Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SUMBER AJARAN ISLAM

DISUSUN OLEH
KELOMPOK : 4
1. ANDRA EVRILIADY 6211111049
2. DELLA AMANDA SARI 6211111040
3. KHAIRUNNISA HUTAGAOL 6211111001
4. M. RIZKI FADILLAH 6212411020
5. MEILFIA PUTRI BR MUNTHE 6212411009
6. WAN LISKA AULINA TAHIRA 6212411011
7. ZULHILMI ZAIDAN CHANIAGO

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan Makalah Tentang Sumber Ajaran Islam dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Dosen mata
kuliah pendidikan agama islam yang telah memberikan tugas ini.

kami berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai sumber ajaran islam. kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan tugas yang telah dibuat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran yang membangun.

Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya tugas yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Medan, 17 Februari 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I : LATAR BELAKANG............................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN......................................................................................2
BAB III : PENUTUP............................................................................................11
4.1. Kesimpulan....................................................................................11
4.2. Saran..............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA…...………………………………………………………12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agama adalah system kepercayaan dan politik yang telah dipersatukan yang berkaitan
dengan hal hal yang kudus. Menurut spencer , agama adalah kepercayaan terhadap sesuatu yang
maha mutlak. Dalam agama terutama agama islam pasti memiliki sumber hukum atau sumber
ajaran agama tersebut. Sumber hukum / ajaran islam adalah wahyu dari allah yang dituangkan
dalam al-quran dan sunnah rasulullah. Al-quran adalah sebuah pijakan bagi manusia secara
keseluruhan, baik dari segi ibadah muamalah, maupun hukum-hukum yang lainnya.
Mengenai pengertian al-quran terdapat banyak dan berbeda beda dalam pengungkapan
dari al-quran ada yang berpendapat, dengan membaca al-quran adalah sebuah Ibadan, ada yang
berpendapat al-quran adalah wahyu yang diturunkan kepada nabi secara mutawatir, ada yang
berpendapat al-quran adalah sebuah mujizat. Dari semua pendapat pada prinsipnya sama yaitu
kalamullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad. Dalam kehidupan orang islam berpegang
teguh kepada dua sumber hukum islam baik dari secara teks atau kontes sosial, yakni pada Al-
Qur’an dan hadis hadis disini adalah penyempurna atau penjelas Al-Qur’an.
Tapi sesuai dengan perkembangan zaman, banyak sekali perputaran-perputaran konteks
sosial yang harus di pertanyakan kepada Al-Qur’an dan Hadis dari situlah muncul beberapa
ijtihad ulama untuk menyelesaikan permasalahan- permasalahan baru.Ijtihad dari para ulama
begitu banyak persyaratan yang harus diketahui oleh seorang mujtahid, sehingga dapat
diklasifikasikan sebuah ijtihad yang memang layak dan cocok untuk dijadikan pijakan dalam
segala hal. Namun selain itu semua ijtihad yang telah ditentukan oleh ulama’ haruslah bersumber
dari Al-Qur’an dan hadis, dengan cara memlakukan peng-qiyasan dari beberapa penjelasan
didalam Al Qur’an.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana pengertian al-quran sebagai ajaran islam?
b. Bagaimana dengan as-sunnah sebagai ajaran islam?
c. Bagaimana dengan ijtihad dan dimensinya ?

