Anda di halaman 1dari 3

11 ADAB MEMBACA ALQURAN (Lebih Detail)

Assalamu'alaikum Wr. Wb.


Segala puji bagi Allah SWT yg tlah memberi sebaik-baik nikmat berupa Iman dan Islam.Shalawat dan doa
keselamatan mari kita limpahkan selalu kpd Nabi Muhammad SAW berserta keluarga dan para
sahabatnya.Amin

Keterangan berikut ini lebih menjelaskan detail sehingga kita bisa mengikuti lebih jelas apa yg dimaksud
pada 4 poin pd renungan 4 kewajiban terhadap Al Qur'an dan 19 Akibat Dosa pd renungan sebelumnya. 

Al Qur'an sebagai Kitab Suci, Wahyu Ilahi, mempunyai adab-adab tersendiri bagi org-org yg
membacanya. Adab-adab itu sudah diatur dgn sangat baik, untuk penghormatan dan keagungan Al-Quran,
tiap-tiap org harus berpedoman kepadanya dan mengerjakannya.

Imam Al Ghazali di dlm kitabnya Ihya Ulumuddin telah memperinci dgn sejelas-jelasnya bagaimana
hendaknya adab-adab membaca Al Qur'an mjd adab yg mengenal batin, dan adab yg mengenal lahir.

Adab yg mengenal batin itu, diperinci lagi mjd arti memahami asal kalimat, cara hati membesarkan
kalimat Allah, menghadirkan hati dikala membaca sampai ke tingkat memperluas, memperhalus perasaan
dan membersihkan jiwa. Dgn demikian, kandungan Al Quran yg dibaca dgn perantaraan lidah, dapat
bersemi dlm jiwa dan meresap ke dlm hati sanubarinya.

Kesemuanya ini adalah adab yg berhubungan dgn batin, yaitu dgn hati dan jiwa. Sebagai contoh, Imam Al
Gazhali menjelaskan, bagaimana cara hati membesarkan kalimat Allah, yaitu bagi pembaca Al Qur'an
ketika ia memulainya, maka terlebih dahulu ia harus menghadirkan dlm hatinya, betapa kebesaran Allah yg
mempunyai kalimat-kalimat itu. Dia harus yakin dlm hatinya, bahwa yg dibacanya itu bukanlah kalam
manusia, tetapi adalah kalam Allah Azza wa Jalla.

Membesarkan kalam Allah itu, bukan saja dlm membacanya, tetapi juga dlm menjaga tulisan-tulisan Al
Quran itu sendiri. Sebagaimana yg diriwayatkan, 'Ikrimah bin Abi Jahl, sangat gusar hatinya bila melihat
lembaran-lembaran yg bertuliskan Al Quran berserak-serak seolah-olah tersia-sia, lalu ia memungutnya
selembar demi selembar, sambil berkata:"Ini adalah kalam Tuhanku! Ini adalah kalam Tuhanku,
membesarkan kalam Allah berarti membesarkan Allah."

Adapun mengenai adab lahir dlm membaca Al Quran, selain didapati di dlm kitab Ihya Ulumuddin,
juga banyak terdapat di dlm kitab-kitab lainnya. Misalnya dlm kitab Al Itqan oleh Al Imam
Jalaludin As Suyuthu, tantang adab membaca Al Quran itu di perincinya sampai mjd beberapa
bagian Diantara adab-adab membaca Al Quran, yg terpenting ialah:

1. Disunatkan membaca Al Quran sesudah berwudhu, dlm keadaan bersih, sebab yg dibaca adalah wahyu
Allah.

2. Mengambil Al Quran hendaknya dgn tangan kanan, sebaiknya memegangnya dgn kedua belah tangan.

3. Disunatkan membaca Al Quran di tempat yg bersih, seperti di rumah, di surau, di mushalla dan di
tempat-tempat lain yg dianggap bersih. Tapi yg paling utama ialah di mesjid.
4. Disunatkan membaca Al Quran menghadap ke Qiblat, membacanya dgn khusyu' dan tenang; sebaiknya
dgn berpakaian yg pantas.

