Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FIQIH IBADAH
tentang
ADZAN DAN IQOMAH

Disusun oleh:
SILVI JELLIANTI : 2014030035

MPI.B
Dosen pengempu:
Drs. Ilman Nasution, MA

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
IMAM BONJOL PADANG
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan karunianya kepada
saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa
pula sholawat beserta salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah meninggalkan
contoh yang cemerlang tentang bagaimana seharusnya menjalani hidup dan kehidupan
kita di dunia ini. makaah FIQH IBADAH.
Penulisan makalah "FIQH IBADAH" ini diajukan untuk memenuhi tugas individu pada ta
kuli yaitunya tentang Azan dan Iqamah. Penulis menyadari memiliki keterbatasan
pengetahuan dan wawasan dalam menyusun kalimat atau tata bahasa dan ejaan yang
dipakai dalam menyelesaikan makalah ini.Penulis juga menyadari baik isi maupun
penyajian makalah ini masih belum sempurna. Namun berkat kemampuan usaha
penulis sendiri akhirnya makalah ini bisa selesai tepat waktu.
Demikianlah apabila ditemukan berbagai kekurangan dan kelemahan penulis mohon
maaf sebesar besarnya, karna yang sempurna itu hanyalah milik Allah SWT.

Pesisir Selatan, 31 Penulis Maret 2021

DAFTAR ISI

2
Kata Pengantar...............................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................................
Bab I Pendahuluan .........................................................................................
A. Latar Belakang ..........................................................................................
B. Rumusan Masalah ....................................................................................
C. Tujuan masalah ........................................................................................
Bab II Pembahasan .......................................................................................
A. Adzan.........................................................................................................
B. Iqomah.......................................................................................................
Bab III Penutup .............................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................
C. Daftar Pustaka .........................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

3
A. Latar Belakang
Adzan adalah panggilan bagi umat islam untuk menunaikan sholat fardhu. adzan
dikumandangkan oleh seorang muadzin dari masjid setiap memasuki waktu lima waktu
sholat. Iqamah adalah seruan pemberitahuan kepada jamaah agar siap-siap berdiri
melaksanakan sholat dengan lafal yang telah ditentukan syara’. Kumandang adzan dan
iqamah sangat penting bagi muslim dan Muslimah. Selain adzan dikumandangkan sebagai
tanda bahwa sholat segera dimulai pada waktu-waktu tertentu pun adzan dan iqamah
pengumandangannya tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, berbeda dengan doa
agama lainnya.
Ada dua jenis sholat, yaitu sholat wajib dan sholat sunnah. Sholat wajib berarti kita harus
melakukannya jika tidak kita akan medapatkan dosa, sedangkan Sunnah berarti itu bisa
dilakukan atau tidak, tetap sebaiknya kita bisa melakukannya untuk mendapatkan pahala
tambahan dari Allah SWT. Adzan dan iqamah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan muslim
dan Muslimah. Penggunaannya pun tidak terbatas pada saat sholat wajib dan waktu
tertentu dikumandangkan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bacaan adzan?
2. Bagaimana bacaan iqomah?
3. Apa hukum adzan dan iqomah?

C. Tujuan
1. Mengetahui bacaan dan hukum adzan dan Iqamah.
2. mengetahui syarat Muadzim.
3. Mengetahui bacaan doa adzan dan Iqamah.

BAB II
PEMBAHASAN

4
ADZAN DAN IQOMAH
A. Adzan
Adzan dan Iqomah merupakan di antara amalan yang utama di dalam Islam. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda :
“Imam sebagai penjamin dan muadzin (orang yang adzan) sebagai yang diberi amanah,
maka Allah memberi petunjuk kepada para imam dan memberi ampunan untuk para
muadzin”
Berikut sedikit penjelasan yang berkaitan dengan tata cara adzan dan iqomah.
1. Pengertian Adzan

Secara bahasa adzan berarti pemberitahuan atau seruan. Sebagaimana Allah berfirman dalam
QS. At-Taubah Ayat 3:

ِ ‫َوأَ َذا ٌن ِم َن اللَّ ِه َو َر ُسولِِه إِىَل الن‬


‫َّاس‬
“dan ini adalah seruan dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia”

Adapun makna adzan secara istilah adalah seruan yang menandai masuknya waktu shalat
lima waktu dan dilafazhkan dengan lafazh-lafazh tertentu.

