PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal. Salah satu Penyakit
Tidak Menular (PTM) yang menyita banyak perhatian salah satunya adalah
ginjal, gangren sehingga harus diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Depkes
RI,2010).
yang ditandai dengan hiperglikemia sebagai akibat dari defek sekresi insulin, kerja
insulin atau keduanya (Perkeni, 2011). Klasifikasi Diabetes Mellitus ada 4 yaitu
diabetes mellitus tipe 1, diabetes mellitus tipe 2, diabetes mellitus gestasional, dan
meningkat lebih dari 50% dalam 10 tahun ke depan. Diabetes mellitus merupakan
salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi pada masyarakat. Data dari
studi global menunjukan bahwa jumlah penderita diabetes mellitus pada tahun
2014 telah mencapai 387 juta orang atau jumlah penderita diabetes mellitus ini
diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta pada tahun 2035 (WHO,2014).
1
Prevalensi diabetes mellitus berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk
semua umur menurut provinsi, Rikesdas 2018 di indonesia sebesar 1,5% dan di
banten 1,6%. berdasarkan hasil kunjungan puskesmas satu tahun terakhir dari
januari 2016- februari 2017 didapatkan hasil 591 penderita diabetes mellitus
dengan kisaran usia 45-60 tahun keatas yang datang ke puskesmas neglasari untuk
melakukan pengobatan.
yang memiliki komplikasi atau menyebabkan terjadinya penyakit lain yang paling
mengendalikan kadar gula darah dalam batas normal dapat dilakukan dengan
insulin dan atau obat hiperglikemia oral dan terapi non farmakologis meliputi
oleh kedua kaki secara bergantian atau bersamaan untuk memperkuat atau
senam kaki dapat memperbaiki sirkulasi darah, sehingga nutrisi kejaringan lebih
lancar memperkuat otot-otot kecil, otot betis, dan otot paha, serta mengatasi
2
keterbatasan gerak sendi yang seirng dialami oleh penderita diabetes mellitus.
Selain itu, dalam aktivitas fisik ini pengukuran kadar gula darah digunakan untuk
mengontrol adanya peningkatan pemakaina glukosa oleh otot yang aktif sehingga
terhadap perubahan kadar gula darah pada pasien diabetes diwilayah kerja
(terjadi penurunan). Besar sampel yang digunakan dalam populasi ini yaitu 56
orang menggunakan total sampling, dari hasil pengolahan data kadar gula darah
responden sebelum dilakukan senam kaki, diketahui bahwa kadar gula darah
seluruh responden adalah >200 mg/dl. Kadar gula darah yang relatif tinggi
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pola diet dan aktivitas. Kadar gula
darah responden sesudah melakukan senam kaki mencapai hasil 150-199 mg/dl
yang berjumlah 42 responden, dan kadar gula darah tetap atau >200 mg/dl
B. Rumusan Masalah
Neglasari belum menerapkannya maka dari itu, rumusan masalah penelitian ini
3
adalah “Bagaimana Penerapan senam kaki Diabetes Mellitus untuk
mengendalikan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus di wilayah Kerja
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
4
D. Manfaat Penulisan
3. Bagi Pendidikan
Hasil Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat dijadikan bahan pustaka bagi
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(Purnamasari, 2015).
(Damayanti,2015).
2016):
a. Keturunan
6
kali penyandang diabetes mellitus tipe 2 dan 30 5 resiko mengalami
secara normal).
