Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN


SELF CARE PADA LANSIA PENDERITA
DIABETES MELITUS DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS

Diajukan sebagai syarat untuk memenuhi tugas


mata kuliah skripsi pada program studi sarjana keperawatan
Sekolah tinggi ilmu kesehatan (STIKes) Indramayu

Oleh
ESTEFANIAH APRIYANTI
NIM (R19.01.020)

YAYASAN INDRA HUSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDRMAYU
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Lansia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia. Menurut UU No.13/Tahun 1998 tentang, Kesejahteraan lansia
disebutkan bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60
tahun (Rhosma 2014).
Lansia sering kali memiliki permasalahan kesehatan dan banyak juga
lansia yang memiliki penyakit yang tidak menular, Meskipun begitu bukan berarti
lansia yang memiliki penyakit menular itu tidak ada. Penyakit pada lansia
biasanya di akibatkan oleh gaya hidup yang kurang sehat. Lansia sering
mengalami penyakit Diabetes Melitus, Stroke, Rematik, Jantung. Penyakit
tersebut biasanya memerlukan pengobatan dengan waktu yang lama. Penyakit
yang lama tidak diobati akan mengakibatkan ketidakmampuan atau disabilitas dan
akan mengganggu aktivitas sehari hari pada lansia (Rohmana et,al 2022).
Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang sering
terjadi pada lanjut usia. Lansia mengalami banyak perubahan baik fisik, psikis dan
ekonomi seiring dengan bertambahnya usia. Sehingga sangat penting bagi lansia
yang mengalami Diabetes Mellitus memahami kondisi, pola hidup dan perawatan
dirinya agar mencapai succesfull aging (Menua dengan sukses). Masalah masalah
yang terjadi pada lansia yang menderita Diabetes Mellitus biasanya mengalami
Kaki sering kesemutan, pandangan yang kabur, dan gagal ginjal atau pembulu
darah besar misalnya stroke, serangan jantung dan borok kaki (Kemenkes 2021).
Penyakit Diabetes Mellitus merupakan masalah kesehatan yang
menyebabkan kematian ke-9 didunia. Hasil dari WHO tahun 2019
memperikirakan sebanayk 1,5% juta jiwa yang meninggal akibat Diabetes
Mellitus. Indonesia termasuk negara yang berpenghasilan menengah dengan
prevalensi diabetes mellitus berdasarkan kelompok usia, yang tertinggi adalah
usia menua atau lanjut usia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018,
Prevalensi kasus diabetes mellitus berdasarkan umur 55-64 Tahun berjumlah
6,3% (79.919) Jiwa, Umur 65-74 Tahun berjumlah 6,0% (38.572) Jiwa, Usia 75

1
2

tahun ke atas lebih 3,3% (17.821) jiwa (Riskesdas 2018). IDF diabetes atlas
melaporkan prevalensia diabetes global pada usia 20-79 tahun pada tahun 2021
diperkirakan 10,5% (536,6) juta orang, meningkat menjadi 12,2% (783,2) juta
orang pada tahun 2045. Hasil dari Dinas Kesehatan Indramayu pada tahun 2021
didapatkan angka diabetes mellitus paling tinggi diwilayah puskesmas patrol
sebanyak 429 lansia. Terdapat 8 desa diwilayah kerja puskesmas patrol lansia
dengan diabetes melitus diantaranya desa mekarsari ada sebanyak 8 lansia, Desa
Patrol baru sebanyak 2 lansia, Desa patrol sebanyak 6 lansia dan Desa Sukahaji
yang merupakan desa yang paling banyak angka lansia dengan diabetes mellitus
diwilayah kerja puskesmas patrol mencapai 64 lansia.
Proses degeneratif pada lansia akan menyebabkan kemunculan penyakit
kronis di usia tua. Penyakit kronis yang sering terjadi pada lansia meliputi
Hipertensi, Stroke, Diabetes Mellitus, Kanker, Penyakit jantung. Lansia yang
menderita penyakit Diabete Mellitus sering terjadi masalah penurunan
kemampuan untuk merawat diri (Self care) yang dipengaruhi oleh rendahnya
pengetahuan lansia sehingga membatasi aktivitas perawatan diri sehari-harinya.
Perawatan diri dilakukan untuk menjaga kesehatan fisik, mental dan emosional.
Perawatan diri dilakukan secara umum dengan melibatkan aspek yang meliputi
Makanan , Aktivitas fisik, Pengobatan , istirahat tidur, dan perawatan dokter.
(Orem, 19997 dalam Nursalam 2017).
Masalah perawatan diri (Self care) yang sering terjadi pada lansia
penderita diabetes mellitus biasanya Lansia tidak mempunyai pengetahuan dan
kekampuan yang baik untuk dapat mengontrol penyakitnya dan untuk mencegah
komplikasi (Goal et al.2019). hal ini terlihat hasil penelitian yang di lakukan oleh
Sugiyanto (2020) yang menunjukan bahwa terdapat 75% Lansia dengan diabetes
mellitus masih menunjukan perilaku perawatan diri yang belum optimal.
Perawatan diri pada lansia penderita diabetes mellitus dilakukan terus
menerus untuk mempertahankan kehidupan dan penyembuhan dari penyakit untuk
mengatasi komplikasi yang nantinya akan timbul. Dalam hal ini kelurga memiliki
peran penting didalam pengobatan dan perawatan lansia penderita diabetes
mellitus terutama mereka yang secara luas terlibat dalam kehidupan sehari-

