain steril dan 2 sarung tangan

 Penderita ditidurkan dalam posisi litotomi

vi
10

 Pada umumnya diperlukan anastesi infiltrasi lokal atau umum

secara intravena.

 Macam-macam obat anastesi

 Atropin

 Diazepam

 Halaton

 Ketamin

 Lidokain/ linokuin 1% atau 2% dan Hopenton

d. PERAWATAN PASCA TINDAKAN (KURETASE)

1. Periksa kembali tanda vital pasien, segera lakukan tindakan dan beri

intruksi apabila terjadi komplikasi.

2. Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan di dalam kolom yang

tersedia.

3. Beritahu pada pasien dan keluarga bahwa tindakan telah selesai dilakukan

tetapi pasien masih memerlukan perawatan.

4. Beri paracetamol 500 mg per oral pada pasien bila perlu.

5. Segera mobilisasi dan Realimentasi.

6. Beri antibiotik profilaksis termasuk tetanus profilaksis jika tersedia.

7. Konseling

8. Boleh pulang 1-2 jam pasca tindakan jika tidak terdapat tanda-tanda

komplikasi.

9. Anjurkan pasien segera kembali ke dokter bila terjadi gejala seperti:

vi
11

- Nyeri perut. - Demam

- Perdarahan berlanjut > 2 minggu - Menggigil

- Perdarahan di luar haid - Pingsan

2.3 KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN

a. PENGKAJIAN

Data subjektif

Identitas Klien

Nama klien : Nama suami :

Umur : Umur :

Suku/Bangsa : Suku/Bangsa :

Agama : Agama :

Pendidikan : Pendidikan :

Pekerjaan : Pekerjaan :

Status perkawinan : Alamat :

Keluhan Utama

Riwayat Menstruasi

Menarche :

Siklus :

vi
12

Lama :

Warna :

Bau :

Dismenorhoe :

Flour Albus :

HPHT :

Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

Kehamilan Persalinan Nifas KB

N Suami U Penyu Jenis Penolo L/ BB H/ Penyu Menet Met Penyu

o ke K lit persali ng P L M lit eki ode lit

nan

Riwayat Kehamilan ini ANC / TT

Riwayat Kesehatan

a. Riwayat penyakit yang pernah/ sedang diderita.

b. Riwayat penyakit keluarga

Perilaku Kesehatan

Riwayat Psikologis :

vi
13

Klien merasa cemas dengan diri dan keadaan janin yang di

kandungnya

Riwayat Latar Belakang Sosial Budaya

Pola

a. Pola Nutrisi

Sebelum MRS :

Selama MRS :

b. Pola Eliminasi

Sebelum MRS :

Selama MRS :

c. Pola Aktivitas

Sebelum MRS :

Selama MRS :

d. Pola Istirahat Tidur

Sebelum MRS :

Selama MRS :

e. Pola Perawatan Diri

Sebelum MRS :

Selama MRS :

vi
14

Data Obyektif

Pemeriksaan Umum

a. Kesadaran

b. Keadaan umum

c. BB / TB

d. Postur tubuh

e. TTV

T: S :

N: RR :

i. Pemeriksaan Fisik Umum

1. Inspeksi

a. Kepala

b. Muka : Tidak ada oedem, tidak adanya claosma

gravidarium

c. Mulut

d. Mata

e. Hidung

f. Telinga

g. Dada/Payudara : Simetris, ada hyperpigmentasi areola

mamae, mamae besar.

h. Perut : Tidak ada bekas operasi, membesar sesuai UK, tidak

ada linea alba/nigra.

i. Genetalia

vi
15

j. Ekstremitas atas dan bawah

2. Palpasi

Leher

Perut

3. Auskultasi

Adanya ronchi & whizing atau tidak

4. Perkusi

Perut kembung atau tidak.

