Disusun oleh:
FAKULTAS SYARIAH
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Artinya: 56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdi kepada-Ku. 57. aku tidak menghendaki rezki
sedikitpun dari mereka dan aku tidak menghendaki supaya mereka
memberi-Ku makan. 58. Sesungguhnya Allah Dialah Maha pemberi rezki
yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.(Qs. Adz Dzariyat:56-58)
1
Diantara bentuk dari ibadah mahdoh yaitu sholat, sholat memiliki
ketentuan tersendiri baik syarat wajib, syarat sah, ketentuan tata cara
pelaksanaan, dan ketentuukan hukumnya bagi yang melalaikanya. Dalam
makalah ini akan dibahas mengenai beberapa hal berkenaan dengan sholat
yang akan dibahas pada bab berikutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah definisi sholat dan keutamaanya?
2. Bagaimanakah ketentuanya adzan dan iqomah?
3. Bagaimanakah kedudukan sholat dan hukum meninggalanya?
4. Apa saja ketentuan waktu dalam sholat?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Mohammad Rifa’i, Risalah Tuntutan Shalat Lengkap (Semarang: CV Toha Putra,
1976), Hlm.34.
3
8. Berjalan menuju shalat akan dicatat sebagai kebaikkan, bias
meninggalkan derajat dan menghapus dosa.
9. Dianggap bertamu di surga.
10. Dengan shalat, Allah menghapus dosa di antara shalat yang satu ke
shalat berikutnya.
11. Shalat bisa menghapuskan dosa yang telah lalu.
12. Para malaikat mendoakan orang yang melakukan shalat selama dia
berada di tempat shalatnya dan dia akan tetap terhitung sebagai orang
yang shalat selama (keinginan untuk) shalat masih menahannya.
13. Menunggu waktu shalat adalah ribath (berjaga-jaga) di jalan
Allah.2
2
Muchotob Hamzah, Shalat Jamaah (Jakarta: Gema Insani, 2000), hlm. 54.
4
Allah dan RasulNya berlepas diri dari orang-orang musyrikin. kemudian
jika kamu (kaum musyrikin) bertobat, Maka bertaubat itu lebih baik
bagimu; dan jika kamu berpaling, Maka ketahuilah bahwa
Sesungguhnya kamu tidak dapat melemahkan Allah. dan beritakanlah
kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang
pedih. (Qs. At Taubah:3)
Adapun makna adzan secara istilah adalah seruan yang menandai
masuknya waktu shalat lima waktu dan dilafazhkan dengan lafazh-lafazh
tertentu.3 Adzan dan Iqomah merupakan di antara amalan yang utama di
dalam Islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda :
“Imam sebagai penjamin dan muadzin (orang yang adzan)
sebagai yang diberi amanah, maka Allah memberi petunjuk kepada para
imam dan memberi ampunan untuk para muadzin” . Sedangkan definisi
adalah Iqamah secara istilah maknanya adalah pemberitahuan atau seruan
bahwa sholat akan segera didirikan dengan menyebut lafazh-lafazh
khusus.
Ulama berselisih pendapat tentang hukum Adzan. Sebagian ulama
mengatakan bahwa hukum azan adalah sunnah muakkad, namun
pendapat yang lebih kuat dalam masalah ini adalah pendapat yang
mengatakan hukum adzan adalah fardu kifayah. Akan tetapi perlu
diingat, hukum ini hanya berlaku bagi laki-laki. Wanita tidak diwajibkan
atau pun disunnahkan untuk melakukan adzan 4. Hukum iqamah sama
dengan hukum adzan, yaitu fardu kifayah. Dan hukum ini juga tidak
berlaku untuk wanita.5
b. Syarat Pelaksanaan Adzan
1. Telah Masuk Waktu Shalat
3
Syaikh Abdullah Al Bassam, Aisirul ‘Alam Syarah ‘Umdatul Ahkam, (Maktabah Al
Asadi: Tt). Hlm.84
4
Syaikh Kamal Bin As Sayid Salim, Shahih Fiqh Sunnah, (Darut Taufiqqiyyah
Litturotsi: Tt). ,Hlm.240..
