Disusun oleh:
Arif Wicaksono Gegadang Putro
2000018229
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Allah itu bersih dan suci. Untuk menemuinya, manusia harus terlebih dahulu
bersuci atau disucikan. Allah mencintai sesuatu yang bersih dan suci. Dalam hukum
islam bersuci dan segala seluk beluknya adalah termasuk bagian ilmu dan amalan yang
penting terutama karena diantaranya syarat-syarat sholat telah ditetapkan bahwa
seseorang yang akan melaksanakan sholat, wajib suci dari hadas dan suci pula badan,
pakaian dan tempat dari najis. Dalam kehidupan sehari hari kita tidak terlepas dari
sesuatu yang kotor dan najis sehingga thaharah dijadikan sebagai alat dan cara
bagaimana mensucikan diri sendiri agar sah saat menjalankan ibadah. Dalam makalah
ini akan menjelaskan tata cara thaharah baik tayamum, wudhu, dan mandi wajib.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana tata cara tayamum?
2. Bagaimana tata cara wudhu?
3. Bagaimana tata cara mandi wajib?
C. TUJUAN
1. Ingin mengetahui tentang tata cara thaharah
2. Ingin mengetahui apa saja thaharah
1. Tata cara Tayamum
Tayamum adalah cara bersuci dari hadas besar dan hadas kecil menggunakan
debu atau tanah sebagai pengganti air pada kondisi tertentu. Secara istilah, tayamum
artinya mengusap wajah dan kedua tangan dengan tanah atau debu sebagai pengganti
wudhu dengan tata cara tertentu.
C. Setelah itu, letakan kedua telapak tangan ke daerah yang berdebu dengan posisi
jari dirapatkan.
D. Kemudian, sebelum mengusapkan ke wajah, harus meniup debu yang ada di
tanganmu agar tidak terlalu banyak.
E. Mengusap punggung telapak tangan kanan 1 kali, dan mengusap punggung
telapak tangan kiri 1x.
Sunah Tayamum
A. Membaca basmalah.
Setiap melakukan kegiatan hendaknya kita membaca basmalah agar kegiatan yang
kita lakukan berjalan lancar.
B. Mendahulukan yang kanan.
Ketika melakukan hal yang suci seperti tayamum ini, disunahkan untuk
mendahulukan bagian kanan seperti tangan kanan
C. Menipiskan Debu.
Debu yang digunakan untuk tayamum tidak perlu terlalu banyak. Tayamum
berbeda dengan wudu yang membutuhkan air yang banyak.
Hal- hal yang membatalkan tayamum
1. Menemukan air
Tayamum akan langsung batal jika kamu telah menemukan air sebelum
melakukan salat. Sesuatu yang digantikan sudah ada maka penggantinya tidak
akan berguna.
2. Bisa Menggunakan Air
Air bisa menjadi halangan beribadah jika seseorang yang sakit tidak boleh terkena
air dalam sesi pengobatannya. Namun jika penyakitnya sudah sembuh maka
tayamum bisa batal.
3. Murtad
Tayamum akan batal jika kamu keluar dari Islam atau agamamu bukan Islam
4. Hilang akal pikiran/gila
Seseorang yang kehilangan akal sehatnya maka otomatis tayamumnya akan batal
5. Tidur
elakukan tayamum lalu tidur sehingga telinga dan mata secara bersamaan tidak
berfungsi maka tayamum dinyatakan batal.
6. Buang air kecil dan buang air besar
Dengan membuang air kecil dan besar maka otomatis tayamum akan batal
7. Kentut
Kentut adalah sebuah gas yang keluar melalui anus, hal ini sama saja seperti
buang air kecil dan buang air besar.
8. Haid
Ketika wanita memasuki masa datang bulan atau haid saat sudah melakukan
tayamum maka tayamum dinyatakan batal.
2. Tata cara Wudhu
Wudhu adalah salah satu cara untuk menghilangkan hadast kecil, pada umumnya
berwudhu dilakukan sebelum melaksanakan ibadah. Hai itu dilakukan ketika ibadah
diharuskan dalam keadaan suci dan bersih.
