PENDAHULUAN
1
disorentasi pikiran, bicara dan perilaku yang tidak teratur. Sedangkan gejala
negatif meliputi afek datar, tidak memiliki kemauan, menarik diri dari masyarakat
atau mengisolasi diri.
Isolasi sosial merupakan keadaan dimana seseorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya. Pasien dengan isolasi sosial mengalami gangguan dalam berinteraksi
dan mengalami perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, lebih
menyukai berdiam diri, dan menghindar dari orang lain. Manusia merupakan
makhluk sosial yang tak lepas dari sebuah keadaan yang bernama interaksi dan
senantiasa melakukan hubungan dan pengaruh timbal balik dengan manusia yang
lain dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mempertahankan kehidupannya
(Yosep,Sutini, 2014).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menerapkan asuhan
keperawatan pada klien dengan Isolasi Sosial di Ruangan Kabela RSJ Prof.Dr.V.L
Ratumbuysang Manado.
.
1.2. BATASAN MASALAH
Berdasar uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut “ Bagaimana Asuhan Keperawatan pada
pasien dengan Isolasi sosial di Ruangan Kabela di RSJ Prof.Dr.V.L
Ratumbuysang Manado?”
1.3. TUJUAN
1.3.1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan isolasi sosial : menarik diri di Ruang Maespati Rumah
Sakit Jiwa Daerah Surakarta.
1.3.2. Tujuan Khusus
1) Melakukan pengkajian pada pasien dengan gangguan
jiwa Isolasi Sosial: Menarik diri.
2
2) Memutuskan dan menegakkan diagnosa keperawatan
pada pasien dengan gangguan jiwa Isolasi Sosial:
Menarik diri.
3) Menyusun rencana tindakan keperawatan pada pasien
dengan gangguan jiwa Isolasi Sosial: Menarik diri.
4) Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien
dengan gangguan jiwa Isolasi Sosial: Menarik diri.
5) Melakukan evaluasi tindakan pada pasien dengan
gangguan jiwa Isolasi Sosial: Menarik diri.
1.4. MANFAAT
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Pengertian
4
Keterangan rentang respon
a) Respon adaptif adalah respon yang diterima oleh norma sosial dan
kuturaldimana individu tersebut menjelaskan masalah dalam batas normal.
Adapun respon adaptif tersebut :
1) Solitude (menyendiri)
Respon yang dibutuhkan untuk menentukan apa yang telah dilakukan
dilingkungan sosialnya dan merupakan suatu cara mengawasi diri dan
menentukan langkah berikutnya.
2) Otonomi
Suatu kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide-ide
pikiran.
3) Kebersamaan
Suatu keadaan dalam hubungan interpersonal dimana individu tersebut mampu
untuk memberi dan menerima.
4) Saling ketergantungan
Saling ketergantungan antara individu dengan orang lain dalam hubungan
interpersonal.
5
Adalah hubungan sosial yang terdapat pada individu yang menganggap orang lain
sebagai objek dan berorientasi pada diri sendiri atau pada tujuan, bukan
berorientasi pada orang lain. Individu tidak dapat membina hubungan sosial
secara mendalam.
3) Ketergantungan
Individu gagal mengembangkan rasa percaya diri dan kemampuan yang dimiliki.
4) Impulsif
Ketidakmampuan merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari pengalaman,
tidak dapat diandalkan, mempunyai penilaian yang buruk dan cenderung
memaksakan kehendak.
5) Narkisisme
Harga diri yang rapuh,secara terus menerus berusaha mendapatkan penghargaan
dan pujian, memiliki sikap egosentris, pencemburu dan marah jika orang lain
tidak mendukung.
1.3. Etiologi
6
b. Faktor Presipitasi
Biasanya ditemukan riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis,atau kelaianan
struktur otak,kekerasan dalam keluarga,kegagalan dalam hidup, kemiskinan, atau
adanya tuntutan di keluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai dengan
klien,konflik antar masyarakat.
Faktor pencetus pada umumnya mencakup kejadian kehidupan yang penuh stress
seperti kehilangan, yang mempengaruhi kemampuan individu untuk berhubungan
dengan orang lain dan menyebabkan ansietas.
Faktor pencetus dapat dikelompokkan dalam kategori :
1) Faktor sosiokultural.
Stres dapat ditimbulkan oleh menurunnya stabilitas unit keluarga, dan berpisah
dari orang yang berarti dalam kehidupannya, misalnya karena dirawat dirumah
sakit.
2) Faktor psikologik
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan keterbatasan
kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat
atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhan untuk ketergantungan dapat
menimbulkan ansietas tinggi
(Stuart, 2006).