1.3 Tujuan Masalah


a. Mengetahui dan mendeskripsikan pengertian al-quran sebagai ajaran islam
b. Mengetahui dan mendeskripsikan pengertian as-sunnah sebagai ajaran islam
c. Mengetahui dan mendeskripsikan pengertian ijtihad dan dimensi-dimensinya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Al-Quran
A. Pengertian Al-Quran
Secara harfiah Alquran berasal dari bahasa arab “qara’a”, berarti “bacaan” atau sesuatu
yang dibaca, Alquran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara
mutawattir yang di awali oleh surat Al fatihah dan di akhiri oleh surat an naas. Alquran yang kita
kenal sekarang ini dibukukan oleh Khalifah Usman, sehingga di kenal dengan nama “Mushaf
Usman”Kodifikasi al-Quran mengalami beberapa tahapan yang berarti dengan tersusunnya
mushaf usmani, yang kemudian menjadi satusatunya mushaf Alquran yang diakui di dunia
muslim.
Usaha kodifikasi di mulai pada masa khalifah Abu Bakar, yang dilakukan atas anjuran
Umar Ibn Al-Khatab. Umar IbnKhatab khawatir kondisi al- quran yang belum terkodifikasi,
setelah banyak sahabat yang hafal al-quran meninggal dalam peperangan, oleh karena itu, Abu
Bakar menugaskan Zaid Ibn Tsabit untuk mengumpulkan dan mengodifikasi Al qur’an yang
masih bersifat fregentaris. Menurut Dr. Dawud al-Attar (1979), Al-Quran adalah wahyu Allah
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara lafaz (lisan) makna serta gaya bahasanya,
yang termaktub dalam mushaf yang dinukilkan secara mutawatir.
Defenisi diatas mengandung beberapa kekhususan sebagai berikut :
1. Al-Quran sebagai wahyu Allah. Tidak satu katapun yang datang dari pikiran atau
perkataan Nabi
2. Al-Quran diturunkan dalam bentuk lisan dengan makna dan gaya bahasanya. Artinya isi
maupun redaksinya datang dari Allah SWT.
3. Al-Quran terhimpun dalam mushaf, artinya Al-Quran tidak mencakup wahyu Allah
kepada Nabi Muhammad dalam bentuk hukum kemudian disampaikan dalam bahasa
Nabi sendiri.
4. Al-Quran dinukilkan secara mutawatir, artinya Al-Quran disampaikan kepada orang lain
secara terus menerus oleh sekelompok orang yang tidak mungkin bersepakat untuk
berdusta karena banyaknya jumlah orang dan berbeda-bedanya tempat tinggal mereka.

B. Kandungan Dan Nama Al-Quran


Al-Quran terdiri dari 30 Juz, 114 surat dan 6.236 ayat. Ayat-ayat Al-Quran yang turun
pada periode mekkah disebut dengan ayat Makkiyah sebanyak 4.780 ayat yang tercakup dalam
86 surat. Sedangkan pada periode Madinah disebut ayat Madaniyah sebanyak 1.456 ayat yang
tercakup dalam 28 surat.
1. Isi Kandungan Al-Quran
Menurut pendapat beberapa ulama isi kandungan Al-Qur’an itu antara lain :
a. Petunjuk mengenai aqidah, yang mewajibkan beriman kepada Allah, Malaikat-
malaikat, Kitab-kitab, Rasul-rasul, dan Hari Kiamat, serta Qadha dan Qadar. Hal ini
merupakan garis pembeda antara Iman dan Kafir.
b. Petunjuk mengenai syari’ah, yaitu jalan yang harus diikuti manusia dalam
berhubungan dengan Allah dan dengan sesama insan demi kebahagiaan hidup
manusia didunia ini dan diakhirat kelak.
c. Petunjuk tentang akhlak, mengenai yang baik dan buruk yang harus diindahkan oleh
manusia dalam kehidupan individual maupun kehidupan sosial.
d. Kisah-kisah umat manusia dizaman lampau, seperti riwayat dan cerita para pendusta
ajaran Allah seperti Fir’aun, Namrud, Qorun dan sebagainya.
e. Berita-berita tentang zaman yang akan datang. Tentang ini akan dikaji kehidupan
akhir manusia yang disebut kehidupan akhirat.
f. Benih dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan.
g. Hukum yang berlaku bagi alam semesta. Dalam butir satu dan tujuh dimuka.

