Anda di halaman 1dari 14

Adab Membaca Al-Quran

DISAMPAIKAN OLEH :

ADE KURNIA, S.PD.I


NBM. 1150580

MATERI BTQ KELAS OTKP 1, OTKP 2 DAN PBS


SMK MUHAMMADIYAH 2 CIBIRU KOTA BANDUNG
TAHUN AJARAN 2022-2023
Tujuan Pembelajaran :

1.Siswa dapat menjelaskan pengertian membaca al-Quran


2. Siswa dapat menjelaskan adab membaca al-Quran
3. Siswa dapat mempraktekkan (adab) membaca al-Quran

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA


1.Pengertian Membaca al-Quran

Membaca al-quran dalam bahasa arab adalah qira’ah. Ia merupakan bentuk masdar dari qara’a. Kata al-quran juga merupakan bentuk masdar kedua dari
qara’a yang artinya memadukan atau mengumpukan. Menurut sebagian ulama hal yang demikian itu karena al-quran merupakan dari kumpulan kitab
suci – kitab suci terdahulu bahkan merupakan muara dari seluruh ilmu pengetahuan. Sementara dalam kamus Bahasa Indonesia membaca berarti melihat
serta memahami isi dari apa yang tertulis, baik melisankannya atau hanya di dalam hati. Dengan demikian membaca bukan hanya sekedar menyuarakan
tetapi masuk juga di dalamnya tadabbur atau memahami dan mengkaji

Memadukan atau
Al-quran Qara’a mengumpulkan
Asal kata

Masdar
2. Perintah Membaca al-Quran

 Allah Swt telah menurunkan al-Qur’an agar manusia membaca dan melakukan tadabbur terhadapnya. Kelebihan
al-Qur’an dibandingkan dengan kitab suci lainnnya adalah terpelihara keorisinalitasannya. Oleh karena itu Allah
Swt memerintahkan manusia untuk membacanya, baik berdasarkan al-Quran atau sunnah nabi.
 Di dalam al-Quran Allah Swt berfirman :
ۡ
١ ‫ٱقرأ بِٱسم ر ّبِك ٱ َّلي خلَق‬ 

 “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan”.(QS. Al ‘Alaq(96:1)


 
Adab Membaca al-Quran

 1. Orang yang membacanya/berwudhu


 Orang yang hendak membaca al-Qur’an agar berwudhu terlebih dahulu, dalam posisi sopan
dan tenang dengan menghadap kiblat serta posisi kepaa metunduk menghadap al-Quran.
 2. Ukuran bacaannya
 Dalam membaca al-Quran khususnya yang terkait dengan banyak atau sedikitnya, maka hal
tersebut dikembalikan kepada kebiasaan membaca masing- masing individu. Di Kalangan
sahabat nabi seperti Utsman bin Affan, Zaid bin Tsabit, Ibnu Mas’ud dan Ubay bin Ka’ab
menghatamkan al-Quran satu minggu sekali. Sementara Sofyan al-Tsauri menganjurkan
agar dalam membaca al-Qur’an tidak kurang dari seratus ayat dalam setiap harinya.
 3. Murattal
 Disunahkan dalam membaca al-Quran dilakukan dengan murattal. Membaca murattal
berarti membaca secara perlahan tidak serampangan dan tergesa-gesa. Hal ini
dimaksudkan agar hak-hak huruf al-Qur’an dari sisi makharij al huruf dan tajwidnya
terpenuhi. Selain itu agar si pembaca dapat menghayati dan memahami maknanya dan
inilah yang dimaksud dengan tadabbur ayat. Membaca murattal ini dianjurkan oleh Allah
Swt dalam berfirmannya:
٤ ‫ َأ ۡو ِز ۡد ع ۡي ِه ورتِّل ٱلقرءان تَرتِيل‬
 “Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah al­Quran itu dengan perlahan­lahan”.(QS. Al­
Muzzammil(73):4)
 4. Menangis
 Di dalam al-Qur’an banyak terkandung ayat-ayat tentang ancaman serta janji- janji Allah
Swt, khususnya yang terkait dengan hari akhirat. Sudah sepatutnya orang yang membaca
al-Qur’an merenungi dan meresapi kandungan ayat-ayat tersebut sehingga secara tidak
disengaja akan keluar dengan sendirinya cucuran air mata. Hal inilah yang sesungguhnya
akan membuat khusu’ di dalam membaca al-Qur’an.
  
 5. Memperhatikan Hak-hak Ayat
 Di antara adab membaca al-Qur’an adalah memperhatikan hak-hak ayat. Hak- hak ayat
yang dimaksud di sini bukan terkait dengan makhraj atau tajwid karena hal tersebut sudah
dibahas di atas. Hal ini terkait dengan ayat-ayat sajadah. Apabila seseorang membaca
ayat sajadah, maka hendaklah ia tidak melanjutkan bacaan,
melainkan ia melakukan sujud terlebih dahulu. Demikian pula apabila seseorang
mendengar ayat sajadah dilantunkan, maka sudah sebaiknya ia bersujud karena
mendengar ayat tersebut.
 6. Memulai Membaca al-Quran Dengan Ta’awudz
 Dianjurkan bagi siapa saja yang hendak memulai membaca al-Qu’ran agar membaca
ta’awudz terlebih dahulu. Hal ini karena di dalam bacaan ta’awudz terkandung
permohonan perlindungan dari setan yang terkutuk yang sering kali mengganggu bagi
orang yang membacanya. Selain itu apabila seseorang membaca al-Qur’an lalu membaca
ayat tentang tasbih, maka hendaknya ia bertasbih. Apabila membaca tentang anjuran
memohon ampun, maka hendaklah ia beristighfar and berdoa. Demikianlah seterusnya
tergantung pada ayat yang yang bersangkutan agar khusu’ dalam membacanya.
  
 7. Membaca Dengan Suara Lembut
 Membaca dengan suara lembut dengan tidak keras atau nyaring sangat dianjurkan
khususnya bagi orang yang mengkhawatirkan timbulnya sifat riya. Sementara apabila
tidak khawatir terjadi riya dan tidak mengganggu orang yang sedang shalat atau dalam
rangka syiar agama, maka membaca dengan suara keras dianjurkan karena hal tersebut
lebih membangkitkan semangat bagi pembacanya. Selain itu ia bisa mengusir rasa
ngantuk dan meminimalisir sifat malas saat membacanya.
  
 8. Membaca Dengan Suara yang Merdu dan Berurutan
 Membaca al-Qur’an dengan suara yang merdu tentu dianjurkan. Kandungan al- Qur’an
dengan tata bahasa yang bagus apabila dikolabarasi dengan lantunan suara al-Qur’an yang
merdu tentu akan menambah keindahan al-Qur’an. Dahulu para sahabat nabi apabila
berkumpul, Rasulullah Saw akan memerintahkan salah seorang dari mereka yang
memiliki suara bagus untuk membaca al-Qur’an. Mengenai hal ini terdapat hadits dari
Abu Sa’id bin Abi Waqash Rasulullah Saw bersabda:
 Yang artinya : ”Siapa saja yang tidak melagukan al Qur’an, maka ia tidak termasuk
golonganku” (HR. Bukhari)
  
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA

Anda mungkin juga menyukai