STIKes Indramayu
3

harinya karena keluarga yang baik mampu mendukung kepatuhan dalam


pengobatan melalui perubahan gaya hidup karena perubahan tersebut tidak hanya
dapat mempengaruhi pada lansianya saja tetapi keluarganya juga (Heriyanti et al,
2020).
Hasil penelitian Alvita (2016) di dapatkan hasil dukungan yang diberikan
keluarga kepada lansia dapat meningkatkan motivasi lansia dalam melakukan
perawatan Diabetes mellitus. Hasil dari Ni Wayan Yatik Marlinda, I Kadek
Nuryanto, Ni ketut Noriani (2019) bahwa sebagaian sebasar pasien dengan
diabetes mellitus memiliki dkungan keluarga dalam kategori yyang cukup dan
perawatan dirinya di kategorikan dengan baik . sehingga semakin baik dukungan
keluarga maka semakin baik pula perawatan diri yang bisa di lakukan oleh pasien
lansia diabetes mellitus.
Dukungan keluarga pada Lansia diabetes mellitus yang buruk dan tidak
terkontrol dapat meningingkatkan durasi diabetes, ketidakpatuhan terhadap
pengobatan dan manajemen perilaku diet. Dengan demikian diperlukan integritas
program manajemen diri diabetes dengan dukungan keluarga untuk menangani
kebutuhan lansia diabetes mellitus untuk mencapai manfaat besar dalam
perawatan diabetes mellitus (Munir 2021).

B. Rumusan masalah
Perawatan diri (Self care) pada lansia diabetes mellitus dilakukan untuk
pengobatan dan kepatuhan diet agar gula darah terkontrol. Perawatn diri tersebut
dapat ditiingkatkan dengan pengetahuan tentang penyakit dan kemampuan
merawat diri, Oleh karena itu keluarga dapat terlibat dalam memberikan informasi
terhadap lansia dan membantu lansia untuk melakukan perawatan diri (Self care)
yang efektif. Dengan adanya dukungan keluarga maka perawatan diri pada lansia
penderita diabetes mellitus bisa menjadi lebih baik dan kemampuan lansia
penderita diabetes mellitus dalam melakukan Self care dengan tepat akan dapat
mempengaruhi produktivitas diri pada lansia sendiri.

