PENDAHULUAN
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah suatau atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Depkes RI, 1998
dalam Kertamuda, 2009). Di berbagai belahan dunia dengan beragam budaya dan
system social keluarga merupakan unit social penting dalam bangunan
masyarakat. Keluarga merupakan warisan umat manusia yang terus
dipertahankan keberadaanya dan tidak lekang oleh perubahan zaman. Keluarga
merupakan tempat yang penting bagi perkembangan secara Kesehatan fisik,
emosi, spiritual dan sosial. Karena keluarga merupakan sumber bagi kasih
sayang, perlindungan, dan identitas bagi keberlangsunggan masyarakat dari
generasi ke generasi. Dari kajian lintas budaya ditemukan dua fungsi utama
keluarga, yakni internal memberikan perlindungan psikososial bagi anggotanya,
dan eksternal mentransmisikan nilai-nilai budaya pada generasi selanjutnya
(Munichin, 1974 dalam Sri lestari, 2016).
1
2
2.1.1 Definisi
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga
"kulawarga" yang berarti "anggota atau kelompok kerabat". Keluarga
adalah lingkungan di mana ada beberapa orang yang masih memiliki
hubungan darah, bersatu. Keluarga inti (nuclear family) terdiri dari
ayah, ibu, dan anak-anak mereka. Adapun keluarganon-inti atau yang
dikenal dengan keluarga luas (extentended family) yaitu keluargayang
terdiri dari semua orang yang berketurunan dari kakek, nenek yang
samatermasuk dari keturunan masing-masing isteri dan suami, keluaraga
satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai suatu
kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan
darah, ikatan perkawinan atau lainya, dan tinggal bersama keluarga yang di
pimpin oleh seorang kepala keluarga (Adi, 2022).
Keluarga ialah ikatan antara dua orang atau lebih dan akan
memiliki hubungan termasuk ayah, ibu dan anak-anak, menetap serumah.
Keluarga adalah kelompok kecil yang anggotanya memiliki kontak pribadi
secara teratur. Keluarga adalah lembaga pendidikan tertua, informal dan
alami, orang tua adalah pendidik dan anak adalah siswa (Wahid &
Halilurrahman, 2019).
Keluarga yakni gabungan sederhana meliputi dua orang atau lebih
yang berbagi jejaring sosial. Jaringan sosial yang relevan adalah hubungan,
kekerabatan, perkawinan dan adopsi. Definisi ini menunjukkan bahwa
keluarga menganggap perkawinan, hubungan darah dan adopsi sebagai
ikatan keluarga. (Wiratri, 2018)
7
8
4. Tahap IV keluarga dengan anak sekolah, dimana tahap ini mulai ketika
anak pertama memasuki sekolah dalam waktu penuh,biasanya pada
usia 5 tahun, dan diakhiri ketika ia mencapai pubertas, sekitarusia
13tahun. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota keluarga
maksimal dan hubungan keluarga pada akhir tahap ini juga maksimal.
Tugas perkembangan pada tahap ini antara lain:
a. Mensosialisasi kan anak-anak, termasuk meningkatkan
prestasi sekolah dan membantu hubungan anak-anakyang
sehat dengan teman sebaya
b. Mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan
c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
5. Tahap V keluarga melepaskan anak dewasa muda, dimana permulaan
fase kehidupan keluarga ini ditandai dengan perginya anak pertama
dari rumah orang tua dan berakhir dengan “kosong nya rumah”, ketika
anak terakhir juga telah meninggalkan rumah. Tahap ini dapat cukup
singkat atau cukup lama,bergantung pada jumlah anak dalam keluarga.
Tugas perkembangan pada tahap ini antara lain:
a. Melanjutkan untuk memperbarui dan menyelesaikan
kembali hubungan pernikahan
b. Membantu orangtua suami dan istri yang sudah menua dan sakit
c. Memperluaslingkarankeluargaterhadapanakdewasamuda
6. Tahap VI orangtua paruh baya, dimana tahap dari siklus kehidupan
keluarga,merupakan tahap masa pertengahan bagi orang tua, dimulai
ketika anak berakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan
pension atau kematian salah satu pasangan. Tahap perkembangan pada
tahap ini antara lain:
a. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
2015, Punthakee et al. 2018). Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh
sel
pankreas untuk mengontrol glukosa darah melalui pengaturan penggunaan
dan penyimpanan glukosa (Gupta et al. 2015, Asmat et al. 2016).
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit yang berbahaya,
karena dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kerusakan jaringan,
organ, disfungsi mata, ginjal, sistem saraf, dan pembuluh darah (Piero et al.