5
Syaikh Abdullah Al Bassam, Taudihul Ahkam Syarah Bulughul Maram, (Darul
Mayman: Tt). Hlm.573.
5
Syarat sah adzan adalah telah masuknya waktu shalat, sehingga
adzan yang dilakukan sebelum waktu solat masuk maka tidak sah.
Akan tetapi terdapat pengecualian pada adzan subuh. Adzan subuh
diperbolehkan untuk dilaksanakan dua kali, yaitu sebelum waktu
subuh tiba dan ketika waktu subuh tiba (terbitnya fajar shadiq).
2. Berniat Adzan
Hendaknya seseorang yang akan adzan berniat di dalam hatinya
(tidak dengan lafazh tertentu) bahwa ia akan melakukan adzan ikhlas
untuk Allah semata.
3. Dikumandangkan Dengan Bahasa Arab
Menurut sebagian ulama, tidak sah adzan jika menggunakan
bahasa selain bahasa arab. Di antara ulama yang berpendapat
demikian adalah ulama dari Madzhab Hanafiah, Hambali, dan
Syafi’i.
4. Tidak Ada Lahn Dalam Pengucapan Lafadz Adzan Yang Merubah
Makna
Maksudnya adalah hendaknya adzan terbebas dari kesalahan-
kesalahan pengucapan yang hal tersebut bisa merubah makna adzan.
Lafadz-lafadz adzan harus diucapkan dengan jelas dan benar.
5. Lafadz-Lafaznya Diucapkan Sesuai Urutan
Hendaknya lafadz-lafadz adzan diucapkan sesuai urutan
sebagaimana dijelaskan dalam hadits-hadits yang sahih. Adapun
bagaimana urutannya akan dibahas di bawah.
6. Lafadz-lafadznya diucapkan bersambung
Maksudnya adalah hendaknya antara lafazh adzan yang satu
dengan yang lain diucapkan secara bersambung tanpa dipisah oleh
sebuah perkataan atau pun perbuatan di luar adzan. Akan tetapi
diperbolehkan berkata atau berbuat sesuatu yang sifatnya ringan
seperti bersin.
7. Adzan diperdengarkan kepada orang yang tidak berada di tempat
muadzin
6
Adzan yang dikumandangkan oleh muadzin haruslah terdengar
oleh orang yang tidak berada di tempat sang muadzin melakukan
adzan. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara mengeraskan suara
atau dengan alat pengerasa suara.6
c. Syarat-Syarat Muadzin
1. Muslim
Disyaratkan bahwa seorang muadzin haruslah seorang muslim.
Tidak sah adzan dari seorang yang kafir.
2. Ikhlas Hanya Mengharap Wajah Allah
Sepatutnya seorang muadzin melakukan adzan dengan niat ikhlas
mengaharap wajah Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
salam bersabda : “Tetapkanlah seorang muadzin yang tidak
mengambil upah dari adzannya itu.” 7
3. Adil Dan Amanah
Yaitu hendaklah muadzin adil dan amanah dalam waktu-waktu
shalat. Dalam artian mengerti waktu waktu sholat.
4. Memiliki Suara Yang Lantang
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda kepada sahabat
Abdullah bin Zaid: “pergilah dan ajarkanlah apa yang kamu lihat
(dalam mimpi) kepada Bilal, sebab ia memiliki suara yang lebih
bagus dari pada suaramu”
5. Mengetahui Kapan Waktu Solat Masuk
Hendaknya seorang muadzin mengetahui kapan waktu solat
masuk sehingga ia bisa mengumandangkan adzan tepat pada awal
waktu dan terhindar dari kesalahan. 8
6
Syaikh Kamal Bin As Sayid Salim, Shahih Fiqh Sunnah, (Darut Taufiqqiyyah
Litturotsi: Tt). Hlm.243
7
Syaikh Abdullah Al Bassam Taudihul Ahkam Syarah Bulughul Maram, (Darul
Mayman: Tt) Hlm.605,
8
Syaikh Kamal bin As Sayid Salim, Shahih Fiqh Sunnah, (Darut Taufiqqiyyah
Litturotsi. Tt) Hlm.247
7
d. Tata Cara Adzan Dan Iqomah
Adzan seperti ini adalah cara yang dipilih oleh abu hanifah dan
imam ahmad.