c. Usia
d. Obesitas
minimal 20% lebih dari berat badan yang diharapkan atau memiliki
e. Aktivitas fisik
7
tidak sehat, seperti makan yang berlebihan (berlemak dan kurang
g. Infeksi
sering kali didahului dengan infeksi flu atau batuk pilek yang
h. Stres
8
sekresi simpatis-adrenal-medular, dan bila stres menetap maka
i. Penyakit lain
antara lain : hipertensi, radang sendi akibat kadar asam urat dalam
a. Diabetes tipe 1
dan remaja, tetapi dapat terjadi pada berbagai usia, bahkan pada usia 80-90
Diabetes mellitus tipe 1 terjadi akibat kerusakan sel beta islet langerhans
dipankreas. Ketika sel beta rusak, insulin tidak lagi diproduksi. meski
9
dimulai dengan insulitis, suatu proses inflamatorik kronik yang terjadi
sebagai respons terhadap kerusakan autoimun sel islet. Proses ini secara
ketika 80-90% fungsi sel beta rusak. Proses ini biasanya terjadi selama
periode praklinis yang lama. Diyakini bahwa baik fungsi sel alfa maupun
sel beta tidak normal, dengan kekurangan insulin dan kelebihan relatif
yang terjadi pada semua usia tetapi biasanya dijumpai pada usia paruh
baya dan lansia. Diabetes mellitus tipe 2 merupakan tipe paling umum.
menurunkan kadar glukosa darah melalui ambilan glukosa oleh otot dan
sel lemak.
10
Faktor utama perkembangan diabetes mellitus adalah resistensi
kira separuh diagnosis baru diabetes mellitus tipe 2 yang baru didiagnosis
penurunan berat badan dan peningkatan aktivitas. Jika perubahan ini dapat
kehamilan. Ini meliputi 2-5% dari seluruh diabetes. Jenis ini sangat
penting diketahui karena dampaknya pada janin kurang baik bila tidak
Diabetes melitus tipe lain ini sering ditemukan didaerah tropis dan
11
malnutrisi disertai kekurangan protein yang nyata. Diduga zat sianida yang
(Purnamasari,2015).
4. Manifestasi Klinis
kecil, terutama pada malam hari. Urin yang keluar akan lebih
banyak dari pada orang sehat, yaitu lebih dari 2.500 mL.
600-2.500 mL. tanda lain dari poliuria adalah apabila dilakukan tes
12
merupakan akibat dari ginjal yang menarik air dari dalam sel
lebih sering.
mellitus akan merasa lemas, lelah, dan mengantuk. Saat itu, otak
makan.
1) Lemas
2) Kesemutan
4) Gatal
5) Mata kabur
oleh beberapa faktor, sesuai dengan tipe dari diabetes secara umum. DM
13
sel beta pankreas akibat serangan autoimun. Diabetes ini paling sering
terhadap kerja insulin dan respons sekresi insulin yang tidak adekuat oleh
sel beta pankreas (defisiensi insulin relatif). Kondisi tersebut dapat terjadi
karena beberapa faktor diantaranya genetik, gaya hidup, dan diet yang
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Kadar glukosa plasma puasa lebih besar atau sama dengan 126 mg/dl
14
7. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
makan dan kondisi atau komplikasi yang telah ada. Terapi nutrisi
b. Latihan fisik
15
glukagon diperlukan untuk meningkatkan produksi glukosa hepar
selama latihan fisik dan pada latihan fisik yang lama akan terjadi
terjadi hipoglikemia.
a. Manajemen Diet
berat badan dalam batas normal atau ± 10% dari berat badan ideal,
16
merupakan kunci dalam penanganan diabetes mellitus. Penurunan
berat badan ringan atau sedang (5-10% dari total berat badan) telah
(Suyono,2009).
c. BB Kurang : <18,5
BB Lebih :
b. Obesitas I : 25,0-29,9
c. Obesitas II : 30,0
17
Latihan fisik yang rutin memelihara berat badan normal dengan indeks
massa tubuh (BMI) ≤25 (De Civita & Dasgupta,2010). Manfaat latihan
d. Terapi farmakologi
18
diperlukan sebagai terapi jangka panjang untuk mengendalikan kadar
glukosa darah jika dengan diet, latihan fisik, dan obat Hipoglikemia
Oral (OHO) tidak dapat menjaga gula darah dalam rentang normal.
e. Pendidikan kesehatan
19
penyakit periodontal umum terjadi. Selain itu, interaksi dari beberapa
a. Komplikasi akut
1) Hipoglikemia
oral tertentu. Kondisi ini sering kali disebut syok insulin, reaksi
hipoglikemia.
kematian.
20
Penyandang diabetes mellitus tipe 1 selama 4-5 tahun gagal
2) Ketoasidosis Diabetik
mahal.