Pemeriksaan Khusus

a. Palpasi

TFU teraba / tidak

b. Auskultasi

Pada dopler DSS –

c. Perkusi

Reflek patela

d. Periksa dalam (VT)

 V/V : F1 x t

 Portio terbuka

 Adanya O servik

 Uterus membesar sesuai UK

ii. Pemeriksaan Penunjang


vi
16

Tanggal : Jam :

Hb : Turun

USG : Abortus incomplit

PPT :+

iii. Theraphy

Tanggal :

b. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH / KEBUTUHAN

DATA Dx / MASALAH / KEBUTUHAN

D5: Dx : G …..PAPIAH dengan UK….MG

 Amenorhe abortus incomplete.

 Perdarahan pervagina
Masalah :
 Nyeri perut
 Gangguan rasa nyaman (nyeri)
D0:
 Perdarahan pervagina aktif
 Perdarahan pervagina
 Cemas kurang informasi
 TTV

 VT :

vi
17

- Portio terbuka

- Adanya O servik UK

 USG : abortus incomplete

 Hb : Turun

 PPT : +

c. DIAGNOSA POTENSIAL

 Syock Hypovolemik

d. TINDAKAN SEGERA

 Kolaborasi medik (DSOG) untuk tindakan curettage

e. INTERVENSI

Tanggal : Jam :

Dx : G. PAPIAH UK  ……MGG dengan abortus incomplet

Tujuan :

 Jangka pendek :

Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama………….. diharapkan ibu

tenang k/u baik masalah teratasi

 Kriteria Hasil :

 K/u baik

vi
18

 Sisa jaringan keluar lengkap

 Perdarahan berhenti

 Nyeri perut berkurang

 Klien diperbolehkan pulang

Intervensi :

1. Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarga dengan cara komunikasi

terapihtik.

R/ : Klien komperatif dan timbul kepercayaan pada petugas.

2. Jelaskan pada klien tentang keadaan diri/penyakitnya dan proses

perawatan

R/ : Penjelasan dapat menambah pengetahuan dan mengurangi

kecemasan ibu

3. Anjurkan ibu untuk makan makanan sesuai dengan diet yang diberi rumah

sakit

R/ : Mempercepat perbaikan kondisi ibu.

4. Observasi TTV

R/ : Mengetahui secara dini adanya komplikasi

5. Kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan medik dan terapi lanjutan

R/ : Menentukan tindakan yang tepat.

6. Berikan konseling kepada klien untuk tindakan curettage

vi
19

R/ : Klien lebih mengerti dan jelas atas tindakan yang akan

dilakukan

7. Berikan inform consent kepada klien

R/ : Klien ikut serta dalam pengambilan keputusan medik

8. Siapkan semua alat, obat, dan pasien

R/ : Mempermudah permudah pelaksanaan kuretase

9. Bantu dokter untuk melakukan tindakan kuretase yaitu menjadi asisten.

R/ : Mempermudah kerja dokter dalam pelaksanaan kuretase

10. Berikan rasa aman dan nyaman untuk pasien dan keluarga

R/ : Mempercepat dalam proses penyembuhan klien

11. Lakukan tindakan pemproseskan alat bekas pakai

R/ : Sebagai tindakan pencegahan infeksi

12. Lakukan pendokumentasian

R/ : Sebagai tindakan atas tindakan yang telah kita lakukan

13. Berikan HE

 Makan-makanan bergizi

 KB

 Control

 Masalah hubungan seks

 Tindakan melakukan pijat perut

vi
20

R/ : Mempercepat proses penyembuhan klien

f. IMPLEMENTASI

Tanggal : Jam :

 Sesuai dengan intervensi diberi tanggal dan jam.

g. EVALUASI

Tanggal : Jam :

 Dengan mengunakan metode SOAP.

vi
21

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
Pada Ny “D” GIP00000 Dengan Abortus Incomplet
Di RSUD Bhakti Dharma Husada

3.1 PENGKAJIAN

Tanggal : 4 Mei 2021 Jam : 09.00 WIB

1.1 Data Subyektif

1.1.1 Identitas Klien

Nama Klien : Ny “D” Nama Suami :Tn “A”

Umur : 22 Tahun Umur : 25 Tahun

Suku/Bangsa : Jawa, Indonesia Suku/Bangsa : Jawa, Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : PT. MK Prima Pekerjaan : Wiraswasta

