Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL JUDUL

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT


KECEMASAN PADA ANGGOTA KELUARGA PENDERITA
DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA
PUKESMAS INDRAJAYA

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk


Melaksanakan Tugas Akhir

Oleh

CUT RAUZATUL JANNAH


NIM : 20010132

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
MEDIKA NURUL ISLAM SIGLI
2023

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit tidak menular sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik

secara global, regional, nasional dan lokal. Hal ini menyebabkan penyakit tidak

menular menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia (63,50%) (Garnita,

2012). Salah satu penyakit tidak menular yang menjadi sorotan adalah diabetes

mellitus. Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang memiliki

kumpulan gejala akibat peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai normal

(hiperglikemia) karena penurunan kemampuan tubuh untuk bereaksi dengan

insulin, gangguan sekresi insulin, atau keduanya (WHO, 2006; Smeltzer et al,

2010; Balitbangkes, 2013).

Diabetes Mellitus adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena

pankreas tidak menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah

atau glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin

yang dihasilkannya. Jumlah kasus dan prevalensi diabetes terus meningkat selama

beberapa dekade terakhir (WHO Global Report, 2018).

Prediksi prevalensi pasien diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia tahun 2030

mencapai 21,3 juta orang. Prevalensi diabetes mellitus di Indonesia dalam kurun

waktu delapan tahun terakhir mengalami peningkatan berdasarkan hasil riset

kesehatan dasar tahun 2007 menunjukkan prevalensi diabetes mellitus sebesar

1,1% (Riskesdas, 2007), meningkat pada tahun 2010 menjadi 1,5%, pada tahun

2013 prevalensi diabetes mellitus meningkat menjadi sebesar 2,1%

2
(Riskesdas,2013). Jumlah pasien DM tahun 2014 meningkat menjadi 5,8% (IDF,

2014) dan pada tahun 2015 jumlah pasien DM meningkat menjadi 9,1 juta

(Rudijanto, 2015).

Prevalensi diabetes mellitus di kota Makassar selama tiga tahun terakhir

mengalami peningkatan. Pasien diabetes mellitus tahun 2012 sebanyak 14.067

kasus, meningkat menjadi 14.604 kasus pada tahun 2013, dan tahun 2014

meningkat sebesar 21.452 kasus (Dinkes Kota Makassar, 2014).

Menurut data (IDF, 2019) menyatakan bahwa dalam rentang usia 20-79

tahun didapatkan jumlah populasi yang menderita diabetes di dunia pada tahun

2019 sebanyak 463 juta orang, dan jumlah ini meningkat diproyeksikan mencapai

578 juta pada tahun 2030, dan 700 juta pada tahun 2045. Menurut data (WHO,

2006) untuk prevalensi penderita diabetes melitus di kawasan Asia Tenggara, pada

tahun 2014 yaitu sebanyak 96 juta kasus pada 11 negara anggota Asia Tenggara.

Angka ini juga menunjukkan peningkatan dari 4,1% di tahun 1980- an menjadi

8,6% di tahun 2014.

Sedangkan untuk prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

menempati posisi ke tujuh di dunia sebagai negara dengan 2 angka kejadian

diabetes melitus tertinggi dengan total estimasi penderita sebanyak 10 juta jiwa

(IDF, 2019). Menurut RIKESDAS (2018) menyebutkan bahwa data populasi

diabetes melitus di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebanyak

6,9% dan meningkat sampai tahun 2018 sebanyak 8,5%.

Penderita Diabetes Mellitus memiliki kesejahteraan psikologis yang buruk

termasuk depresi, kecemasan, stres, dan kelelahan. Diabetes Mellitus Tipe 2

3
penderita terbesar kategori usia 55-64 tahun yaitu 6,03 %. Prevalensi gangguan

emosional kecemasan di Indonesia pada tahun 2018 sebanyak 9,8 % (Infodatin,

2020).

Kecemasan pada penderita diabetes mellitus dapat berakibat gangguan

pengontrolan kadar gula darah. Kecemasan bagi orang diabetes mellitus adalah

sesuatu yang sangat merugikan karena akan meningkatkan kadar gula darah,

peningkatan kadar gula darah akan menyebabkan pasien mengalami komplikasi.

