Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA)

FARMASI KOMUNITAS

Dimensi Sosial Praktek Apoteker (Penyuluhan Diabetes Mellitus)


Puskesmas Permata Turen Kabupaten Malang

DISUSUN OLEH:
Fadilah Asril, S.Farm 180070600111014
Syifa Mardiyah R, S.Farm 180070600111045
Habsari Yusrindra S, S.Farm 180070600011011
Adinia Nisa Deviyanti, S.Farm 180070600111041

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
BAB I
PUBLIC HEALTH

1.1 Pendahuluan
Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan tingkat pertama yang menjadi
pintu pertama masyarakat dalam pengobatan di era BPJS. Selain melaksanakan
upaya kuratif dan rehabilitatif puskesmas memiliki peran besar dalam upaya
preventif dan promotif. Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1114 /MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan
Promosi Kesehatan di Daerah, promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan
didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Promosi Kesehatan oleh
Puskesmas adalah upaya Puskesmas untuk meningkatkan kemampuan pasien,
individu sehat, keluarga (rumah tangga) dan masyarakat, agar pasien dapat mandiri
dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya; masyarakat mandiri dalam
meningkatkan kesehatan, mencegah masalah-masalah kesehatan dan
mengembangkan upaya kesehatan (Depkes RI, 2011).
Salah satu masalah kesehatan yang masih menjadi perhatian pemerintah
adalah pengatasan penyakit kronis. Salah satu penyakit kronis yang banyak dialami
masyarakat adalah Diabetes Mellitus. Diabetes mellitus merupakan suatu keadaan
peningkatan kadar gula darah secara menahun disertai dengan berbagi kelainan
metabolik akibat gangguan hormonal yakni hormon insulin yang menimbulkan
berbagai komplikasi menahun pada berbagai organ target. Laporan data
epidemiologi Mc Carty dan Zimmer menunjukkan bahwa jumlah penderita DM di
duna dari 110,4 juta pada tahun 1994 melonjak menjadi 1,5 kali lipat (175,4 juta)
pada tahun 2000. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi dua kali lipat
pada tahun 2005 dan sebagian besar peningkatan akan terjadi di negara-negara yang
sedang berkembang seperti Indonesia. Populasi penderita diabetes di Indonesia
diperkirakan berkisar antara 1,5 sampai 2,5% kecuali di Manado 6%. Dengan
jumlah penduduk sekitar 200 juta jiwa, berarti lebih kurang 3-5 juta penduduk
Indonesia menderita diabetes (Cramer dan Manyon, 2007) . Diperkirakan bahwa
pada tahun 2030 prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta
orang. Sedangkan hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh
bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di
daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%. Dan daerah pedesaan, DM
menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%.
WHO merekomendasikan bahwa strategi yang efektif perlu dilakukan
secara terintegrasi dan berbasis masyarakat untuk melakukan upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Salah satu upaya yang dapat dilakukan profesi
apoteker adalah dengan melakukan promosi kesehatan terkait penyakit, pengobatan,
dan pencegahan diabetes melitus.