2014, Harikumar et al. 2015, Asmat et al. 2016). Prevalensi diabetes terus
meningkat sehingga berdampak pada kehidupan dan kesejahteraan
individu, keluarga, dan masyarakat di seluruh dunia. DM termasuk 10
besar penyakit penyebab kematian pada orang dewasa. (Duan et al. 2014,
Wu et al. 2014, Saeedi et al. 2019).
Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak
memproduksi cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan
insulin yang diproduksi secara efektif. Insulin adalah hormon yang
mengatur glukosa darah. (WHO, 2019).
2.2.2 Etiologi Diabetes Melitus (DM)
Data-data yang digunakan penulis sebagai acuan estimasi jumlah penderita
Diabetes Melitus (DM) secara global :
2.1 Tabel Penderita Diabetes Melitus
15
( Virus,Zatkimia,dll )
2. Desensitasi atau penurunan resep torglukosa pada kelenjar pancreas
3. Desensitasi atau kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer.
2.2.3 Klasifikasi
Klasifikasi Menurut Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM tipe 2 di
Indonesia (2006):
a. DM type-1 DM type-1 ini disebabkan oleh karena adanya proses
autoimun / idiopatik yang menyebabkan defisiensi insulin absolut.
b. DM type-2 DM type-2 ini bervariasi, mulai dominan resistensi insulin
disertai defisiensi insulin relatif sampai yang dominan defek sekresi
insulin disertai resistensi insulin.
c. Tipe lain:
1. Defek genetik fungsi sel beta.
2. Defek genetik kerja insulin.
3. Penyakit eksokrin pancreas.
4. Endokrinopati.
5. Karena obat atau zat kimia.
6. Infeksi.
7. Sebab imunologi yang jarang.
8. Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM.
d. DM Gestasional
2.2.5 Komplikasi
Berkurangnya sekresi insulin dan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein mengakibatkan komplikasi DM.
Pengontrolan kadar glukosa darah pada penderita diabetes dapat mencegah
terjadinya komplikasi (Chatterjee dan Davies 2015, Allen dan Gupta 2019).
Komplikasi diabetes akan meningkatkan morbilitas dan kematian
(Papatheodorou et al. 2016). Beberapa komplikasi penyakit akibat DM, di
antaranya adalah penyakit kardiovaskular, gangguan ginjal, peradangan,
dan obesitas. Studi epidemiologis menunjukkan bahwa jenis kelamin, usia,
dan latar belakang etnis merupakan faktor penting dalam perkembangan
komplikasi DM. Penderita diabetes memiliki risiko komplikasi yang
menyebabkan terjadinya kematian (Olokoba et al. 2012).
Secara umum komplikasi yang terjadi dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
19
2.2.6 Penatalaksanaan
1. Edukasi DM tipe-2 umumnya terjadi dikarenakan adanya pola gaya hidup
dan perilaku yang sudah terbentuk secara mapan. Untuk menuju adanya
perubahan perilaku seperti merokok dan minum minuman beralkohol
diperlukan partisipasi aktif pasien,keluarga, lingkungan. (Saraswati,
2020)
2. Terapi Gizi Medis Terapi Gizi Medis merupakan bagian dari
penatalaksanaan diabetes secara total, agar dapat berhasil Terapi Gizi
Medis memerlukan keterlibatan menyeluruh dari anggota (dokter, ahli
gizi, petugas kesehatan, dan pasien itu sendiri). Setiap penderita diabetes
sebaiknya mendapat Terapi Gizi Medis sesuai dengan kebutuhan agar
sasaran terapi dapat tercapai.Pada penyandang diabetes perlu ditekankan
pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah
makanan, terutama mereka yang menggunakan obat penurun glukosa
darah atau insulin (Yunir & Soebardi, 2017).
a. Pengaturan Diet Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan
penatalaksanaan diabetes. Diet yang dianjurkan adalah makanan
dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat,protein dan
lemak, sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai berikut:
a) Karbohidrat : 60-70%
20
b) Protein : 10-15%
c) Lemak : 20-25%
Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stres
akut dan kegiatan fisik, yang pada dasarnya ditujukan untuk mencapai
dan mempertahankan berat badan ideal.Penurunan berat badan telah
dibuktikan dapat mengurangi resistensi insulin dan memperbaiki respons
sel-sel β terhadap stimulus glukosa. Dalam salah satu penelitian
dilaporkan bahwa penurunan 5% berat badan dapat mengurangi kadar
HbA1c sebanyak 0,6% (HbA1c adalah salah satu parameter status DM),
dan setiap kilogram penurunan berat badan dihubungkan dengan 3-4
bulan tambahan waktu harapan hidup.Selain jumlah kalori, pilihan jenis
bahan makanan juga sebaiknya diperhatikan. Masukan kolesterol tetap
diperlukan, namun jangan melebihi 300 mg per hari. Sumber lemak
diupayakan yang berasal dari bahan nabati, yang mengandung lebih
banyak asam lemak tak jenuh dibandingkan asam lemak jenuh. Sebagai
sumber protein sebaiknya diperoleh dari ikan, ayam (terutama daging
dada), tahu dan tempe, karena idak banyak mengandung lemak. Masukan
serat sangat penting bagi penderita diabetes, diusahakan paling tidak 25 g
per hari. Disamping akan menolong menghambat penyerapan lemak,
makanan berserat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh juga dapat
membantu mengatasi rasa lapar yang kerap dirasakan penderita DM tanpa
risiko masukan kalori yang berlebih. Disamping itu makanan sumber
serat seperti sayur dan buah-buahan segar umumnya kaya akan vitamin
dan mineral (Depkes, 2019).
