Anda di halaman 1dari 2

A.

Pengertian Thaharah

Thaharah menurut bahasa artinya “bersih” Sedangkan menurut istilah syara’ thaharah adalah bersih dari
hadas dan najis. Selain itu thaharah dapat juga diartikan mengerjakan pekerjaan yang membolehkan
shalat, berupa wudhu, mandi, tayamum dan menghilangkan najis.

Thaharah secara umum. Dapat dilakukan dengan empat cara berikut.

1) Membersihkan lahir dari hadas, najis, dan kelebihan-kelebihan yang ada dalam badan.
2) Membersihkan anggota badan dari dosa-dosa.
3) Membersihkan hati dari akhlak tercela.
4) Membersihkan hati dari selain Allah.

Cara yang harus dipakai dalam membersihkan kotoran hadas dan najis tergantung kepada kuat dan
lemahnya najis atau hadas pada tubuh seseorang. Bila najis atau hadas itu tergolong ringan atau kecil
maka cukup dengan membersihkan dirinya dengan berwudhu. Tetapi jika hadas atau najis itu tergolong
besar atau berat maka ia harus membersihkannya dengan cara mandi janabat, atau bahkan harus.

Sementara itu, tata cara melakukan thaharah adalah sebagai berikut:

1. Mandi Wajib

Mandi wajib adalah mensucikan diri dari hadats besar dengan membasuh secara merata ke seluruh
tubuh dengan air. Membasuh dubur dan qubul dari najis atau kotoran dengan menggunakan air yang
suci lagi mensucikan atau batu yang suci dan benda padat lain yang menempati kedudukan air dan batu,
yang dapat dilakukan setelah kita buang air. Sementara air adalah seutama-utama alat bersuci, karena
air lebih dapat mensucikan tempat keluarnya kotoran yang keluar dari dubur dan qubul, dibandingkan
dengan selainnya.

2. Wudhu

Sementara wudhu dilakukan untuk menghilangkan hadats kecil saat hendak melaksanakan sholat.
Rasulullah SAW bahkan menganjurkan umat-Nya untuk selalu menjaga dan menyempurnakan wudhu.
Hal ini lantaran keistimewaan dan keutamaan wudhu.

B. Macam-macam Thaharah

Secara umum, thaharah dibagi menjadi dua yaitu thaharah ma’nawiyah dan thaharah nissiyah.
Thaharah ma’nawiyah adalah thaharah hati atau rohani, sedangkan thaharah nissiyah adalah thaharah
badan atau jasmani.
1. Thaharah ma’nawiyah

Thaharah ma’nawiyah atau thaharah qalbu (hati) yakni mensucikan diri dari syirik dan maksiat dengan
bertauhid dan melakukan kegiatan amal sholeh agar senantiasa dekat dengan Allah SWT. Thaharah ini
bisa dikatakan sebagai thaharag yang paling utama dibandingkan thaharah nissiyah, karena thaharah
nissiyah tidak bisa dilaksanakan jika hati kita belum suci. Karena itulah sebagai seorang muslim kita
harus mensucikan diri dan jiwa dari perbuatan syirik dan munafik pun dari kegiatan maksiat seperti
dengki, sombong, dendam, benci, riya’ dan lain-lain.

2. Thaharah nissiyah

Thaharah nissiyah atau thaharah badan dan jasmani merupakan thaharah yang mensucikan diri serta
bagian tubuh dari hadats (baik hadats kecil ataupun hadats besar) serta najis dan segala jenis kotoran.
Untuk menghilangkan hadats kecil harus berwudhu dan untuk menghilangkan hadats besar kita harus
mandi wajib. Namun, apabila dalam kondisi tak ada air, maka kita diperbolehkan melakukan tayamum
dengan tanah atau debu.

C. Ruang lingkup yang harus diketahui bab sesuci

Dalam Fiqih Wanita yang ditulis oleh Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah, ruang lingkup pembahasan
Thaharah meliputi definisi dan hukum thaharah, pembahasan tentang air, pembahasan tentang najis,
pembahasan tentang buang air kecil dan buang air besar, dan bejana.Sedangkan wudhu, tayamum dan
mandi, meskipun ketiganya dibahas secara terpisah, pada hakikatnya juga merupakan ruang lingkup
thaharah.

Dalam Fikih Manhaji, ruang lingkup pembahasan thaharah meliputi 11 bab. Yaitu keharusan bersuci,
bersuci dengan air, wadah air, bersuci dari najis, adab istinja’, bersuci dari hadats, tata cara wudhu,
menyapu khuf, pembalut dan perban, hukum dan ragam mandi, dan tayamum.

Sedangkan dalam Fiqih Sunnah, pembahasan thaharah dibuat dalam bab-bab terpisah. Yakni thaharah,
wudhu, menyapu sepatu, mandi, tayamum, dan menyapu pembalut

D. Kaidah dasar hukum

Thaharah hukumnya wajib sebagaimana Allah SWT berfirman,


“Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak mengerjakan salat, maka basuhlah muka kalian
dan tangan kalian sampai dengan siku, dan sapulah kepala kalian, dan (basuh) kaki kalian sampai dengan
kedua mata kaki.” (Al-Maidah: 6).

Allah SWT juga berfirman, “Dan, pakaianmu bersihkanlah.” (Al-Mudatstsir: 4)

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan
diri.” (Al-Baqarah: 222).

Rasulullah bersabda (yang artinya), “Kunci salat adalah bersuci.”


Dalam hadist lain Rasulullah SAW bersabda, “Salat tanpa wudhu tidak diterima.” (HR Muslim)

Anda mungkin juga menyukai