Tugas mandiri
Dosen Pengampu;Burhanudin, M,Pg
Disusun Oleh :
1
KATAPENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkanrahmat,hidayah,daninayah-
Nyakepadakami,sehinggakamibisaselesaikanmakalahmengenaiAlIjarah.
Makalahinisudahselesaikamisusundenganmaksimaldenganbantuanpertolongandariberbagaipiha
ksehinggabisamemperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyakterimakasihkepadasemuapihakyangsudahikutberkontribusididalampembuatanmakalahini.Terlep
asdarisemuaitu,Kamimenyadariseutuhnyabahwa masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan
kalimat maupun tatabahasanya.
Oleh karena itu, kami terbuka untuk menerima segala masukan dankritikyang bersifat
membangun daripembacasehingga kamibisa melakukanperbaikan makalah ilmiah sehingga menjadi
makalah yang baik dan benar. Akhirkata kami meminta semoga makalah ini bisa memberi maafaat
ataupun inpirasipadapembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER...................................................................................................................................................................1
KATAPENGANTAR............................................................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................................................4
A.Rumusan Masalah......................................................................................................................................5
B. Tujuan.........................................................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................................6
A. Pengertian Makharijul Huruf......................................................................................................................6
B. Konsep ilmu tajwid.......................................................................................................................................7
C.Hukum-hukum Mim sukun dan tanwin......................................................................................................7
D. Lam Tafkhim dan Mad..............................................................................................................................10
E.Qolqolah dan Macam-macam idgham.......................................................................................................12
F. Waqaf ( tanda berhenti)..............................................................................................................................14
BAB III.................................................................................................................................................................17
PENUTUP............................................................................................................................................................17
A. Kesimpulan
......................................................................................................................................................................1
7
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Tajwid adalah sebuah ilmu tentang kaidah serta cara-cara membaca Alquran dengan sebaik-
baiknya. Memelihara bacaan Alquran dari kesalahan danperubahan serta memelihara lisan (mulut)
dari kesalahan membaca merupakan tujuan dari Ilmu Tajwid. Belajar Ilmu Tajwid hukumnya
fardhu kifayah, sedang membaca Alquran dengan baik (sesuai dengan Ilmu Tajwid) hukumnya
fardhu „Ain. Banyak dalil wajib mewajibkan mempraktekan tajwid dalam setiap pembacaan
Alquran. Alquran dipelajari untuk memahami makna atau pesan dibalik teks. Maka untuk
mendapatkan makna yang sesuai dengan Alquran perlu memahami qira‟at dan cara membaca
Alquran dengan benar, cara membaca Alquran dengan baik dan benar bisa dipelajari dengan Ilmu
Tajwid. Dalam Alquran Surah Al-Muzzammil (73):4 yang berbunyi sebagai berikut:
Salah satu ayat ini sudah jelas bahwa Allah Swt. Memerintahkan Nabi Muhammad Saw.”
Untuk membaca Alquran yang diturunkan kepadanya dengan tartil, yaitu memperindah
pengucapan setiap huruf-hurufnya (bertajwid). Dalam ajaran Islam, bukan hanya membaca Alquran
saja yang menjadi ibadah dan amal yang mendapat pahala dan rahmat, tetapi mendengarkan Alquran.
pun begitu pula. Malahan sebagian ulama mengatakan, bahwa mendengarkan orang membaca Alquran
pahalanya sama dengan orang yang membacanya. Mendengarkan bacaan Alquran dengan baik, dapat
menghibur perasaan sedih, menenangkan jiwa yang gelisah dan melunakkan hati yang keras, serta
mendatangkan petunjuk.
َو ِاَذ ا ُقِر َئ اْلُقْر ٰا ُن َفاْس َتِمُعْو ا َلٗه َو َاْنِص ُتْو ا َلَعَّلُك ْم ُتْر َح ُم و
204. “Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat
4
rahmat.”
Ayat ini termasuk bagian dari apa yang diperintahkan kepada Nabi Muhammad Saw, untuk beliau
sampaikan karena itu ia dimulai dengan kata dan, yakni dan sampaikan juga bahwa apabila dibacakan
Alquran maka dengarkanlah ia dengan tekun. Dapat juga dikatakan bahwa ayat yang lalu berbicara
tentang fungsi dan keistimewaan Alquran serta rahmat yang dikandungnya. Karena itu sangnat wajar
jika ayat ini memerintahkan agar percaya dan mengagungkan wahyu Ilahi dan karena itu apabila
dibacakan Alquran oleh siapapun, maka bersopan santunlah terhadapnya karena ia merupakan firman-
firman Allah Swt, serta petunjuk untuk kamu semua dan karena itu pula dengarkanlah ia dengan tekun
lagi bersugguh-sungguh, dan perhatikanlah dengan tenang tuntunan-tuntunannya agar kamu
mendapat rahmat.1 yang sungguh-sungguh kepada Alquran. Hendaklah mereka mendengarkan sebaik-
baiknya atau pun isinya untuk dipahami, mengambil pelajaran-pelajaran dari padanya dan
mengamalkannya dengan ikhlas.