3. Latihan Jasmani Manfaat latihan jasmani bagi para penderita diabetes
antara lain meningkatkan kebugaran tubuh, meningkatkan penurunan
kadar glukosa darah, mencegah kegemukan, ikut berperan dalam
mengatasi kemungkinan terjadinya komplikasi aterogenik, gangguan
lemak darah, meningkatkan kadar kolesterol HDL, meningkatkan
sensitivitas reseptor insulin, menormalkan tekanan darah, serta
21
(Bolla et al. 2015, Kabel et al. 2017). Penggunaan obat-obatan dan operasi
bariatrik pada penderita obesitas dapat mengurangi terjadinya DMT2
(Aktar et al. 2017, Akcay et al. 2019).
Obat-obatan untuk obesitas seperti: orlistat, sibutramin, lorkaserin,
fentermin, bupropion dan naltrekson. Orlistat mempunyai mekanisme kerja
berikatan dengan lipase sehingga menghambat aktivitas lipase hingga 30%.
Hasil uji klinis orlistat menurunkan 3 kg atau 3% dibandingkan dengan
plasebo. Mekanisme kerja sibutramin melaluI penghambatan norepinefrin
dan serotonin. Obat ini dapat menurunkan 5 kg atau 4% dibandingkan
dengan plasebo. Lorkaserin merupakan agonis reseptor serotonin 2C
dengan efek hipofagia (meningkatnya rasa kenyang). Obat ini mampu
menurunkan berat badan sampai 5% setelah 12 minggu pemakaian.
Fentermin merupakan agonis norepinefrin yang mempunyai mekanisme
kerja menekan nafsu makan pada sistem saraf pusat. Kombinasi bupropion
dan naltrekson dapat menurunkan berat badan. Bupropion merupakan
inhibitor nonselektif terhadap dopamin dan norepinefrin, sedangkan
naltrekson merupakan antagonis reseptor opioid. Kombinasi obat ini dapat
menstimulasi pelepasan melanosit hormon sehingga dapat menekan rasa
lapar dan mengontrol berat badan (Aktar et al. 2017). Operasi bariatrik
adalah operasi mengubah sistem pencernaan sehingga mengurangi
penyerapan makanan. Operasi ini terbukti efektif menurunkan berat badan
dan meningkatkan kontrol kadar glukosa darah (Akcay et al. 2019).
26
27
2. Klien
Klien adalah seseorang dalam kondisi sehat maupun sakit yang diberikan
pelayanan baik berupa jasa maupun peralatan ketika menjalankan proses
keperawatan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain
3. Keluarga anak putri menikah
Dalam tahap perkembangan pada keluarga anak putri menikah ini adalah
dimana pasangan suami istri mengalami perubahan kesehatan faktor usia
yang masih deawasa sehingga bertugas untuk saling merawat dan
mempertahankan hubungan baik dengan anak ataupun sosial masyarakat
4. Diabetese Melitus
DM adalah merupakan gangguan metabolik yang ditandai dengan terjadinya
hiperglikemi yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin, sehingga
terjadi abnormalitas metabolisme karbohidra, lemak, dan protein (Marlinda,
2021).
dimana ketiga sumber tersebut saling terkait pada masalah keperawatan keluarga
lansia dengan hipertensi (Hadi, 2016)
3.8 Analisis Data
Analisis data yang dipergunakan di pengkajian berupa kajian
deskriptif. Analisis data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu
pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul yaitu. Analisa data
dilakukan dengan cara mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan
dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan.
Teknik analisis yang digunakan dengan cara menarasikan jawaban-jawaban
dari penelitian yang diperoleh dari hasil interpretasi wawancara mendalam
yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah keperawatan penelitian.
Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan studi
dokumentasi yang menghasilkan. Data untuk selanjutnya diinterpretasikan
oleh peneliti dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan
rekomendasi dalam intervensi tersebut (Widiastuti, 2020).