21
dengan hiperglikemia, hiperosmolar tanpa disertai adanya ketosis.
adanya ketosis.
kasus.
b. Komplikasi kronik
1) Retinopati Diabetik
mulai dari yang ringan sampai yang berat, bahkan sampai terjadi
2) Nefropati diabetik
22
kardiovaskular meningkat seiring dengan albuminuria. Saat ini
tipe 1.
3) Kardiomiopati diabetik
23
4) Penyakit jantung koroner
24
perubahan struktur troponin T dan peningkatan aktivitas piruvat
5) Hipertensi
B. Senam Kaki
25
terutama pada kedua pergelangan kaki dan jari-jari kaki.
(Damayanti,2015).
3. Indikasi
4. Kontraindikasi
26
c. Gerakkan jari-jari kedua kaki diluruskan ke atas lalu dibengkokkan
ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian
e. Angkat kedua ujung kaki, putar kaki pada pergelangan kaki ke arah
sebanyak 10 kali.
27
g. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakkan jari-jari ke
tersebut dan gerakkan ujung jari kaki ke arah wajah lalu turunkan
kembali ke lantai.
28
j. Angkat kedua kaki dan luruskan, pertahankan posisi tersebut. Putar
ke lantai.
k. Luruskan salah satu kaki dan angkat lurus, putar kaki pada
29
C. Konsep Keluarga
1. Pengertian keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu
dari suatu masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap
Andarmoyo,2012).
suami isteri, atau suami, isteri, dan anaknya, atau ayah dan anaknya,
Andarmoyo,2012).
2. Fungsi Keluarga
berikut :
30
1) Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk
diluar rumah.
keluarga.
1) Fungsi keagamaan
31
c) Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari
sejahtera.
2) Fungsi budaya
globalisasi.
32
e) Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras dan
bahagia sejahtera.
seimbang.
sejahtera.
4) Fungsi perlindungan
dari rasa tidak aman anggota keluarga baik dari rasa tiak
33
b) Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis
sejahtera.
5) Fungsi reproduksi
sejahtera.
6) Fungsi sosialisasi
34
a) Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan
masyarakat.
masyarakat.
7) Fungsi ekonomi
35
b) Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi
sejahtera.
masyarakat sekitarnya.
bahagia sejahtera.
3. Peran keluarga
36
Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing antara lain
adalah :
c. Ayah
keluarga.
d. Ibu
e. Anak
37
keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu
disekitar keluarga.
38
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan
Dilakukan
gula darahnya pada interval 240-249 mg/dl. Dan terjadi penurunan kadar
gula darah setelah dilakukan senam kaki diabetik pada hari -3 sebagian
besar responden 70% (14 responden) kadar gula darahnya pda interval
39
BAB III
METODOLOGI
A. Rancangan
B. Subyek
Pasien pada studi kasus ini adalah pasien yang menderita Diabetes
Mellitus Tipe 1 maupun tipe 2 dengan masalah kadar gula darah >200
mg/dl.
Fokus studi dalam studi kasus ini adalah untuk mengetahui perubahan
kadar gula darah pada pasien dengan diabetes melitus setelah dilakukan
1. Lokasi Penelitian
40
Penelitian dilakukan di wilayah kerja puskesmas Neglasari Kota
Tangerang.
2. Waktu penelitian
c. Rencana tindakan
41
d. Persiapan klien
senam.
e. Persiapan alat
3) Kertas koran
f. Prosedur
b) Menyiapkan alat.
2) Tahap orientasi
melakukan senam.
3) Tahap kerja
a) Cuci tangan
kaki.
42
c) Posisikan klien di atas kursi dengan kaki menyentuh
sebanyak 10 kali
sebanyak 10 kali.
sebanyak 10 kali.
43
j) Angkat kedua kaki lalu luurskan. Ulangi langkah ke-8,
sebanyak 10 kali.
4) Tahap terminasi
b) dokumentasi
44
F. Tahap Studi Kasus
dengan Puskesmas.
45
9. Melakukan pengukuran kadar gula darah setelah dilakukan tindakan.
DAFTAR PUSTAKA
46