Anda di halaman 1dari 3

BAB 4

SHALAT

A. Pengertian Shalat
Secara etimologi shalat berarti do’a dan secara istilah, para ahli fiqih
mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan
dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang
dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat yang telah ditentukan.
Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara hamba
dengan Tuhannya sebagai bentuk, ibadah yang di dalamnya merupakan amalan yang
tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul
ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun yang telah
ditentukan syara’.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah
merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan dengan perbuatan yang diawali
dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah
ditentukan syara. Juga shalat merupakan penyerahan diri (lahir dan bathin) kepada
Allah dalam rangka ibadah dan memohon ridho-Nya.
B. Kedudukan Shalat dalam Islam
Dalam agama Islam shalat mempunyai kedudukan yang sangat tinggi,
diantaranya sebagai berikut :
1. Sebagai suatu ibadah yang terpenting, karena merupakan perkara keda dalam
rukun Islam setelah mengucapkan syahadat.
2. Sebagai ciri orang yang bertaqwa dan orang mukmin.
3. Sebagai salah satu tiangnya agama.
4. Amalan yang pertama kali dihisab di hari kiamat.
5. Mencegah perbuatan keji dan munkar, serta untuk memohon pertolongan.
C. Sejarah Kewajiban Shalat
Perintah tentang diwajibkannya mendirikan shalat tidak seperti Allah
mewajibkan zakat dan lainnya. Perintah mendirikan shalat yaitu melalui suatu proses
yang luar biasa yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW yaitu melalui Isra dan
Mi’raj, dimana proses ini tidak dapat dipahami hanya secara akal melainkan harus
secara keimanan sehingga dalam sejarah digambarkan setelahnya Nabi melaksanakan
Isra dan Mi’raj, umat Islam ketika itu terbagi tiga golongan yaitu, yang secara terang-
terangan menolak kebenarannya itu, yang setengah-tengahnya dan yang yakin sekali
kebenarannya.
Dilihat dari prosesnya yang luar biasa maka shalat merupakan kewajiban yang
utama, yaitu mengerjakan shalat dapat menentukan amal-amal yang lainnya, dan
mendirikan sholat berarti mendirikan agama dan banyak lagi yang lainnya.
D. Dalil-dalil tentang Shalat
Adapun ayat Al-Qur’an mengenai perihal shalat, diantaranya :

َّ ‫َوَأقِي ُموا> ال‬


َ‫صاَل ةَ َوآتُوا ال َّز َكاةَ َوارْ َكعُوا> َم َع الرَّا ِك ِعين‬
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang
ruku'.” (Q.S Al-Baqarah Ayat 43)

َ‫صاَل ةَ َوآتُوا ال َّز َكاةَ َوَأ ِطيعُوا> ال َّرسُو َل لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُمون‬
َّ ‫َوَأقِي ُموا> ال‬

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu
diberi rahmat.” (Q.S An Nur ayat 56)

E. Syarat-syarat dalam Shalat


Seorang mukmin yang baik mampu mengetahui bagaimana syarat dalam
beribadah salah satunya shalat. Diantaranya ada beberapa syarat-syarat shalat yaitu :
1. Beragama Islam,
2. Mumayyiz,
3. Mengetahui fardhu-fardhu shalat,
4. Masuk waktu yang telah ditentukan untuk melaksanakan shalat,
5. Suci dari hadast kecil dan besar,
6. Menutup aurat,
7. Menghadap ke arah kiblat,
8. Tidak banyak bergerak selain gerakan shalat,
9. Tidak berbicara selain bacaan shalat,
10. Mengetahui rukun dan mana yang sunnah.
Adapun syarat menurut Imam Syafi’i diantaranya : suci, suci fisik dari hadas,
suci badan dari najis, suci pakaian dari najis, suci tempat dari najis, mengetahui waktu
shalat, dan menghadap ke arah kiblat.
F. Rukun Shalat
Setelah mengetahui syarat dalam shalat seorang mukmin diwajibkan untuk
mengetahui rukun shalat, ada beberapa diantaranya :
1. Niat
Melakukannya dengan dibaca didalam hati, hal tersebut sudah termasuk niat tanpa
harus melafalkannya.
2. Takbiratul Ihram
Mengucapkan “Allahu Akbar” ketika mengawali ibadah shalat.
3. Berdiri tegak bagi yang mampu, bagi yang sakit atau cacat kaki boleh duduk.
4. Membaca surat Al-Fatihah.
5. Ruku (badan dibungkukan sekitar 90 derajat)
6. I’tidal
7. Sujud (antara kening dan hidung dikenakan ke atas sajadah).
8. Duduk diantara dua sujud.
9. Duduk tasyahud akhir.
10. Membaca tasyahud akhir.
11. Membaca shalawat pada tasyahud akhir.
12. Membaca salam yang pertama.
13. Tertib / berurutan dari awal hingga akhir.
G. Sunnah dalam Shalat
Seorang mukmin dapat melakukan sunnah dalam mengerjakan shalat atau
dalam rukun shalat. Adapun beberapa sunnah dalam melaksanakan shalat yaitu :
1. Membaca doa iftitah.
2. Membaca surat selain Al-Fatihah/ surat-surat pendek.
3. Mengangkat kedua tangan sebatas pundak atau telinga.
4. Mengangkat kedua tangan setiap gerakan shalat kecuali sujud, duduk diantara dua
sujud, dan tasyahud akhir.
5. Tangan kanan diatas tangan kiri setelah selesai takbiratul ihram.
6. Mengucapkan aamiin ketika shalat berjamaah dengan imam.
7. Membaca tasbih sebanyak 3 kali ketika ruku dan sujud.
8. Membaca “sami ‘allaahu liman hamidah” setelah ruku.
9. Doa pada tasyahud akhir.
10. Mengucapkan salam yang kedua.
H. Hal-hal yang Membatalkan Shalat
Agar terhindar dari membatalkan shalat, seorang mukmin perlu mengetahui
hal yang dapat membatalkan dalam melaksanakan shalat, diantaranya :
1. Shalat dianggap tidak sah/batal apabila salah satu syarat rukun yang ditinggalkan
secara sengaja.
2. Sedang berhadas.
3. Terkena kotoran/najis : air seni.
4. Berbicara dengan sengaja.
5. Aurat yang terbuka.
6. Makan dan minum.
7. Bergerak atau bercanda lebih dari 3 kali dianggap batal/tidak sah.
8. Membelakangi arah kiblat.
9. Menambah rukun berupa perbuatan.
10. Tertawa.
11. Mendahului setiap gerakan imam.
12. Murtad.

Anda mungkin juga menyukai