8
adalah hadits yang tidak sahih. Sehingga adzan dengan cara ini tidak
disyariatkan.
4xاَهللُ ا َ ْك َب ُر
2x ُش َه ُد ا َ ْن الَاِلَهَ اِالَّ للا
ْ َا
ُ ش َه ُد اَنَّ ُم َح َّمدًا َّر
2x ِس ْو ُل للا ْ َا
َّ علَي ال
2x صالَ ِة َ َح َّي
2x ِعلَي ا ْلفَالَح
َ َح َّي
2x ُصالَة ِ قَ ْد قَا َم
َّ ت ال
2x اَهللُ ا َ ْكبَ ُر
1x ُالَ اِلَهَ اِالَّ للا
9
Hal ini berdasarkan dalil-dalil umum yang menganjurkan agar
manusia dalam keadaan suci ketika berdizikir (mengingat) kepada
Allah.
2. Adzan dalam keadaan berdiri
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salamdalam
hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar : “berdiri wahai bilal!
Serulah manusia untuk melakukukan solat!”
10
orang tersebut keluar dari Islam, diancam hukuman mati, jika tidak
bertaubat dan tidak mengerjakan shalat.10
Sementara Imam Abu Hanifah, Malik dan Syafi’i mengatakan:
“Orang yang meninggalkan shalat adalah fasik dan tidak kafir”, namun,
mereka berbeda pendapat mengenai hukumannya, menurut Imam Malik
dan Syafi’i “diancam hukuman mati sebagai hadd”, dan menurut Imam
Abu Hanifah “diancam hukuman ta’zir, bukan hukuman mati”. Apabila
masalah ini termasuk masalah yang diperselisihkan, maka yang wajib
adalah dikembalikan kepada kitab Allah subhaanahu wa ta’aala dan
sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena Allah subhaanahu
wa ta’aala berfirman:
10
Mohamad Rifai, Terjemah Khulasah Kifayatul Akhyar,(Semarang: Toha Putra,1978).
Hlm.67
11
12
seagama. dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang
mengetahui.(Qs. At Taubah;11)
13
keluar dari Islam, karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjadikan shalat sebagai batas pemisah antara orang orang mu’min
dan orang orang kafir, dan hal ini bisa diketahui secara jelas bahwa
aturan orang kafir tidak sama dengan aturan orang Islam. Karena itu,
barang siapa yang tidak melaksanakan perjanjian ini maka dia termasuk
golongan orang kafir.
1) Shalat adalah tiang Islam. Islam seseorang tidaklah tegak kecuali
dengan shalat.
14
mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak,
dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat
wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala mengatakan, ’Lihatlah apakah
pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?’ Maka shalat
sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang.
Begitu juga amalan lainnya seperti itu.”
“Tali ikatan Islam akan putus seutas demi seutas. Setiap kali
terputus, manusia bergantung pada tali berikutnya. Yang paling awal
terputus adalah hukumnya, dan yang terakhir adalah shalat.” (HR.
Ahmad 5: 251. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad
hadits ini jayyid)
Hadits ini jelas menyatakan bahwa ketika tali Islam yang pertama
sudah putus dalam diri seseorang, yaitu ia tidak berhukum pada hukum
Islam, ia masih bisa disebut Islam. Di sini Nabi tidak mengatakan bahwa
15
ketika tali pertama putus, maka kafirlah ia. Bahkan masih ada tali-tali yang
lain hingga yang terakhir adalah shalatnya.