2. Nama-Nama Al-Quran
 Al-Kitab, berarti sesuatu yang ditulis (Ad-Dukhan, 44:2)
 Al-Kalam, berarti ucapan (At-Taubah, 9:6)
 Az-Zikra, berarti peringatan (Al-Hijr, 15:9)
 Al-Qhasas berarti cerita-cerita (Ali-Imran, 3:62)
 Al-Huda, berarti petunjuk (At-Taubah, 9:33)
 Al-Furqan, berarti pemisah (Al-Furqan, 25:1)
 Almau’izah, berarti nasehat (Yunus, 10:57)
 Asy-Syifa, berarti obat atau penawar jiwa (Al-Isra, 17:82)
 An-Nur, berarti cahaya (An-Nisa, 4:174)
 Ar-Rahman, berarti karunia (An-Naml, 27:77)
 Al-Mubin, berarti yang menerangkan (Al-Maidah, 5:15)

3. Penglompokan surat-surat dalam Al-Quran

Surah-surah Al-Quran ditinjau dari segi panjang dan pendeknya terbagi atas 4 bagian,
yaitu

 Al-Sab’u al-Thiwal, yaitu 7 surah yang panjang terdiri dari Al-Baqarah, Ali-Imran, An-
Nisa, Al-A’raf, Al-An’am, Al-Maidah dan Yunus.
 Al-Miuun, yaitu surah-surah yang berisi kirakira 100 ayat lebih seperti Hud, Yusuf, Al-
Mukmin.
 Al-Matsaani, yaitu surah-surah yang berisi kurang sedikit dari 100 ayat seperti Al-Anfal,
Al-Hijr.
 Al-Mufashshal, yaitu surat-surat pendek seperti Adh-Dhuha, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-
Naas.
4. Keistimewaan Al-Quran
a) Segi Bahasa
Keistimewaan bahasa Al-Quran terletak pada gaya pengungkapannya, antara lain
kelembutan dalam jalinan huruf dan kata- katanya. Susunan huruf-huruf dan kata-kata Al-Quran
terajut secara teratur sehingga lahirlah ayat-ayat yang indah untuk dibaca dan diucapkan.
Keindahan bahasa Al-Quran mengalahkan semua hasil karya manusia saat itu, sekarang dan
masa datang. Tidak ada satu manusiapun yang sanggup untuk membuatsatu ayat semisal Al-
Quran.
b) Segi Kandungan
Al-Quran adalah kitab yang paling sempurna kandungan isinya, karena di dalamnya
memuat kandungan kitab-kitab sebelumnya. Al- Quran juga memuat semua aspek kehidupan,
baik dalam hubungannya dengan Allah, dengan sesama manusia dan alam semesta. Isi Al-Quran
selaras dengan dan perasaan serta memuat berbagai cabang ilmu pengetahuan, seperti persoalan
biologi, farmasi, astronomi, geografi, sejarah dan lain sebagainya.
c) Al-Quran sbg Mukjizat Nabi Muhammad SAW
Secara umum Al-Quran membawa dua fungsi utama, yaitu sebagai mu'jizat dan pedoman
dasar ajaran Islam. Mu'jizat menurut bahasa artinya melemahkan. Al-Quran sebagai mu'jizat
menjadi buktikebenaran Muhammad selaku utusan Allah yang membawa misi universal, risalah
akhir dan syari'ah yang sempurna bagi manusia. Ia menjadi dalil atau argumentasi yang mampu
melemahkan segala argumen dan mematahkan segala dalil yang dibuat manusia untuk
mengingkari kebenaran Muhammad SAW.
Di samping itu dijadikannya Al-Quran sebagai mu'jizat terbesar Nabi Muhammad, karena
setiap mu'jizat yang diturunkan kepada para Rasul-Nya sesuai dengan tuntutan zaman. Susunan
bahasa Al-Quran yang jauh melebihi karya sastra (syair) masyarakat Arab jahiliyah saat itu.
d) Terpelihara keasliannya sampai akhir zaman
Dalam Al-Quran Allah menjelaskan bahwa "Kamilah yang memurunkan Az-Zikra (Al-
Quran), dan Kami jugalah yang memeliharanya" Dalam ayat tersebut Allah SWT menggunakan
kata "Kami" berarti umat Islam juga harus ikut berpartisipasi dan berupaya melestarikan Al-
Quran dan menjaganya dari penyelewengan, baik bahasa maupun maknanya.
e) Dinilai ibadah jika membacanya
Setiap huruf yang dibaca dari Al-Quran, Allah janjikan pahala yang berlipat ganda
2.2 As-Sunnah
1. Pengertian dan pembagian As-Sunnah
Ditinjau dari segi bahasa, sunnah berarti cara, jalan, kebiasaan dan tradisi Menurui istilah
(terminology) para ahli mendefinisikan sunnah hadis adalah segala sesuatu yang bersumber dari
Nabi Muhammad SAW baik ucapan, perbuatan, maupun ketetapan berhubungan dengan hukum
Allah yang disyariatkan kepada manusia. Para Muhadditsin membagi sunnah/hadis menjadi
empat macam :
 a Sunnah Qauliyah, yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW berupa
perkataan
 b. Sunnah Fi'liyah, yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW berupa
perbuatan.
 c. Sunnah Taqririyah, yaitu sunnah yang berupa ketetapan Nabi SAW.
 d. Sunnah Hammiyah, yaitu sesuatu yang menjadi hasrat Nabi SAW tetapi belum sempat
dilaksanakanya. Seperti puasa pada tanggal 9 Asyura

