Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Shalat
Secara etimologi shalat berarti do’a dan secara terminology / istilah shalat adalah
ibadah dengan perkataan-perkatan dan perbuatan-perbuatan tertentu, diawali dengan takbir,
dan diakhiri dengan salam. Shalat mencakup : Shlat fardhu lima waktu, shalat jum’at, sholat
jenazah. Juga sujud tilawah dan sujud syukur jika kita katakan kedua sujud ini dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam.

B. Dalil atau Ayat Tentang Kewajiban Shalat


Dalam Q.S Al-Baqarah Ayat 43 : “ Wa aqīmuṣ-ṣalāta wa ātuz-zakāta warka'ụ ma'ar-
roki'īn “ artinya : “ Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang
yang ruku' “
Selanjutnya dalam Q.S.An-Nur Ayat 56 : “Wa aqīmuṣ-ṣalāta wa ātuz-zakāta wa aṭī'ur-
rosụla la'allakum tur-ḥamụn “ artinya : “Dan kerjakanlah shalat, berikanlah zakat, dan taat
kepada Rasul, agar supaya kalian semua diberi rahmat “
Dari dalil – dalil Al-Qur'an di atas tidak ada kata – kata perintah shalat dengan perkataan
“laksanakanlah” tetapi semuanya dengan perkataan “dirikanlah”. Dari unsur kata – kata
melaksanakan itu tidak mengandung unsur batiniah sehingga banyak mereka yang Islam dan
melaksanakan shalat tetapi mereka masih berbuat keji dan munkar. Sementara kata mendirikan
selain mengandung unsur lahir juga mengandung unsur batiniah sehingga apabila shalat telah
mereka dirikan, maka mereka tidak akan berbuat jahat.

C. Referensi as-sunah atau hadis tentang sholat


1. Sholat merupakan sebaik-baik amalan setelah dua kalimat syahadat

Dari 'Abdullah bin Mas'ud, ia berkata, "Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam, 'Amalan apakah yang paling afdhol?' Nabi menjawab, 'Sholat pada waktunya.'
Lalu aku bertanya lagi, 'Terus apa?' 'Berbakti pada orang tua,' jawab Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam. 'Lalu apa lagi,' aku bertanya kembali. 'Jihad di jalan Allah,' jawab Nabi. (HR. Bukhari no.
7534 dan Muslim no. 85).

2. Sholat adalah tiang agama

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sholat adalah tiang agama, barangsiapa


mendirikannya maka sungguh ia telah menegakkan agama (Islam) itu dan barangsiapa
meninggalkannya maka sungguh ia telah merobohkan agama (Islam) itu," (Baihaqi). Islam jika
diibaratkan sebagai sebuah bangunan tentu harus memiliki tiang penyangga. Penyangga di sini
dimaksudkan agar bangunan itu kokoh kuat dan tidak roboh. Begitu juga dengan Islam. Dalam
hadits di atas dikemukakan bahwa penyangga atau penopang agama Islam ini adalah sholat.
Seorang muslim yang selalu mendirikan sholat lima waktu apalagi jika berjamaah, maka ia
tengah menguatkan kekokohan agamanya.
D. Kaefiyah Sholat

a) Syarat Sah Sholat yang Benar dan Sempurna

1. Aurat tertutup pastikan jangan sampai ada pakaian yang tersingkap, seperti pakaian yang
kekecilan sehingga dapat terbuka saat melakukan gerakan sholat.
2. Suci tubuh, pakaian dan tempat sholat suci dari hadats serta najis.
3. Bersuci wudhu sesuai yang sudah diajarkan Rasulullah Salawah’hualaihi wasalam.
4. Masuk waktu shalat
5. Menghadap arah kiblat
6. Tumakninah tenang, khyusuk, fokus, dan tertib atau urut sesuai dengan rukun Sholat.

b) Rukun Sholat yang Benar dan Sempurna

Rukun dari sholat ini konsekuensinya wajib untuk dilakukan. Jika sengaja ditinggalkan atau
tidak dilakukan berarti batal sholatnya .
1. Niat Sholat, niat adalah bermaksud melakukan sesuatu sekalipun hanya dalam hati, hal
tersebut sudah termasuk niat tanpa harus melafalzkannya.
2. Berdiri Tegak Pandangan mata mengarah ke tempat sujud bagi yang mampu. Bagi yang
tidak mampu boleh sambil duduk atau berbaring bagi yang sedang sakit.
3. Takbiratul IhramMengucapkan Takbir “Allahu akbar”
4. Membaca Surat al-Fatihah pada tiap-tiap raka’at.
5. Rukuk dengan tumakninah.
6. Bangun dari ruku’ dan I’tidal dilakukan dengan tumakninah.
7. Sujud dilakukan dengan tumakninah.
8. Duduk diantara dua sujud dilakukan dengan tenang dan ikhlas atau tidak terburu-buru.
9. Duduk Tasyahhud Akhir dilakukan dengan tumakninah.
10. Membaca tasyahud akhir.
11. Membaca shalawat pada Nabi Sallawahualaihiwasalam saat Tasyahhud Akhir
12. Salam
13. Tertib yakni mengurutkan rukun-rukun sesuai apa yang telah dituturkan.

E. Hakikat Ibadah Sholat Sebenarnya


Ibnul Qoyyim rahimahullah menguraikan hakikat shalat, “Dengan shalat, hati seorang
hamba dan seluruh anggota tubuh beribadah.  (Dalam shalat),Allah menjadikan bagian
(anugerah) untuk hati lebih sempurna dan lebih besar, yaitu berupa (hati bisa) menghadap kepada
Rabb nya Subhanahu, bergembira dan merasakan kelezatan berdekatan dengan-Nya, merasakan
nikmat dengan mencintai-Nya, riang gembira menghadap kepada-Nya, tidak berpaling kepada
selain-Nya saat beribadah (shalat) serta menyempurnakan hak-hak peribadatan kepada-Nya,
sehingga ibadahnya sesuai dengan apa yang Dia ridhoi”
F. Dasar Hukum
Sholat adalah kewajiban kita sebagai manusia kepada Tuhan penciptanNya, dan pada
dasarnya manusia yang membutuhkan Ibadah Sholat. Yang jikerjakan mendapat pahala dan jika
ditinggalkan mendapat dosa. Pahala sholat akan lebih banyak jika dikerjakan berjamaah daripada
sendirian. Kewajiban ini menjadi pondasi seperti tiang. Jika tiangnya roboh maka seluruh amalan
kita juga tidak sempurna.

Anda mungkin juga menyukai