1.2 Public Information Service


Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang dikarakterisasi
dengan hiperglikemia dan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein sebagai hasil dari rendahnya sekresi insulin, sensitifitas insulin atau
keduanya. DM mengakibatkan komplikasi mikrovaskular, makrovaskular dan
neuropatik kronis (Dipiro 7ed, 2008). DM sendiri diklasifikasikan menjadi 2, yaitu
DM tipe 1 dan DM tipe 2. DM tipe 2 merupakan DM yang tidak tergantung pada
insulin, karena pada pasien DM tipe 2 pankreas masih dapat menghasilkan insulin,
hanya saja terjadi resistensi terhadap insulin ataupun gangguan sekresi insulin di
dalam tubuh. Kriteria diagnosis diabetes melitus adalah jika gula darah puasa ≥126
mg/dl, gula darah 2 jam PP ≥200 mg/dl, gula darah sewaktu ≥200 mg/dl,
pemeriksaan HbA1c ≥6,5%. Beberapa etiologi DM tipe 2 adalah usia (>30 tahun),
obesitas, riwayat keluarga, pola makan yang salah atau tidak baik (PERKENI,
2015).
Beberapa manifestasi klinis dari penyakit DM adalah polidipsi (sering
merasa haus), polifagi (banyak makan), poliuria (sering buang air kecil). Selain itu
sering pula muncul keluhan penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh
terganggu, kesemutan pada tangan atau kaki, timbul gatal-gatal yang seringkali
sangat mengganggu (pruritus), dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas
(PERKENI, 2015). Komplikasi diabetes jangka panjang dapat terjadi akibat
perubahan mikrovaskuler dan makrovaskular. Komplikasi mikrovaskular meliputi
retinopati, nefropati yang diawali dengan mikroalbuminuria, dan neuropati.
Sedangkan yang termasuk komplikasi makrovaskular adalah penyakit arteri
koroner, penyakit serebrovaskular, dan penyakit pembuluh darah perifer (World
Diabetes Foundation, 2015).
Diabetes Mellitus disebut dengan the silent killer karena penyakit ini
dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan.
Penyakit yang akan ditimbulkan antara lain gangguan penglihatan mata, katarak,
penyakit jantung, gangguan ginjal, impotensi seksual, luka sulit sembuh dan
membusuk/gangren, infeksi paru-paru, gangguan pembuluh darah, stroke dan
sebagainya. Tidak jarang, penderita DM yang sudah parah menjalani amputasi
anggota tubuh karena terjadi pembusukan. Untuk menurunkan kejadian dan
keparahan dari Diabetes Melitus tipe 2 maka dilakukan pencegahan seperti
modifikasi gaya hidup dan pengobatan seperti obat oral anti diabetes (OAD) dan
insulin (Fatimah, 2015).
Memberikan informasi kepada masyarakat dapat melalui penyuluhan, hal
ini penting dilakukan agar masyarakat lebih mengetahui tentang penyakit diabetes
mellitus. Informasi yang ditekankan pada penyuluhan ini yaitu pengertian diabetes
mellitus, faktor risiko, tanda dan gejala, dan cara mencegah penyakit diabetes
mellitus. Dengan demikian diharapkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat
mengenai penyakit diabetes melitus akan meningkat.
Pemberian informasi dapat dijelaskan melalui lisan maupun tertulis.
Pemberian informasi secara lisan di Puskesmas Turen melalui penyuluhan langsung
kepada pasien ataupun keluarga pasien rawat jalan di ruang tunggu, sedangkan
pemberian informasi secara tertulis melalui leaflet. Leaflet kurang lebih berisi
materi tentang penyakit sampai dengan pencegahan yang dijabarkan dengan bahasa
yang sederhana dan dengan gambar yang mendukung sehingga dapat mudah
dipahami oleh peserta penyuluhan. Media leaflet dipilih karena lebih sederhana,
lebih mudah dipahami dan dapat dibawa pulang sehingga informasi yang
didapatkan dari penyuluhan dapat diinformasikan kepada keluarga dan orang
disekitar. Media lain yang digunakan pada penyuluhan berupa video edukasi
mengenai diabetes mellitus. Isi video edukasi meliputi definisi diabetes mellitus,
gejala-gejala diabetes melitus, dan cara mencegah penyakit diabetes mellitus.
BAB II
RESEARCH AND DEVELOPMENT