2. Unsur-unsur pokok Hadis


 Sanad
Secara bahasa sanad berarti jalan atau sandaran, maksudnya jalan yang dapat
menyambungkan matnul hadis (isi hadis) kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Dalam
bidang ilmu hadis sanad itu merupakan neraca untuk menimbang shahih atau dhaifnya. Andai
kata salah seorang dalam sanad ada yang fasik atau yang tertuduh dusta atau jika setiap para
pembawa berita dalam mata rantai sanad tidak bertemu langsung (muttashil), maka hadis
tersebut dhaif sehingga tidak dapat dijadikan hujjah.
Demikian sebaliknya jika para pembawa hadis tersebut orang-orang yang cakap dan
cukup persyaratan, yakni adil, taqwa, tidak fasik, menjaga kehormatan diri (muru'ah), dan
memiliki daya ingat yang kredibel, sanadnya bersambung dari satu periwayat ke periwayat lain
sampai pada sumber berita pertama, maka hadisnyadinilai shahih.
 Matan Hadist
Matan berarti isi atau muatan yang terkandung dalam sebuah hadis. Matan hadis dalam
kitab hadis biasanya diberikan syarah atau penjelasan yang luas oleh para ulama. Misalnya
Shahih Bukhari disyarahkan oleh Al-Asqolani dengan nama Fath al-Bari' dan lain-lain.
 Rawi
Rawi adalah orang yang menyampaikan atau menuliskan hadis dalam suatu kitab hadis.
Seorang penyusun atau pengarang, bila hendak menguatkansuatu hadis yang ditakhrijkan dari
suatu kitab hadis pada umumnya membubuhkan nama rawi (terakhimya) yakni Imam Muslim,
Imam Bukhari, Abu Daud, Ibnu Mazah, dan lain sebagainya, pada akhir matnul hadis.
3. Sejarah Perkembangan Ilmu Hadis
Membicarakan hadis pada masa Rasulullah SAW, berarti membicarakan hadis pada awal
pertumbuhannya. Membicarakan hadis berarti terkait langsung dengan pribadi Rasul SAW
sebagai sumber hadis. Rasulullah SAW membina ummatnya selama dua puluh tiga tahun, masa
ini kurun waktu turunnya wahyu dan sekaligus wurud-nya hadis. Keadaan ini sangat menuntut
keseriusan dan kehati-hatian para sahabat sebagai pawaris pertama ajaran Islam.
Ada beberapa cara Rasulullah SAW menyampaikan hadis kepada para sahabat, antara
lain:
 Melalui para jamaah pada pusat pembinaannya yang disebut Majlis al-'ilmi.
 Dalam banyak kesempatan Rasulullah SAW juga menyampaikan hadisnya kepada para
sahabat tertentu, yang kemudian disampaikan kepada orang lain.
 Ketika Nabi khutbah Jum'at di masjid atau sedang berkumpul di mesjid. d. Melalui
ceramah dan pidato di tempat terbuka, seperti Haji wada' dan fathul makkah.