ُ صالَة
َّ آخ ُر َما يَ ْبقَى ِم ْن ِد ْينِ ِه ْم ال ِ َّأ َ َّو ُل َما يَ ْرفَ ُع ِمنَ الن
ِ اس األ َ َمانَةُ َو
ت أ َ ْي َمانُ ُك ْم
ْ صالَة َ َو َما َملَ َك
َّ صالَة َ ال
َّ ال
16
7. Rukun Islam yang paling utama setelah dua kalimat syahadat adalah shalat
17
. سولُهُ َو ِإقَ ِام َ َّللاُ َوأ َ َّن ُم َح َّمدًا
ُ ع ْبدُهُ َو َر َّ َّش َهادَةِ أ َ ْن الَ ِإلَهَ ِإال
َ علَى خ َْم ٍس
َ اإل ْسالَ ُم
ِ ى َ ِبُن
َضان
َ ص ْو ِم َر َم ِ الز َكاةِ َو َحجِ ْالبَ ْي
َ ت َو َّ صالَةِ َو ِإيت َِاء
َّ ال
18
علَ ْي َها َال نَسْأَلُكَ ِر ْزقًا نَحْ ُن ن َْر ُزقُكَ َو ْالعَاقِبَةُ ِللت َّ ْق َوى َ ص
َ طبِ ْر َّ َوأْ ُم ْر أ َ ْهلَكَ بِال
ْ ص َالةِ َوا
19
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan
bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki
kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang
baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS. Thaha: 132).
12. Semenjak anak-anak sudah diperintahkan shalat dan boleh dipukul jika
tidak shalat pada waktu berumur 10 tahun. Perintah shalat ini tidak
ditemukan pada amalan lainnya, sekaligus hal ini menunjukkan mulianya
ibadah shalat.
13. Siapa yang tertidur atau lupa dari shalat, maka hendaklah ia
mengqodhonya. Ini sudah menunjukkan kemuliaan shalat lima waktu
karena mesti diganti.
20
“Barangsiapa yang lupa shalat, hendaklah ia shalat ketika ia
ingat. Tidak ada kewajiban baginya selain itu.” (HR. Bukhari no. 597 dan
Muslim no. 684).
َ ُارت ُ َها أ َ ْن ي
ص ِليَ َها إِذَا ذَ َك َرهَا َ َّع ْن َها فَ َكف َ صالَة ً أ َ ْو ن
َ َام َ َم ْن نَس
َ ِى
11
Sa’id Bin ‘Abi Wahf Al Qohthoni, Shalatul Mu’min,, (Maktabah Malik Fahd: 143.
Hlm.
12
HR. Al Bukhori No. 541.
21
rodhiyallahu ‘anhu, yang artinya “Waktu Sholat Zhuhur adalah
ketika telah tergelincir matahari (menuju arah tenggelamnya)
hingga bayangan seseorang sebagaimana tingginya selama belum
masuk waktu ‘Ashar”
Akhir Waktu Shalat Zhuhur Para ulama bersilisih pendapat
mengenai akhir waktu zhuhur namun pendapat yang lebih tepat dan
ini adalah pendapat jumhur/mayoritas ulama adalah hingga panjang
bayang-bayang seseorang semisal dengan tingginya (masuknya
waktu ‘ashar). Dalil pendapat ini adalah hadits Nabi Shollallahu
‘alaihi was sallam dari sahabat ‘Abdullah bin ‘Amr rodhiyallahu
‘anhu di atas.
Artinya: 78.dirikanlah shalat dari sesudah matahari
tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh.
Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). ( Qs. Al I
sra’: 78)
ْ طو ِل ِه َما لَ ْم يَحْ ض ُِر ْال َع
ص ُر ُ الر ُج ِل َك
َّ س َو َكانَ ِظ ُّل َّ ت ال
ُ ش ْم ُّ َُو ْقت
ِ َالظ ْه ِر ِإذَا زَ ال
22
2. Sholat Ashar
Ashar secara bahasa diartikan sebagai waktu sore hingga
matahari memerah yaitu akhir dari dalam sehari.Sholat ‘ashar
adalah sholat ketika telah masuk waktu ‘ashar, sholat ‘ashar ini
juga disebut sholat woshtho.