2.1 Pendahuluan
Diabetes adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan terjadinya
resistensi insulin, sekresi insulin yang tidak memadai, atau gabungan keduanya.
Prevalensi diabetes melitus di indonesia pada tahun 2000 yakni sekitar 3-5 juta
penduduk Indonesia menderita diabetes dan diperkirakan mencapai 21,3 juta orang
pada tahun 2030.
Diagnosis diabetes mellitus ditandai dengan nilai gula darah puasa ≥ 126
mg/dl atau gula darah normal ≥ 200 mg/dl. Faktor resiko terjadinya diabetes melitus
antara lain faktor genetik, lifestyle, dan obesitas. Gejala diabetes melitus antara lain
polidipsi (sering minum), polifagi (sering makan), poliuri (sering pipis), cepat lelah,
dan kurang fokus. Diabetes melitus merupakan penyakit silent killer yang biasanya
terdeteksi ketika sudah parah. Oleh karena itu masyarakat perlu diedukasi terkait
penyakit diabetes mellitus dan cara pencegahannya sehingga masyarakat
mengetahui besarnya resiko mengalami diabetes mellitus dan langkah yang perlu
dilakukan. Pencegahan diabetes melitus dilakukan dengan perubahan gaya hidup,
cara mudah untuk mencegah diabetes melitus adalah dengan melakukan CERDIK
yakni kependekan dari Cek kesehatan rutin, Enyahkan rokok, Rajin aktifitas fisik,
Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres. Cara ini diharapkan cukup untuk
membantu meningkatkan taraf kesehatan masyarakat dan terhindar dari penyakit
kronis.
Untuk itu sebagai upaya pencegahan Diabetes Mellitus khususnya di
Kecamatan Turen perlu dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit
DM. Penyuluhan tersebut sebagai upara promotif dan preventif untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit DM dan cara
pencegahannya.
2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, diperoleh suatu rumusan masalah,
yaitu: Bagaimana pengetahuan masyarakat Turen terhadap penyakit, pengobatan,
dan pencegahan Diabetes Mellitus?

2.3 Tujuan
Tujuan dilakukannya penyuluhan ini adalah mengetahui dan
meningkatkan pengetahuan masyarakat Turen tentang penyakit, pengobatan, dan
cara pencegahan Diabetes Mellitus.

2.4 Kerangka Konseptual

Diabetes Mellitus merupakan penyakit silent killer

Banyaknya kasus Diabetes Mellitus di Kabupaten Malang

Sebagian masyarakat belum mengetahui mengenai penyakit Diabetes


Mellitus, serta cara pencegahan dan pengobatan Diabetes Mellitus
secara tepat

1. Penjelasan mengenai penyakit Diabetes


Edukasi mengenai penyakit Mellitus (definisi, prevalensi, faktor
Diabetes Mellitus, serta cara resiko, cara penularan, gejala,
pencegahan, dan pemeriksaan)
2. Pengobatan DM menekankan pada
pengobatannya
kepatuhan pengobatan dan perubahan
gaya hidup
3. Cara pencegahan DM dapat dilakukan
melalui CERDIK (Cek kesehatan rutin,
Pengetahuan pasien meningkat
Enyahkan rokok, Rajin aktifitas fisik,
diukur dari peningkatan nilai Diet seimbang, Istirahat cukup, dan
pretest dan postest Kelola stres)

Pasien memahami mengenai penyakit DM, serta cara pencegahan dan


pengobatannya secara tepat

Keterangan

: Variabel utama/primer yang disampaikan

: Variabel sekunder (latar belakang dan output penyuluhan)

: Variabel rinci yang perluditekankansaatpemberianinformasi


2.5 Kerangka Operasional

No Minggu ke-1 Minggu ke-2 M3


Kegiatan
. 22 23 25 26 27 28 29 30 1 2 4 5 6
1. Penetuan tema
penyuluhan
berdasarkan
masalah
kesehatan yang
banyak ditemui
di masyarakat
2. Penetuan
informasi,
tempat
pelaksanaan dan
media yang akan
digunakan untuk
penyuluhan
3. Pembagian
tugaspembuatan
proposal
penyuluhan
4. Penyusunan
materi
penyuluhan dan
media
penyuluhan
(leaflet, pretest,
postest)
5. Konsultasi
dengan preseptor
6. Revisi materi
penyuluhan dan
media
penyuluhan
(leaflet, pretest,
postest)
7. Konfirmasi akhir
materi
penyuluhan dan
media
penyuluhan
(leaflet, pretest,
postest)
8. Pelaksanaan
penyuluhan :
a. Pemberian
informasi
terkait
tuberkulosis
b. Pemberian
pre test
c. Pemberian
post test
d. Penyerahan
leaflet
9. Analisa
deskriptif
pengetahuan
masyarakat
10. Menyusun hasil
dan pembahasan,
serta kesimpulan
dari penyuluhan
11. Meminta tanda
tangan preseptor
dan dosen
pembimbing
pada lembar
pengesahan