4. Pembagian Hadis
a) Dari segi jumlah periwayatan
Hadits ditinjau dari segi jumlah rawi atau banyak sedikitnya perawi yang menjadi sumber
berita, dalam hal ini hadis dibagi menjadi dua macam, yakni hadis mutawatir dan hadis ahad.
1) Hadis Mutawatir
Kata mutawatir menurut bahasa ialah mutatabi yang berarti beriring. iringan atau berturut-
turut antara satu dengan yang lain.
2) Hadis Ahad
Menurut istilah ahli hadis, pengertian hadis ahad antara lain adalah. "Suatu hadis (khabar)
yang jumlah pemberitaannya tidak mencapai jumlah pemberita hadis mutawatir; baik pemberita
itu seorang, dua orang, tiga orang, empat orang, lima orang dan seterusnya, tetapi jumlah
tersebut tidak memberi pengertian bahwa hadis tersebut masuk ke dalam hadis mutawatir."

b) Dari Segi Kualitas Sanad dan Matan Hadis


1). Hadis Shahih
Hadis shahih menurut bahasa berarti hadis yang bersihdari cacat, hadis yang benar berasal dari
Rasulullah SAW. Batasan hadis shahih, yang diberikan oleh ulama, bahwa "Hadis shahih adalah
hadis yang susunan lafadnya tidak cacat dan maknanya tidak menyalahi ayat (al-Quran), hadis
mutawatir, atau ijma' serta para rawinya adil dan dhabit." Ada lima hal yang menjadi syarat hadis
shahih: 1). Sanadnya bersambung, 2). Perawinya adil, 3). Perawinya dhabit, 4). Tidak janggal
dan 5) Tidak cacat.

2). Hadis Hasan


Menurut bahasa, hasan berarti bagus atau baik. Menurut istilah hadis hasan adalah hadis yang
susunan lafadnya tidak cacat dan maknanya tidak menyalahi ayat (al-Quran), hadis mutawatir,
atau ijma' serta para rawinya adil namun kurang dhabit.
3). Hadis Dhaif
Hadis dhaif menurut bahasa berarti hadis yang lemah, yakni para ulama memiliki dugaan yang
lemah (kecil atau rendah) tentang benarnya hadis itu berasal dari Rasulullah SAW. Para ulama
memberi batasan bagi hadis dhaif yaitu hadis yang tidak menghimpun sifat-sifat hadis shahih,
dan juga tidak menghimpun sifat- sifat hadis hasan". Jadi hadis daif itu bukan saja tidak
memenuhi syarat-syarat hadis shahih, melainkan juga tidak memenuhi syarat- syarat hadis hasan.
Pada hadis daif itu terdapat hal-hal yang menyebabkan lebih besarnya dugaan untuk menetapkan
hadis tersebut bukan berasal dari Rasulullah SAW.

5. Fungsi Hadis terhadap Al-Quran


Al-Quran dan hadis sebagai pedoman hidup, sumber hukum dan ajaran dalam Islam.
Antara satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan dan saling terkait. Al-Quran sebagai sumber
pertama dan utama yang memuat ajaran-ajaran yang bersifat umum dan global.

