Anda di halaman 1dari 36

TATA CARA BERSUCI

BAGI ORANG SAKIT


Disampaikan pada:
Kuliah Pelayanan Kesehatan Syariah STIKES Yarsi Mataram

Ns. Zaebatul Andriani, MMR


OUTLINE

1. Taharah
2. Bersuci
3. Macam Air dan Pembagiannya
4. Berwudhu Bagi Orang Sakit
5. Tayamum Bagi Orang Sakit
DEFINISI DAN DALIL THAHARAH
• Thaharah adalah suatu kegiatan mensucikan anggota badan dari
hadats dan najis.
• Dalil tentang thaharah (Q.S. Al-Baqarah : 222)
‫إن هللا يحبّ التّ ّوابين ويحبّ المطهّرين‬
ّ
Artinya :
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan
mensucikan diri
PEMBAGIAN THAHARAH
1. Bersuci dari Hadats (hadats besar dan hadats kecil). Bagian ini
khusus untuk badan, seperti mandi, berwudhu, dan tayamum.

2. Bersuci dari Najis. Bagian ini berlaku pada badan, pakaian, dan
tempatnya.
BERSUCI DARI HADATS
• Mensucikan diri dari hadats kecil dengan cara berwudhu atau
tayamum. (bersentuhan, keluar sesuatu dari dubur dan qubul, dsb)
• Mensucikan diri dari hadats besar dengan mandi. (berhubungan badan, nifas,
haid, keluar mani, dsb).
BERSUCI DARI NAJIS
1. Najis Mukhaffafah (ringan) = air kencing bayi anak laki2 yang belum
makan apa2 selain ASI (yang berumur kurang dari 2 tahun)
2. Najis Mugallazah (Tebal/berat) = terkena anjing (air liurnya).
Caranya: benda yang terkena najis ini hendaklah dibasuh 7 kali.
Salah kalinya dibersihkan dengan air yang dicampur dengan tanah.
3. Najis Mutawasitoh (sedang) = najis yang selain dari pada kedua jenis
diatas. Najis ini terbagi 2 macam :
a). Najis hukmiyah= yang kita yakini adanya, tetapi tidak nyata zat, bau, rasa, dan
warnanya.
b). Najis ‘Ainiyah = yang masih ada zat, warna, rasa dan baunya.
cara mensucikannya dengan menghilangkan semuanya (seperti umumnya).
MACAM-MACAM AIR DAN PEMBAGIANNYA

1. AIR YANG SUCI DAN MENSUCIKAN (AIR MUTLAQ)


boleh diminum dan boleh untuk bersuci.
Contohnya :
• Air Hujan
• Air Laut
• Air Sungai
• Air Sumur
• Air Sumber
• Air Salju/Es
• Air Embum
MACAM-MACAM AIR DAN PEMBAGIANNYA

2. AIR SUCI, TETAPI TIDAK MENSUCIKAN


a. Air yang telah telah berubah salah satu sifatnya karena bercampur dengan suatu benda yang
suci. seperti : air kopi, teh dsb.
b. Air dari pepohonan dan buah-buahan, seperti : air kelapa, air nira.
c. Air yang dari kurang dari dua kulah yang sudah terpakai (air musta’mal) untuk bersuci baik
hadats maupun najis.
- Imam Nawawi = 174, 580 liter ( 55,9 cm x 55,9 cm, 55,9 cm)
- Imam Safii = 176,245 lieter (56,1 cm x 56,1 cm x 56,1 cm)
- Kati Iraq = 245,325 liter (62,4 cm x 62,4 cm x 62,4 cm)
MACAM-MACAM AIR DAN PEMBAGIANNYA

3. AIR YANG BERNAJIS


a. Air yang berubah salah satu sifatnya (bau, warna, rasa) oleh najis.
b. Air bernajis, tidak berubah salah satu sifatnya tetapi kurang dari dua
kulah

4. AIR YANG MAKRUH


Air yang suci, tetapi makruh menggunakannya, yaitu air yang terjemur
matahari dalam bejana, selain bejana emas dan perak. Air ini makruh
dipakai untuk badan (hawatir timbul penyakit), tetapi tidak makruh
untuk pakaian.
KAIDAH BERWUDHU DALAM KONDISI
SAKIT
DEFINISI WUDHU
• Salah satu cara mensucikan anggota tubuh dengan menggunakan air pada
anggota badan tertentu dengan cara tertentu yang dimulai dengan niat guna
menghilangkan hadats kecil.