Status Perkawinan : Kawin Alamat : Bongso Kulon

Alamat : Bongso Kulon

1.1.2 Keluhan Utama

vi
22

Klien mengatakan keluar darah pervagina yang disertai nyeri perut

bagian bawah

1.1.3 Riwayat Menstruasi

Menarche : 13 tahun

Siklus : 28 hari

Lama :  7 hari

Warna : Merah segar

Bau : Anyir

Dismenorhoe : Ya

Flour albus : Ya

HPHT : 12 Maret 2021

Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

Kehamilan Persalinan Nifas KB

N Suami U Penyu Jenis Penolo L/ BB H/ Penyu Menet Met Penyu


o ke K lit persali ng P L M lit eki ode lit
nan

vi
23

1.1.4 Riwayat Kehamilan ini / ANC / TT

Klien ikut KB suntik 1 bulanan, + 8 minggu sudak tidak menstruasi

lagi kemudian mengeluarkan darah banyak dan bergumpal sejak

tanggal 3 Mei 2021 dari kemaluannya. Kemudian dibawah ke

RSUD Bhakti Dharma Husada.

ANC : 1 x di bidan

TT : 1 x sebelum menikah

1 x sebelum hamil

1.1.5 Riwayat Kesehatan

a. Riwayat penyakit yang pernah/sedang diderita

Klien tidak pernah menderita penyakit menular dan menahun

seperti asma, jantung, DM.

b. Riwayat penyakit keluarga

Dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit

menular dan menahun seperti asma, jantung, DM,tidak ada

hamil kembar.

1.1.6 Perilaku Kesehatan

Klien tidak pernah merokok, meminum-minuman keras,

mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Jika klien, suami, dan

keluarga sakit minum obat-obatan yang di beli apotik. Jika belum

sembuh segera memeriksakan diri ke Puskesmas.

vi
24

1.1.7 Riwayat Psikologis

 Klien merasa cemas dengan diri dan keadaan janin yang di

kandungnya

 Klien mengharap dirinya agar cepat sembuh.

1.1.8 Riwayat Latar Belakang Sosial Budaya

Klien dan suami berasal dari suku Jawa tidak ada makanan

pantangan tertentu.

Keluarga dan suami sangat mengharapkan kehamilan ini.

1.1.9 Pola Kehidupan Sehari-hari

a. Pola Nutrisi

Sebelum MRS :

Makan :  x /hari porsi sedang, menu : nasi, sayur,

kadang buah.

Minum : 7 – 8 gelas/hari, air putih, kadang teh dan susu

Selama MRS : Sementara puasa, karena persiapan

tindakan currtage

b. Pola Eliminasi

Sebelum MRS :

BAB : 1 x /hari warna kuning, bau khas, konsistensi

lunak, tidak nyeri.

vi
25

BAK : 4 – 5 x/hari warna kuning, bau khas, tidak nyeri

Selama MRS :

BAB : Belum BAB

BAK : 1 x warna jernih, bau khas, tidak nyeri

c. Pola Aktivitas

Sebelum MRS : Klien bekerja di PT. MK Prima, juga

mengerjakan pekerjaan rumah seperti :

memasak, menyapu, dan mencuci.

Selama MRS : Klien hanya berbaring di tempat tidur saja.

d. Pola Istirahat Tidur

Sebelum MRS :

Siang : klien tidur  1 jam [13.00 – 14.30 ]

Malam : klien tidur  8 jam [ 10.00 – 0.500 ]

Selama MRS : tidak terkaji

e. Pola Perawatan Diri

Sebelum MRS : Mandi 2 x /hari, gosok gigi 2x/hari, ganti

baju 2x/hari, keramas 3x/mgg

Selama MRS : Tidak terkaji

1.2 Data Obyektif

vi
26

1.2.1 Pemeriksaan Umum

a. Kesadaran : Composmentis

b. Keadaan umum : Cukup

c. BB / BT : 43 Kg / 150 Cm

d. Postur tubuh : Tegak

e. TTV :T : 110/70 mmHg S : 365 0C

V : 80 x /mnt RR:24x /mnt

1.2.2 Pemeriksaan Fisik Umum

1. Inspeksi

a. Kepala : Rambut hitam, lurus, tidak ada benjolan

pada kepala

b. Muka : Tampak pucat, cloasma gravidarium tidak

ada

c. Mulut : Bibir kering, tidak ada stomatitis

d. Mata : Simetris, skela tidak isterus, konjuktiva tidak

anemis.

e. Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada secret

f. Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada

sekrat, tidak ada kelainan

g. Dada : Simetris, payudarah membesar, ada

hyperpigmentasi areola mamae.

h. Perut : Tidak ada bekas operasi, membesar sesuai dengan

UK, tidak ada strie gravidarium, tidak ada linea alba/nigra.

vi
27

i. Genetalia : Tidak ada varises, tidak ada oedem, keluar

darah aktif dan tidak menggunpal, warna kecoklatan.

j. Ekstremitas atas dan bawah : Simetris, pergerakan normal,

tidak ada oedem.

2. Palpasi

a. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid,

tidak ada bendungan vena jugularis

b. Perut : TFU teraba 2 jari atas symphysis

3. Auskultasi

Tidak terdengar ronchi dan whizzing

DJJ - ,Dopler –

4. Perkusi

 Perut tidak kembung

 Reflex patella + / +

1.2.3 Pemeriksaan Khusus

a. Palpasi : Tinggi TFU 2 jari diatas simpisis

b. Auskultasi : DJJ – dengan menggunakan dopler

c. Perkusi : Reflex patella +

d. Diperiksa dalam [VT]

Hasil :

 V/V Laa tampak jaringan, plasenta + , perdarahan +

 Portio lunak

 Uterus lebih dari normal

vi
28

 O 2 Cm

1.2.4 Pemeriksaan Penunjang

Tanggal : 4 September 2008 Jam : 10.00 WIB

Hb : 11 gr %

USG : Kesimpulan ~ 8 mgg

Tes Kehamilan : +

1.2.5 Therapy

Tanggal : 4 September 2008 Jam : 11.00

 Obat Premedikasi

o Valium 1 amp [dosis 10 mg/2 ml]

o Petidine 1 amp [dosis 50 mg/2 ml]

 Obat Post Kuret

o Sporetik 3 x 500 mg/hari

o Methinal 2 x 1 tab/hari

o Mefinal 3 x 1 tab/hari

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH / KEBUTUHAN

DATA Dx / MASALAH / KEBUTUHAN

DS: Dx : G 1 P00000 H 8mgg dengan


abortus incomplit Masalah :
 Tidak haid 2 bulan
 Perdarahan pervagina banyak  Gangguan rasa nyaman (nyeri)

vi
29

dan tidak menggumpal  Perdarahan pervagina aktif


 Nyeri perut bagian bawah  Cemas kurang informasi
 Kehamilan yang pertama
 Klien cemas dengan
kehamilannya
D0:

 Muka pucat, kesakitan


 Perdarahan pervagina dan tidak
menggumpal, warna kecoklatan
 TTV
T : 110/70 mmHg
N : 80 x/mnt
S : 36,5 C

 VT :
- V/V taa tampak jangan
plasenta +, pendarahan +
- Portio lunak
- O 2 cm
- Uteruslebih dari normal
 USG : Abortus incomplete
 PPT : +
 Hb : 11 gr %

III. DIAGNASA POTENSIAL

 Syock hipovolemik

 Infeksi

IV. TINDAKAN SEGERA

 Kolaborasi medik [DSOG] untuk tindakan kurutase segera

 Pasang infus RL 20 tts/mnt

 Siap sampel darah + surat ke PMI

V. INTERVENSI

vi
30

Tanggal : 4 Mei 2021 Jam : 10.00 WIB

Dx : G1 P00000 H 8 Mgg dengan abortus incomplete

Tujuan :

 Tujuan jangka pendek : Setelah dilakukan asuhan kebidanan 1 x 60 mnt

diharapkan k/u ibu baik dan tindakan medik dapat dilakukan.

