Angota:
Deny Erlangga (Teknik Mesin/ Nim: 19103011004)
Ali Mustofa (Teknik Mesin/ Nim: 19103011021)
Bagus Seto M (Teknik Mesin/ Nim: 19103011025)
M Ade Wibowo (Teknik Mesin/ Nim: 19103011043)
Salma Shiva A (Teknik Kimia/ Nim: 19103011017)
TAHARAH
َص ََلَِة فَا ْغ ِسلُوا ُو ُجو َه َُك ْم ََ يَا أَيُّ َها الَّ ِذ
َّ ين آ َمنُوا ِإذَا قُ ْمت َُْم ِإلَى ال
س ُحوا َِب ُر ُُو ِس ُك َْم َوأ َ ْر ُجلَ ُك َْم َِإلَى
َ ق َو ْام َِ َِوأ َ ْي ِديَ ُك َْم ِإلَى ْال َم َراف
َِ ْال َك ْعبَي
ْن
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan
shalat, maka cucilah muka-muka kalian dan tangan-tangan kalian sampai
ke siku, usaplah kepalamu dan cucilah kaki-kaki kalian sampai kedua mata
kaki” [QS. Al Maidah: 6]
Syarat Rukun Wudhu Menurut 4
Madzhab
4 (empat) rukun menurut Al-Hanafiyah mengatakan bahwa rukun
wudhu itu hanya ada 4 sebagaimana yang disebutkan dalam nash
Quran
7 (tujuh) rukun menurut Al-Malikiyah menambahkan dengan
keharusan niat, ad-dalk yaitu menggosok anggota wudhu`. Sebab
menurut beliau sekedar mengguyur anggota wudhu` dengan air
masih belum bermakna mencuci atau membasuh. Juga beliau
menambahkan kewajiban muwalat.
6 (enam) rukun menurut As-Syafi`iyah menambahinya dengan niat
dan tertib yaitu kewajiban untuk melakukannya pembasuhan dan
usapan dengan urut, tidak boleh terbolak balik. Istilah yang beliau
gunakan adalah harus tertib
7 (tujuh) rukun menurut Al-Hanabilah mengatakan bahwa harus niat,
tertib dan muwalat, yaitu berkesinambungan. Maka tidak boleh
terjadi jeda antara satu anggota dengan anggota yang lain yang
sampai membuatnya kering dari basahnya air bekas wudhu`.
Hal-hal yang mebatalkan
wudhu
Dalam buku “nurr ad-dujaa fii tarjamah safiinah an-
najaa” diterangkan bahwa hal hal yang merusak
atau membatalkan wudhu ada empat, yaitu:
َسفَرَ ا َ َْو َجآ ََُ ا َ َح ٌد ِم ْن ُك َْم ِم َن َ علَى َ ضى ا َ َْو َ ن ُك ْنت َُْم َّم ْر َْ َِوا
ََ سآ ََُ فَلَ َْم ت َ ِجد ُْوا مآَُ فَتَيَ َّم ُم ْوا
ص ِعيْدا َِ ْالغَآ ِئ
ِ ط ا َ َْو لَ َم ْست َُُم
َ الن
ُس ُحوا ِب ُو ُج ْو ِه ُك َْم ََو ا ََْي ِديَ ُك َْم ِم ْن َه َ
ْ َط ِيبا ف
َ ام
Artinya: "Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau
kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
perempuan maka jika kamu tidak memperoleh air maka
bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah
wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu“ (Al Maidah ayat 6)
Syarat Tayamum
Telah masuk waktu salat
Memakai tanah berdebu yang bersih dari najis
dan kotoran
Memenuhi alasan atau sebab melakukan
tayamum
Sudah berupaya / berusaha mencari air namun
tidak ketemu
Tidak haid maupun nifas bagi wanita /
perempuan
Menghilangkan najis yang yang melekat pada
tubuh
Hal-hal Yang Membatalkan
Tayamum
Sama dgn setiap perkara yang membatalkan
wudhu. Pertama, hadas besar atau kecil
Kedua, ada atau melihat air di luar waktu shalat.
Sehingga apabila seseorang ber-tayamum
karena tidak ada air, kemudian dia melihat atau
menduga ada air saat sebelum shalat, maka
tayamum-nya otomatis batal. Berbeda apabila
ber-tayamum karena sakit atau sebab yang lain,
maka melihat atau ada air tidak membatalkan
tayamum.
Ketiga, murtad atau keluar dari Islam. Apabila
murtad, walau hanya sebentar, maka tayamum-
nya batal.
Kesunahan Tayamum Menurut 4
Madzab