Dosen Pengampu:
Abd. Rohim MA'iya, L.C., M.Pd.I
Disusun Oleh:
Safitri
NIM. 22.12.01.01.7410
Penyusun
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ..............................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al quran adalah kitab suci yang diturunkan Allah SWT kepada nabi
Muhammad SAW sebagai rahmat yang tak ada taranya bagi alam semesta, di
dalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman dan
pelajaran bagi siapa yang mempelajarinya dan mengamalkannya. Bukan itu saja
tetapi juga Al quran adalah sebagai kitab suci terakhir di turunkan Allah SWT
yang isinya mencakup segala pokok-pokok syariat yang terdapat dalam kitab-
kitab sebelumnya.Karena itu orang yang mempercayai Al quran akan
bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, untuk mempelajarinya
dan memahaminya serta untuk mengamalkannya dan mengajarkannya sampai
merata rahmatnya dirasakan oleh penghuni alam semesta. Sehubungan dengan
hal tersebut di dalam mukaddimah Al quran dan Terjemahnya juga ditegaskan
bahwa:Membaca Al quran, baik mengetahui artinya maupun tidak adalah
termasuk ibadah,amalsaleh dan memberi rahmat serta menjadi manfaat bagi
yang melakukannya, memberi cahaya ke dalam hati yang membacanya
sehingga terang benderang, juga memberi cahaya kepada keluarga, rumah
tangga tempat Al quran itu dibaca.1. Jadi, setiap mu’min harus yakin bahwa
membaca Al quran saja sudah termasuk amal yang mulia dan akan mendapatkan
pahala yang berlipat gandasebab yang dibacanya adalah kitab suci dari Ilahi
yang diturunkan-Nya kepada umat manusia, Al quran adalah sebaik-baik
bacaan bagi orang mu’min, baik dikala susah, dikala gembira ataupun dikala
sedih bahkan membaca Al quran itu bukan saja menjadi amal ibadah tetapi juga
menjadi obat penawar bagi orang yang yang sedang gelisah jiwanya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
kehidupan nyata serta pedoman kehidupan setelah hari akhir.Dan tidak
sebatas paham belaka apalagi kita sebagai generasi muda harus menjadi
tokoh dan contoh yang baik
3
tahun 10 H.Proses turunnya al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw melalui
tiga tahapan, yaitu:Pertama, al-Qur’an turun secara sekaligus dari Allah ke lauh
al-mahfuzh , yaitu suatu tempat yang merupakan catatan tentang segala
ketentuan dan kepastian Allah. Proses pertama ini diisyaratkan dalam Q.S. al-
Buruj (85) ayat 21–22, “Bahkan yang didustakan mereka ialah Al-Qur’an yang
mulia. Yang (tersimpan) dalam lauh al-mahfuzh”.Diisyaratkan pula oleh firman
Allah surat al-Waqi`ah (56) ayat 77—80, “Sesungguhnya Al Qur’an ini adalah
bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh), tidak
menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan
semesta alam.”Tahap kedua, al-Qur’an diturunkan dari lauh al-mahfuzh itu ke
bait al-izzah (tempat yang berada di langit dunia). Proses kedua ini diisyaratkan
Allah dalam surat al-Qadar [97] ayat 1, “sungguhnya Kami telah
menurunkannya (Al-Qur’an) pada malan kemuliaan. ”Juga diisyaratkan dalam
Q.S. Surat ad-Dukhan [44] ayat 3, “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada
suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi
peringatan.”Tahap ketiga, al-Qur’an diturunkan dari bait al-izzah ke dalam hati
Nabi dengan jalan berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan. Adakalanya satu
ayat, dua ayat dan bahkan kadang-kadang satu surat. Mengenai proses turun
dalam tahap ketiga diisyaratkan dalam Q.S. asy-Syu`ara’ [26] ayat 193–195,
“……Dia dibawa turun oleh ar-ruh al-`amin (Jibril), ke dalam hatimu
(Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang yang memberi
peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas”.Al-Quran diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW melaluimalaikat Jibril, tidak secara sekaligus melainkan
turun sesuai dengan kebutuhan. Bahkan sering wahyu turun karena untuk
menjawab pertanyaan para sahabat yang dilontarkan kepada Nabi atau untuk
membenarkan tindakan Nabi saw. Di samping itu banyak pula ayat atau surat
yang diturunkan tanpa melalui latar belakang pertanyaan atau kejadian
tertentu.Dalam kenyataan tersebut terkandung hikamah dan faidah yang besar,
sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran itu sendiri dalam Surat al-Furqan [25]
ayat 32, “Berkatalah orang-orang yang kafir: “Mengapa Al Qur’an itu tidak
diturunkan kepadanya sekali turun saja?”; demikianlah supaya Kami perkuat
hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan
4
benar).Di samping hikmah yang telah diisyaratkan ayat di atas, masih banyak
hikmah yang terkandung dalam hal diturunkannya al-Qur’an secara berangsur-
angsur, antara lain adalah:1. Memantapkan hati NabiKetika menyampaikan
dakwah, Nabi kerapkali berhadapan dengan para penentang. Maka, turunnya
wahyu yang berangsur-angsur itu merupakan doroaikan dakwah. Hal ini
diisyaratkan oleh firman Allah, Berkatalah orang-orang yang kafir: “Mengapa
Al Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?”; demikianlah
supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil
(teratur dan benar). (QS. al-Furqan [25]:32).2. Menentang dan melemahkan
para penentang al-Qur’anNabi kerapkali berhadapan dengan pertanyaan-
pertanyaan sulit yang dilontarkan orang-orang musyrik dengan tujuan
melemahkan Nabi. Maka, turunnya wahyu yang berangsur-angsur itu tidak saja
menjawab pertanyaan itu, bahkan menentang mereka untuk membuat sesuatu
yang serupa dengan al-Qur’an. Dan ketika mereka tidak mampu memenuhi
tantangan itu, hal itu sekaligus merupakan salah satu mu`jizat al-Qur’an.3.