 Tujuan jangka panjang : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1x 3

jam diharapkan ibu tenang k/u baik, masalah teratasi

Kriteria Hasil :

 k/u ibu baik

 Sisa jaringan keluar lengkap

 Perdarahan berhenti/tidak aktif

 Nyeri perut berkurang

 Ibu diperbolehkan pulang, bila keadaan umum stabil

INTERVESI

Tanggal : 4 Mei 2021 Jam : 10.00 WIB

1. Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarga dengan cara komunikasi

terapilitik

R/ : klien kooperatif dan timbul kepercayaan pada petugas

vi
31

2. Jelaskan pada klien tentang keadaan diri/penyakitnya dan proses

perawatan

R/ : Penjelasan dapat menambah pengetahuan dan

mengurangi kecemasan ibu

3. Anjurkan ibu untuk makan-makanan sesuai dengan diet yang diberi rumah

sakit.

R/ : Mempercepat perbaikan kondisi ibu

4. Observasi TTV

R/ : Mengetahui secara dini adanya komplikasi

5. Kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan medik dan terapi lanjutan .

R/ : Menentukan tindakan yang tepat.

6. Berikan konseling kepada klien untuk tindakan curettage

R/ : Klien lebih mengerti dan jelas atas tindakan yang akan di

lakukan.

7. Berikan inform consert kepada klien

R/ : Klien ikut serta dalam pengambilan keputusan medik.

8. Siapkan semua alat, obat, dan pasien

R/ : Mempermudah pelaksanaan kuretase.

9. Bantu dokter untuk melakukan tindakan kuretase yaitu menjadi

asisten.

R/ : Mempermudah kerja dokter dalam pelaksanaan kuretase.

vi
32

10. Beri rasa aman dan nyaman untuk pasien dan keluarga

R/ : Mempercepat dalam proses penyembuhan klien.

11. Lakukan tindakan pemrosesan alat bekas pakai

R/ : Sebagai tindakan pencegahan infeksi.

12. Lakukan pendokumentasian .

R/ : Sebagai bukti atas tindakan yang telah kita lakukan

13. Berikan HE

 Makan-makanan bergizi seimbang dan bervariasi

 Personal Higiene

 KB

 Kontrol 1 minggu lagi ke poli Kandungan yaitu pada tanggal 11

Mei 2021

 Masalah hubungan seks setelah abortus

 Tidak melakukan pijat perut

R/ : mempercepat proses penyembuhan klien

VI. IMPLEMENTASI

Taggal : 4 Mei 2021 Jam : 10.30 WIB

1. Melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga dengan cara komunikasi

terapiutik dengan memberi salam, memperkenalkan diri, menjawab

semua keluhan klien bila ada dibutuhkan.

vi
33

2. Menjelaskan pada klien tentang keadaan diri/ penyakitnya dan proses

perawatan.

Caranya : Memberitahu pada klien tentang hasil pemeriksaan yaitu klien

mengalami abortus incomplet/ keguguran dan harus dikuret

supaya klien tidak cemas lagi.

3. Menganjurkan klien untuk menghabiskan makanan yang diberikan dari

rumah sakit dengan motivasi untuk diit gizi seimbang.

4. Inform concen pro curet tanggal 4 Mei 2021dengan hasil keluarga setuju

untuk tindakan kuret dan sudah tanda tangan.

5. Melakukan kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan medik dan terapi

selanjutnya.

 Obat premeditasi :

- Valium 1 amp (dosis 10 mg/2 ml) IV

- Petidine ½ amp ( dosis 50 mg/ ml (2 ml)) di tambah

nauabidest 9 cc IV selama 5 l menit.

 Obat post Kuret : - Sporetik 3 x 1 500 mg/ hari

- Methinal 2 x 1 tablet/ hari

- Mefinal 3 x 1 tablet/ hari

6. Mengobservasi TTV

T : 110/70 mmHg

N : 80 x/mnt

S : 360 C

vi
34

7. Memberikan Konseling kepada klien untuk tindakan curettage dengan

bahasa yang mudah dimengerti oleh klien.

8. Menyiapkan semua alat, obat, dan pasien

 Alat :

- speculum - kogle tang

- sonde uterus - abortus tang

- sendok kuret - ring tang

 Jadi siap pasien, siap obat, siap alat Baru. Tindakan Curettage dan

sesudahnya baru pemrosesan alat-alat.

