Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya zaman, pola makan dan gaya hidup

masyarakat mulai berubah. Saat ini semakin banyak orang yang beralih

dari gaya hidup mandiri kegaya hidup yang bergantung pada teknologi.

Orang-orang lebih suka makan junk food dari pada memasak sendiri.

Makanan junk food merupakan makanan yang tidak sehat, nilai gizinya

tidak seimbang alias tinggi kalori, tinggi lemak, namun rendah serat.

Selain makanan, alat-alat elektronik juga semakin memanjakan orang-

orang. Mencuci menggunakan mesin cuci, bepergian menggunakan mobil,

sehingga aktivitas fisik menjadi terbatas. Akibatnya, banyak lemak yang

menumpuk dalam tubuh dan kejadian obesitas juga ikut bertambah. Dari

gaya hidup tersebut dapat menyebabkan meningkatnya pravelensi penyakit

degenerative. Salah satu penyakit degenerative yang sering terjadi adalah

Diabetes Melitus (DM) yang merupakan penyakit menahun (Nur

Syamsiyah, 2017).

Diabetes Mellitus (DM) merupakan sekumpulan gangguan

metabolic yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah

(hiperglikemi) akibat kerusakan pasa sekresi insulin, kerja insulin, atau

keduanya. Tiga komplikasi akut utama diabetes terkait ketidakseimbangan

kadar glukosa yang berlangsung dalam jangka waktu pendek yaitu


hipoglikemia, ketoasidosis diabetik (DKA) dan sindrom nonketotik

hiperosmolar hiperglikemik. Hiperglikemia jangka panjang dapat brperan

menyebabkan komplikasi mikrovaskuler kronik (penyakit ginjal dan mata)

dan komplikasi neuropatik. Diabetes juga dikaitkan dengan peningkatan

insidensi penyakit makrovaskuler, seperti penyakit arteri koroner (infark

miokard), penyakit serebrovaskular (stroke) dan penyakit vascular perifer

(Brunner & Suddarth, 2014).

Diabetes melitus dibedakan menjadi 2 kategori yaitu DM tipe I

dan DM tipe II. Selain itu, diabetes melitus juga sering dialami oleh ibu

hamil. Jenis diabetes ini disebut dengan diabetes gestasional. Pengidap

DM tipe I lebih sedikit dari pada DM tipe II. Sebagian besar DM tipe I

disebabkan oleh penurunan kerja organ tubuh karena penuaan atau karena

gaya hidup yang tidak sehat. Hanya sekitar 5-10% penderita diabetes

mellitus yang menderita tipe ini. Pasien diabetes tipe ini umumnya masih

berusia anak-anak atau remaja. Sedangkan sekitar 90-95% dari

keseluruhan pasien diabetes merupakan pengidap DM tipe II. Berbeda

denga DM tipe I, DM tipe II umumnya dialami orang dewasa, tapi

terkadang juga terjadi pada remaja. Penyebab dari DM tipe II adalah

insulin tidak dapat direspons dengan baik oleh sel-sel tubuh

(Nursyamsiyah, 2017).

Menurut catatan dari Internasional Diabetes Federation (IDF)

2015, jumlah penderita Diabetes Melitus dewasa usia 20-70 tahun

diseluruh dunia adalah 415 juta pengidap. Ada 193 juta (hampir 50%)
yang tidak tau bahwa dirinya terkena diabetes. Bahkan ada 318 juta orang

dewasa lainnya yang sebenarnya sudah mengalami gangguan toleransi

gula,atau yang dinamakan prediabetes, calon pengidap diabetes. Jumlah

diatas melampaui pupolasi penduduk dinegara kita. Di Negara-negara

Asia, lebih dari 50% penderita diabetes mengalami hal yang serupa.

Khususnya penyandang diabetes di Indonesia sangat besar, yaitu sekitar

9,1 juta dengan prevalensi yang terus meningkat setiap tahunnya,

prevalensi diabetes mellitus (DM) sekitar 6,9%. Sebelumnya, pada

Riskesdas 2007 tercatat 5,7% (Hans Tandra, 2017).

Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun

2013 terdapat 2,4% kejadian DM di Indonesia. Prevalensi berdasarkan

diabetes yang terdiagnosis, tertinggi terdapat di Yogyakarta (2,6%),

Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan Timur (2,3%).