Memudahkan untuk dihapal dan difahamiNabi Muhammad sangat merindukan
turunnya wahyu. Saking rindunya, suatu ketika mengikuti bacaan wahyu yang
disampaikan Jibril sebelum wahyu itu selesai dibacakannya. Karena itu, Allah
berfirman, “Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan
janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Qur’an sebelum disempurnakan
mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah
kepadaku ilmu pengetahuan.” (QS. Thaha [20]:114) Janganlah kamu gerakkan
lidahmu untuk (membaca) Al Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai)
nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu)
dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai
membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.” (QS. al-Qiyamah [75]:6—9).Di
lain pihak, al-Qur’an pertama kali turun di tengah-tengah masyarakat Arab yang
ummi, yakni yang tidak memiliki pengetahuan tentang bacaan dan tulisan.
Maka, turunnya wahyu secara berangsur-angsur memudahkan mereka untuk
memahami dan menghapalkannya.4. Mengikuti setiap kejadian (yang
karenanya ayat-ayat al-Qur’an turun) dan melakukan pentahapan dalam
penetapan aqidah yang benar, hukum-hukum syari`at, dan akhlak mulia.
5
Hikmah ini diisyaratkan oleh firman Allah, “Dan Al Qur’an itu telah Kami
turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan
kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.” (QS. al-Isra’
[17]:106).5. Membuktikan dengan pasti bahwa al-Qur’an turun dari Allah Yang
Maha Bijaksana.Walaupun al-Qur’an turun secara berangsur-angsur dalam
tempo 22 tahun 2 bulan 22 hari, tetapi secara keseluruhan, terdapat keserasian
di antara satu bagian dengan bagian al-Qur’an lainnya. Hal ini tentunya hanya
dapat dilakukan Allah yang Maha Bijaksana.
D. Asbabun Nuzul
Al Quran adalah wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW. Dalam mempelajari Al Quran, ada satu pokok pembahasan
yang sering disebut dengan asbabun nuzul.Asbabun nuzul digunakan untuk
memahami ayat-ayat Al Quran. Ungkapan asbabun nuzul atau asbab an-nuzul
merupakan bentuk idhafah dari kata "asbab" dan "nuzul". Secara etimologi,
asbabun nuzul adalah sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya
sesuatu.Pan Suaidi dalam Jurnal Almufida (Jurnal Ilmu Ilmu Keislaman)
menjelaskan, meskipun segala fenomena yang melatarbelakangi terjadinya
sesuatu disebut asbabun nuzul, namun dalam pemakaiannya ungkapan asbabun
nuzul khusus digunakan untuk menyatakan sebab-sebab yang melatarbelakangi
turunnya Al Quran. Seperti halnya asbab al-wurud yang secara khusus
digunakan untuk mengetahui sebab terjadinya hadits.Ada perbedaan
redaksional terkait pengertian asbabun nuzul di kalangan ulama. Namun, dapat
disimpulkan bahwa asbabun nuzul adalah kejadian atau peristiwa yang
melatarbelakangi turunnya ayat Al Quran dalam rangka menjawab,
menjelaskan, dan menyelesaikan masalah-masalah yang muncul dari kejadian
tersebut.Asbabun nuzul juga dapat dikatakan sebagai bahan sejarah yang
digunakan untuk memberikan keterangan terhadap turunnya ayat-ayat Al
Quran. Safril dalam jurnal Syahadah menjelaskan, ilmu ini memberikan
pemahaman terhadap hubungan nash dan realitas.