Ada beberapa pendapat seputar perintah untuk mendengarkan dan bersikap tenang sewaktu
Alquran dibacakan: Hasan Al-Basri dan Abu Muslim Al-Asfahani, Wajib mendengarkan dan bersikap
tenang ketika Alquran dibacakan berdasarkan perintah tersebut, baik didalam Sholat ataupun diluar
sholat. Wajib mendengarkan dan bersikap tenang, tetapi khusus pada bacaan-bacaan Rasul Saw
dijaman beliau dan bacaan iman dalam Sholat, serta bacaan khatib dalam khutbah jum‟at.
Mendengarkan bacaan Alquran diluar Sholat dan khutbah seperti resepsi dipandang sangat dianjurkan
agara kita mendapat rahmat Allah.2
A.Rumusan Masalah
1.Apa itu Tajwid?
2.Bagaimana penerapan hukum Tajwid?
B. Tujuan
1. Guna mengetahui apa yang dimaksud dengan Tajwid?
2. Untuk mengetahui serta dapat memahami penerapan hukum Tajwid?
1
M. Quraish shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan,Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 438-439
2
Ibid, Departemen Agama RI., h. 560-561
5
BAB II
PEMBAHASAN
Makhorijul huruf adalah merupakan tempat keluarnya huruf dalam melafalkan huruf al-Qur’an. Pengertian
makhraj dari segi bahasa adalah tempat keluar. Sedangkan dari segi istilah makhraj diartikan tempat
keluarnya huruf. Mengetahui tempat keluarnya huruf-huruf hijaiyyah adalah sangat penting karena hal ini
menjadi dasar dalam melafadzkan huruf hijaiyyah secara benar.
Pengertian di atas dapat dipahami bahwa makhroj merupakan tempat keluarnya huruf-huruf yang sudah
ditentukan yaitu uruf hijaiyyah, dimana dalam membaca al-Qur’an makhorijul Qur’an harus diketahui dan
benar-benar dipahami dalam rangka untuk menciptakan bacaan al-Qur’an yang baik dan benar.
Tempat-tempat keluarnya huruf hijaiyah (29) itu memang banyak yang berpendapat, namun dari sekian
pendapat ada salah satu ulama yaituAsy- Syeikh Ibnul Jazary. Beliau berpendapat bahwa Makhorijul Huruf
Hijaiyahitu ada 17 tempat, dan bila diringkas ada 5 tempat, yaitu :
1. Al jauf( Lobang tenggorokan dan mulut), yakni Lobang tenggorokan dan mulut adalah tempat
keluar huruf mad ( huruf panjang) ا و ي
Huruf 3 itu bergelar dengan nama huruf Jaufiyyah (lubang) karena keluarnya mulai dari lubang
tenggorokan sampai lubang mulut.
2. Al Halq(tenggorokan), yang terbagi menjadi 3 bagian:
Tenggorokan bagian bawah, keluar darinya huruf ءdanه
Tenggorokan bagian tengah, keluar darinya huruf حdan ع
Tenggorokan bagian atas, keluar darinya huruf غdan خ
6
5. Al Khoysyuum(pangkal hidung), keluar darinya sifat ghunnah (dengung), yaitu mim ( )مdan nun ()ن
yang bertasydid.
Tajwid secara bahasa adalah membaguskan. Sedangkan Tajwid secara istilah adalah membaca Alquran sesuai
dengan mahrojnya huruf secara pas. Dan menyempurnakan semua sifat-sifat huruf seperti
membaca qalqalah terhadap huruf-huruf yang mempunyai sifat qalqalah. Membaca hamsh terhadap huruf yang
mempunyai sifat hamsh, membaca tebal terhadap huruf istilak, membaca tipis terhadap
huruf isti’fal. Bacaan mad,ghunah,idhar,idghom dan lain-lain. semua bisa terbaca seperti tata cara sendiri-
sendiri. Kemudian bacaan yang serupa di baca sama, seimbang dan adil sama rata.
Kewajiban dalam menggunakan tajwid dalam membaca Alquran hukumnya adalah fardhu ain sesuai dengan
dalil-dalil sebagai berikut. Seperti nas Al quran dan tajwid di bawah ini dalil Al quran:
ورتل القران ترتيال.
Yang artinya : “bacalah Al quran dengan baik dan jelas.”
