DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6
AK21A
RESKI (105731100121)
HARYANTI (105731102221)
Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan doa, kritik dan saran sehigga makalah ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kitab suci dan bagian penting dalam hidup umat Islam.
Bagi kaum muslimin, Al-Qur’an adalah hukum dan perintah, pedoman untuk
berperilaku dan moral, serta berisi filosofi agama. Ini adalah kompilasi wahyu
yang diberikan kepada Nabi Muhammad dari Allah SWT melalui malaikat
Jibril. Al-Qur’an adalah kalamullah, atau kalimat Allah SWT dan berasal dari
sisi Allah SWT. Bagi orang Islam, membaca Al-Qu'ran tentunya menjadi
kegiatan yang tidak akan asing bahkan sering dilakukan. Bagaimana tidak,
ketika kita membaca Al-Qur'an, maupun mendengarkannya saja, sudah
banyak rahmat yang akan didapatkan. Tidak heran, banyak seskali keutamaan
membaca Al-Qur'an. Seperti yang kita ketahui, Al-Qur'an merupakan
pedoman bahkan kitab suci umat Islam. Sangat rugi sekali jika umat Islam
tidak mau kalah. Apalagi dengan banyaknya keutamaan yang bisa didapatkan
dengan membaca Al-Qur'an ini. Membaca Al-Qur’an dapat menjadikan
suasana sekitar menjadi lebih damai, tenang dan penuh dengan keberkahan.
Maka dari itu seseorang yang membaca Al-Qur’an akan mendapatkan pahala
yang berlipatganda dan kebaikan dari Allah SWT sebagai manusia yang soleh.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Keutamaan Tilawah Al-Qur’an?
2. Bagaimana Adab-Adab Tilawah Al-Qur’an?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Keutamaan Tilawah Al-Qur’an.
2. Untuk mengetahui Adab-Adab Tilawah Al-Qur’an.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2. Obat Terapi jiwa yang gundah
Dalam bertilawah bukan hanya amal ibadah saja, tetapi juga bisa menjadi
obat dan penawar jiwa yang gelisah, pikiran kacau, nurani tidak tenang
dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan pernyataan para ulama ahli terapi,
mereka menyebutkan salah satu obat hati yang utama adalah bertilawah
atau membaca Al-Qur’an dengan khusyu’ seraya merenungkan makna
kandungannya. Dalam ilmu jiwa Psikologi modern dinyatakan bahwa
berkomunikasi dengan orang lain sangat efektif untuk mengurangi beban
berat yang ditanggung. Sementara membaca Al-Qur’an ibarat kita
berkomunikasi dengan Allah SWT, dengan komunikasi itu orang yang
membaca Al-Qur’an jiwanya akan menjadi tenang dan tenteram.
Sebagaimana dalam firman Allah SWT, QS Al Isra : 82 yang artinya “
Dan kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.”
3. Memberi Syafa’at
Disaat umat manusia diliputi kegelisahan pada hari kiamat, Al-Qur’an
hadir memberikan pertolongkan kepada orang-orang senantiasa bertilawah
atau membacakan Al-Qur’an. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,
“bacalah Al-Qur’an karena sesungguhnya ia pada hari kiamat akan hadir
memberikan pertolongan kepada orang-orang yang membacanya” (HR
Muslim).
3
Perumpamaan seorang munafik yang membaca Al-Qur’an bagai raihanah
(semacam bunga kenanga), baunya harum namun rasanya manis. Dan
perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an bagai buah
handzalah (antawali), tidak ada buahnya dan rasanya pahit.” (Muttafaq
Alaihi)
B. Adab-Adab Tilawah
1. Memilih waktu terbaik, cocok dan kondusif bagi kesempurnaan tilawah
seperti (secara berurutan) : pada sepertiga malam terakhir (khususnya
dalam sholat), lalu tilawah pada waktu malam secara umum, lalu tilawah
waktu fajar, lalu tilawah pagi hari, lalu tilawah pada waktu-waktu lain
siang hari.
2. Memilih tempat yang sesuai dan lebih kondusif seperti masjid atau tempat
di rumah atau dimana saja yang tenang dan jauh dari gangguan, kebisingan
dan kegaduhan.