Menurut Pusdiklatnakes (2012) tanda dan gejala isolasi sosial dapat dinilai dari
ungkapan klien yang menunjukkan penilaian negatif tentang hubungan sosial dan
didukung dengan data observasi :
a. Data subjektif
Pasien mengungkapkan tentang :
1) Perasaan sepi
2) Perasaan tidak aman
3) Perasaan bosan dan waktu terasa lambat
4) Ketidakmampuan berkonsentrasi
5) Perasan ditolak
7
b. Data objektif
1) Banyak diam
2) Tidak mau bicara
3) Menyendiri
4) Tidak mau berinteraksi
5) Tampak sedih
6) Kontak mata kurang
7) Muka datar
1.5. Patofisiologi
8
Menurut Gall W. Stuart (2006), sumber koping yaang berhubungan dengan respon
sosial maladaptif meliputi keterlibatan dalam hubungan keluarga yang luasan
teman, hubungan dengan hewan peliharaan dan penggunaan kreatifitas untuk
mengekspresikan stress interpersonal misalnya kesenian, musik atau tulisan.
Contoh sumber koping yang berhungan dengan respon maladaptif menurut Stuart,
(2006) meliputi :
1.8. Komplikasi
Klien dengan isolasi sosial semakin tenggelam dalam perjalanan dan tingkah laku
yang tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga berakibat lanjut menjadi resiko
gangguan sensori persepsi: halusinasi, mencederai diri sendiri, orang lain serta
lingkungan dan penurunan aktifitas sehingga dapat menyebabkan defisit
perawatan diri. (Dalami,2009)
1.9. Penatalaksanaan
1.9.1. Terapi Farmakologi
Clorpromazine (CPZ)
Indikasi: Untuk syndrome psikosis yaitu berdaya berat dalam kemampuan menilai
realitas, kesadaran diri terganggu, daya nilai norma sosial dan tilik diri terganggu,
berdaya berat dalam fungsi-fungsi mental: waham, halusinasi, gangguan perasaan
dan perilaku yang aneh atau, tidak terkendali, berdaya berat dalam fungsi
kehidupan sehari-hari, tidak mampu bekerja, hubungan sosial dan melakukan
kegiatan rutin.
Efek samping: Sedasi, gangguan otonomik (hipotensi, antikolinergik/
parasimpatik,mulut kering, kesulitan dalam miksi, dan defikasi, hidung
9
tersumbat,mata kabur, tekanan intra okuler meninggi, gangguan irama
jantung),gangguan ekstra piramidal (distonia akut, akatshia,
sindromaparkinson/tremor, bradikinesia rigiditas), gangguan endokrin, metabolik,
hematologik, agranulosis, biasanya untuk pemakaian jangka panjang.
Haloperidol (HLD)
Indikasi : Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi netral
serta dalam fungsi kehidupan sehari-hari.
Efek samping : Sedasi dan inhibisi psikomotor, gangguan otonomik (hipotensi,
antikolinergik /parasimpatik, mulut kering, kesulitan miksi dan defikasi, hidung
tersumbat, mata kabur, tekanan intraokuler meninggi, gangguan irama jantung).
10
BAB III
METODE PENELITIAN
1.3.3. Sampel
11
Kabela Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L Ratumbuysang Manado yang
memiliki catatan medik, mulai tanggal 1 Oktober 2018.
1.4.1. Wawancara
1.4.2. Observasi
12
2. Menentukan tema besar penelitian
3. Mendalami teori dan konsep
4. Mendalami tema. Pada tahap ini penulis berusaha untuk
mendapatkan bagian yang lebih fokus dan menentukan
pertanyaan penelitiannya.
5. Pemilihan subjek sesuai dengan karakter yang diinginkan
1.5.2. Tahapan Pengambilan Data
1. Penulis membangun hubungan yang saling percaya dengan
subjek
2. Penulis mulai melakukan pengumpulan data berupa
observasi dan wawancara. Setelah wawancara dilakukan,
kemudian diadakan diskusi tentang apa yang telah didapat
dan mempersiapkan langkah selanjutnya.
3. Mendalami data yang dirasa kurang
4. Mendalami teori konsep, dengan mendalami teori-teori
yang terkait dengan data yang diperoleh penulis
1.6. Analisis Data
Data yang diperoleh akan dientry dan diolah dengan menggunakan piranti
lunak komputer, dianalisis secara deskriptif, dan disajikan dalam tabel
distribusi frekuensi.
Penelitian ini menggunakan data pasien yang diambil dari Instalasi Rekam
Medik Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L Ratumbuysang Manado. Sebelum
penelitian dilakukan, penelitian akan dimintakan ethical clearance dari Komisi
Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) Akademi Keperawatan Gunung maria
Tomohon / Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L Ratumbuysang Manado. Seluruh
13
data pasien hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan dijaga
kerahasiaannya.
14