ء هـ ع ح غ خ
Kaidah membaca idghom Huruf pertama yang berupa nun mati dan tanwin dimasukan ke huruf yang kedua
berupa huruf idghom bighunnah dengan disertai dengungan .
Contoh idghom :
ِح َّطٌة َّنْغ ِفْر لُك ْم, ُهدًى ِ مْن َّرِّبِهْم, مْن َّوَر اِء ِهْم
Pengecualian idghom bighunnah yang termasuk izhar wajib “Apabila ada nun mati bertemu dengan
huruf wawu atau iya dalam satu kalimat , Maka yang demikian itu harus dibaca “N” dengan terang atau
jelas . dikarenakan jika di Idghomkan khawatir menyerupai dengan mudhoak (huruf dua yang sama)
Contoh:
b. Idghom bilaghunnah
Idghom bilagunnah adalah idghom yang tidak disertai dengan dengung hidung (ghunnah) apabila nun
mati dan tanwin bertemu dengan idghom bilaghunnah yaitu : لdan ر
Kaidah membacanya : huruf pertama yang berupa nun mati atau tanwin dimasukan ke salah satu dari dua
huruf itu dengan tidak disertai suara dengung atau bilaghunnah .
Contoh:
ُيَبِّيْن َلُك ْم, ُهدًى ِّلْلُم َّتِقْيَن, َغُفْو ٌر َّرِح ْيٌم, مْن َّر ِ ّبِهْم
3. Iqlab
Arti menurut bahasa yaitu merubah atau membalik/menukar. Sedangkan menurut istilah adalah merubah
bunyi tanwin atau nun mati menjadi “M” apabila nun mati atau tanwin menghadapi ba’ atau ب.
Kaidah membacanya
“Bunyi nun mati atau tanwin diganti atau ditukar menjadi suara mim disertai dengan dengungan karena
bertemu dengan huruf ba’ atau ”ب.
Contoh:
َسِمْيٌع َبِص ْيٌر, يْنُبُت, مْن بْعِد
4. Ikhfa
Adalah membunyikan atau menyamarkan bunyi nun mat atau tanwin dibaca antara “N” dengan bunyi
huruf yang ada dihadapanya tetapi pada umumnya atau biasanya berbuyi “NG” .
8
Cara membacanya: Huruf pertama yang berupa nun mati atau tanwin dibaca dengan suara samar karena
bertemunya dengan salah satu huruf lima belas tersebut.
Huruf ikhfa yang dikumpulkan pada huruf-huruf pertama dari kata-kata :
ُد ْم َطِّيبٌا ِز ْد ِفى ُتقًى َضْع َظا لمًا َج اَد َش ْخ ٌص َقْد َس َم ا َا َك ْم َثن ِص ْف َذ ا
Cara membaca ikfha dibagi menjadi 3 bagian yaitu;
1. Aqrob ( )برقاadalah yang lebih dekat dengan izhar yaitu membacanya seperti idhar tetapi disertai dengung
sehingga menjadi samar. Adapun hurufnya ada tiga yaitu د, ط, ت.
Contoh : ُ
َيْنِط ُقْو َن, مْنَتُهْو َن,
2. Ab’ad ( )ابعدadalah yang lebih jauh dari idhar yaitu ketika membaca sangat nampak dengungnya atau
samarnya sehingga suara nun mati atau tanwin menjadi hilang sama sekali. Adapun hurufnya ada dua
yaitu قdan ك
Contoh :
مْنك,مْن قبل
3. Ausath ( )اوسطadalah pertengahan antara ikhfa’ aqrob dan ikhfa’ ab’ad dalam hal kesamaran
membacanya. Adapun hurufnya ada satu yaitu ف.
Contoh :
ِمْن َفْض ل هللا
Sedangkan selain dari huruf Ikfa’ Aqrob, Ab’ad dan Ausath boleh dibaca dengan dua wajah yaitu Aqrob
atau Ausath
Contoh :
َيْنُظُرْو َن, ِإْن جآَء كم
1. Idghom adalah sebuah hukum tajwid yang menggambarkan atau mengharuskan kita selalu melihat atau
berpikir ke depan sehingga kita bias merasakan makna hidup yang sebenarnya dan mendapatkan
kebahagiaan dalam hidup ini bimplikasi (↔)pada hukum idghom tersebut yaitu nun mati dan tanwin
sebagai kita sendiri dan huruf-huruf idghom sebagai sebuh pandangan ke depan (impian) jika kita ingin
membaca dengan benar al qur’an mengunakan hukum ini maka kita harus melihat huruf sesudahnya
sehingga kita bisa memasukan huruf nun mati atau yang berharokat tanwin tersebut ke huruf sesudahnya
yang berupa huruf-huruf idghom.