5. Ketika membaca Al Quran, mulut hendaknya bersih, tidak berisi makanan, sebaiknya sebelum membaca
Al Quran mulut dan gigi dibersihkan terlebih dahulu.

6. Sebelum membaca Al Quran disunatkan membaca ta'awwudz, yg berbunyi: A'udzubillahi minasy


syaithanirrajim. Sesudah itu barulah dibaca Bismillahirrahmanir rahim. Maksudnya, diminta lebih dahulu
perlindungan Allah, supaya terjauh pengaruh tipu daya syaitan, sehingga hati dan fikiran tetap tenang di
waktu membaca Al Quran, dijauhi dari gangguan. Biasa juga org yg sebelum atau sesudah membaca
ta'awwudz itu, berdoa dgn maksud memohon kepada Alah supaya hatinya mjd terang. Doa itu berbunyi
sebagai berikut "Ya Allah bukakanlah kiranya kepada kami hikmat-Mu, dan taburkanlah kepada kami
rahmat dan khazanah-Mu, ya Allah yg Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."

7. Disunatkan membaca Al Quran dgn tartil, yaitu dgn bacaan yg pelan-pelan dan tenang, sesuai dgn
firman Allah dlm surat (73) Al Muzammil ayat 4: "....Dan bacalah Al Quran itu dgn tartil".Membaca dgn
tartil itu lebih banyak memberi bekas dan mempengaruhi jiwa, serta serta lebih mendatangkan ketenangan
batin dan rasa hormat kepada Al Quran. Telah berkata Ibnu Abbas r.a.:" Aku lebih suka membaca surat Al
Baqarah dan Ali Imran dgn tartil, daripada kubaca seluruh Al Quran dgn cara terburu-buru dan cepat-
cepat."

8. Bagi org yg sudah mengerti arti dan maksud ayat-ayat Al Quran, disunatkan membacanya dgn penuh
perhatian dan pemikiran tentang ayat-ayat yg dibacanya itu dan maksudnya. Cara pembacaan seperti inilah
yg dikehendaki, yaitu lidahnya bergerak membaca, hatinya turut memperhatikan dan memikirkan arti dan
maksud yg terkandung dlm ayat-ayat yg dibacanya. Dgn demikian, ia akan sampai kepada hakikat yg
sebenarnya, yaitu membaca Al Quran serta mendalami isi yg terkandung di dlmnya.Hal itu akan
mendorongnya untuk mengamalkan isi Al Quran itu. Firman Allah dlm surat (4) An Nisaa ayat 82
berbunyi sebagai berikut: "Apakah mereka tidak memperhatikan (isi) Al Quran?..."

Bila membaca Al Quran yg selalu disertai perhatian dan pemikiran arti dan maksudnya, maka dapat
ditentukan ketentuan-ketentuan terhadap ayat-ayat yg dibacanya. Umpamanya: Bila bacaan sampai kepada
ayat tasbih, maka dibacanya tasbih dan tahmid; Bila sampai pada ayat Doa dan Istighfar, lalu berdoa dan
minta ampun; bila sampai pada ayat azab, lalu meminta perlindungan kepada Allah; bila sampai kepada
ayat rahmat, lalu meminta dan memohon rahmat dan begitu seterusnya. Caranya, boleh diucapkan dgn
lisan atau cukup dlm hati saja. Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud, dari Ibnu Abbas yg maksudnya
sebagai berikut: "Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. apabila membaca: "sabbihissma rabbikal a'la beliau lalu
membaca subhanarobbiyal a'la.

Diriwayatkan pula oleh Abu Daud, dan Wa-il binHijr yg maksudnya sebagai berikut:" Aku dgn Rasulullah
membaca surat Al Fatihah , maka Rasulullah SAW sesudah membaca walad dholliin lalu membaca aamin .
Demikian juga disunatkan sujud, bila membaca ayat-ayat sajadah, dan sujud itu dinamakan sujud tilawah.

