FARMASI KOMUNITAS
DISUSUN OLEH:
Fadilah Asril, S.Farm 180070600111014
Syifa Mardiyah R, S.Farm 180070600111045
Habsari Yusrindra S, S.Farm 180070600011011
Adinia Nisa Deviyanti, S.Farm 180070600111041
1.1 Pendahuluan
Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan tingkat pertama yang menjadi
pintu pertama masyarakat dalam pengobatan di era BPJS. Selain melaksanakan
upaya kuratif dan rehabilitatif puskesmas memiliki peran besar dalam upaya
preventif dan promotif. Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1114 /MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan
Promosi Kesehatan di Daerah, promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan
didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Promosi Kesehatan oleh
Puskesmas adalah upaya Puskesmas untuk meningkatkan kemampuan pasien,
individu sehat, keluarga (rumah tangga) dan masyarakat, agar pasien dapat mandiri
dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya; masyarakat mandiri dalam
meningkatkan kesehatan, mencegah masalah-masalah kesehatan dan
mengembangkan upaya kesehatan (Depkes RI, 2011).
Salah satu masalah kesehatan yang masih menjadi perhatian pemerintah
adalah pengatasan penyakit kronis. Salah satu penyakit kronis yang banyak dialami
masyarakat adalah Diabetes Mellitus. Diabetes mellitus merupakan suatu keadaan
peningkatan kadar gula darah secara menahun disertai dengan berbagi kelainan
metabolik akibat gangguan hormonal yakni hormon insulin yang menimbulkan
berbagai komplikasi menahun pada berbagai organ target. Laporan data
epidemiologi Mc Carty dan Zimmer menunjukkan bahwa jumlah penderita DM di
duna dari 110,4 juta pada tahun 1994 melonjak menjadi 1,5 kali lipat (175,4 juta)
pada tahun 2000. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi dua kali lipat
pada tahun 2005 dan sebagian besar peningkatan akan terjadi di negara-negara yang
sedang berkembang seperti Indonesia. Populasi penderita diabetes di Indonesia
diperkirakan berkisar antara 1,5 sampai 2,5% kecuali di Manado 6%. Dengan
jumlah penduduk sekitar 200 juta jiwa, berarti lebih kurang 3-5 juta penduduk
Indonesia menderita diabetes (Cramer dan Manyon, 2007) . Diperkirakan bahwa
pada tahun 2030 prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta
orang. Sedangkan hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh
bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di
daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%. Dan daerah pedesaan, DM
menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%.
WHO merekomendasikan bahwa strategi yang efektif perlu dilakukan
secara terintegrasi dan berbasis masyarakat untuk melakukan upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Salah satu upaya yang dapat dilakukan profesi
apoteker adalah dengan melakukan promosi kesehatan terkait penyakit, pengobatan,
dan pencegahan diabetes melitus.
2.1 Pendahuluan
Diabetes adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan terjadinya
resistensi insulin, sekresi insulin yang tidak memadai, atau gabungan keduanya.
Prevalensi diabetes melitus di indonesia pada tahun 2000 yakni sekitar 3-5 juta
penduduk Indonesia menderita diabetes dan diperkirakan mencapai 21,3 juta orang
pada tahun 2030.
Diagnosis diabetes mellitus ditandai dengan nilai gula darah puasa ≥ 126
mg/dl atau gula darah normal ≥ 200 mg/dl. Faktor resiko terjadinya diabetes melitus
antara lain faktor genetik, lifestyle, dan obesitas. Gejala diabetes melitus antara lain
polidipsi (sering minum), polifagi (sering makan), poliuri (sering pipis), cepat lelah,
dan kurang fokus. Diabetes melitus merupakan penyakit silent killer yang biasanya
terdeteksi ketika sudah parah. Oleh karena itu masyarakat perlu diedukasi terkait
penyakit diabetes mellitus dan cara pencegahannya sehingga masyarakat
mengetahui besarnya resiko mengalami diabetes mellitus dan langkah yang perlu
dilakukan. Pencegahan diabetes melitus dilakukan dengan perubahan gaya hidup,
cara mudah untuk mencegah diabetes melitus adalah dengan melakukan CERDIK
yakni kependekan dari Cek kesehatan rutin, Enyahkan rokok, Rajin aktifitas fisik,
Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres. Cara ini diharapkan cukup untuk
membantu meningkatkan taraf kesehatan masyarakat dan terhindar dari penyakit
kronis.