2. Hukum Adzan

Ulama berselisih pendapat tentang hukum Adzan. Sebagian ulama mengatakan bahwa hukum
azan adalah sunnah muakkad, namun pendapat yang lebih kuat dalam masalah ini adalah
pendapat yang mengatakan hukum adzan adalah fardu kifayah. Akan tetapi perlu diingat,
hukum ini hanya berlaku bagi laki-laki. Wanita tidak diwajibkan atau pun disunnahkan untuk
melakukan adzan.

3. Syarat Adzan
a. Telah masuk waktu sholat
Syarat sah adzan adalah telah masuknya waktu shalat, sehingga adzan yang dilakukan
sebelum waktu solat masuk maka tidak sah. Akan tetapi terdapat pengecualian pada
adzan subuh. Adzan subuh diperbolehkan untuk dilaksanakan dua kali, yaitu sebelum
waktu subuh tiba dan ketika waktu subuh tiba (terbitnya fajar shadiq).

b. Berniat adzan
Hendaknya seseorang yang akan adzan berniat di dalam hatinya bahwa ia akan
melakukan adzan ikhlas untuk Allah semata.
c. Dikumandangkan dengan bahasa arab

5
Menurut sebagian ulama, tidak sah adzan jika menggunakan bahasa selain bahasa
arab. Di antara ulama yang berpendapat demikian adalah ulama dari Madzhab
Hanafiah, Hambali, dan Syafi’i.
d. Tidak ada lahan dalam pengucapan lafadz adzan yang merubah makna
Maksudnya adalah hendaknya adzan terbebas dari kesalahan-kesalahan pengucapan
yang hal tersebut bisa merubah makna adzan. Lafadz-lafadz adzan harus diucapkan
dengan jelas dan benar.
e. Lafadz-lafadznya diucapkan sesuai urutan
Hendaknya lafadz-lafadz adzan diucapkan sesuai urutan sebagaimana dijelaskan
dalam hadits-hadits yang sahih. Adapun bagaimana urutannya akan dibahas di bawah.
f. Lafadz-lafadznya diucapkan bersambung
Maksudnya adalah hendaknya antara lafazh adzan yang satu dengan yang lain
diucapkan secara bersambung tanpa dipisah oleh sebuah perkataan atau pun perbuatan
di luar adzan. Akan tetapi diperbolehkan berkata atau berbuat sesuatu yang sifatnya
ringan seperti bersin.
g. Adzan diperdengarkan kepada orang yang tidak berada ditempat muadzim
Adzan yang dikumandangkan oleh muadzin haruslah terdengar oleh orang yang tidak
berada di tempat sang muadzin melakukan adzan. Hal tersebut bisa dilakukan dengan
cara mengeraskan suara atau dengan alat pengerasa suara.

4. Sifat Muadzim

a. Muslim

Disyaratkan bahwa seorang muadzin haruslah seorang muslim. Tidak sah adzan dari seorang
yang kafir.

b. Ikhlas hanya mengharap wajah Allah

Sepatutnya seorang muadzin melakukan adzan dengan niat ikhlas mengaharap wajah Allah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda : “Tetapkanlah seorang muadzin yang
tidak mengambil upah dari adzannya itu.

c. Adil dan amanah

Yaitu hendaklah muadzin adil dan amanah dalam waktu-waktu shalat.

d. Memiliki suara yang bagus

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda kepada sahabat Abdullah bin Zaid:
“pergilah dan ajarkanlah apa yang kamu lihat (dalam mimpi) kepada Bilal, sebab ia
memiliki suara yang lebih bagus dari pada suaramu”

e. Mengetahui kapan waktu sholat masuk

Hendaknya seorang muadzin mengetahui kapan waktu solat masuk sehingga ia bisa
mengumandangkan adzan tepat pada awal waktu dan terhindar dari kesalahan.

