Disusun oleh:
FAKULTAS SYARIAH
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji Syukur di ucapkan kehadirat ALLAH SWT atas segala Rahmat Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih terhadap dosen
pembimbing yang sudah berkenan untuk membaca atau mendengar makalah yang saya buat ini.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Saya. Untuk itu saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Selasa 12 September
BAB 1
PENDAHULUAN
lmu tajwid merupakan ilmu yang sangat penting dalam membaca Al-Quran. Ilmu
tajwid menuntun kaum muslimin untuk mengetahui tentang tata cara melafalkan ayat-
ayat Allah dengan baik dan benar, agar maknanya tetap terjaga. Memahami ilmu tajwid adalah
salah satu pra syarat untuk dapat membaca Al-Quran dengan baik dan benar sesuai aturannya
yang terdapat dalam ilmu tajwid.
Tidak ada perbedaan diantara para ulama tentang mempelajari ilmu tajwid, para ulama
berpendapat tentang mempelajari ilmu Tajwid hukumnya pardu Kifayah. Sedangkan
mengamalkan ilmu tajwid hukumnya pardu Ain terhadap sekalian orang Muslim dan Muslimah
yang sudah mukallaf. Karena dengan mempelajari ilmu tajwid kita daoat membaca Al-quran
dengan benar. Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai pengertian isti’adzah dan
basmalah, hukum membaca isti’adzah, basmalah dan awal surat serta cara memebaca
isti’adzah, basmalah dan awal surat.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
Isti'adzah adalah salah satu amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Isti’adzah juga biasa dikenal dengan istilah taawudz. Bacaan ini biasa dilafadzkan sebelum
seseorang membaca basmalah. Mengutip buku Fikih Sunnah Wanita karya Abu Malik
Kamal,isti’adzah adalah sebagai berikut:
ُ َ اّلل أ
ُعوذ ِ َّ ان ِمنَ ِب
ِ طَ ش ْي
َّ الر ِج ِيم ال
َّ
‘’Aku berlindung kepada ALLAH dari setan yang terkutuk’’
Bacaan ini menjadi pendahulu dan peringatan bagi pendengarnya, bahwa yang datang setelah itu
adalah ayat suci Al-quran. Sehingga, ketika seseorang mendengar isti’adzah, maka ia akan
mempersiapkan diri untuk emndengar firman Allah.
Dalam buku Thibbul Qulub: Klinik penyakit Hati oleh Ibnu Qayyim Al-jauziyah, imam Ahmad
menceritakan bahwa Imam Hambali selalu membaca isti’adzah setiap saat akan membaca
alquran, termasuk di dalam shalat. Dalam sebuah Riwayat, Ibnu Masyisy berkata, “ketika Nabi
membaca, maka beliau beristi’adzah.”
Istia’adzah juga bisa dibaca dalam rakat shalat. Bacaan ini bisa menambah pahala dan
kekhusyu’an seorang muslim. Diriwayatkan Ibnu ala bahwasanya Utsman bin Abil Ash
mendatangi Nabi SAW lalu berkata:
"Wahai Rasulullah sesungguhnya setan telah menghalangiku antara shalat dan bacaanku dan
mengacaukannya. Kemudian Rasulullah saw. bersabda, "Itu adalah setan yang disebut Khinzib.
Jika kau merasakan kedatangannya, bacalah isti'adzah dan meludahlah ke sisi kirimu tiga
kali." Utsman berkata, "Lalu aku melakukan hal tersebut, dan Allah pun menjauhkannya
dariku." (Shahih Muslim)
Hadits tersebut mengungkapkan fadhilah membaca isti'adzah dalam rakaat shalat. Hal ini bisa
menghalangi seorang hamba dari godaan setan yang berusaha mengacaukan shalatnya.
Kemudian, isti’adzah juga dianjurkan dibaca ketika seseorang sedang marah. Sulaiman bin Shard berkata :
Ketika aku duduk bersama Rasulullah SAW, datanglah dua orang sedang bertengkar saling
memaki, salah satu di antaranya bermuka merah padam dan tampak naik darah"
Kemudian Nabi SAW berkata, “Sesungguhnya aku mengetahui satu kalimat jika Seseorang
mengatakannya maka sirnalah apa yang dia rasakan."