Prevalensi berdasarkan diabetes yang terdiagnosis dokter atau gejala,

tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah (3,7%), Sulawesi Utara (3,6%),

Sulawesi Selatan (3,4%) dan Nusa Tenggara Timur 3,3%.

Berdasarkan laporan yang didapat dari puskesmas IV Denpasar

Selatan pada tahun 2019, jumlah penderita DM yang tercatat melakukan

kunjungan dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 mengalami

penurunan pada tahun 2017, mengalami peningkatan pada tahun 2018.

Pada tahun 2016 dari jumlah yang tercatat 234 klien yang menderita DM

diantaranya perempuan berjumlah 131 klien dan laki-laki berjumlah 103

klien, sedangkan ditahun 2017 jumlah yang tercatat 206 klien yang
menderita DM diantaranya laki-laki berjumlah 99 klien sedangkan

perempuan berjumlah 107 klien, sedangkan ditahun 2018 jumlah yang

tercatat 321 klien yang menderita DM diantaranya laki-laki berjumlah 182

klien dan perempuan 139 klien.

Komplikasi akibat diabetes mellitus dapat bersifat akut dan kronis.

Komplikasi akut dapat terjadi jika kadar glukosa darah seseorang

meningkat atau menurun tajam dalam waktu relative singkat. Kadar

glukosa darah bisa menurun drastis jika penderita menjalani diet yang

terlalu ketat. Perubahan yang besar dan mendadak dapat mengakibatkan

hipoglikemia atau kadar gula darah dibawah normal, ketosidosis diabetic

atau koma diabetik, koma hiperosmoler non ketotik atau KHNK dan koma

lakto asidosis atau keadaan tubuh dengan asam laktat tidak diubah menjadi

bikarbonat. Sedangkan komplikasi kronis berupa kelainan pembuluh darah

yang akhirnya bisa mengakibatkan serangan jantung, ginjal, saraf, dan

penyakit berat lainnya (Novitasari,2012).

Berkenaan dengan hal tersebut maka penulis tertarik untuk

mengangkat kasus Diabetes Melitus, dimana dalam kesempatan ini punulis

mengangkat studi kasus yang berjudul studi kasus “Asuhan keperawatan

keluarga dengan Diabetes Melitus diwilayah kerja Puskesmas IV

Denpasar Selatan”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat merumuskan

masalah bagaimana asuhan keperawatan keluarga pada klien yang

mengalami Diabetes Melitus (DM) di wilayah kerja Puskesmas IV

Denpasar selatan.

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk memberikan asuhan keperawatan keluarga pada

klien dengan penyakit DM di wilayah kerja Puskesmas IV

Denpasar selatan

2. Tujuan khusus

a. Melakukan pengkajian keperawatan keluarga pada klien

yang mengalami DM di wilayah kerja Puskesmas IV

Denpasar Selatan

b. Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga pada klien

yang mengalami DM di wilayah kerja Puskesmas IV

Denpasar Selatan

c. Merumuskan perencanann keperawatan keluarga pada

klien yang mengalami DM di wilayah kerja Puskesmas

IV Denpasar Selatan
d. Melaksanakan tindakan keperawatan keluarga pada

kedua klien yang mengalami DM di wilayah kerja

Puskesmas IV Denpasar selatan

e. Melakukan evaluasi pada klien yang menderita DM di

wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bidang Akademik

Sebagai sumber informasi dan bahan akademik dalam

meningkatkan mutu pendidikan pada masa yang akan

datang pada bidang keperawatan

2. Puskesmas

Sebagai masukan bagi perawat Puskesmas IV Denpasar

selatan dalam rangka mengambil kebijakan untuk

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya pada

pasien yang mengalami gangguan sistem endokrin

(Diabetes Melitus)

3. Klien dan keluarga

Dapat meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga

tentang bagaimana merawat klien dengan gangguan sistem


endokrin (Diabetes Melitus) khususnya dalam memenuhi

kebutuhan dasarnya.

4. Penulis

Penulis dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman

dalam memberikan asuhan keperawatan serta

mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat selama kuliah.

Anda mungkin juga menyukai