5. Sifad adzan

6
Terdapat tiga cara adzan, yaitu :

Adzan dengan 15 kalimat, yaitu dengan lafazh :

4x ‫هللَا ُ اَ ْكبَ ُر‬


2x ُ‫اَ ْشهَ ُد اَ ْن الَاِلَهَ اِالَّ هللا‬
2x ِ‫اَ ْشهَ ُد اَ َّن ُم َح َّم ًدا َّرس ُْو ُل هللا‬
2x ‫ة‬Nِ َ‫صال‬ َّ ‫ي َعلَي ال‬ َّ ‫َح‬
2x ‫ح‬ ِ َ‫ي َعلَي ْالفَال‬ َّ ‫َح‬
2x ‫هللَا ُ اَ ْكبَ ُر‬
1x ُ‫الَ اِلَهَ اِالَّ هللا‬
Adzan seperti ini adalah cara yang dipilih oleh abu hanifah dan imam ahmad.

Adzan dengan 19 kalimat, yaitu sama seperti adzan cara pertama akan tetapi ditambah
dengan tarji’ (pengulangan) pada syahadatain. Tarji’ adalah mengucapkan syahadatain
dengan suara pelan –tetapi masih terdengar oleh orang-orang yang hadir- kemudian
mengulanginya kembali dengan suara keras. Jadi lafazah “asyhadu alla ilaaha
illallaah”dan“asyhadu anna muhammadarrasulullah”masing-masing diucapkan empat kali.
Adzan seperti ini adalah cara yang dipilih oleh Imam Asy Syafi’i.

Adzan dengan 17 kalimat, yaitu sama dengan cara adzan kedua akan tetapi takbir pertama
hanya diucapkan dua kali, bukan empat kali. Adzan seperti ini adalah cara yang dipilih oleh
Imam Malik dan sebagian Ulama’ Madzhab Hanafiah. Akan tetapi menurut penulis Shahiq
Fiqh Sunnah, hadits yang menjelaskan kaifiyat ini adalah hadits yang tidak sahih. Sehingga
adzan dengan cara ini tidak disyariatkan.Yang

6. Dianjurkan bagi Muadzim

a. Adzan dalam keadaan suci

Hal ini berdasarkan dalil-dalil umum yang menganjurkan agar manusia dalam keadaan suci
ketika berdizikir (mengingat) kepada Allah.

b. Adzan dalam keadaan berdiri

Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salamdalam hadits yang diriwayatkan


oleh Ibnu Umar : “berdiri wahai bilal! Serulah manusia untuk melakukukan solat!”

c Adzan menghadap kiblat

d. Memasukkan jari ke dalam telinga

Ini adalah perbuatan yang biasa dilakukan oleh sahabat Bilal ketika adzan.

7
e. Menyambung tiap dua-dua takbir

Maksudnya adalah menyambungkan kalimat Allahu akbar-allahu akbar, tidak dijeda antara
keduanya.

f. Menolehkan kepala ke kanan ketika mengucapakan “hayya ‘alas shalah”dan menolehkan


kepala ke kiri ketika mengucapakan “hayya ‘alal falah”.

g. Menambahkan “ash shalatu khairum minannaum” pada azan subuh.

B. Iqomah

1. Pengertian Iqamah

Iqamah secara istilah maknanya adalah pemberitahuan atau seruan bahwa sholat akan segera
didirikan dengan menyebut lafazh-lafazh khusus.

2. Hukum Iqamah

Hukum iqamah sama dengan hukum adzan, yaitu fardu kifayah. Dan hukum ini juga tidak
berlaku untuk wanita.