DALIL TENTANG WUDHU


• Perintah wajib berwudhu bersamaan dengan perintah wajib Shalat lima waktu.
Firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Maidah ayat 6
SYARAT-SYARAT WUDHU
1. Islam
2. Mumayiz.
3. Tidak berhadats besar.
4. Dengan air yang suci dan mensucikan.
5. Tidak ada yang menghalangi sampainya air ke kulit.
RUKUN WUDHU
1. Niat.
2. Membasuh dan meratakan air ke seluruh muka.
3. Membasuh dan meratakan air kedua tangan dari ujung jari hingga
siku (dimulai dari tangan kanan kemudian tangan kiri).
4. Mengusap (sebagian) Kepala.
5. Membasuh kedua kaki dari ujung jari hingga mata kaki (dimulai dari
kaki kanan kemudian kaki kiri).
6. Tertib (melaksanakan rukun dengan berurutan)
BEBERAPA SUNNAH WUDHU
1. Membaca Basmallah.
2. Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan
3. Berkumur-kumur.
4. Memasukkan air ke hidung dan mengeluarkannya (al-Madzmadzah wal Istinsyaq)
5. Mengusap seluruh kepala.
6. Membasuh kedua telinga (luar-dalam).
7. Menyela/ mengusap janggut (yang tebal).
8. Menyela-nyela jari kedua tangan dan jari kedua kaki.
9. Mendahulukan yang kanan sebelum kiri.
10. Membasuh setiap anggota badan 3 kali.
11. Berturut-turut (sebelum kering anggota badan yang pertama, anggota badan kedua sudah dibasuh).
12. Tidak bercakap/ngobrol saat wuhdu.
13. Bersiwak (sebelum atau sesudah berwudhu).
14. Berdoa.
HAL YANG MEMBATALKAN WUDHU
1. Keluar sesuatu dari kedua jalan/ pintu (qubul & dubur).
2. Hilang akal (sebab mabuk atau gila)
3. Bersentuhan kulit laki-laki dengan perempuan (bukan mahram)
4. Menyentuh kemaluan manusia dengan telapak tangan.
5. Tidur nyenyak (tidak dalam bentuk duduk bersila).
1. PASIEN YANG MASIH MAMPU BERWUDHU SECARA NORMAL

• Bagi pasien dalam kondisi normal dan masih memungkinkan untuk


berwudhu secara nomral, maka dianjurkan untuk berwudhu seperti
pada umumnya (ketika sehat).
• Bagi pasien yang tidak memiliki alasan syar'i atau halangan yang
membolehkannya bersuci dengan cara tayammum maka wajib
baginya berwudhu seperti biasa sebelum menunaikan shalat.
TATA CARA BERWUDHU SECARA NORMAL
• Membaca Bismillahirrahmanirrahim
• Melafadzkan niat berwudhu
• Membasuh kedua telapak tangan
• Berkumur – kumur sebanyak 3 kali
• Menghirup air dengan hidung dan mengeluarkannya (al-Madzmadzah wal Istinsyaq) sebanyak 3
kali
• Membasuh dan meratakan air ke seluruh muka sebanyak 3 kali (basuhan pertama sambil
meniatkan wudhu dalam hati)
• Membasuh dan meratakan air pada kedua tangan dari ujung jari sampai siku (dimulai dengan
tangan kanan ke kiri) sebanyak 3 kali.
• Mengusap (sebagian) kepala sebanyak 3 kali.
• Membasuh kedua telinga (luar-dalam) sebanyak 3 kali.
• Membasuh kedua kaki dari ujung jari hingga mata kaki, (dimulai dari kaki kanan) sebanyak 3 kali.
• Tertib (melaksanakan rukun dengan berurutan)
• Berdoa setelah berwudhu.
2. PASIEN YANG TIDAK BISA BERWUDHU SECARA
NORMAL
• Bagi pasien yang tidak bisa mengambil air wudhu ke tempatnya
(secara normal) maka bisa menggunakan alat bantu botol spray
yang telah disediakan oleh pihak rumah sakit. Botol Spray dapat
digunakan untuk memudahkan membantu orang sakit dalam
berwudhu.
TATA CARA BERWUDHU BAGI PASIEN YANG TIDAK BISA BERWUDHU
KE TEMPATNYA (SECARA NORMAL) TETAPI MASIH MAMPU
BERWUDHU SENDIRI (MENGGUNAKAN BOTOL SPRAY)