2.6 Hasil Pengamatan dan Pembahasan

Penyuluhan tentang ”Cerdik Cegah Diabetes Mellitus” dilakukan di


ruang tunggu Puskesmas Permata Turen pada hari Jumat tanggal 05 April 2019
pukul 08.00 - 11.00 wib. Total responden penyuluhan yaitu 40 orang. Sebelum
dilakukan penyuluhan setiap sasaran mengisi kuisioner pre-test (5 soal) terlebih
dahulu untuk mengukur pengetahuan responden sebelum diberikan materi.
Setelah pemberian materi diberikan post-test dengan pertanyaan yang sama untuk
mengetahui kebermanfaatan dari penyuluhan dan membandingkan pengetahuan
yang diperoleh responden setelah diberikan materi dan sebelum diberikan
materi. Kuesioner yang telah diisi direkap dan dinilai dengan ketentuan nilai benar
adalah 2 dan jika salah maka nilai 0. Nilai pre-test yang didapat dikategorikan
sebagai tingkat pengetahuan rendah, sedang, dan tinggi sehingga didapat data
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Tingkat Pengetahuan Responden Sebelum Pemberian
Penyuluhan
Nilai Kategori Jumlah responden Persentase %
0-4 Rendah 3 7.5
5-7 Sedang 16 40
8-10 Tinggi 21 52.5
Total 40 100

Berdasarkan data tersebut maka dari 40 responden yang diambil secara


acak dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden mengenai Diabetes
Mellitus sebesar 40% termasuk kategori sedang yang menandakan bahwa
responden cukup memahami mengenai diabetes mellitus tetapi masih perlu
ditingkatkan dan 7,5 % kategori rendah. Dengan demikian maka masih terdapat
risiko meningkatnya penyakit Diabetes Mellitus. Untuk menghindari hal tersebut
maka dilakukan penyuluhan mengenai Diabetes Mellitus dan dilakukan pengukuran
keberhasilan penyuluhan dengan mengisi kembali kuesioner yang sama dan
didapakan data sebagai berikut:

Tabel 2.2 Tingkat Pengetahuan Responden Sesudah Pemberian


Penyuluhan
Nilai Kategori Jumlah responden Persentase %

0-4 Rendah 0 0
5-7 Sedang 1 2.5
8-10 Tinggi 39 97.5
Total 40 100
120

100

80
Prosentae (%)

60

40

20

0
Rendah Sedang Tinggi
Kategori

Pretest Posttest

Gambar 2.1 Hasil Penyuluhan berdasarkan Pre-Test dan Post-Test

Setelah dilakukan penyuluhan didapatkan data bahwa responden dengan


tingkat pengetahuan kategori rendah sebanyak 0 %, kategori pengetahuan sedang
menurun menjadi 2,5%, dan tinggi naik menjadi 97,5%. Berdasarkan data ini maka
dapat dilihat terjadi kenaikan tingkat pengetahuan responden setelah dilakukan
pemberian edukasi melalui penyuluhan dan dapat disimpulkan bahwa penyuluhan
yang dilakukan dapat meningkatkan pengetahuan responden. Terjadinya
peningkatan pengetahuan ini karena responden dapat memahami informasi yang
disampaikan oleh mahasiswa PSPA UB 2018 yang melakukan penyuluhan.
Kuisioner yang dibuat sebagai alat ukur terdapat 5 pertanyaan dan setiap
pertanyaan merupakan variabel yang berbeda mengenai topik penyuluhan dan
penulis mendapatkan variabel mengenai mengenai penyebab Pengertian Diabetes
Mellitus, Kriteria Diagnosis Diabetes Mellitus, Faktor Resiko Diabetes Mellitus,
Gejala Diabetes Meliitus dan Cara mencegah Diabetes Mellitus.