3. Lafazh Iqamah

Berikut ini lafazh iqamah

2x ‫هللَا ُ اَ ْكبَ ُر‬


1x ُ‫اَ ْشهَ ُد اَ ْن الَاِلَهَ اِالَّ هللا‬
1x ِ‫اَ ْشهَ ُد اَ َّن ُم َح َّم ًدا َّرس ُْو ُل هللا‬
1x ‫ة‬Nِ َ‫صال‬ َّ ‫ي َعلَي ال‬ َّ ‫َح‬
1x‫ح‬ ِ َ‫ي َعلَي ْالفَال‬ َّ ‫َح‬
2xNُ‫صالَة‬ ِ ‫قَ ْد قَا َم‬
َّ ‫ت ال‬

8
2x ‫هللَا ُ اَ ْكبَ ُر‬
1x ُ‫الَ اِلَهَ اِالَّ هللا‬

Apakah yang Melaksanakan Iqamah Harus Orang yang Mengumandangkan


Adzan?

Sebagian besar ulama’ mengatakan hukumnya adalah hanya anjuran dan tidak wajib,
sebagaimana kebiasaan Sahabat Bilal, beliau yang adzan beliau pula yang iqamah. Dan boleh
hukumnya jika yang adzan dan iqamah berbeda.

Do'a menjawab Adzan dan Iqamah.

Jika kita mendengar Adzan, kita disunatkan menjawab Adzan.


Cara menjawabnya adalah dengan mengulang pelan - pelan setiap kalimat adzan itu.
Kecuali pada saat muadzin mengucapkan:

HAYYA 'ALASH-SHALAAH.
"Marilah kita didirikan shalat".

Dan

HAYYA 'ALAL-FALAAH.
"Marilah kita menuju kemenangan".

Maka kita menjawab:

LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAH


Artinya:
"Tak ada daya upaya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah".

Pada adzan subuh, ketika muadzin mengucapkan:

9
ASH-SHALAATU KHAIRUM MINANNAUM

Dan kita yang mendengarkannya menjawab:

SHADAQTA WA BARARTA WA ANAA 'ALAA DZAALIKA MINASY-SYAAHIDIN


Artinya:
"Engkau benar, engkau betul! dan saya termasuk diantara orang - orang yang menyaksikan
hal itu"

Do'a setelah Adzan.

ALLAHUMMA RABBA HAADZIHID DA'WATTI TAAMMAH WASH-SHALAATIL


QAA'IMAH. AATI SAYYIDANA MUHAMMADANIL WASIILATA WAL-FADHIILAH.
WAS SYARAFA WAD-DARAJATAL 'AALIYATAR RAFII'A WAB'ATSHUL
MAQAAMAL MAHMUUDAL LADZI WA'ADTAHU INNAKA LAA TUKHLIFUL
MII'AAD.

Artinya:
"Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, dan shalat yang akan didirikan!
Berikanlah junjungan kami, Nabi Muhammad wasilah, keutamaan, kemuliaan, dan derajat
yang tinggi! Dan angkatlah ia ketempat (kedudukan) yang terpuji, yang telah Engkau janjikan
kepadanya. Sesungguhnya Engkau tak akan menyalahi janji.

Do'a setelah Iqamah

10
ALLAAHUMMARABBA HAADZIHIDDA 'WATITTAAMMAH WASH SHALAATIL
QAA'IMAH. SHALLI WASALLIM 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA
AATIHII SU'LAHUU YAUMAL QIYAAMAH.

Artinya:
"Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, dan shalat yang didirikan!
Limpahkanlah rahmat dan kedamaian kepada junjungan kami, Nabi Muhammad dan
perkenankanlah permohonannya pada hari kiamat!"

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adzan dan Iqomah merupakan di antara amalan yang utama di dalam Islam. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda :

11
“Imam sebagai penjamin dan muadzin (orang yang adzan) sebagai yang diberi amanah,
maka Allah memberi petunjuk kepada para imam dan memberi ampunan untuk para
muadzin”

Iqamah secara istilah maknanya adalah pemberitahuan atau seruan bahwa sholat akan segera
didirikan dengan menyebut lafazh-lafazh khusus.

Daftar pustaka

Panduan sholat lengkap.

12

Anda mungkin juga menyukai