• Membaca Bismillahirrahmanirrahim
• Pasien diminta Melafadzkan niat wudhu.
• Semprotkan air ke seluruh muka lalu ratakan dengan tangan atau Sapukan muka dengan tangan
sendiri yang sudah dibasahi air (sambil niat wudhu dalam hati)
• Semprotkan air ke tangan kemudian ratakan dari ujung jari sampai ke siku (dimulai dari tangan
kanan kemudian tangan kiri)
• Semprotkann air ke tangan, lalu usapkan ke sebagian kepala, atau langsung semprotkan air ke
sebagian kepala lalu diusap.
• Semprotkan air ke kaki dan ratakan dari ujung jari hingga ke mata kaki (mulai dari kaki kanan
kemudian kaki kiri)
• Tertib (Melaksanakan rukun dengan berurutan)
• Berdoa setelah berwudhu.
CONTOH GAMBAR PRAKTEK
3. PASIEN YANG TIDAK MAMPU
BERWUDHU SENDIRI
• Pasien yang tidak mampu berwudhu sendiri dapat dibantu
oleh orang lain (petugas Bimrohis, perawat atau keluarga
pasien) untuk membantu mewudhukan dirinya. Bagi petugas
yang bukan mahram (lawan jenis) dapat menggunakan
sarung tangan ketika membantu wudhu pasien.
TATA CARA BERWUDHU BAGI PASIEN YANG TIDAK BISA BERWUDHU
SENDIRI
(DI WUHDUKAN)
• Petugas terlebih dahulu menyediakan alat botol spray yang sudah terisis air (petugas bisa memakai sarung
tangan ataupun langsung tanpa sarung tangan)
• Pasien diminta membaca Bismillahirrahmanirrahim
• Pasien dibimbing untuk melafadzkan niat wudhu
• Usapkan muka pasien dengan tangan kita yang sudah dibasahi air, atau langsung semprotkan air ke seluruh
muka pasien kemudian diratakan dengan tangan kita (sambil meniatkan wudhu dalam hati)
• Semprotkan air ke tangan pasien lalu ratakan dari ujung jari sampai ke siku (dimulai dari tangan kanan
kemudian tangan kiri)
• Semprotkan air ke tangan kita, lalu usapkan ke sebagian kepala pasien, atau langsung semprotkan air ke
sebagian kepala pasien lalu usap dengan tangan kita.
• Semprotkan air ke kaki pasien dan ratakan dari ujung jari hingga ke mata kaki (mulai dari kaki kanan
kemudian kaki kiri).
• Tertib (Melaksanakan rukun dengan berurutan)
• Berdoa setelah berwudhu.
CONTOH GAMBAR PRAKTEK
TATA CARA MEWUDHUKAN PASIEN
DENGAN ALAT LAP/TISU
 Basahi Lap kemudian usap ke muka pasien
 Basahai Lap kemudian usapkan ke tangan pasien dari ujung tangan hingga siku
 Basahi Lap kemudian usapkan kesebagian kepala pasien.
 Basahi Lap kemudian usapkan ke kaki pasien dari ujung kaki hingga mata kaki
Contoh Pasien yang dibalut pada beberapa tempat bagian
anggota wudhu :
Kaidah berwudhu bagi mereka yang sebagian anggota wudhunya
terdapat balutan adalah sebagai berikut :