2. Izhar adalah sebuah hukum tajwid yang menuntut kejelasan pada bunyi “N” namun tidak ada
penahanan/pemanjangan bunyi “N” tersebut bimplikasi (↔) dalam kehidupan kita ,kita harus memiliki
sikap yang tegas, percaya diri , dan jelas dalam mengunnkapkan sesuatu hal apapun sehingga tidak
menyiksa diri namun ketegasan yang tidak menimbulkan kebimbangan ,percaya diri tidak menimbulkan
keraguan dan ketidakjelasan sehingga tidak membutuhkan pengulangan.
3. Ikhfa adalah hukum tajwid yang lebih condong membunyikan huruf “NG” dan mengharapkan
penahanan atau pamanjangan dalam membacanya. bimplikasi (↔) dalam kehidupan kita ,ternyata
kesedihan, kesusahan, kebencian , dendam atau hal-hal lainnya yang bersifat negatif dan berdampak negatif
bagi kita sendiri ataupun orang lain itu semua terjadi karena tekanan yang terus-menerus atau pemendaman
yang terlalu lama atau melebih-lebihkan sesuatu yang tidak sesuai kadarnya dan juga kebimbangan dalam
memilih sesuatu sehingga timbul penyesalan.
4. Iqlab adalah sebuah hukum tajwid yang membunyikan huruf “M” dan memanjangkan atau
menahannya sampai 2 harokat hal ini terjadi jika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ba’
9
saja. bimplikasi (↔) kehidupannya ternyata kita diharuskan banyak diam daripada banyak bicara saja maka
dalam konteks ini diam juga bukan hanya diam hanya diam seperti batu namun diam untuk memikirkan
sesuatu apa yang ingin kita lakukan. Dan ada juga pepatah arab” diam itu emas “ kenapa diam itu emas
karena ada pepatah indonesia juga “mulutmu harimaumu”
1.Tafkhim
Tafkhim ( )َتْفِخ ْيُمmerupakan masdar dari fakhkhama ( )َفَّخ َمyang berarti menebalkan. Sedang yang
dimaksud dengan bacaan tafkhim adalah membunyikan huruf-huruf tertentu dengan suara atau bacaan
tebal.
Pada pengertian itu dapat disimpulkan, bahwa bacaan-bacaan tafkhim itu menebalkan huruf tertentu dengan
cara mengucapkan huruf tertentu dengan cara mengucapkan huruf di bibir (mulut) dengan menjorokkan ke
depan (bahasa Jawa mecucu), bacaan tafkhim kadang-kadang disebut sebagai isim maf’ul mufakhkhamah (
)ُم َفَّخ َم ٌة.
Tarqiq ( )َتْر ِقْيٌقmerupakan bentuk masdar dari roqqoqo ( )َر َّقَقyang berarti menipiskan. Sedang yang
dimaksud dengan bacaan tarqiq adalah membunyikan huruf-huruf tertentu dengan suara atau bacaan tipis.
Pada pengertian itu tampak, bahwa tarqiq menghendaki adanya bacaan yang tipis dengan cara
mengucapkan hurur di bibir (mulut) agak mundur sedikit dan tmpak agak meringis. Bacaan tarqiq kadang-
kadang disebut sebagai isim maf’ulnya, yakni muraqqoqoh ()ُمَر َّقَقٌة.
2. Bacaan Tafkhim
Huruf hijaiyah yang wajib dibaca tafkhim terdapat tujuh huruf, yaitu huruf isti’la yang berkumpul pada
kalimat: ُخ َّص َض ْغ ِط ِقْظ, kesemuanya harus dibaca tebal.
Contoh:
َفاْلَح ُّق َاُقْو ُل، َو الَّطِّيُبْو َن، َفَّض ْلَنا َبْع َض ُهْم، َغاِس ٍق، َو الَّص آَّفاِت،ُاْد ُخ ُلْو َها.
Selain ketujuh huruf tersebut harus dibaca tarqiq, kecuali huruf lam dan ra, yang mempunyai ketentuan
sendiri.
Pertama, huruf lam tetap dibaca tafkhim jika berada pada lafal jalalah ( )َلْفُظ اْلَج َالَلِة, yakni lam yang terdapat
pada lafal: dengan syarat agar lam itu didahului tanda baca fathah atau dammah.