Perintah melakukan wudhu sebelum melaksanakan shalat tercantum dalam surat Al
Maidah ayat 6 yang berbunyi:
سحوا هبرءوسهك ْم َوأ َ ْرجلَك ْم هإلَى ا ْل َك ْع َبي هْن َياأ َ ُّيهَا الذهينَ آ َمنوا هإذَا ق ْمت ْم هإلَى الص ََل هة فَا ْغسهلوا وجوهَك ْم َوأ َ ْي هد َيك ْم هإلَى ا ْل َم َراف ه
َ هق َوا ْم
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku dan usaplah kepalamu dan (basuh)
kedua kakimu sampai dengan kedua mata kaki.” (Al-Maidah: 6).
صغَ هر فَ ْرضًا ه ٰ ه
لِل تَعَالَى نَ َو ْيت ا ْلوض ْو َء هل َر ْف هع ا ْل َح َد ه
ْ َث اِْل
Artinya: “Saya berniat berwudhu untuk menghilangkan hadast kecil fardu (wajib)
karena Allah ta’ala.”
َاَللٰهم اجْ عَ ْلنه ْى همنَ التوابه ْين. عبْده َو َرس ْوله َ شهَد اَن محَمدًا ْ َشهَد اَ ْن َِلا ٰهلهَ اهِلللا َوحْ دَه ِلَش هَر ْيكَ لَه َوا
ْ َا
َ
َ َوجْ عَ ْلنه ْي هم ْن هعبَادهكَ الصا هل هح ْين، ََواجْ عَ ْلنه ْى همنَ ا ْلمتَط هه هِّر ْين
Asyhadu allaa ilaahah illallaah wahdahuu laa syariika lahuu wa asyhadu anna
muhammadan ‘abduhuu wa rosuuluh. Allaahummaj’alnii minat tawwaabiina
waj’alnii minal mutathahhiriina, waj’alnii min ‘ibadikash shaalihiin.
Artinya:
“Aku bersaksi, tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Tunggal, tiada sekutu bagi-
Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan Utusan-Nya.
Ya Allah, jadikanlah aku orang yang bertaubat dan jadikanlah aku orang yang suci
dan jadikanlah aku dari golongan hamba-hamba Mu yang shalih.”
Syarat Sah wudhu
1. Islam
2. Berakal
3. Tidak berhadast besar
4. Menggunakan air suci dan mensucikan
5. Tidak ada yang menghalangi air ke sulit, seperti getah dan sebagainya yang melekat
diatas kulit
6. Tamyiz atau dapat membedakan hal hal baik dan buruk
Rukun wudhu
1. Niat
2. Membasuh muka
3. Membasuh dua tangan sampai siku
4. Membasuh kepala
5. Membasuh dua telapak kaki sampai mata kaki
6. Tertib atau urut
Sunah wudhu
1. Ketika berwudhu mendahulukan yang bagian kanan
2. Membasuh setiap anggota 3 kali muka, tangan, dan kaki
3. Berturut turut antara anggota. Maksud berturut-turut adalah sebelum kering anggota
pertama, anggota kedua sudah dibasuh, sebelum anggota kedua kering, anggota ketiga
sudah dibasuh, dan seterusnya.
4. angan meminta pertolongan kepada orang lain kecuali jika terpaksa karena
berhalangan, misalnya sakit.
5. Tidak diseka, kecuali apabila ada hajat, umpamanya dingin.
6. Menjaga supaya percikan air itu jangan kembali ke badang.
7. Jangan berbicara ketika berwudhu, kecuali ada hajat.
8. Bersiwak, gosok gigi atau menggunakan siwak
9. Membaca doa syahadat setelah selesai wudhu
Air yang telah berubah salah satu sifatnya karena bercampur dengan suatu benda yang
suci, seperti air kopi, teh, dan sebagainya.
Air sedikit, kurang dari dua kulah dan sudah terpakai untuk menghilangkan hadast
atau menghilangkan hukum najis, sedangkan air itu tidak berubah sifatnya dan tidak
pula bertambah timbangannya.
Air pohon-pohon atau air buah-buahan, seperti air yang keluar dari pohon kayu, air
kelapa, dan sebagainya.
Sudah berubah salah satu sifatnya oleh najis. Air ini tidak boleh dipakai lagi, baik
sedikir atau abanyak, karena hukumnya sudah najis.
Air bernajis, tetapi tidak berubah salah satu sifatnya. Jika air ini sedikit atau kurang
dari dua kulah, maka air ini tidak boleh dipakai lagi. Kalau air itu dua kulah atau
lebih, hukumnya tetap suci dan menyucikan.