3. Memilih keadaan diri dan posisi duduk yang menampakkan kekhusyukan
dan penghormatan terhadap firman Allah, misalnya berpakaian lengkap
seperti dalam sholat, duduk seperti duduk tasyahhud seraya menghadap
kiblat, dan lain-lain.
4
4. Berada dalam kondisi fisik yang bersih dan suci dari hadats besar dan juga
diutamakan bersih dan suci dari hadats kecil pula.
5. Berusaha menjaga kebersihan dan kesucian diri dari dosa, kemaksiatan
dan kemunkaran, seperti kemaksiatan-kemaksiatan hati, lisan, mata,
telinga, dan lain-lain.
6. Menghadirkan niat ibadah, keikhlasan yang sempurna, kekhusyukan hati
dan sikap tajarrud (totalitas) dalam ber-ta’amul (berinteraksi)
dengan Kalamullah, serta menjauhkan pikiran dan perasaan dari hal-hal
yang mengganggu dan meyibukkan.
7. Memulai tilawah dengan bacaan isti’adzah atau ta’awwudz sesuai firman
Allah dalam QS An-Nahl : 98 ; dan mengawali setiap bacaan permulaan
surah (kecuali Surah At-Taubah) dengan basmalah.
8. Menangis atau berusaha menangis khususnya ketika membaca ayat-ayat
tentang adzab, Hari Qiyamat dan yang semakna dengan itu.
9. Menunjukkan sikap pengagungan terhadap Allah SWT dan menghadirkan
kesadaran sedang berhadapan dengan Firman Suci Dzat Yang Maha Suci
dan Agung serta berusaha membaca dengan penuh perasaan, pemahaman
dan tadabbur, sesuai dengan topik dan tema ayat-ayat yang dibaca.
Disamping juga merasa seakan-akan ayat-ayat tersebut hanya ditujukan
kepadanya.
10. Berusaha membaca dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah
ilmu tajwid, makhraj dan tilawah.
11. Bagi yang mendengarkan tilawah, juga harus memperhatikan adab-adab
dan hal-hal diatas, disamping harus diam, mendengarkan dan
memperhatikan dengan baik sesuai perintah Allah dalam QS Al-A’raf :
204.
5
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Al-Qur’an adalah kitab suci dan bagian penting dalam hidup umat Islam.
Bagi kaum muslimin, Al-Qur’an adalah hukum dan perintah, pedoman untuk
berperilaku dan moral, serta berisi filosofi agama. Para sahabat sangat gemar
membaca dan menggali ilmu-ilmu Al-Qur’an. Mereka terus membaca dan
mengkhatam Al-Qur’an secara Rutin. Didalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang
menjadi petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi siapa yang mempercayainya serta
mengamalkannya. Karena itu setiap orang yang mempercayai Al-Qur’an akan
bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membaca, untuk mempelajari dan bahkan
memahami serta mengamalkannya sampai dengan rahmat yg dirasa oleh seluruh
penghuni alam semesta. Dalam membaca Al-Qur’an terdapat adab yang harus
dijaga dan diperhatikan. Setelah mengetahui dan memahami adab membaca Al-
Qur’an, semoga dapat membuat kita lebih baik lagi dalam membaca kitab suci.
Saran
Sebagai umat Islam, Al-Qur’an adalah pedoman hidup kita. Al-Qur’an
dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai penolong di akhirat kelak. Maka sudah
menjadi kewajiban kita sebagai umat muslim untuk mempelajari dan
mengamalkan Al-Qur’an. Kita juga harus menjaga dan melestarikan kemurnian
Al-Qur’an agar tidak melenceng dari ajaran yang dibesarkan Rasulullah SAW dan
tidak masuk ke dalam lubang kemusyrikan.
6
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/414562081/Keutamaan-Tilawah(05/05/2022;
18:06)
https://www.dakwatuna.com/2011/07/11/13141/keutamaan-tilawah-al-
quran/#axzz7SPFj7PlV (05/05/2022; 19:21)
BAB II_TITIN SETIYAWATI_PAI'17.pdf (05/05/2022; 19:21)
https://griyaalquran.id/urgensi-tilawah-al-quran-dan-adab-adabnya/
(05/05/2022; 19:55)