Tabel 2.3 Jawaban Benar Pada Pengertian Diabetes Mellitus


Jawaban Benar Jumlah reponden Prosentase %
Pre test 37 92,5
Post test 40 100
Tabel 2.4 Jawaban Benar Pada Kriteria Diagnosis Diabetes Mellitus
Jawaban Benar Jumlah reponden Prosentase %
Pre test 24 60
Post test 37 92,5

Tabel 2.5 Jawaban Benar Pada Faktor Resiko Diabetes Mellitus


Jawaban Benar Jumlah reponden Prosentase %
Pre test 23 57,5
Post test 40 100

Tabel 2.6 Jawaban Benar Pada Gejala Diabetes Mellitus


Jawaban Benar Jumlah reponden Prosentase %
Pre test 29 72,5
Post test 35 87,5

Tabel 2.7 Jawaban Benar Pada Pencegahan Diabetes Mellitus


Jawaban Benar Jumlah reponden Prosentase %
Pre test 37 92,5
Post test 38 95

Berdasarkan data ini maka dapat dilihat bahwa dari total responden,
sebesar 92,5% responden memahai mengenai pengertian diabetes mellitus secara
tepat. Pada pertanyaan mengenai kriteria diagnosis diabetes mellitus, dapat dilihat
bahwa dari total responden sebesar 60% memahai mengenai kriteria diagnosis
diabetes mellitus dengan benar dan tepat. Selanjutnya pada pertanyaan terkait
faktor resiko diabetes mellitus, 57,5% responden menjawab secara benar. Namun
sekitar 45% responden masih belum memahami faktor resiko diabetes mellitus.
Hal ini kemungkinan dikarenakan masyarakat kurang mendapatkan informasi /
pengetahuan terkait faktor resiko diabetes mellitus. Sehingga masyarakat banyak
yang belum menyadari bahwa mungkin saja masyarakat tersebut termasuk beresiko
mengalami diabetes mellitus. Tujuan dari promosi kesehatan ini salah satunya
adalah untuk menyadarkan masyarakat untuk mencegah penyakit diabetes mellitus
sedini mungkin. Kemudian pada pertanyaan terkait gejala diabetes mellitus, 72,5%
responden menjawab dengan tepat. Pada pertanyaan terkait cara pencegahan
diabetes mellitus, 92,5% responden menjawab dengan benar. Itu artinya
menandakan bahwa masyarakat sudah mengetahui cara pencegahan diabetes
mellitus. Namun kesadaran untuk melakukan pencegahan sedini mungkin perlu
ditingkatkan.
Setelah diberikan penyuluhan tentang diabetes mellitus maka terjadi
kenaikan tingkat pengetahuan responden. Hasil post test menunjukkan dari 40
responden sebanyak 100% responden yang sudah mengetahui tentang pengertian
diabetes mellitus secara tepat. Pada variable kriteria diagnosis diabetes mellitus
92,5% responden menjawab secara benar, dimana sebelumnya hanya 60%
responden yang menjawab benar. Variabel mengenai faktor resiko diabetes
mellitus, 100% responden memahami faktor resiko diabetes mellitus dimana
sebelumnya hanya 57,5% responden yang memahaminya, sehingga terjadi
peningkatan pengetahuan responden dengan adanya pemberian penyuluhan. Pada
variabel mengenai gejala diabetes mellitus meningkat menjadi 87,5% dimana hasil
sebelum penyuluhan adalah 72,5% selain itu juga pada variabel mengenai
pencegahan diabetes mellitus dari hasil 92,5% meningkat menjadi 95%. Dengan
meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang Diabetes Mellitus, maka diharapkan
masyarakat dapat lebih menyadari lebih dini dan melakukan pencegahan dengan
segera terjadinya diabetes mellitus, sehingga kedepannya jumlah penderita Diabetes
Mellitus serta kejadian kompliklasi akibat diabetes mellitus dapat menurun.
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa tingginya jumlah
penderita diabetes mellitus terjadi karena pengetahuan masyarakat tentang penyakit
Diabetes mellitus sebagian besar dalam kategori sedang dan melalui penyuluhan
yang dilakukan dapat dilihat bahwa penyuluhan tentang penyakit Diabetes Mellitus,
dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan harapan diikuti dengan
perubahan perilaku masyarakat untuk dapat melakukan pencegahan penyakit
diabetes mellitus secara tepat.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penyuluhan yang dilakukan di Puskesmas Permata Turen
dengan topik “Diabetes Mellitus” dapat meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman peserta penyuluhan terkait dengan apa itu diabetes mellitus, kriteria
diagnosis, faktor resiko, gejala dan cara pencegahan diabetes mellitus yang dapat
diketahui dari perbandingan hasil pre-test dan post-test peserta.