Untuk itu sebagai upaya pencegahan Diabetes Mellitus khususnya di
Kecamatan Turen perlu dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit
DM. Penyuluhan tersebut sebagai upara promotif dan preventif untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit DM dan cara
pencegahannya.
2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, diperoleh suatu rumusan masalah,
yaitu: Bagaimana pengetahuan masyarakat Turen terhadap penyakit, pengobatan,
dan pencegahan Diabetes Mellitus?
2.3 Tujuan
Tujuan dilakukannya penyuluhan ini adalah mengetahui dan
meningkatkan pengetahuan masyarakat Turen tentang penyakit, pengobatan, dan
cara pencegahan Diabetes Mellitus.
Keterangan
0-4 Rendah 0 0
5-7 Sedang 1 2.5
8-10 Tinggi 39 97.5
Total 40 100
120
100
80
Prosentae (%)
60
40
20
0
Rendah Sedang Tinggi
Kategori
Pretest Posttest
Berdasarkan data ini maka dapat dilihat bahwa dari total responden,
sebesar 92,5% responden memahai mengenai pengertian diabetes mellitus secara
tepat. Pada pertanyaan mengenai kriteria diagnosis diabetes mellitus, dapat dilihat
bahwa dari total responden sebesar 60% memahai mengenai kriteria diagnosis
diabetes mellitus dengan benar dan tepat. Selanjutnya pada pertanyaan terkait
faktor resiko diabetes mellitus, 57,5% responden menjawab secara benar. Namun
sekitar 45% responden masih belum memahami faktor resiko diabetes mellitus.
Hal ini kemungkinan dikarenakan masyarakat kurang mendapatkan informasi /
pengetahuan terkait faktor resiko diabetes mellitus. Sehingga masyarakat banyak
yang belum menyadari bahwa mungkin saja masyarakat tersebut termasuk beresiko
mengalami diabetes mellitus. Tujuan dari promosi kesehatan ini salah satunya
adalah untuk menyadarkan masyarakat untuk mencegah penyakit diabetes mellitus
sedini mungkin. Kemudian pada pertanyaan terkait gejala diabetes mellitus, 72,5%
responden menjawab dengan tepat. Pada pertanyaan terkait cara pencegahan
diabetes mellitus, 92,5% responden menjawab dengan benar. Itu artinya
menandakan bahwa masyarakat sudah mengetahui cara pencegahan diabetes
mellitus. Namun kesadaran untuk melakukan pencegahan sedini mungkin perlu
ditingkatkan.
Setelah diberikan penyuluhan tentang diabetes mellitus maka terjadi
kenaikan tingkat pengetahuan responden. Hasil post test menunjukkan dari 40
responden sebanyak 100% responden yang sudah mengetahui tentang pengertian
diabetes mellitus secara tepat. Pada variable kriteria diagnosis diabetes mellitus
92,5% responden menjawab secara benar, dimana sebelumnya hanya 60%
responden yang menjawab benar. Variabel mengenai faktor resiko diabetes
mellitus, 100% responden memahami faktor resiko diabetes mellitus dimana
sebelumnya hanya 57,5% responden yang memahaminya, sehingga terjadi
peningkatan pengetahuan responden dengan adanya pemberian penyuluhan. Pada
variabel mengenai gejala diabetes mellitus meningkat menjadi 87,5% dimana hasil
sebelum penyuluhan adalah 72,5% selain itu juga pada variabel mengenai
pencegahan diabetes mellitus dari hasil 92,5% meningkat menjadi 95%. Dengan
meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang Diabetes Mellitus, maka diharapkan
masyarakat dapat lebih menyadari lebih dini dan melakukan pencegahan dengan
segera terjadinya diabetes mellitus, sehingga kedepannya jumlah penderita Diabetes
Mellitus serta kejadian kompliklasi akibat diabetes mellitus dapat menurun.