Ayat-ayat sajadah itu terdapat pada 15 tempat yaitu:


· dlm surat Al-A'raaf ayat 206
· dlm surat Ar-ra'd ayat 15
· dlm surat An-Nahl ayat 50
· dlm surat Bani Israil ayat 109
· dlm surat Maryam ayat 58
· dlm surat Al-Haji ayat 18 dan ayat 77
· dlm surat Al Furqaan ayat 60
· dlm surat Annaml ayat 26
· dlm surat As-Sajdah ayat 15
· dlm surat As-Shad ayat 24
· dlm surat Haamim ayat 38
· dlm surat An-Najm ayat 62
· dlm surat Al-Insyiqaq ayat 21, dan
· dlm surat Al-'Alaq ayat 19

9. Dlm membaca Al Quran itu, hendaknya benar-benar diresapkan arti dan maksudnya, lebih-lebih apabila
sampai pada ayat-ayat yg menggambarkan nasib org-org yg berdosa, dan bagaimana hebatnya siksaan yg
disediakan bagi mereka. Sehubungan dgn itu, menurut riwayat, para sahabat banyak yg mencucurkan air
matanya di kala membaca dan mendengar ayat-ayat suci Al Quran yg menggambarkan betapa nasib yg
akan diderita oleh org-org yg berdosa.

10. Disunatkan membaca Al Quran dgn suara yg bagus lagi merdu, sebab suara yg bagus dan merdu itu
menambah keindahan islubnya Al Quran. Rasulullah SAW telah bersabda: "Kamu hiasilah Al Quran itu
dgn suaramu yg merdu" Diriwayatkan, bahwa pada suatu malam Rasulullah SAW menunggu-nunggu
istrinya, Sitti 'Aisyah r.a. yg kebetulan agak terlambat datangnya. Setelah ia datang, Rasulullah SAW
bertanya kepadanya: "Bagaimanakah keadaanmu?" Aisyah RA menjawab :"Aku terlambat datang, karena
mendengarkan bacaan Al Quran seseorg yg sangat bagus lagi merdu suaranya. Belum pernah aku
mendengarkan suara sebagus itu."

Maka Rasulullah SAW terus berdiri dan pergi mendengarkan bacaan Al Quran yg dikatakan Aisyah itu.
Rasulullah SAW kembali dan mengatakan kepada Aisyah RA: "org itu adalah Salim, budak sahaya Abi
Huzaifah. Puji-pujian bagi Allah yg telah mjdkan org yg suaranya merdu seperti Salim itu sebagai
ummatku."

Oleh sebab itu, melagukan Al Quran dgn suara yg bagus, adalah disunatkan, asalkan tidak melanggar
ketentuan-ketentuan dan tata cara membaca sebagaimana yg telah ditetapkan dlm ilmu qiraat dan tajwid,
seperti menjaga madnya, harakatnya (barisnya) idghamnya dan lain-lainnya. Di dlm kitab zawaidur
raudhah, diterangkan bahwa melagukan Al Quran dgn cara bermain-main serta melanggar ketentuan-
ketentuan seperti tersebut di atas itu, haramlah hukumnya; org yg membacanya dianggap fasiq, juga org yg
mendengarkannya turut berdosa.

11. Sedapat-dapatnya membaca Al Quran janganlah diputuskan hanya karena hendak berbicara dgn org
lain. Hendaknya pembacaan diteruskan sampai ke batas yg telah ditentukan, barulah disudahi. Juga
dilarang tertawa-tawa, bermain-main dan lain-lain yg semacam itu, ketika sedang membaca Al Quran.
Sebab pekerjaan yg seperti itu tidak layak dilakukan sewaktu membaca Kitab Suci dan berarti tidak
menghormati kesuciannya.

Anda mungkin juga menyukai