Para sahabat berkata kepadanya, "Sesungguhnya Rasulullah saw.
berkata "Memohonlah perlindungan kepada Allah swt. dari godaan setan!" (Shahih Bukhari)
yang berarti ‘Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang’
dalam bahasa Arab. Lafal bismillah ini diucapkan guna sebagai bentuk ‘doa’ yang selalu
diamalkan saat mengawali sebuah perbuatan yang baik.
Bismillah juga kalimat yang sering diamalkan sebagai zikir yang memiliki manfaat luar
biasa dalam kehidupan sehari-hari bagi seluruh umat muslim.
Kata bismillah juga sering menjadi awalan awal tiap surat di dalam Al-Qur'an. Ini juga
terdapat dalam setiap penulisan kitab hukum-hukum islam dan maupun buku
pengetahuan lain.
Salah satu niat baik saat mengawali aktivitas dengan bismillah adalah agar bisa lebih
khusyuk dalam menjalankan segala hal yang akan dilakukan seharian.
Di dalam Al-Qur'an, kata ini terdapat sebanyak 114 kali di setiap awalan surat.
Hanya ada satu surat yang tidak diawali kalimat bismillah yaitu Surat At-Taubah. Hal
ini karena Surat At-Taubah merupakan surat yang diawali dengan seruan perang,
sedangkan kalimat bismillah mengandung makna kasih sayang sehingga tidak mungkin
sebuah peperangan dilandasi dengan rasa kasih sayang.
Ada satu kata bismillah yang terdapat pada surat An-Naml ayat 30, sehin
gga jumlahnya dalam Al-Qur'an genap menjadi 114 seperti jumlah seluruh surat di
dalamnya.
a. Nabi SAW bersabda : “Tidak ada dari seorang hamba yang membaca
bismillahirrahmanirrahim kecuali setan hancur sebagaimana hancurnya timah di
atas api.”
4. Penghapus Dosa
5. Dosa Diampuni
Seorang Qorri’(pembaca al-quran) bila ia hendak membaca al-quran, baik pada awal
waktu surat maupun di Tengah tengahnya, makai a sunnah membaca ta’awwudz’(doa
meminta perlindungan kepada Allah dari godaan Syaitan)
Adapun dasan pengambilnnya adalah Firman Allah pada surah An-Nahl ayat 98 juz 14:
Sunah ketika membaca semua surat selain al-fatihah dan at-taubah, Imam Maliki
berpendapat bahwa Basmalah bukan bagian dari al-fatihah, dan karena itu ia tudak di
baca ketika membaca al-Fatihah dalam shalat.
Haram ketika membaca pada awal surat At-taubah karena sudah menjadi kesepakatan
para ulama, ini terbukti bahwa tida lafaz basmalah pada awal surah At-taubah . Akan
tetapi pendapat yang shahih menyatakan bahwa, basmalah merupakan pemisah antar
surat, sebagaimana yang di kemukakan oleh Ibnu Abbas yang di riwayatkan oleh Abu
Daud. Barang siapa yang berpandang bahwa ia termasuk al-fatihah, berarti ia
berpendapat bahwa membacanya harus dzahir dalam shalat, dan orang yang tidak
berpendapat demikian, berarti membacanya secara sir (tidak keras)
C. Cara membaca Isti’adzah dan basmalah
1
Al-fadhli, Abu Ezra Laili. Tajwidul Quran Metode Jazariy Jilid 2. Depok: Online Tajwid 2017. Hal 46
Cara pertama : Qath’ ul jami’ yaitu diputus seluruhnya. Maksudnya, isti’adzah
tidak di sambung dengan basmalah dan basmalah pun tidak di sambung dengan
awal surat. Contoh:
ُ ان مِنَ بِاللِ أَعُ ْوذ
ِ طَ ش ْي
َّ الر ِج ِيم ال
َّ . من للاِ بِس ِْم
ِ ْالرح َّ . اس بِ َربّ ِ عُوذ ُ ََأ قُ ْل
َّ الرحِ ي ِْم ِ َّالن
الر ِحيْم
َّ من
ِ ْالرح
َّ للا
ِ الر ِج ِيم ِبس ِْم
َّ ان َ ش ْي
ِ ط َّ لل ِمنَ ال ُ َ اس َِأ
ِ ع ْوذ ُ ِبا ُ َ ق ُ ْل أ
ِ َّعوذ ُ ِب َربّ ِ الن
Apabila kita selesai membaca suatu surat dan hendak melanjutkan bacaan ke
surat berikutnya, maka ada empat variasi cara membaca basmalah diantara kedua
surat tersebut, yaitu:
Cara pertama: Qathul kulli yaitu diputus seluruhnya. Maksudnya,
akhir surat A tidak disambung dengan basmalah dan basmalah pun
tidak disambung dengan awal surat B. Contoh:
2
Abdul Majid Khon, pragtikum Qira’at.(Jakarta: Amzah,2011).hlm.53
َ َو ِم ْن ش ِ َّر َحا ِس ٍد إِذَا َحسَدberhenti الر ِحي ِْم
َّ من
ِ ْالرح ِ َّقُ ْل أَعُوذ ُ بِ َربّ ِ الن
َّ ِ بِس ِْم للاberhenti اس
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Cara membaca Isti’adzah : Isti’adzah dibaca dengan pelan, apabila membaca Al-
Qur’an dengan pelan, Isti’adzah dibaca dengan pelan, apabila dibaca sendirian.