Contoh:
َش ِهَد ُهللا، ُسْبَح اَن ِهللا، َس َالُم ِهللا،َص َالُة ِهللا
Kedua, ra wajib dibaca tafkhim (tebal) apabila:
Ra bertanda sukun (mati), sedang huruf di belakangnya berupa huruf yang difathah. Contoh:
Ra bertanda suku, sedang huruf di belakangnya berupa huruf yang didammah. Contoh:
10
Ra yang bertanda baca sukun, sedang huruf di belakangnya berupa huruf yang dikasrah, namun kasrah
ini bukan asli tetapi baru datang. Contoh:
Ra bertanda baca sukun, sedang huruf di belakangnya berharakat kasrah asli dan sesudah ra bertemu
dengan huruf isti’la ( )َح ْر ُف ِاْس ِتْع َالٍءyang terdapat tujuh huruf yang terkumpul pada kalimat: ُخ َّص َض ْغ ٍط ِقْظ
3.Mad
Mad menurut bahasa adalah tambahan atau panjang. Mad, menurut istilah ulama tajwid dan ahli
bacaan (ahli qiraat) adalah memanjangkan suara bacaan huruf Al-Qur’an disebabkan adanya huruf
"Mad" sesuai aturan-aturan yang berlaku.
adalah memanjangkan bacaan di karenakan ada huruf mad dan tidak ada sebab yang dapat mengubah
keasliannya. Diberi nama Mad Thobi’i karena madnya berlaku sesuai tabi’at aslinya, sehingga disebut
juga dengan “Mad Asli” . Ukuran panjangnya adalah 2 harakat/ketukan
ي,و,ا
o Huruf hijaiyah dengan harakat Fathah ( َ ــketemu) ــــdengan huruf hijaiyah Alif ( ;) ا
o Huruf hijaiyah dengan harakat Kasrah ( ـــketemu) ــــِـhuruf hijaiyah Ya Sukun ( ;) ْي
o dan huruf hijaiyah dengan harakat Dhammah ( ــــــُ (ــــــketemu dengan huruf Waw sukun ( )و
b. Mad Far’i
Mad Wajib Muttasil terjadi apabila mad asli atau mad thobi'i bertemu dengan huruf hamzah ) ء
( dalam satu kata /kalimat. Cara membaca mad wajib muttasil adalah mad di panjangkan menjadi
4 atau 5 harakat
Mad Ja’iz Munfasil terjadi apabila mad asli atau mad thobi'i bertemu dengan huruf hamzah ) ء
( dalam dua kata. • Cara membaca Mad Ja’iz Munfasil adalah mad di panjangkan menjadi 4 atau 5
harakat
Mad Lin atau Mad Layyin terjadi di huruf berbaris atas (fathah dan dhomah) bertemu dengan
huruf ya ) ( يatau wau ) ( وbertanda sukun, sedangkan di depannya lagi ada satu huruf lagi yang di
matikan karena waqaf (berhenti) Atau dalam bahasa penjelasan yang lebih mudah, adalah bacaan
miring (lin) bertemu satu huruf yang di matikan karena waqof (berhenti) Yang di maksud bacaan
miring (lin) adalah bacaan yang berbunyi seperti - "Ai" = fathah bertemu ya, - "Au" = fathah
bertemu wau
Mad Lin atau Mad Layyin terjadi hanya jika berhenti (waqaf). Cara membaca Mad Lin atau Mad
Layyin adalah di panjangkan 2, 4 atau 6 harakat Jika anda bertanya jadi 2, 4 atau 6 harakat ? ya,
anda boleh pilih yang mana saja, hanya saja anda harus konsisten pada pilihan pertama jika anda
menemukan bacaan serupa hingga akhir bacaan.
Mad Badal
11
Mad Badal terjadi jika hamzah ( ) ءbertemu dengan huruf-huruf mad. Cara membaca Mad Badal
adalah di panjangkan 2 harakat.
Mad Arid Lissukun
Mad Arid Lissukun terjadi di ketika berhenti (waqof) di akhir ayat sehingga mematikan huruf
terakhir sedang sebelum huruf yang dimatikan tersebut terdapat mad asli. • Cara membaca Mad
Arid Lissukun kadar panjang bacaannya adalah 2, 4 atau 6 harakat
Menurut bahasa qalqalah artinya pantulan gerak atau getaran suara. Menurut istilah qalqalah
melafalkan huruf-huruf tertentu dalam satu kalimat dengan suara memantul dari makhrajnya karena
huruf tersebut berharakat fathah, dammah atau kasrah yang dibaca sukun karena berhenti. Dengan
demikian bacaan qalqalah terjadi apabila : Huruf qalqalah berharakat sukun, atau Huruf qalqalah
berharakat fathah, dammah, atau kasrah yang dibaca sukun karena waqaf (berhenti).
