Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit tidak menular (PTM) menjadi masalah kesehatan masyarakat yang
cukup besar di Indonesia pada saat ini. Hal ini ditandai dengan adanya pergeseran
pola penyakit secara epidemiologi dari penyakit menular yang cenderung menurun ke
penyakit tidak menular yang secara global meningkat di dunia, dan secara nasional
telah menduduki sepuluh besar penyakit penyebab kematian dan kasus terbanyak,
yang diantaranya adalah penyakit Diabetes Melitus (DM).
Diabetes melitus atau kencing manis adalah suatu gangguan kesehatan berupa
kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh peningkatan
kadar gula dalam darah akibat kekurangan insulin ataupun resistensi insulin dan
gangguan metabolik pada umumnya. Pada perjalanannya, penyakit diabetes akan
menimbulkan berbagai komplikasi baik yang akut maupun yang kronis atau menahun
apabila tidak dikendalikan dengan baik. Diabetes merupakan salah satu penyakit
degeneratif yang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikendalikan atau dikelola,
artinya apabila seseorang sudah didiagnosis Diabetes Melitus, maka seumur hidupnya
akan bergaul dengannya (Toharin, Cahyati, & Zainafree, 2015).
Diabetes melitus tipe 2 merupakan golongan diabetes dengan prevalensi
tertinggi. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor diantaranya faktor lingkungan
dan faktor keturunan. Faktor lingkungan disebabkan karena adanya urbanisasi
sehingga mengubah gaya hidup seseorang yang mulanya konsumsi makanan yang
sehat dan bergizi dari alam menjadi konsumsi makanan yang cepat saji. Makanan
cepat saji berisiko menimbulkan obesitas sehingga seseorang berisiko Diabetes
Melitus tipe 2. Orang dengan obesitas memiliki risiko 4 kali lebih besar mengalami
Diabetes Melitus tipe 2 daripada orang dengan status gizi normal.
Diabetes melitus apabila tidak tertangani secara benar, maka dapat
mengakibatkan berbagai macam komplikasi. Ada dua komplikasi pada Diabetes
Melitus yaitu komplikasi akut dan komplikasi kronik. Komplikasi kronik terdiri dari

1
2

komplikasi makrovaskuler dan komplikasi mikrovaskuler. Penyakit jantung koroner,


penyakit pembuluh darah otak, dan penyakit pembuluh darah perifer merupakan jenis
komplikasi makrovaskular, retinopati, nefropati, dan neuropati merupakan jenis
komplikasi mikrovaskuler (Lathifah, 2017).
Laporan World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa prevalensi
diabetes di seluruh dunia yang mencapai sekitar 2,8% pada tahun 2000, diperkirakan
meningkat menjadi 4,4% pada tahun 2030. Total penderita diabetes meningkat dari
171 juta jiwa pada tahun 2000 menjadi 366 juta jiwa pada tahun 2030. Jumlah kasus
diabetes di seluruh dunia pada tahun 2000 di antara orang dewasa berusia 20 tahun
lebih tinggi 11% dari perkiraan sebelumnya yang hanya menyebut 154 juta
(Jayaningrum, 2016).
Prevalensi diabetes di Indonesia mengalami peningkatan yaitu, dari 6,9% di
tahun 2013 menjadi 8,5% di tahun 2018, sehingga estimasi jumlah penderita diabetes
di Indinesia mencapai lebih dari 16 juta orang yang kemudian berisiko terkena
penyakit lain, seperti serangan jantung, stroke, kebutaan, dan gagal ginjal bahkan
dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian (Riskesdas, 2018).
Provinsi Sulawesi Utara merupakan salah satu provinsi dengan jumlah kasus
Diabetes Melitus yang cukup tinggi. Kejadian Diabetes Melitus yang diperoleh dari
data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, menunjukan bahwa jumlah kasus
Diabetes Melitus terus meningkat. Pada tahun 2015 jumlah kasus Diabetes Melitus
yaitu 3652 kasus dan mengalami peningkatan pada tahun 2016 dengan jumlah 5083
kasus. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Manado, didapatkan bahwa
jumlah kasus Diabetes Melitus pada tahun 2015 yaitu 2756 kasus dan meningkat pada
tahun 2016 dengan jumlah 3496 kasus (Rahalus, Asrifuddin, & Kaunang, 2017).
Berdasarkan data dari rekam medik yang didapatkan dari Rumah Sakit Umum
Gunung Maria Tomohon pada tahun 2018 penyakit Diabetes Melitus tipe II
berjumlah 82 orang, diantaranya laki-laki 38 orang dan perempuan 44 orang.
Berdasarkan angka dan fenomena diatas, serta adanya keinginan penulis
dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama pada pasien dengan
3

