Oleh :
Andri Irawan 1710052
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas Kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Talqin dzikir, Khotaman dan Manakiban.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
ini kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Talqin dzikir, Khotaman dan
Manakiban ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
1.3. Tujuan ................................................................................................... 1
BAB II: PEMBAHASAN
2.1. Manakib................................................................................................. 2
2.2. Talqin Dzikir ......................................................................................... 4
2.3. Khotaman .............................................................................................. 6
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Manakiban.
2. Untuk mengetahui pengertian Talqin Dzikir.
3. Untuk mengetahui pengertian Khotaman.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manakib
1. Pengertian Manakib
Kata “MANAQIB” berarti “Riwayat Hidup”. Penggunaan kata
MANAQIB tersebut, biasanya dikaitkan dengan sejarah kehidupan
seseorang yang dikenal sebagai tokoh besar pada suatu masyarakat, seperti
tentang perjuangannya, silsilahnya, akhlaknya, dan lain-lain.
2
3
Dan seseorang yang telah memperoleh talqin dzikir yang juga lazim
disebut bai’at dari seorang guru mursyid, berarti dia telah masuk silsilahnya
para kekasih Allah yang Agung.
Jadi jika seeorang berbai’at thoriqoh berarti dia telah berusaha untuk turut
menjalankan perkara yang telah dijalankan oleh mereka.
2.3 Khotaman
Kata khataman berasala dri kata “khatama yakhtumu khataman”artinya
selesai/ menyelesaikan. Maksud khataman dalam TQN adalah
menyelesaikan atau menamatkan pembacaan aurad (wirid-wirid) yang
menjadi ajaran TQN pada waktu-waktu tertentu.
Khataman Kitab Uqudul Jumaan
laa ilaahha illa angta subhaanaka innii kungtu minazh zhoolimiina (500x).
"Tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Engkau. Maha Suci Engkau,
sesungguhnya aku ini termasuk orang-orang yang celaka".
yaa lathifu (3x) yaa maw wasi'a luthfuhhuu ahhlas samaawaati wal ardli nas-
aluka bikhofiyyi khofiyyi luthfikal khofiyyi ang tukhfiyanaa fii khofiyyi
khofiyyi luthfikal khofiyyi innaka qulta wa qoulukal haqqulloohhu lathiifum
bi'ibaadihhii yarzuku may yasyaa-u wa hhuwal qowiyyul 'aziizu
alloohhumma innaa nas-aluka yaa qowiyyu yaa 'aziizu yaa mu'iinu
biquwwatika wa 'izzatika yaa matiinu ang takuuna lanaa 'aunaw wa
mu'iinam fii jamii'il aqwaali wal ahwaali wal af'aali wa jamii'i maa nahnu
fiihhi mim fi'lil khoirooti wa ang tadfa'a 'annaa kulla syarriw wa niqmatiw
wa mihnating qodistahqoinaahha min ghoflatinaa wa dzunuubinaa fa-innaka
angtal ghofuurur rohiimu wa qod qulta wa qoulukal haqqu wa ya'fuu 'ang
katsiiri alloohhumma mal lathofta bihhii wa wajjahtahhuu 'ingdaka wa
ja'altal luthfal khofiyya taabi'aa lahhuu haytsu tawajjahha nas-aluka ang
tawajjihhanaa 'ingdaka wa ang tukhfiyanaa biluthfika innaka 'alaa kulli syai-
ing qodiiruw washollalloohhu 'alaa sayyidinaa muhammadiw wa 'alaa
aalihhii wa shohbihhi wa sallama wal hamdulillaahhi robbil 'aalamiina,
alfaatihah.
Wahai Dzat Yang Maha Lembut. Wahai Dzat yang kelembutannya
menaungi seluruh penduduk langit dan bumi. Kami memohon kepada-Mu
dengan segala rahasia kelembutan-Mu agar dirahasiakan kami di dalam
rahasia kelembutan-Mu. Sesungguhnya Engkau telah berfirman dan semua
firman-Mu itu adalah benar. Allah itu Maha Lembut kepada hamba-hamba-
Nya, memberikan rizki kepada yang dikehendaki-Nya. Dia adalah Dzat
Yang Maha Perkasa lagi Maha Mulia. Ya Allah, sesungguhnya kami
memohon kepada-Mu. Wahai Dzat Yang Maha Perkasa, Maha Mulia, Maha
Penolong. Dengan keperkasaan-Mu dan kemuliaan-Mu wahai Dzat Yang
Maha Kuat semoga Engkau menolong dan melingkupi kami dalam segala
perkataan, prilaku, pekerjaan dan segala sesuatu kebaikan yang kami
kerjakan, dan semoga Engkau menghindarkan kami dari setiap kejelekan,
kecelakaan dan malapetaka karena kelalaian kami dan dosa-dosa kami,
sekalipun itu pantas bagi kami, karena Engkau Dzat Yang Maha Pengampun
dan Maha Penyayang. Dan sesungguhnya Engkau telah berkata, sedangkan
16
***
DOA KEMUDAHAN
3.1 Kesimpulan
Kata “MANAQIB” berarti “Riwayat Hidup”. Penggunaan kata
MANAQIB tersebut, biasanya dikaitkan dengan sejarah kehidupan
seseorang yang dikenal sebagai tokoh besar pada suatu masyarakat, seperti
tentang perjuangannya, silsilahnya, akhlaknya, dan lain-lain.
Manaqiban itu suatu bentuk kegiatan upacara pembacaan riwayat
hidup seorang tokoh ulama (sufi) yang sangat kharismatik dan memiliki
banyak karomah, seperti Syaikh ‘Abdul Qodir Jilani, Dengan maksud,
antara lain:
1. Untuk mencintai dan menghormati dzurriyyah Nabi
Muhammad SAW
2. Untuk mencintai para shalihin, auliya’, dan lainnya
3. Untuk meneladani perilaku kesufiannya.
Adapun menurut tuntunan kaum salaf, dalam aqidah ahlussunnah
wal jamaah, membaca Manaqib para wali, itu baik (mustahab), karena
dapat mendatangkan kecintaan terhadap para wali dan untuk bertawassul
kepada para wali Allah. Adapun memberi makananitu hukumnya sunah,
kalau dengan maksud untuk memberikan shadaqah dan bertujuan untuk
memulyakan tamu. Dalam hadist dinyatakan, yang artinya, “Siapa yang
beriman kepada Allah, supaya menghormati tamunya”.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://alimpolos.blogspot.com/2014/05/manaqib.html?m=1
https://attijaniyahwalhamdulillah.weebly.com/talqin-dzikir.html
https://mahmudjonsen.blogspot.com/2013/01/khataman-dan-doa.html?m=1
https://dokumenpemudatqn.blogspot.com/2012/05/tqn-pondok-pesantren-
suryalaya.html?m=1
20