Huruf qalqalah ada lima yaitu: ق ط ب ج د
Terkumpul dalam lafad: ُ بَ ٍج د َقْ طAtau: “Baju Di Toko” ب ج د ط ق
1.Qalqalah Sughra
Qalqalah Sugra atau kecil adalah huruf qalqalah yang terletak di pertengahan kata yang berharakat
sukun. Cara membacanya dengan pantulan yang tidak terlalu kuat. Apabila Huruf ba' berharakat
sukun pada kata 'mabthuuth' dibaca memantul. Huruf ba' berharakat sukun pada kata 'hab lum'
dibaca memantul. Huruf dal berharakat sukun pada kata 'yalid' dibaca memantul. Huruf jim
berharakat sukun pada kata 'yaj'al' dibaca memantul.Huruf Qalqalah ada 5. ba ()ب, jim ()ج, dal ()د, ta
()ط, dan qaf ()ق. Kelima huruf tersebut jika dimatikan maka akan menimbulkan getaran bila dibaca.
2. Qalqalah Kubra
huruf qalqalah yang terletak pada akhir kata yang dibaca sukun, baik karena memang berharakat
sukun atau berharakat fathah, dammah, kasrah atau tanwin, tetapi dibaca waqaf (berhenti). • Cara
membacanya harus lebih mantap dengan memantulkan suara dengan pantulan yang kuat.
Contoh dari qolqolah kubra
1. Surat Al-Falaq ayat 1. ُقْل َاُع ْو ُذ ِبَر ِّب اْلَفَلِۙق...
2. Surat Al Buruj ayat 20. َّوُهّٰللا ِم ْن َّوَر ۤا ِٕىِه ْم ُّمِح ْيٌۚط...
3. Surat Al Falaq ayat 3. َوِم ْن َش ِّر َغاِس ٍق ِاَذ ا َو َقَۙب.
3. Macam-macam idgham
Idgham ( )اضغامmenurut bahasa artinya memasukkan atau melebur huruf. Menurut istilah idgham
berarti pengucapan dua huruf seperti dua huruf yang ditasydidkan.
Menurut definisi diatas dapat di simpulkan bahwa Idgham adalah berpadu atau bercampur antara
dua huruf atau memasukkan satu huruf ke dalam huruf yang lain.
A. Berdasarkan makhroj al-huruf (tempat-tempat keluarnya huruf) dan sifat-sifat yang dimilikinya,
idgham dibagi menjadi tiga macam, yaitu;
12
1. Idgham Mutamaatsilain
( ﺇﺩﻏﺎﻡﻣﺘﻤﺎﺛﻠﻴﻦ- yang serupa) ialah pertemuan antara dua huruf yang sama sifat dan makhrajnya
(tempat keluarnya) dal bertemu dal dan sebagainya. Hukum adalah wajib diidghamkan.
Ada beberapa contoh idgham mutamatsilain yang dapat kita temukan dan perhatikan, yaitu: Huruf
ba ( )بketemu ba ( )بdalam QS Al-Baqarah ayat 60. Huruf ta ( )تketemu ta ( )تdalam QS Al-
Baqarah ayat 16. Huruf dal ( )دketemu dal ( )دdalam QS Al-Maidah ayat 61.
2. Idgham Mutaqorribain
Idgham artinya memasukkan, sementara mutaqaribain artinya dua huruf yang berdekatan. Secara
istilah, idgham mutaqaribain adalah apabila terdapat dua huruf yang berdekatan makhraj dan
sifatnya, sedangkan huruf yang pertama berharakat sukun atau mati.
3. Idgham Mutajaanisain
secara istilah, idgham mutajanisain adalah memasukkan atau meleburkan huruf sukun ke huruf
berikutnya yang berharakat. Dengan catatan huruf sukun dan huruf berikutnya memiliki makhraj
yang sama tetapi beda sifatnya. Yaitu pertemuan dua huruf yang sama makroj, namun sifatnya
berlainan. Didalam Al-Quran pertemuan huruf-huruf yang sama makhroj dan berlainan sifatnya
terjadi pada huruf berikut ini :
ط--- د--- ت
ظ--- ذ--- ث
ب--- م
Contoh Idgham Mutajanisain Naqis dalam Al Quran:
1.Surat Al-A'raf Ayat 189. َفَلَّم ا َاْثَقَلْت َدَع َو َهللا َر َّبُهَم ا
2. Surat Az-Zukhruf Ayat 89. َفاْص َفْح َع ْنُهْم َو ُقْل َس اَل ٌم...
3. Surat Al-Anfal Ayat 42. َو َلْو َتَو اَع ْدُتْم اَل ْخ َتَلْفُتْم ِفي اْلِم ْيَع اِد
B. Berdasarkan hukum nun mati atau tanwin, maka idgham di bagi menjadi dua yaitu;
1. Idgham Bighunnah
Melansir dari buku Dasar-Dasar Ilmu Tajwid yang ditulis Dr. Marzuki, dkk., hukum bacaan idgham
bigunnah artinya menyembunyikan nun mati atau tanwin dengan memasukkannya ke huruf
sesudahnya dan dibaca dengung.