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa tingginya jumlah
penderita diabetes mellitus terjadi karena pengetahuan masyarakat tentang penyakit
Diabetes mellitus sebagian besar dalam kategori sedang dan melalui penyuluhan
yang dilakukan dapat dilihat bahwa penyuluhan tentang penyakit Diabetes Mellitus,
dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan harapan diikuti dengan
perubahan perilaku masyarakat untuk dapat melakukan pencegahan penyakit
diabetes mellitus secara tepat.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penyuluhan yang dilakukan di Puskesmas Permata Turen
dengan topik “Diabetes Mellitus” dapat meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman peserta penyuluhan terkait dengan apa itu diabetes mellitus, kriteria
diagnosis, faktor resiko, gejala dan cara pencegahan diabetes mellitus yang dapat
diketahui dari perbandingan hasil pre-test dan post-test peserta.
3.2 Saran
Sebaiknya penyuluhan tidak hanya dilakukan di ruang tunggu pasien
rawat jalan saja, tetapi dilakukan juga di ruang rawat inap dan lingkungan sekitar
Puskesmas Turen agar pengetahuan mengenai diabetes mellitus dapat diterima oleh
seluruh masyarakat sekitar
DAFTAR PUSTAKA
Cramer, J., Manyon, A., 2007. Diabetes Melitus. Dalam: Paulman, P., Paulman, A.,
Harrison, J., ed. Taylor Manual Diagnosis Klinik Dalam 10 Menit. Jakarta:
Binarupa Aksara.
Depkes. 2011. Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah Kesehatan: Panduan Bagi
Petugas Kesehatan di Puskesmas. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta
Fatimah, Restyana Noor. Diabetes Melitus Tipe 2. J Majority, 2015; Volume 4 (5): 93-
101.
PERKENI, 2015, Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia,
PERKENI, Jakarta.
Riset Kesehatan Dasar. 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.
World Diabetes Foundation, 2015, Konsensus Nasional Pengelolaan Diabetes Mellitus
Tipe 1, Jakarta, Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan
Lampiran 2. Absensi Kegiatan
Lampiran 3. Soal Pre/Post Test
Lampiran 4. Leaflet
Lampiran 5. Raw Data Hasil Penyuluhan
No. Pertanyaan No. Pertanyaan
Responden Pre-Test Post-Test Pengetahuan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 B B B B B 5 B B B B B 5 Tetap
2 S B S B S 2 B B B B B 5 Naik
3 B B B S B 4 B B B B B 5 Naik
4 B B S B B 4 B B B B B 5 Naik
5 B S B B B 4 B B B B B 5 Naik
6 B S B B B 4 B B B B B 5 Naik
7 B B B B B 5 B B B B B 5 Tetap
8 B B S S B 3 B B B B B 5 Naik
9 B B B B B 5 B B B B B 5 Tetap
10 B B B B B 5 B B B B B 5 Tetap
11 B B S B B 4 B B B B B 5 Naik
12 S B B B B 4 B S B B B 4 Tetap
13 B B S S S 2 B B B B B 5 Naik
14 B B S B B 4 B B B B B 5 Naik
15 B B B B B 5 B B B B B 5 Tetap
16 B S B B B 4 B B B B B 5 Naik
17 B S B S B 3 B B B S B 4 Naik
18 B S B B B 4 B B B S B 4 Tetap
19 B B B B B 5 B B B B B 5 Tetap
20 B B B B B 5 B B B B B 5 Tetap
21 B S S B B 3 B B B B B 5 Naik
22 B B B S B 4 B B B B B 5 Naik
23 B B B B B 5 B B B B B 5 Naik
24 B S B B B 4 B B B B B 5 Naik
25 B S B S B 3 B B B B B 5 Naik
26 B S B B B 4 B B B B B 5 Naik
27 B S S S B 2 B B B B B 5 Naik
28 B S S B B 3 B B B B B 5 Naik
29 B S S S B 2 B S B B B 4 Naik
30 B S B S B 3 B B B B B 5 Naik
31 B B S S B 3 B B B B B 5 Naik
32 B B S S B 3 B B B B B 5 Naik
33 B B S B B 4 B B B B S 4 Tetap
34 B S B S B 3 B S B S B 3 Tetap
35 B B S B S 3 B B B B B 5 Naik
36 B B B B B 5 B B B B B 5 Tetap
37 B B B B B 5 B B B B B 5 Tetap
38 B S B B B 4 B B B B B 5 Naik
39 B B B B S 4 B B B B B 5 Naik
40 S S S B B 2 B B B B B 5 Naik