Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Adzan dan Iqomah


Dosen Pengampu : Dewi Adawiyah, S.pd.i, M.pd

DISUSUN OLEH:
Ahmad Rifail Hamdi

Alkindi kusuma wardana

Iis utami

YAYASAN PENDIDIKAN AR-RIDHO SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


STAI YAPERI CIBINONG TAHUN AKADEMIK
2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,karna
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa di selesaikan pada waktunya.

Terima kasih juga saya ucapkan kepada dosen yang telah memberikan bimbingan
dan semoga semua harapan dosen dapat terwujud

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca dan
mahasiswa sekalian,Namun terlepas dari itu,kami memehami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna ,sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptannya makalah selanjutnya yang lebih baik.
Daftar isi
Kata pengantar.....................................................................................................................2

Daftar isi...............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4

1. Latar belakang................................................................................................................4
2. Rumusan masalah..........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................5

1. Pengertian adzan dan iqomah.......................................................................................5


2. Lafal adzan dan iqomah.................................................................................................7
3. Hukum adzan dan iqomah.............................................................................................8
4. Syarat-syarat adzan dan iqomah...................................................................................8
5. Sunah-sunah adzan dan iqomah....................................................................................9

BAB III PENUTUPAN.............................................................................................................10


Kesimpulan..........................................................................................................................10
Daftar pustaka.....................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

a. latar belakang
Di dalam islam, shalat merupakan ibadah badaniyah yang penting dan
telah ditetapkan waktu pelaksanaannya. Allah berfirman, artinya : maka
apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu) , ingatlah Allah diwaktu berdiri,
di waktu duduk dan diwaktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa
aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa) (An nisa :103).
Sesungguhnya kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman...(an nisa :104).
Untuk mengetahui waktu shalat, allah telah mensyariatkan adzan
sebagai tanda masuk waktu shalat, berikut tata cara adzan dan hukum islam
berkenaan dengan azdan tersebut.yang semua ini, sangat penting untuk
diketahui oleh kaum muslimin. Adzan dan iqomah merupakan di antara
amalan yang utama di dalam islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam
bersabda : “imam sebagai penjamin dan muadzin (orang yang azdan) sebagai
yang diberi amanah, maka allah memberi petunjuk kepada para imam dan
memberi ampun untuk para muadzin.

b. Rumusan masalah
 Apa pengertian adzan dan iqomah?
 Bagaimana lafal adzan dan iqomah?
 Apa hukum azdan dan iqomah?
 Apa saja syarat-syarat adzan dan iqomah?
 Apa saja sunah-sunah adzan dan iqomah?
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian adzan dan iqomah


 Pengertian adzan
Adzan menurut bahasa adalah pemberitahuan. Sedangkanmenurut
syara’adzan ucapan-ucapan khusus yang menjadi tanda masuknya waktu shalat
fardhu, atau pemberitahuan tentang masuknya waktu shalat fardhu dengan lafal-
lafat tertentu.
Dalam lafaz adzan itu terdapat pengertian yang mengandung beberapa
maksud penting, yaitu sebagai akidah, seperti adanya Allah yang maha besar bersifat
esa, tidak ada sekutu bagi-nya, serta menerangkan bahwa nabi Muhammad adalah
utusan Allah yang cerdik dan bijaksana untuk menerima wahyu dari Allah. Sesudah
kita bersaksi bahwa tidak ada tuhan melainkan Allah dan Nabi Muhammad utusan-
nya, kita diajak menanti perintah-nya, mengerjakan shalat, kemudian diajak pula
pada kemenangan dunia akhirat. Akhirnya disudahi dengan kalimat tauhid.
Adzan dimaksudkan untuk memberitahukan bahwa waktu shalat telah tiba
dan menyerukan untuk melakukan shalat berjamaah. Selain itu untuk mensyiar
agama islam dimuka umum.
Firman Allah swt:
Artinya ; “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat
pada ahri jum’at, maka bergegaslah kamu kepada mengingat Allah (shalat) dan
tinggalkanlah jual beli.yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
Pengartian
 Pengertian iqomah
Iqomah yaitu memberitahukan kepada jama’ah supaya siap berdiri untuk
shalat.
2. lafal adzan dan iqomah
 lafal adzan
ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR
ASY-HADU ALLAA ILAAHA ILLALAAH
ASY-HADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAH
HAYYA ‘ALASH SHALAAH
HAYYA ‘ALAL FALAH
ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR
LAAILAAHA ILLALLAAH
Dalam adzan shalat subuh diantara kalimat “hayya ‘alal falah dan Allaahu akbar,
Allaahu akbar yakni antara kalimat ke-5 dan ke-6 ditambah kalimat
“assolatuhoiruminannaum, assolatuhoiruminannaum”
 lafal iqomah
Lafal iqomah itu sama saja dengan adzan, bedanya kalau adzan diucapkan
masing masing dua kali, sedangkan iqomah cukup sekali saja dianta kalimat
ke-5 dan kalimat ke-6 ditambah kalimat :” QAD QAAMATISSH-SHALAAH, QAD
QAAMATISSH-SHALAAH”

ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR


ASYAHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAH
ASYAHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAH
HAYYA ‘ALASHALAAH
HAYYA ‘ALALFALAAH
QAD QAAMATISSH-SHALAAH, QAD QAAMATISSH-SHALAAH
ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR
LAA ILAAHA ILLALLAH
3. hukum adzan dan iqomah
menurut jumhur ulam (selain hanabilah), diantaranya al-khiraqi al-hambali,
bahwa adzan itu sunnah mu’akad bagi laki-laki secara jamaah disetiap masjid, baik
untuk shalat lima waktu maupun untuk shalat jum’at. Namun tidak sunnah bagi
shalat lain, seperti shalat id, kusuf, tarawih dan shalat jenazah. untuk menyeru
shalat-shalat terakhir ini apabila dilakukan secara berjamaah hendaknya dengan kata
“Al-shalat jami’ah, berdasarkan hadist riwayat al-bukhari dan muslim dari abdullah
bin amr, ia berkata: “ketika terjadi gerhana dimasa Rasulullah saw,maka diserukan
“al-shalat jami’ah”
adapun iqomah hukumnya sunah muakkadah, baik dalam shalat fardhu yang
dikukan pada waktunya maupun yang diqadha, munfarid maupun berjamaah , dan
bagi laki-laki maupun wanita menurut jumhur ulamaselain hanabilah.
Syafi’iyah dan malikiyah menambahkan bahwa disunahkan iqomah tanpa
adzan bagi seorang wanita atau jamaah wanita, karena dikhawatirkan menimbulkan
fitnah dengan dikeraskannya suara wanita dalam adzan.hanafiyah berpendapat
bhawa iqomah bagi wanita adalah makruh sebgaiamana adzan, berdasarkan hadits
yang diriwayatkan dari anas dan ibnu umar, dan karena pada dasarnya mereka harus
menutup diri sedangkan mengeraskan suara baginya adalah haram.
Adzan dan iqomah untuk anak yang baru lahir disunahkan. Adzan pada
telinga kanan anak yang baru lahir, dan iqomah pada telinga kiri. Sabda Rasulullah
saw :
Artinya : “barang siapa yang lahir anakanya, maka adzanlah padatelinga kanannya
dan iqomahlah pada telinga kirinya, maka anak itu tidak dimudaratkan oleh jin (tidak
kena penyakit kanak-kanak).”(diriwayatkan dalam kitab ibnu sunni dari hasan bin
ali).
Faedahnya, supaya kalimat yang mula-mula didengarkan sewaktu dia lahir
didunia ini ialah kalimat tauhid. Demikian juga sewaktu dia meninggal dunia,
hendaklah diajarkan dan diperingatkan dengan kalimat itu.
Sabda Rasulullah saw:
Artinya : ajarkanlha orang yang hampir mati dengan kalimat La ilaha illallah. Tidak
ada tuhan yang sebenarnya patut disembah melaikan Allah.”(riwayat muslim dan
yang lainya).
4. Syarat-syarat adzan dan iqomah
 Masukwaktu shalat.maka adzan tidaksha dan dipastikan haram dilakukan
sebelum masuk waktu, sehingga apabila telah dilkukan sebelum masuk
waktu, maka wajib diulangi setelah masuk waktu, karena adazan merupakan
pemberitahuan tentang masuknya waktu shalat, sedangkan adzan sebelum
masuk waktu merupakan penipuan.
 Dengan menggunakan bahasa arab.maka tidak sah adzan dengan selain
bahasa arab
 Adzan dan iqomah harus dapat didengar oleh sebagian jamaah dan didengar
oleh diri sendiri apabila sendirian.
 Lafal-lafal adzan dan iqomah harus dibaca secara berurutan dan beruntun,
dalam rangka mengikuti sunnah, sebagaimana diriwayatkan oleh muslim dan
lainnya dankarena pembacaanlafal-lafal adzan dengan tidak beruntun itu
merusak fungsinya sebagai pemberitahuan tentang masuk waktu.
 Dilakukan oleh satu orang. Apabila seseorang melakukan sebagian adzan dan
diteruskan sebagiannya, maka adzannya tidak sah.
 Dilakukan oleh seorang muslim, berakal (mumayyiz) dan laki-laki.