idgham bighunnah juga disebut dengan Idgham Ma'al Ghunnah ciri-cirinya yaitu suatu hukum
tajwid yang berlaku ketika ada Nun mati atau nun disukun [ ] ْنatau tanwin ( ـٌـــ, ـٍـــ, ) ـًـــbertemu
dengan huruf Mim []م, Nun []ن, Waw []و, dan huruf Ya [ ]يdan tidak dalam satu kata atau kalimat.
Berikut contoh dari idgham bighunnah yaitu;
1.QS Al Lahab ayat 1. َتَّبْت َيَدآ َأِبى َلَهٍب َو َتَّب...
2. QS Al Kafirun ayat 4. َو آَل َأَن۠ا َعاِبٌد َّم ا َع َبدُّتْم...
3. QS Al Zalzalah ayat 6. َيْو َم ِئٍذ َيْص ُد ُر ٱلَّناُس َأْش َتاًتا ِّلُيَر ْو ۟ا َأْعَٰم َلُهْم...
13
4. QS An Naba ayat 30.
2. Idgham Bilaghunnah
Idgham Bilaghunnah artinya melebur tanpa dengung atau maksudnya memasukkan huruf nun mati
atau tanwin ke dalam huruf sesudahnya tanpa disertai suara yang mendengung. Hukum bacaan
tersebut berlaku jika nun atau tanwin bertemu huruf رdan ( لLam dan Ra').
Huruf idgham bighunnah ada 4 yaitu wau ()و, nun ()ن, ya ()ي, mim ( )مdalam ilmu tajwid. Idgham
bighunnah sendiri adalah salah satu hukum bacaan nun mati dan tanwin sebagai panduan muslim
membaca ayat Al-Qur'an.
Terdapat banyak contoh idgham bighunnah dalam Al-Quran, di antaranya sebagai berikut:
Jenis waqaf tak hanya satu. Beberapa jenis waqaf ada waqaf tamm, waqaf kafi, waqaf hasan, dan
waqaf qabih. Berikut penjelasannya.
1. Waqaf Tamm
Adalah waqaf sempurnya, yaitu waqaf yang dibaca secara sempurna tanpa memotong di tengah-tengah
bacaan. Arti ayatnya pun tidak akan terpengaruh karena tidak berhubungan dengan bacaan sebelum
maupun selanjutnya.
2. Waqaf Kafi
Disebut juga sebagai waqaf yang memadai, yaitu waqaf yang dibaca dengan tidak melakukan
pemotongan di tengah kalimat, tetapi masih memiliki hubungan makna dengan kalimat sebelum
maupun selanjutnya.
14
3. Waqaf Hasan
Yaitu mewaqafkan kalimat yang tidak memiliki hubungan arti dengan kalimat selanjutnya, tetapi
kalimat tersebut masih berhubungan kalimat selanjutnya.
4. Waqaf Qabih
Mewaqafkan kalimat secara tidak sempurna atau memotong kalimat yang tidak memiliki hubungan
arti, tetapi masih punya hubungan dengan kalimat sesudahnya.
Tanda baca ( )مartinya “harus berhenti”. Waqaf lazim juga disebut waqaf tamm (waqaf yang
sempurna), karena tanda waqaf ini menandakan sempurna atau tidaknya suatu kalimat.
Tanda waqaf laa washal ( )الartinya “tidak boleh berhenti”. Jika terdapat tanda waqaf( )الpada tengah
ayat, maka tidak diperbolehkan untuk berhenti. Tetapi jika tanda waqaf ( )الberada di akhir ayat, maka
diperbolehkan berhenti.
Tanda waqaf waslu ula ()صلىartinya “diutamakan untuk melanjutkan”. Jika kita menemukan tanda
waqaf waslu ula, maka kita diperbolehkan untuk berhenti atau melanjutkan. Tetapi lebih diutamakan
lagi untuk melanjutkan.
Tanda waqaf (.’. …..’.) artinya “berhenti di salah satu tanda”. Waqaf ini akan selalu muncul sebanyak
dua kali, dan kita harus berhenti disalah satu tanda waqah tersebut.
15
Contoh waqaf jaiz terdapat pada surat Az-Zukhruf ayat 35 :
Tanda waqaf ()قالberarti “diutamakan berhenti”. Apabila pada ayat Al Quran terdapat tanda waqaf (
)قال, lebih baik diutamakan untuk berhenti pada kata yang terdapat tanda tersebut.