Komplikasi akan membuat kualitas hidup pasien berkurang. Jumlah pasien

diabetes mellitus tipe 2 mengalami peningkatan secara perlahan setiap tahun,

diperkirakan sekitar 439 juta orang di dunia akan terdiagnosis menderita diabetes

mellitus tipe 2 pada tahun 2030.

Penderita diabetes mellitus mengalami banyak perubahan dalam hidupnya,

mulai dari pengaturan pola makan, olah raga, kontrol gula darah, dan lain-lain

yang harus dilakukan sepanjang hidupnya. Perubahan dalam hidup yang

mendadak membuat penderita diabetes mellitus menunjukan beberapa reaksi

psikologis yang negatif diantaranya adalah marah, merasa tidak berguna,

kecemasan yang meningkat dan depresi. Selain perubahan tersebut jika penderita

diabetes mellitus telah mengalami komplikasi maka akan menambah kecemasan

pada penderita karena dengan adanya komplikasi akan membuat penderita

mengeluarkan lebih banyak biaya, pandangan negatif tentang masa depan, dan

lain-lain (Shahab, 2006).

Reaksi fisiologis terhadap cemas mempengaruhi aksis hipotalamus

hipofisis, sehingga dapat mempengaruhi fungsi endokrin yaitu seperti

4
meningkatnya kadar kortisol yang memberikan dampak terhadap fungsi insulin

dan dapat memberikan pengaruh buruk terhadap kontrol glukosa darah (Ati,

2014).

Kurangnya dukungan keluarga pada penderita diabetes mellitus tipe 2 akan

menimbulkan kecemasan yang meningkat dan dengan tingkat kecemasan dapat

mempengaruhi kondisi penderita diabetes mellitus tipe 2 Dukungan keluarga

sebagai bagian dari rencana perawatan pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 untuk

mengurangi kecemasan yang dirasakan dan mensejahterakan kesehatan psikologis

(Pamungkas et al., 2017).

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan Untuk Mengetahui Hubungan dukungan

keluarga dengan tingkat kecemasan pada anggota keluarga penderita

Diabetes Melitus

2. Tujuan khusus

a. Untuk Mengetahui tingkat dukungan keluarga tentang kecemasan

Diabetes Melitus di wilayah kerja pukesmas.

b. Untuk Mengetahui tingkat kecemasan pada anggota keluarga


penderita Diabetes Melitus diwilayah kerja pukesmas.

C. Kerangka Konsep

Menurut Notoatmodjo (2018), kerangka konsep adalah kerangka

hubungan antara konsep-konsep yang akan diukur maupun diamati dalam suatu

5
penelitian. Sebuah kerangka konsep haruslah dapat memperlihatkan hubungan

antara variable-variabel yang akan diteliti.

Variabel Independen Variabel Dependen

Hubungan Dukungan
Keluarga
Anggota Keluarga Dengan
Diabetes Miletus

Hubungan Tingkat
Kecemasan

D. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian dengan tujuan

penelitian dapat dilakukan secara efektif dan efisien (Putra, 2012)., dengan

menggunakan pendekatan cross sectional(Notoadmojo,2010).Tujuan penetlitian

ini untuk mengetahui Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan

pada anggota keluarga penderita Diabetes Melitus di wilayah kerja pukesmas

6
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, Yustiani Nur, Cucu Rokayah, and Erlina Erlina Fazriana. "Hubungan
Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Lansia yang Mengalami
Diabetes Melitus." Jurnal Ners Widya Husada 4.2 (2020): 53-56.

Erda, Roza, et al. "Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan


Pada Penderita Diabetes Mellitus." Jurnal Kesehatan Mercusuar 4.2
(2021): 82-86.

Maulasari, Yulia. "Tingkat Kecemasan pada Penderita Diabetes Melitus Tipe


2." HIGEIA (Journal of Public Health Research and
Development) 4.Special 3 (2020): 660-670.

Syatriani, Sri. "Hubungan Pekerjaan Dan Dukungan Keluarga Dengan Stres Pada
Pasien Dm Tipe 2 Di Daerah Pesisir Kota Makassar." Prosiding Seminar
Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Vol.
2. 2019.

Anda mungkin juga menyukai