Macam-macam Asbabun Nuzul dan Contohnya
Berdasarkan jumlah sebab dan ayat yang turun, asbabun nuzul dibagi
menjadi 2 macam. Sebagai berikut:
6
1. Ta'addud Al-Ashbab Wa Al-Nazil Wahid
Ta'addud al-ashbab wa al-nazil wahid adalah beberapa sebab yang hanya
melatarbelakangi turunnya satu ayat atau wahyu. Dalam hal ini, turunnya
wahyu bertujuan untuk menanggapi beberapa peristiwa atau sebab.
Contohnya dalam surat Al Ikhlas ayat 1-4:
٤ - ࣖ َولَ ْم َي ُك ْن لَّهٗ ُكفُ ًوا ا َ َحد٣ - ْ لَ ْم َي ِلدْ َولَ ْم ي ُْولَ ْۙد٢ - ُ ص َم ٌۚد َ ه١ - ّٰللاُ ا َ َح ٌۚد
َّ ّٰللاُ ال قُ ْل ه َُو ه
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah
tempat meminta segala sesuatu.(Allah) tidak beranak dan tidak pula
diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."Ayat-ayat
tersebut diturunkan sebagai tanggapan terhadap orang-orang musyrik
Mekkah sebelum Rasulullah SAW melakukan hijrah. Ayat tersebut juga
diturunkan kepada kaum ahli kitab yang ditemui di Madinah setelah
Rasulullah SAW hijrah.
2. Ta'adud An-Nazil Wa Al-Asbab Wahid
Ta'adud an-nazil wa al-asbab wahid adalah satu sebab yang
melatarbelakangi beberapa ayat. Contohnya terdapat pada surat Ad-Dukhan
ayat 10,15, dan 16. Allah SWT berfirman:
١٠ - َان ُّم ِبي ٍْن َّ ارتَقِبْ َي ْو َم تَأ ْ ِتى ال
ٍ س َم ۤا ُء ِبدُخ ْ َف
Artinya: "Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang
tampak jelas," (QS. Ad-Dukhan: 10).
١٥ - َب قَ ِلي ًًْل اِنَّ ُك ْم َع ۤا ِٕىد ُْو َۘن
ِ اِنَّا كَا ِشفُوا ْالعَذَا
Artinya: "Sungguh (kalau) Kami melenyapkan azab itu sedikit saja, tentu
kamu akan kembali (ingkar)." (QS. Ad-Dukhan: 15).
١٦- َشةَ ْال ُكب ْٰر ٌۚى اِنَّا ُم ْنتَ ِق ُم ْون ْ َش ْالب
َ ط ُ يَ ْو َم نَب ِْط
Artinya: "(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan
keras. Kami pasti memberi balasan." (QS. Ad-Dukhan: 16).Asbabun nuzul
ketiga ayat tersebut terjadi pada saat kaum Quraisy durhaka kepada Nabi
Muhammad SAW. Beliau berdoa agar mereka (kaum Quraisy)
mendapatkan kelaparan sebagaimana pernah terjadi pada zaman Nabi Yusuf
AS. Maka, Allah SWT menurunkan penderitaan kepada kaum Quraisy
sehingga turunlah QS. Ad-Dukhan ayat 10.Kemudian, para kaum Quraisy
menghadap Nabi SAW untuk meminta bantuan. Lalu, Rasulullah SAW
7
berdoa kepada Tuhan untuk diturunkan hujan. Allah SWT lalu menurunkan
hujan dan turunlah QS. Ad-Dukhan ayat 15.Namun, setelah mereka
mendapatkan nikmat dari Allah SWT, mereka kembali sesat dan durhaka
maka turunlah ayat ke-16. Dalam riwayat tersebut dijelaskan bahwa siksaat
yang dimaksud akan turun saat Perang Badar.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berbagai manfaat mempelajari ulumul Qur’an sangat penting, butuh
waktu yang lama serta pendalaman yang kuat akan ilmu tersebut. Studi Al
Qur’an bertujuan agar menghindari salah pemahaman,tafsir yang berakibat
pada hilangnya kesucian makna dalam kandungan ayat Al Qur’an.Dan
semestinya dibarengi dengan praktek nyata dalam kehidupan sehari-hari.
9
DAFTAR PUSTAKA
Al-Maraghi, Ahmad Mustafa. 1993. Terjemah Tafsir Al-Maraghi: Jilid 28. Cetakan
II. Semarang: CV. Toha Putra.
10