3.2 Saran
Sebaiknya penyuluhan tidak hanya dilakukan di ruang tunggu pasien
rawat jalan saja, tetapi dilakukan juga di ruang rawat inap dan lingkungan sekitar
Puskesmas Turen agar pengetahuan mengenai diabetes mellitus dapat diterima oleh
seluruh masyarakat sekitar
DAFTAR PUSTAKA
Cramer, J., Manyon, A., 2007. Diabetes Melitus. Dalam: Paulman, P., Paulman, A.,
Harrison, J., ed. Taylor Manual Diagnosis Klinik Dalam 10 Menit. Jakarta:
Binarupa Aksara.
Depkes. 2011. Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah Kesehatan: Panduan Bagi
Petugas Kesehatan di Puskesmas. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta
Fatimah, Restyana Noor. Diabetes Melitus Tipe 2. J Majority, 2015; Volume 4 (5): 93-
101.
PERKENI, 2015, Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia,
PERKENI, Jakarta.
Riset Kesehatan Dasar. 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.
World Diabetes Foundation, 2015, Konsensus Nasional Pengelolaan Diabetes Mellitus
Tipe 1, Jakarta, Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan
Lampiran 2. Absensi Kegiatan
Lampiran 3. Soal Pre/Post Test
Lampiran 4. Leaflet
Lampiran 5. Raw Data Hasil Penyuluhan
No. Pertanyaan No. Pertanyaan
Responden Pre-Test Post-Test Pengetahuan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 B B B B B 5 B B B B B 5 Tetap

2 S B S B S 2 B B B B B 5 Naik

3 B B B S B 4 B B B B B 5 Naik

4 B B S B B 4 B B B B B 5 Naik

5 B S B B B 4 B B B B B 5 Naik

6 B S B B B 4 B B B B B 5 Naik

7 B B B B B 5 B B B B B 5 Tetap

8 B B S S B 3 B B B B B 5 Naik

9 B B B B B 5 B B B B B 5 Tetap

10 B B B B B 5 B B B B B 5 Tetap

11 B B S B B 4 B B B B B 5 Naik

12 S B B B B 4 B S B B B 4 Tetap

13 B B S S S 2 B B B B B 5 Naik

14 B B S B B 4 B B B B B 5 Naik

15 B B B B B 5 B B B B B 5 Tetap

16 B S B B B 4 B B B B B 5 Naik

17 B S B S B 3 B B B S B 4 Naik

18 B S B B B 4 B B B S B 4 Tetap

19 B B B B B 5 B B B B B 5 Tetap

20 B B B B B 5 B B B B B 5 Tetap

21 B S S B B 3 B B B B B 5 Naik

22 B B B S B 4 B B B B B 5 Naik

23 B B B B B 5 B B B B B 5 Naik

24 B S B B B 4 B B B B B 5 Naik

25 B S B S B 3 B B B B B 5 Naik

26 B S B B B 4 B B B B B 5 Naik

27 B S S S B 2 B B B B B 5 Naik
28 B S S B B 3 B B B B B 5 Naik

29 B S S S B 2 B S B B B 4 Naik

30 B S B S B 3 B B B B B 5 Naik

31 B B S S B 3 B B B B B 5 Naik

32 B B S S B 3 B B B B B 5 Naik

33 B B S B B 4 B B B B S 4 Tetap

34 B S B S B 3 B S B S B 3 Tetap

35 B B S B S 3 B B B B B 5 Naik

36 B B B B B 5 B B B B B 5 Tetap

37 B B B B B 5 B B B B B 5 Tetap

38 B S B B B 4 B B B B B 5 Naik

39 B B B B S 4 B B B B B 5 Naik

40 S S S B B 2 B B B B B 5 Naik

Anda mungkin juga menyukai