 Obat :

1. Valium 1 amp (dosis 10 mg/ 2 ml)

2. Petidine 1 amp (dosis 50 mg/ml (2ml))

 Pasien : Klien disuruh mencuci kemaluannya dengan sabun + air

bersih dan disuruh naik kemeja ginekologi.

9. Membantu dokter untuk melakukan tindakan kuretase yaitu menjadi

asisten.

10. Memberi rasa aman dan nyaman untuk pasien dan keluarga.

11. Melakukan tindakan pemrosesan alat bekas pakai dengan merendam

alat bekas pakai ke dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit, lalu

mencucinya dengan sabun dan setelah itu disterilkan/ DTT.

12. Melakukan pendokumentasian dengan mencatat semua tindakan yang

telah dilakukan.

13. Memberikan HE

vi
35

- Makan-makanan bergizi

- Menjaga personal Higiene

- Klien boleh melakukan hubungan seks setelah klien merasa

nyaman  2-3 minggu.

- Jangan melakukan pijat perut.

- Kontrol di poli Kandungan 1 minggu lagi yaitu tanggal, 11 Mei

2021

VII. EVALUASI

Tgl : 4 Mei 2021 Jam : 14.15 WIB

S : Klien mengatakan sudah dilakukan tindakan curettage

O : - k/u baik, tenang,

- telah dilakukan kuretase tgl. 4- 05 -2021 Jam : 11.15 WIB

- TTV

T : 110/70 mmHg

N : 80 x/ mnt

S : 36,5 0 C

- Jaringan sudah keluar semua 100 CC, perdarahan 100 CC

A : G I PoAo dengan abortus incomplet, masalah teratasi.

P : - Observasi k/u ibu post kuret setelah 1 jam pindah ke ruangan

Rawat Inap.

vi
36

- Kolaborasi medic untuk prosedur pulang,

- Ingatkan HE sebelum px pulang

Catatan Perkembangan

Tgl : 5 September 2021 Jam 08.00

S : klien mengatakan bahwa perut sudah tidak sakit, darah yang

keluar sedikit, klien merasa tenang.

O : - K/U baik, px merasa senang

- klien jalan-jalan

- perut tidak merasa sakit

TTV

T : 110/80 mmHg

N : 84 X / mnt

S : 36 C

A : G1 PO – O dengan abortus incomplit

P : - Observasi K/U ibu post kuret setelah 1x24 jam K/U baik

boleh pulang

- Kontrol ke poli kandungan 1 mgg lagi, surat kontrol di

bawa

- Obat di minum sampai habis

- HE Post Kuret

vi
37

 makan-makanan bergizi

 sesudah buang air kecil bilas dengan air dan sabun

sampai bersih

 KB : Bisa pil, suntik, IUD, atau yang lain

 Klien boleh hamil lagi setelah semua alat kandungan

kembali seperti semula  2 – 4 minggu

 Klien boleh melakukan hubungan seks setelah klien

merasa nyaman  2 – 3 minggu

 Kontrol 1 mgg lagi di poli kandungan yaitu pada tgl 11

Mei 2021. Bila keadaan gawat harus segera ke

Yankes terdekat

 Jangan melakukan pijat perut

vi
38

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Abortus merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi, karena hasil

konsepsi tersebut sering kali keluar tidak secara utuh tetapi sebagian masih

tersisa dan menimbulkan uterus berkontraksi sebagai upaya untuk

mengeluarkannya. Adaya bagian konsepsi yang masih tersisa juga

menimbulkan penyulit, sisa ini tidak dapat di ketahui hanya dengan tanda

dan gejala saja, namun butuh pemeriksaan yang lebih baik.

4.2 Saran

1. Sarana dan teknologi yang mendukung kini telah mampu mendeteksi

kemungkinan sisa tersebut di dalam uterus. Setelah tindakan evakuasi,

asuhan kebidanan belum berhenti, tetapi membutuhkan asuhan

lanjutan sebagai observasi pasca tindakan untuk antisipasi komplikasi.