ضر ُ الر ُج ِل َك
ُ ْطو ِل ِه َما لَ ْم يَح َّ س َو َكانَ ِظ ُّل َّ ت ال
ُ ش ْم ُّ َُو ْقت
ِ َالظ ْه ِر إِذَا زَ ال
ْ َْالع
ِ ص ُر
“Waktu Zhuhur dimulai saat matahari tergelincir ke barat
(waktu zawal) hingga bayangan seseorang sama dengan tingginya
dan selama belum masuk waktu ‘Ashar” (HR. Muslim no. 612)
Akhir waktu shalat ashar Dalam hadits yang diriwayatkan
dari Jabir bin ‘Abdillah rodhiyallahu ‘anhu ketika Jibril
‘alihissalam menjadi imam bagi Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam.
“Jibril mendatangi Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam ketika
matahari telah tergelincir ke arah tenggelamnya kemudian dia
mengatakan, Berdirilah wahai Muhammad kemudian shola zhuhur
lah.
Kemudian ia diam hingga saat panjang bayangan seseorang
sama dengan tingginya. Jibril datang kemudian
mengatakan,“Wahai Muhammad berdirilah sholat ‘ashar lah.
Kemudian ia diam hingga matahari tenggelam diantara dua waktu
ini adalah dua waktu sholat seluruhnya”.
3. Sholat Maghrib
Pendapat pertama mengatakan bahwa waktu maghrib hanya
merupakan satu waktu saja yaitu sekadar waktu yang diperlukan
orang yang akan sholat untuk bersuci, menutup aurot, melakukan
adzan, iqomah dan melaksanakan sholat maghrib. Pendapat ini
adalah pendapat Malikiyah, Al Auza’i dan Imam Syafi’i. Dalil
23
pendapat ini adalah hadits yang diriwayatkan dari Jabir ketika Jibril
mengajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam sholat.13
ُ آخ َر َو ْق ِت َها ِحيْنَ َي ِغي
ْب ِ س َو ِإ َّن َّ ب ال
ُ ش ْم ِ ت ْال َم ْغ ِر
ُ ب ِحيْنَ ت َ ْغ ُر ِ َو ِإ َّن أ َ َّو َل َو ْق
ْاألُفُ ُق
Awal waktu shalat maghrib adalah ketika matahari tenggelam
dan akhir waktunya ketika tenggelam ufuk. (HR. At-Tirmidzi no.
151)
Adapun batas akhirnya adalah pada saat syafaq seperti yang
disebutkan di dalam dalil di atas, yakni pada saat humrah (cahaya
kemerahan)mulai tenggelam
Sebagaimana hadis nabi “Kemudian Jibril mendatangi Nabi
Shallallahu ‘alaihi was sallam ketika matahari telah tenggelam
(sama dengan waktu ketika Jibril mengajarkan sholat kepada Nabi
pada hari sebelumnya) kemudian dia mengatakan, Wahai
Muhammad berdirilah laksanakanlah sholat maghrib”.
4. Sholat Isya
Isya’ adalah sebuah nama untuk saat awal langit mulai
gelap (setelah maghrib) hingga sepertiga malam yang awal. Sholat
‘isya’ disebut demikian karena dikerjakan pada waktu tersebut.
Awal waktu shalat isya. Para ulama sepakat bahwa awal waktu
sholat ‘isya’ adalah jika telah hilang sinar merah di langit. Akhir
waktu shalat isya para ulama’ berselisih pendapat mengenai akhir
waktu sholat ‘isya’.