Diabetes Melitus, maka penulis tertarik menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul
Studi Kasus Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Sistem Endokrin Diabetes Melitus
Tipe II pada Ny. M.R di Ruangan Fransiskus Rumah Sakit Umum Gunung Maria
Tomohon. Melalui penerapan asuhan keperawatan pada kasus ini, diharapkan dapat
meningkatkan proses perawatan dan pemulihan pada pasien, serta dapat memberikan
sumbangan pengetahuan bagi pihak rumah sakit dalam hal ini pelayanan keperawatan
dan juga bagi pihak kampus.
1.2 Perumusan Masalah
Diabetes melitus merupakan masalah kesehatan yang berdampak sangat besar
terhadap penderita dan keluarga. Peran perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan pada pasien yang menderita diabetes melitus dan keluarganya sangat
dibutuhkan untuk meningkatkan status kesehatan pasien. Berdasarkan pengamatan
dan pengalaman dilapangan perawatan, perawat umumnya belum memberikan asuhan
keperawatan yang optimal terutama pada pasien dengan gangguan diabetes melitus.
Asuhan keperawatan yang diberikan kebanyakan hanya bersifat rutinitas sehingga
mutu dan kualitasnya tidak dapat dicapai. Kondisi ini sangat bertolak belakang
dengan fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan. Melalui studi kasus asuhan
keperawatan ini penulis hendak memberikan tindakan keperawatan sesuai dengan
standar asuhan keperawatan yang didasarkan pada teori dalam rangka meningkatkan
kualitas mutu asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien dengan gangguan
sistem endokrin diabetes melitus tipe II.
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Mendeskripsikan hasil pelaksanaan Asuhan Keperawatan dengan Gangguan
Sistem Endokrin Diabetes Melitus (DM) di Rumah Sakit Umum Gunung Maria.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Diperolehnya kemampuan dalam melaksanakan pengkajian keperawatan
pada pasien dengan Diabetes Melitus Tipe II.
4

2. Diperolehnya kemampuan dalam menganalisis data dan masalah yang


dapat terjadi berdasarkan pengelompokan data yang penulis dapatkan
selama melakukan pengkajian.
3. Diperolehnya kemampuan dalam menyusun menyusun rencana asuhan
keperawatan yang komprehensif sesuai dengan masalah yang timbul
pada pasien dengan Diabetes Melitus.
4. Diperolehnya kemampuan dalam mengimplementasikan rencana
keperawatan yang telah disusun pada pasien dengan Diabetes Melitus.
5. Diperolehnya kemampuan dalam mengevaluasi hasil pelaksanaan
asuhan keperawatan pada pasien dengan Diabetes Melitus Tipe II.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi Rumah Sakit
Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan secara komperhensif dalam hal
ini penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan Diabetes Melitus.
1.4.2 Bagi Institusi
Dapat menjadi bahan bacaan diperpustakaan juga dapat menjadi refrensi bagi
mahasiswa dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan Diabetes
Melitus.
1.4.3 Bagi Penulis
Sebagai reverensi dan data sekunder bagi mahasiswa/I Akademi Keperawatan
Gunung Maria Tomohon yang mendukung studi kasus yang sama dengan karya tulis
ini.
1.4.4 Bagi Pasien dan Keluarga
Dapat memperoleh pengetahuan tentang tindakan-tindakan keperawatan yang
bisa diberikan selama di rumah sakit, sehingga dapat membantu keluarga dalam
perawatan selanjutnya ketika pasien dirumah.

Anda mungkin juga menyukai