STIKes Indramayu
4

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas maka rumusan


masalah pada menelitian ini adalah “ Apakah ada hubungan antara dukungan
keluarga dengan self care pada lansia penderita diabetes militus”

C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui Hubungan
antara dukungan keluarga dengan self care pada lansia penderita diabetes melitus
2. Tujuan khusus
a. mengidentifikasi Dukungan keluarga pada Lansia penderita diabetes
mellitus tipe 2
b. Mengidentifikasi Self care pada lansia penderita diabetes mellitus tipe 2
c. Mengidentifikasi Hubungan dukungan keluarga dengan Self care pada
lansia penderita diabetes mellitus tipe 2

D. Manfaat penelitian
1. Bagi pelayanan kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat menjadi informasi dan
masukan bagi pelayanan kesehatan terkait hubungan dukungan keluarga dengan
self care pada lansia penderita diabetes melitus
2. Bagi Institusi pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat menjadi informasi dan dapat
menambah wawasan terkait hubungan dukungan keluarga dengan self care pada
lansia penderita diabetes melitus
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar terkait dukungan
keluarga dengan self care pada lansia penderita diabetes melitus.

STIKes Indramayu
5

E. Ruang lingkup penelitian


Penelitian ini mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan self care
pada lansia penderita diabetes melitus tipe 2. Jenis penelitian ini adalah penelitian
Kuantitatif. Pada penelitian ini menggunakan metode Deskriptif analitik dengan
pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan teknik Random sampling. Alat pengumpulan data pada penelitian
ini menggunakan kuesioner dukungan keluarga yang terkait dengan dengan
perawatan diri (Self care) dan Kuesioner self care (Perawatan diri) The Summary
Of Diabetes Self-Care Activity (SDSCA). Populasi pada penelitian ini adalah
lansia penderita diabetes melitus.

STIKes Indramayu
DAFTAR PUSTAKA

Alvita, G. W. (2016). Hubungan dukungan keluarga dengan perawatan diri


diabetes mellitus pada lansia di rumah. Jurnal keperawatan dan kesehatan
masyarakat.
Dinas Kesehatan Indramayu. (2021). Profil Kesehatan Kebupaten Indramayu.
Indramayu: Dibas Kesehatan Indramayu. Retrieved from
https://www.dinaskes.indramayukab.go.id (Diakses pada 16 November
2022 jam 20.22)
Goal, M. J. (2019). Faktor Faktor yang mempengharui Self care pada penderita
diabetes mellitus . Jurnal keperawatan Poltekes kemenkes medan.
Heriyanti, H. (2020). Hubungan dukungan keluarga Terhadap self care pada lansia
diabetes mellitus. Journal of islamic nursing.
Atlas Diabetes IDF(2022): Perkiraan prevalensi diabetes tingkat global, regional,
dan negara untuk tahun 2021 dan proyeksi untuk tahun 2045. Penelitian
Diabetes dan Praktik Klinis, https://www.elsevier.com/locate/diabres
Kementrian Kesehatan RI. (2021). Menyikapi Diabetes pada usia lanjut. Retrieved
from https://www.yankes.kemkes.go.id/view-artikel/1034/menyikapi-
diabetes-pada-usia-lanjut (Diakses pada tanggal 15 November 2022 jam
19.43)
Lina Isnaini, S. (2020). Hubungan dukungan keluarga dengan Perilaku perawatan
diri pada pasien lansia diabetes mellitus tipe 2. Journal Kesehatan.
Munir, N. W. (2021). Hubungan dukungan keluarga dengan self care pada pasien
diabetes mellitus . Borneo Nursing Journal.
Ni wayan Yatik Marlinda, I. K. (2019). Hubungan dukungan keluarga dengan
perawatan diri (Self care activity) pada pasien lansia diabetes mellitus tipe
2. Teknologi dan kesehatan bali, https://doi.org/10.37294/jrkn.v3i2.182.
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan . Jakarta: Salemba
Medika.
Rhosma. (2014). Buku ajar Keperawatan Gerontik Ed. 1. Yogyakarta: Anggota
IKAPI.
Rohmana. (2022). Lansia sehat dan Produktif. Yogyakarta: Anggota IKAPI.
SUGIYANTO, L. I. (2021). Hubungan dukungan keluarga dengan perilaku
perawatan diri pada pasien lansia diabetes mellitus tipe 2 .
2

Riset Kesehatan dasar. (2018). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018.
Rctricvcd from https://www.litbang.kemkes.go.id/laporan-riset-kesehatan-
dasar-riskesdas/
World Health Organization (2019).Factsheet diabetes.Retrieved from
https://www.whi.int/diabetes

Anda mungkin juga menyukai