5. sunah-sunah adzan dan iqomah


 hendaknya adzan dilakukan pleh orang yang bagus dan keras suaranya serta
ditempat yang tinggi, bersasarkan hadits adbdullah bin zaid diatas: ajarkanlah
kepada bilal, karena ia lebih lantang suaranya dari pada kamu. Disamping itu
adzan dengan suara yang keras akan lebih luas jangkauannya dan
memperjelas pemberitahuan, meluluhkan hati orang yang mendengarkan,
dan lebihmenarik untuk disambut. Serta lebih besar pahalanya. Dikalakukan
ditempat yang tinggi juga dapat memperluas jangkauannya.
 Adzan dikaukan sambil berdiri atas tembok atau menara agar didengar
banyak orang. Dijelaskan dalam hadits abu qatadah bahwa Rasulullah saw
berkata kepada bilal: “berdirilah lalu adzanlah! Seluruh muadzin Rasulullah
saw melakukan adzan sambil berdiri, apabila muadzin berhalangan seperti
sakit, maka ia boleh adzan sambil duduk, demikian jaga halnya iqomah.
 Muádzin hendaknyaorang yang merdeka, baligh, dapat dipercaya, shaleh,
dan mengetahui waktu-waktu shalat, berdasarkan hadits ibnu abbas,
“hendaklah melakukan adzan orang yang paling baik diantara kamu, dan
hendalah menjadi imam orang yang membaca diantara kamu.”
 Mu’adzin dalam keadaan punya wudhu dan suci,berdasarkan hadits: “tidak
melakukan adzan kecuali orang yang punya wudhu”. Dijelaskan dalam hadits
ibnu abbas bahwa adzan itu penyambung dengan shalat, maka janganlah
adzan salah seorang diantara kamu kecuali dalam keadaan suci.
 meletakan kedua jari (telunjuk) dilubang telinga, karena hal ini dapat
mengeraskan suara
 hendaknya adzan dilakukan dengan pelan-pelan, yaitu dengan cara diam
sebentar setiap antara dua kalimat dan lama iqamah hendaknya dilakukan
dengan cepat, yaitu dengan menyatukan setiap dua kalimat.
 Adzan dan iqomah hendaknya dilakukan semabil menghadap qiblat, karena
para mu’adzin Rasulullah melakukannya sambil menghadapkiblat.
 Munurut jumhur ulama selain hanafiyah, disunahkan agar jama’ah
mempunyai dua orang muadzin, tidaklebih, karena Rasulullah saw.
Mempunyai dua orang mua’dzin, yaitu bilal dan ibnu ummi maktum.
 Adzan dilakukan pada awal waktu untuk memberitahu kepada manusia,
sehingga mereka dapat bersiap siaga untuk melakukan shalat.
 Boleh menyuruh orang lain untuk mengajak para penguasa agar melakukan
shalat.
 Disunahkan agar manusia tidak berdiri sebelum mu’adzin selesai adzannya,
melainkan mereka harus sabar sedikit hingga adzan selesai atau mendekati
selesai, karena banyak bergerak ketika mendengarkan adzan menyerupai
syetan.
 Membaca salawat atas nabi Nabi saw. Sesudah selesai adzan, kemudian
berdo’a dengan do’a : artinya : “ya allah tuhan yang mempunyai seruan yang
sempurna ini dan shalat yang sedang didirikan ini, berilah Nabi Muhammad
saw derajat yang tinggi dan pangkat yang mulia, dan berilah dia kedudukan
yang terpuji yang engkau janjikan kepadanya. (HR. Bukhari dan lain-lain)
 Disunahkan membaca do’a diantara adzan dan iqomah. Sabda Rasulullah
saw. Dari anas bin malik. Ia berkata , “Rasulullah telah berkata, doa
(permintaan) diantara adzan dan iqomah tidak ditolak.” (HR ahmad abu daud
dan tirmidzi).
BAB III
PENUTUPAN

Kesimpulan

Adzan menurut bahasa adalah pemberitahuan. Sedangkan menurut syara’adzan


adalah ucapan-ucapan khusus yang menjadi tanda masuknya waktu shalat fardhu, atau
pemberitahuan tentang masuknya waktu shalat fardhu dengan lafal-lafal tertentu, Iqomah
yaitu memberitahukan kepada jama’ah supaya berdiri untuk shalat.

Menurut jaumhur ulama (selain hanaabilah), bahwa adzan itu sunnah mu’akadah
bagi laki-laki secara jama’ah disetiap masjid, baik untuk shalat lima waktu maupun shalat
jum’at.

Adapun iqomah hukumnya sunah mu’akadah, baik dalam shalat fardhu yang
dilakukan pada waktunya maupun yang diqadha,munfarid maupun berjamaah, dan bagi
laki-laki maupun wanita menurut jumhur selain Hanabilah. Dalam adzan dan iqomah
memiliki beberapa syarat-syarat dan juga sunah-sunah.

Anda mungkin juga menyukai