4. Air makruh
Air yang makruh adalah air yang terjemur oleh matahari dalam sebuah bejana selain
bejana emas atau perak. Air ini hukumnya makruh untuk dipakai tubuh, tetapi tidak
makruh untuk pakaian, kecuali air yang terjemur di tanah, seperti air sawah, air
kolam, dan tempat-tempat yang bukan bejana yang mungkin berkarat.
3. Tata cara Mandi Wajib
Mandi wajib adalah salah satu mandi yang diwajibkan untuk mensucikan diri dari
hadas besar tujuan mandi wajib adalah untuk bisa melaksanakan ibadah. Dalam dalil
mengenai perintah mandi wajib dalam Al quran dalam surat An Nisa ayat 43
سبِيْل َحتّٰى َ ي َ سك َٰارى َحتّٰى ت َ ْعلَ ُم ْوا َما تَقُ ْولُ ْونَ َو َّل ُجنُبًا ا َِّل
ْ عابِ ِر ُ ص ٰلوة َ َواَ ْنت ُ ْم
َ ٰيٰٓاَيُّ َها الَ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا َّل ت َ ْق َربُوا ال
َ ِسفَر ا َ ْو َج ۤا َء ا َ َحد مِ ْن ُك ْم مِ نَ ْالغ َۤاىِٕطِ اَ ْو ٰل َم ْست ُ ُم الن
س ۤا َء فَلَ ْم ت َِجد ُْوا َم ۤا ًء فَتَيَ َم ُم ْوا َ ع ٰلىَ ت َ ْغت َ ِسلُ ْوا َۗوا ِْن ُك ْنت ُ ْم َم ْرضٰ ٰٓ ى ا َ ْو
غفُ ْو ًراَ عفُ ًّوا َ َّللا َكان َ ّٰ س ُح ْوا ِب ُو ُج ْو ِه ُك ْم َواَ ْي ِد ْي ُك ْم ۗ ا َِن ْ َط ِيبًا ف
َ ام َ ص ِع ْيدًا َ
Artinya:
“Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu mendekati salat ketika kamu dalam
keadaan mabuk, sampai kamu sadar apa yang kamu ucapkan, dan jangan pula (kamu
hampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub kecuali sekedar melewati jalan
saja, sebelum kamu mandi (mandi junub). Adapun jika kamu sakit atau sedang dalam
perjalanan atau sehabis buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, sedangkan
kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan debu yang baik (suci);
usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Sungguh, Allah Maha Pemaaf,
Maha Pengampun.”
1. Besetubuh
Apabila telah berhubungan badan atau jimak yang mana mengeluarkan air mani
ataupun tidak
2. Keluarnya air mani secara sengaja atau tidak
Keluarnya air mani yang dimaksud disini adalah cairan yang berasal dari alat
kelamin laki-laki ataupun perempuan, baik itu karena mimpi basah ataupun karena
mempermainkannya, dan juga karena gairah yang ditimbulkan dari pikiran dan
penglihatan.
3. Berhentinya darah haid untuk perempuan
Setelah haid harus diwajibkan untuk bersuci atau mandi
4. Keluar darah nifas
Darah yang keluar ketika bersalin atau nifas juga termasuk wajib disucikan.
Biasanya, nifas akan berlangsung selama 40 hari dan maksimal 60 hari. Apabila
darah nifas berhenti, maka perempuan tersebut harus melaksanakan mandi wajib.
5. Wiladah
Saat perempuan melahirkan secara normal, maka mereka diwajibkan mandi wajib
walaupun yang dilahirkan masih berupa segumpal darah ataupun daging.
Sedangkan bila melahirkan melalui operasi caesar, hal tersebut masih menjadi
perdebatan antara ulama. Ada yang berpendapat harus melakukan mandi wajib,
namun ada pula yang berpendapat tidak perlu.
6. Meninggal dunia selain mati syahid
Harus melakukan mandi wajib terlebih dahulu sebelum dikuburkan.
Tata cara mandi wajib
1. Niat dan membaca basmalah didalam hati
2. Membasuh kedua telapak tangan
3. Mencuci kemaluan dengan tangan kiri
4. Berwudhu sama halnya dengan wudhu ketika shalat
5. Mencuci kepala sampai terkena kulit kepala
6. Membasuh tubuh, mendahulukan bagian tangan, kemudian kiri ratakan semua
7. Mencuci kaki, ratakan agar terkan air semua