RAODIATUN
115STYC21
JENJANG S1 KEPERAWATAN
2023
BAB 1
PENDHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Kualitas hidup adalah suatu keadaan di mana individu tidak hanya terbebas dari penyakit dan
kelemahan, namun juga terjadi keseimbangan antara fungsi fisik, mental, dan sosial (WHO, 2018
dalam Suwandi et al., 2021). Kualitas hidup merupakan aspek kehidupan yang terpenting dalam
keadaan saat ini yang dialami oleh individu, kemudian dinilai secara subjektif terhadap kondisi fisik,
psikologis hubungan sosial dan lingkungan yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dan pengaruh
dari karakteristik individu itu sendiri seperti usia, pendidikan, jenis kelamin dan status pernikahan
WHO mendefinisikan kualitas hidup (quality of life QoL) sebagai persepsi seseorang mengenai
kedudukannya dalam kehidupan, dalam kacamata budaya dan norma yang berlaku di tempat
tinggalnya, yang berhubungan dengan tujuan, ekspektasi, standar, dan kekhawatiran orang
tersebut.Kualitas hidup meliputi keadaan psikologis, kemampuan seseorang untuk hidup mandiri,
kehidupan sosial, dan nilai-nilai personal yang dianut.Kualitas hidup penting bagi penderita diabetes
karena semua orang pasti ingin memiliki kualitas hidup terbaik yang bisa ia miliki. Hal penting yang
Anda harus ketahui adalah bukan hanya diabetes yang mempengaruhi kualitas hidup, melainkan juga
kualitas hidup dapat mempengaruhi diabetes. Apabila anda merasa bahagia dengan hidup anda dengan
diabetes, Anda memiliki lebih banyak energi untuk berobat dan mengontrol gula darah Anda.
Selanjutnya, jika anda mengontrol gula darah anda dengan baik, anda dapat merasa lebih baik hari ke
hari dan lebih sehat dalam jangka panjang. Diabetes dapat mempengaruhi kualitas hidup anda dengan
beberapa aspek, antara lain: Perawatan diabetes yang menyita waktu, seperti menjaga makanan,
olahraga, mengawasi gula darah, dan merencanakan gaya hidup, Gejala-gejala saat gula darah terlalu
rendah maupun terlalu tinggi; Ketakutan tentang kondisi saat ini ataupun komplikasi yang dapat terjadi
Dukungan keluarga merupakan tindakan, perbuatan dan pemahaman keluarga kepada orang yang lagi
sakit. Dukungan keluarga mempunyai 4 dimensi atau aspek dukungan yaitu dimensi dukungan
emosional, penghargaan, instrumental dan informasi (Joeliantina et al., 2019 dalam Putri, 2021).
Kualitas hidup tinggi dikarenakan tugas keluarga yang sangat besar atau dukungan keluarga yang
didapatkan akan baik juga. Hal tersebut tidak berhenti dari peranan terapi kesehatan oleh keluarga. Jika
Dukungan keluarga terjadi kenaikan, maka kualitas hidup yang dihasilkan juga akan menjadi naik dan
jika dukungan keluarga terjadi penurunan maka kualitas hidup juga akan menjadi rendah (Sanchaya et
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh Siska Sakti Angraini, Emira Apriyeni, dan Fanny
Jesica (2020) dukungan keluarga mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas hidup
pasien diabetes melitus. Pasien diabetes yang mendapatkan dukungan penuh dari keluarga dapat
memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Dukungan dapat berperan dalam meningkatkan kualitas hidup
pada penderita DM dengan meregulasi proses psikologis dan memfasilitasi perubahan perilaku.
Keluarga merupakan sumber dukungan utama bagi pasien DM, dengan adanya dukungan dari keluarga
bisa berkaitan erat dengan kepatuhan pasien dalam mengontrol gula darah sehingga akan
Dampak rendahnya kualitas hidup bagi pasien Diabetes Melitus bisa menyebabkan berkurangnya
pengontrolan diri yang mengakibatkan kontrol glukosa darah memburuk, sehingga meningkatkan
terjadinya resiko komplikasi dan timbulnya gejala Diabetes Melitus (Azizah, 2019).
Prevalensi diabetes melitus meningkat secara global. Menurut data dari International Diabetes
Federation (IDF) Diabetes Atlas edisi 10 tahun 2021 menyebutkan, ada 527 juta orang dewasa dengan
rentan umur 20-79 tahun menderita diabetes atau 1 dari 10 orang menderita diabetes di seluruh dunia.
Angka ini naik 16 persen atau 74 juta penduduk sejak perkiraan IDF sebelumnya pada 2019. Jumlah
ini diprediksi akan meningkat menjadi 643 juta pada tahun 2030 dan 784 juta pada tahun 2045(IDF,
2021).
Komplikasi yang terjadi pada pasien diabetes melitus dapat berupa komplikasi makrovaskular dan
Berdasarkan Riskesdes prevalensi diabetes melitus di indonesia pada tahun 2018 sebesar 1,5 % atau
sekitar 1.017.290 jiwa. Prevalensi diabetes melitus di provinsi Nusa Tenggara Barat, sebesar 21.308
jiwa (1,16%) dari seluruh jumlah penduduk yang ada di provinsi nusa tenggara barat pada tahun2018
(Kemenkes, 2020). Prevelensi diabetes melitus di kota mataram terbilang cukup tinggi sekitar 2.026
jiwa (1,61%) terjadi peningkatan di wilayah kota mataram khususnya di wilayah kerja puskesmas
karang taliwang pada tahun 2021 terdapat 1836 jiwa. (Puskesmas Karang taliwang, 2021). Jumlah rata
– rata kunjungan terakhir di Puskesmas Karang Taliwang Pada Bulan Maret Sampai Mei 2022
sebanyak 94 jiwa.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di puskesmas karang taliwang kecamatan
cakranegara kota mataram di poli ptm, didapatkan data dari 10 pasien, sebagian pasien mengatakan
kurangnya dukungan dari keluarga dan kualitas hidupnya rendah. Studi pendahuluan ini dilakukan
dengan melakukan wawancara dan pengisian kuisioner dukungan keluarga dan kualitas hidup. Dari
dukungan keluarga hasil menunjukkan pasien dengan dukungan instrumental yang kurang 8 orang,
dukungan informasi yang kurang 7 orang, dukungan penghargaan yang kurang 6 orang. Sedangkan
pada kualitas hidup terhadap 10 pasien yang menderita Diabetes mellitus. Hasil menunjukkan pasien
dengan kualitas hidup rendah 5 orang (50%), pasien dengan kualitas hidup sedang 2 orang (20%) dan
Penyakit DM tipe 2 ini akan menyertai seumur hidup penderita, sehingga sangat memengaruhi terhadap
penurunan kualitas hidup penderita bila tidak mendapatkan bantuan dari keluarga. Rendahnya
dukungan keluarga akan berdampak terhadap pengelolaan Diabetes Melitus tipe 2 yang berisiko
terhadap penurunan kualitas hidup, oleh karena itu pentingnya memberikan dukungan keluarga yang
Berdasarkan yang telah dipaparkan di atas, penulis berkesimpulan untuk mengetahui hubungan
dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien Diabetes Melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas
3. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pada pasien
2. Tujuan khusus
Diabetes Melitus tipe 2 diwilayah kerja Puskesmas Karang Taliwang Kecamatan Cakra
4. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoritis
Diabetes Melitus tipe 2 dengan kualitas hidup serta sebagai suatu bahan untuk
ilmu kesehatan.
b. Bagi profesi
c. Bagi responden
2. Manfaat praktis