َّ س َما لَ ْم يَ ْسقُ ِط ال
شفَ ُق ُ ش ْم ِ صالَةِ ْال َم ْغ ِر
ِ َب إِذَا غَاب
َّ ت ال َ َُو ْقت
13
Nur Hasanah, Hakekat Ibadah, (Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 2002). Hlm.211
24
Syafi’i dalam al Qoul Jadid, Abu Hanifah dan pendapat yang
masyhur dalam mazhab Maliki. Pendapat kedua mengatakan bahwa
akhir waktu sholat ‘isya’ adalah setengah malam. Inilah
pendapatnya Sufyan Ats Tsauri, Ibnul Mubarok, Ishaq, Abu Tsaur,
Mazhab Hanafi dan Ibnu Hazm rohimahumullah. Pendapat ketiga
mengatakan bahwa akhir waktu sholat ‘isya’ adalah ketika terbit
fajar shodiq. Inilah pendapatnya ‘Atho’, ‘Ikrimah, Dawud Adz
Dzohiri, salah satu riwayat dari Ibnu Abbas, Abu Huroiroh dan
Ibnul Mundzir Rohimahumullah. Pendapat yang tepat menurut
Syaukani dalam masalah ini adalah akhir waktu sholat ‘isya’ yang
terbaik adalah hingga setengah malam berdasarkan hadits
‘Abdullah bin ‘Amr sedangkan batas waktu bolehnya mengerjakan
sholat ‘isya’ adalah hingga terbit fajar berdasarkan hadits Abu
Qotadah. Sedangkan pendapat yang dinilai lebih kuat menurut
Penulis Shahih Fiqh Sunnah adalah setengah malam jika hadits
Anas adalah hadits yang tidak shohih.14
5. Sholat Shubuh
Fajar secara bahasa berarti cahaya putih. Sholat fajar disebut
juga sebagai sholat shubuh dan sholat ghodah.
Artinya: 78. dirikanlah shalat dari sesudah matahari
tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat)
14
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004). Hlm.61-63
25
subuh[865]. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh
malaikat). (Qs. Al Isra’: 78)
ِ طلَ َع
ت َ س فَإِذَا َّ طلُوعِ ْال َفجْ ِر َما لَ ْم ت َْطلُعِ ال
ُ ش ْم ُ صبْحِ ِم ْن َ َُو َو ْقت
ُّ صالَ ِة ال
ان
ٍ ط َ صالَ ِة فَإِنَّ َها ت َْطلُ ُع بَيْنَ َق ْرن َْى
َ ش ْي َّ ع ِن ال ْ س فَأ َ ْمس
َ ِك َّ ال
ُ ش ْم
Fajar ada dua jenis yaitu fajar pertama (fajar kadzib) yang
merupakan pancaran sinar putih yang mencuat ka atas kemudian
hilang dan setelah itu langit kembali gelap. Fajar kedua adalah fajar
shodiq yang merupakan cahaya putih yang memanjang di arah
ufuk, cahaya ini akan terus menerus menjadi lebih terang hingga
terbit matahari. Awal waktu shalat subuh para ulama sepakat
bahwa awal waktu sholat fajar dimulai sejak terbitnya fajar
kedua/fajar shodiq. Akhir waktu shalat subuh para ulama juga
sepakat bahwa akhir waktu sholat fajar dimulai sejak terbitnya
matahari.
15
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004). Hlm.61
26
Waktu ini adalah ketika matahari posisinya sedang tepat
berada di atas langit atau di tengah cakrawala.
4. Setelah waktu Ashar sampai Matahari terbenam
Tidak ada shalat sunnah setelah dikerjakannya shalat Ashar.
Shalat disini adalah shalat Asharnya seseorang yang ia kerjakan,
bukan shalat Ashar yang dikerjakan berjama’ah di masjid.
5. Ketika matahari terbenam
Waktu ini adalah ketika langit di sore hari menguning hingga
matahari sempurna terbenam, yakni masuknya waktu maghrib.
BAB III
KESIMPULAN
27
Daftar Pustaka
Rifa’i, Mohammad, Risalah Tuntutan Shalat Lengkap. Semarang: CV Toha
Putra, 1976.
Hamzah, Muchotob, Shalat Jamaah. Jakarta: Gema Insani, 2000. Syaikh Al
Bassam, Abdullah, Aisirul ‘Alam Syarah ‘Umdatul Ahkam, Maktabah Al
Asadi: Tt
Bin As Sayid Salim, Syaikh Kamal, Shahih Fiqh Sunnah, Darut
Taufiqqiyyah Litturotsi: Tt
Rifai, Mohamad, Terjemah Khulasah Kifayatul Akhyar, Semarang: Toha Putra,
1978.
Rasjid, Sulaiman, Fiqh Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004.
Hasanah, Nur, Hakekat Ibadah, Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 2002.
28