2.3 Ijtihad
a. pengertian ijtihat
Ijtihad merupakan derivasi dari kata jahada artinya berusaha sungguh-sungguh.
dalam terminologi hukum ijtihad adalah menggunakan seluruh kesanggupan berpikir
untuk menetapkan hukum Syarah dengan cara istibat dari Alquran dan Sunnah. lapangan
ijtihad adalah pada persoalan-persoalan yang tidak dijelaskan secara tuntas oleh Alquran
dan Sunnah terutama menyangkut perkembangan ilmu dan peradaban umat manusia.
disepakati para ulama bahwa ijtihad tidak boleh merambah pada dimensi ibadah mazhar
seperti salat puasa dan lainnya. Kebolehan ijtihad sebagai sumber hukum Islam ketiga
diindikasikan dalam sebuah hadits riwayat Tarmidzi dan abu Daud yang berisi dialog
antara nabi Muhammad dan muadz bin Jabal yang diangkat sebagai gubernur Yaman.
nabi bertanya: “hai mu'ats bagaimana caramu memutuskan perkara’ muadz menjawab:’
saya akan mencarinya dalam kitabullah’ nabi bertanya: ‘jika kamu tidak menemukannya
‘muadz menjawab : ‘saya mencari dalam sunah Rasulullah rasulnya’ nabi bertanya : ‘lagi
jika kamu tidak menemukan dalam sunnah rasulnya’ muadz menjawab saya akan
berijtihad’ kamu benar kata Rasulullah.
Orang yang melakukan ijtihad dinamakan mujtahid. adapun syarat-syarat seorang
mujtahid adalah
1. Islam
2. menguasai Alquran dan ilmunya
3. memahami hadis dan ilmunya
4. memahami kaidah bahasa Arab
5. memiliki ilmu yang terkait dengan masalah yang dibahas.
b. macam-macam ijtihad
1. Ijma’ yaitu kesepakatan semua mujtahid pada suatu masa terhadap suatu masalah
hukum.
2. qias secara bahasa artinya mengukur atau mempersamakan yakni membandingkan
atau mempersamakan hukum suatu perkara yang belum ada ketentuan hukumnya
dengan perkara lain yang sudah ada ketentuan hukumnya dalam Alquran dan Sunnah
dengan melihat persamaan sebab yang mendasari ketetapan hukum.
3. itihasan menetapkan suatu hukum berdasarkan prinsip-prinsip umum ajaran Islam
seperti keadilan kasih saying.
4. Istishab yaitu menetapkan menurut keadaan sebelum sampai ada dalil yang mengubah
keadaannya.
5. maslahah mursalah menetapkan hukum berdasarkan tinjauan kegunaan atau
pemanfaatannya sesuai dengan tujuan syariat sementara tidak ada dalil yang melarang
atau mewajibkan pencapaiannya.
6. Urf yaitu menetapkan hukum sesuai berdasarkan adat yang sudah menjadi kebiasaan
orang banyak.
7. syar'u man qoblana yaitu syariat yang diturunkan Allah melalui nabi-nabi yang
diutus sebelum nabi Muhammad selama tidak bertentangan dengan Alquran dan
Sunnah
8. Sududz dzariah yaitu menurut bahasa artinya menuntut jalan sedangkan menurut
istilah tindakan memutuskan suatu yang mubah menjadi makruh atau haram demi
kepentingan umat.
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Pada sumber ajaran islam mencakup mengenai alquran yang membahas pengertian,
kandungan, nama nama alquran, keistimewaan dan pengelompokan surah dalam alquran.
Mengenai as-sunnah yang membahas pengertian, pembagian sunnah, unsur-unsur pokok
hadist sepperti rawi, matan hadist dan sanad juga membahas perkembangan ilmu hadiist,
pembagian hadist dan fungsi hadist. Serta juga mengena ijtihad yang membahas
pegertian, syarat menjadi musjtahid dan macam-macam ijtihad.
3.2 saran
Makalah ini belum sempurna dan perlu ditingkatkan dengan mencari dari referensi yang
lebih banyak. Diharapkan dengan makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan
terkait sumber ajaran islam.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-medan/critical-studies-on-text-
context-and-transgrammatical-semantic-domains/makalah-pai-kelompok-4-sumber-
ajaran-islam/32993468
https://www.studocu.com/id/document/universitas-jember/pendidikan-agama-islam/
sumber-sumber-ajaran-islam/38336962
https://satriodatuak.com/makalah-sumber-ajaran-ajaran-agama-islam/

Anda mungkin juga menyukai