Isti’adzah dibaca pelan pada saat sholat (Jahriyyah atau Sirriyyah).Isti’adzah
dibaca dengan keras, apabila membaca Al-Qur’an dengan keras. Apabila membaca
3
Aiman Rusydi Suwaid. Panduan Ilmu Tajwid Bergambar. Damaskus Suriah: Maktabah IbnAL-Jazair. Hal 24-25
Al-Qur’an dengan berkelompok, maka cukup pembaca pertama yang mengeraskan
bacaan Isti’adzah sedang yang lain tidak. Apabila ada sesuatu yang mengahalangi
Qori yang meneruskan suatu bacaan, setelah ia selesai membaca Isti’adzah (seperti
batuk, bersin, pembicaraan mengenai hal-hal yang ada hubungannya dengan
bacaan (tafsir) dan masih dalam satu majlis,maka Isti’adzah tidak usah di ulang.
Tetapi apabila yang mengahalangi ini adalah sesuatu yang lain seperti pembicaraan
yang tidak ada hubungannya dengan bacaan, makan, dan lain-lain), maka
Isti’adzah diulangi sebelum memulai suatu bacaan yang kedua kalinya.
Cara membaca ta’awudz basmalah dan surat ada 4 macam:
1. qath’ul jami’ (seluruhnya diputuskan).Yaitu Ta’awudz,basmalah dan surat
dibaca terpisah-pisah(tidak diwashalkan/tidak disambung),
2. Washluljami’ (seluruhnya disambung /diwashalkan) Yaitu Ta’awudz.basmalah
dan surat dibaca bersambung ,
3. Ta’awudz disambung dengan basmalah(tidak disambung dengan surat),
4. Basmalah disambung dengan surat sedangkan ta’awudz di
waqafkan(dihentikan).
Hukum Membaca Basmalah : Hukumnya ada tiga, yaitu wajib, sunah dan Haram.
Wajib ketika membaca pada awal surat alfatihah karena menurut beberapa ulama,
basmalah adalah sebagian dari surat alfatihah, sunah ketika membaca semua surat
selain fatihah dan Attaubah, haram ketika membaca pada awal surat attaubah karna
sudah menjadi kesepakan para uama, ini terbkti bahwa tiada lafadz basmalah pada
awal surat attaubah.
2. SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai pokok materi yang ada dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahanya karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi dalam makalah ini.
Penulis berharap banyak kepada pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis, demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah dikesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini bisa berguna bagi penulis pada khususnya, juga para pembaca
yang budiman pada umumnya dan dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Amin..
3. DAFTAR PUSTAKA
– Hafash, Imam , Qiroatil Quran, (Bandung : PT.Al-ma’rif )
– Moh. Wahyudi, Ilmu Tajwid Plus, (Malang : Halim Jaya, 2005)
– http://tashfiyah.or.id/istiadzah-dan-basmalah/
– http://abumuhassin.blogspot.com/2011/04/hukum-membaca-istiadzah.html
– http://farisibnusahili.blogspot.com/2011/12/makalah-tentang-hukum-istiadzah-
dalam.html