• Dibasuh pada bagian yang tidak terbalut dan disapukan air (sekedar
sapuan) pada bagian yang terbalut jika dinilai tidak menimbulkan mudharat
atau menyulitkan.
• Jika dianggap menimbulkan mudharat atau menyulitkan pasien, maka air
cukup disapukan di sekitar anggota wudhu yang tidak terbalut (tidak perlu
menyapu di atas balutan).
PASIEN DENGAN KONDISI “DAWAMUL HADATS”

• Untuk pasien dalam kondisi “Dawamul Hadats” (kontinu


berhadats) seperti pada pasien yang menggunakan kateter,
kolostomi, NGT, Pakai Pampers. Maka tetap harus berwudhu
atau tayamum sesuai dengan kemampunya baik sendiri
maupun diwudhukan.

• Waktu niatnya ketika sudah tiba waktu shalat.


KAIDAH TAYAMUM
Orang Sakit yang Tidak Sanggup Berwudhu
Bersuci dengan cara TAYAMMUM
1. Sebagaimana firman Allah SWT Q.S An-Nissa:4: 43

Terjemahnya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu


shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu
mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid)
sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu
saja, hingga kamu mandi. dan jika kamu sakit atau sedang dalam
musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah
menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air,
maka bertayammumlah kamu dengan tanah yang baik (suci);
sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha
Pemaaf lagi Maha Pengampun. (Q.S An-Nissa 4:43)39
2. HR. Buhori dan Muslim
Amar RA. Menceritakan,” Aku junub dan tidak mendapakan air, maka aku bergulung-gulung di
tanah lalu aku shalat. Kemudian aku ceritakan hal itu kepada Nabi, beliau bersabda,
”Sebetulnya cukup seperti ini. “Beliau menempelkan dua tangan ke tanah, lalu meniup dua
telapak tangannya, lalu mengusapkan ke wajah dan ke dua tangannya.” (HR. Bukhari dan
Muslim)

3. HR. Daruquthni

“Kamu cukup menempelkan dua tangan ke tanah, lalu meniupnya, mengusapkan ke wajah dan ke
dua tangan sampai pergelangan tangan.” (HR. Daruquthni)
Sebab-sebab dibolehkannya tayamum:
1. Jika tidak menemukan air atau menemukan air tapi tidak cukup untuk
bersuci.
2. Terluka atau sakit. Jika terkena air, sakitnya akan bertambah parah atau
tidak sembuh-sembuh. Ini diketahui dari pengalaman atau nasehat dokter.
3. Jika air sangat dingin dan mendatangkan mudharat, sementara itu dia tidak
mampu menghangatkannya.
4. Jika air berada tidak jauh, namun khawatir akan keselamatan diri,
kehormatan, atau harta. Atau tidak bisa mengambil karena tidak ada alat.
5. Ada air tapi dibutuhkan untuk persediaan air minum.
6. Ada air dan mampu menggunakannya, tapi waktu shalat hampir habis. Jika
ia berwudlu, waktu shalat habis.
Cara Bertayamum :
1. Niat bertayamum.
2. Baca Basmalah.
3. Menempelkan dua telapak tangan ke sha’id
(debu) yang suci.
4. Meniup debu yang menempel di tangan.
5. Mengusapkan dua tangan ke wajah dan ke dua
tangan (punggung telapak tangan) sampai
pergelangan tangan atau sampai siku.
Semoga
Bermanfaat
JAZAAKUMUL
LAH KHOIRON

Anda mungkin juga menyukai