7. Tanda Waqaf Saktah ()ســاكتهTanda waqafini berarti “berhenti sejenak tanpa bernafas”. Apabila
terdapat tanda waqaf ()س, maka yang harus dilakukan yaitu berhenti sejenak sehingga memutus bacaan
tetapi tidak diperbolehkan bernafas.
Tanda waqaf ( )طartinya “harus berhenti”. Maka apabila kalian menemukan tanda waqaf ( )طpada
bacaan, maka kalian harus berhenti.
Tanda waqaf ( )صberarti “tidak berhenti”. Selama tidak menemukan alasan untuk berhenti atau kita
kehabisan napas karena panjangnya suatu ayat, maka kita meneruskan bacaan.
Tanda waqaf ( )قartinya “diutamakan untuk melanjutkan”. Apabila pada ayat Al Quran terdapat tanda
waqaf ( )قini, lebih baik diutamakan untuk melanjutkan bacaan.
Tanda waqaf ( )زberarti “diutamakan untuk melanjutkan”. Untuk tanda waqaf mujawaz ( )زini maka
kalian dianjurkan untuk melanjutkan membaca.
16
Tanda waqaf ( )ﻙberarti “sama dengan waqaf sebelumnya”. Jadi apabila kalain menemukan tanda
waqaf ( )ﻙini, maka kalian harus menyamakan dengan tanda waqaf sebelumnya.
Tanda waqaf ( )قيفberarti “diutamakan berhenti”. Apabila jika tedapat tanda waqaf ( )قيفini dianjurkan
lebih baik untuk berhenti daripada melanjutkan.
BAB III
P ENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkanpembahasandiatasdapatditarikbeberapakesimpulanyaitu:
Tajwid secara harfiah bermakna melakukan sesuatu dengan elok dan indah atau bagus dan
membaguskan, tajwid berasal dari kata jawwada dalam bahasa Arab. Dalam ilmu Qiraah, tajwid berarti
mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat yang dimilikinya.
Ilmu Tajwid ialah sebagai penyempurnakan semua sifat-sifat huruf seperti membaca qalqalah terhadap
huruf-huruf yang mempunyai sifat qalqalah.
Membaca hamsh terhadap huruf yang mempunyai sifat hamsh, membaca tebal pada huruf
istilak ,membaca tipis terhadap huruf isti’fal.
Menurut istilah qalqalah melafalkan huruf-huruf tertentu dalam satu kalimat dengan suara memantul dari
makhrajnya karena huruf tersebut berharakat fathah, dammah atau kasrah yang dibaca sukun karena
berhenti. Dengan demikian bacaan qalqalah terjadi apabila Huruf qalqalah berharakat sukun, atau Huruf
qalqalah berharakat fathah, dammah, atau kasrah yang dibaca sukun karena waqaf (berhenti).
17
DAFTARPUSTAKA
Basthul, Maftuh birri. 2014. Tajwid Jazariyyah. Cetakan pertama tahun 2000, Cetakan revisi tahun 2014. Kediri.
Madrasah Murottilil Qur’anil Karim.
Basori, KH M. Alwi Murtadho. 2009. Pokok-pokok Ilmu Tajwid. Cetakan ke-28. Singosari Malang. CV. RAHMATIKA.
Guru, Tim Bina Karya. 2009. Bina Belajar Al-Qur’an Hadits untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas II. Jakarta. Erlangga.
Ismail Tekan, Tajwid Alqur’anul Karim Pembahasan secara praktis populer dan sistematis (Jakarta: Pustaka Alhusna
Baru, 2004, cetakan ketujuh belas)
Endad Musaddad, Qira’atul Qur’an Wa Tahfidz (Banten : FTK Banten Press dan LP2M IAIN SMH Banten, 2014,
cetakan keenam
Table of Contents
COVER.................................................................................................................................................................................... 1
KATAPENGANTAR..............................................................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN...................................................................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................................................................4
A.Rumusan Masalah........................................................................................................................................................5
B. Tujuan..........................................................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN......................................................................................................................................................................6
A. Pengertian Makharijul Huruf..........................................................................................................................................6
B. Konsep ilmu tajwid.........................................................................................................................................................7
C.Hukum-hukum Mim sukun dan tanwin............................................................................................................................7
D. Lam Tafkhim dan Mad..................................................................................................................................................10
18
E.Qolqolah dan Macam-macam idgham............................................................................................................................12
F. Waqaf ( tanda berhenti).................................................................................................................................................14
BAB III.................................................................................................................................................................................. 17
P ENUTUP........................................................................................................................................................................17
A. Kesimpulan...................................................................................................................................................................17
DAFTARPUSTAKA.........................................................................................................................................................18
19