2. Kerja sama yang baik antara klien, kelurga dan petugas merupakan

bagian yang perlu diperhatikan untuk hasil asuhan yang baik.

vi
39

DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. 2008. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : GGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2000. Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka, hal 148.

Wikrjosastro, Hanifa. 2002. Ilmu Kandungan. Jakarta : YBSPS, hal 307

vi
40

ASUHAN KEBIDANAN

ABORTUS INCOMPLET

DI RUANG SRIKANDI

RSUD BHAKTI DHARMA HUSADA SURABAYA

Makalah Ini Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Akreditasi


Kepangkatan Pegawai Negeri Sipil Dari Golongan III/b Ke Golongan III/ c

Oleh:

YUNI WIDAYANTI, AMd.Keb

NIP : 19790619 200902 2 003

RSUD BHAKTI DHARMA HUSADA SURABAYA

SURABAYA

2021

vi
41

HALAMAN PENGESAHAN

Makalah ini telah disahkan pada tanggal ……………………………………

Mengesahkan,

Atasan Langsung Penulis

Yuni Widayanti, AMd. Keb


Nur Laila, S.Kep.Ns, M.Kes. Penata Muda Tk I
Penata Tk I NIP. 19790619 200902 2 003
NIP. 19680214198901 2 001

Surabaya,

Tim Akreditasi Tanda Tangan

1.drg. Migit Supriati,M.Kes 1. …...................

2. Izmasyruchiyah, Amd.Keb 2. .......................

KATA PENGANTAR

vi
42

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat

limpahan rahmat - Nyalah, telah memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga

penulis dapat menyelesaikan makalah dalam rangka memenuhi persyaratan

akreditasi kepangkatan pegawai negeri sipil dari golongan III/b ke golongan III/c

dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Pasien Abortus Incomplet di Ruang

Srikandi RSUD Bhakti Dharma Husada Surabaya.

Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari berbagai kendala namun berkat

dan dorongan dari berbagai pihak, baik moral maupun material sehingga sedikit

demi sedikit kendala tersebut dapat diatasi dengan baik. Oleh karena penulis

menghaturkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada;

1. Yth. drg. Bisukma Kurniawati, M.Kes selaku Direktur RSUD Bhakti Dharma

Husada Surabaya.

2. Nur Laila, S.Kep.Ns, M.Kes selaku Kepala Seksi Keperawatan RSUD Bhakti

Dharma Husada Surabaya.

3. drg. Migit Supriati, M.Kes selaku Kasi Registrasi dan Akreditasi Dinas

Kesehatan Kota Surabaya.

4. Izmasyruchiyah, Amd.Keb selaku pembimbing yang turut serta dalam proses

penyempurnaan makalah ini.

5. Staf perpustakaan Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi

perbaikan di masa yang akan datang.

vi
43

Demikian atas perhatiannya semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan

profesi.

Penulis,

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
vi
44

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... ii

KATA PENGANTAR................................................................................ iii

DAFTAR ISI ......................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................. 1

1.2. Tujuan Penelitian......................................................................... 2

1.2.1 Tujuan Umum …………………………………………......... 2

1.2.2 Tujuan Khusus …………………………………………........ 2

1.3 Manfaat Penelitian …………………………………………….. 2

1.3.1 Manfaat Bagi Klien …………………………………….. . 2

1.3.2 Manfaat Bagi Institusi ………………………………….. . 3

1.3.3 Manfaat Bagi Profesi.......................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 . Konsep Dasar Abortus ............................................................ 4
a. Definisi...................................................................................... 4
b. Etiologi ..................................................................................... 4
c. Patologi ..….......................................................................... 6
d. Diagnosa dan Penanganan......................................................... 7
2.2 Kuretase ………………................................................… 8

a. Definisi............................................................................... 8

b. Indikasi............................................................................... 8

c. Persiapan sebelum kuretase............................................... 9

vi
45

d. Perawatan Pasca Tindakan................................................. 10

2.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan………………………. 11

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian ................................................................................ 21

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan....................................................................................... 38

4.2 Saran ......................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA

vi

Anda mungkin juga menyukai