PROFESI KEPENDIDIKAN
Dosen Pengampu :
Drs. Demmu Karokaro, M.Pd
O
L
E
H
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis limpahkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya berupa kesehatan dan kesempatan menyelesaikan tugas CBR ini
dan salawat kepada junjungan Baginda Besar Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa manusia dari kegelapan ke alam yang yang penuh
ilmu pengetahuan seperti saat ini. Tidak lupa penulis berterima kasih kepada dosen
pengampu materi Profesi Kependidikan, bapak Drs. Demmu Karokaro, M.Pd
yang telah memberikan penulis kesempatan mengasah kemampuan dan menguasai
materi pembelajaran dengan tugas seperti Critical Book Review ini. Dengan
adanya tugas ini, penulis berharap akan semakin mampu menguasai materi
pembelajaran dan dapat membudayakan membaca pada diri sendiri, serta semakin
kritis dalam menanggapi materi-materi dalam buku ataupun dalam sumber bacaan
lainnya. Begitu juga dengan para pembaca, semoga tugas
ini bermanfaat dalam referensi bacaan mengenai profesi kependidikan dan referens
i Critical Book Review
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Di setiap negara sekarang ini, tidak memandang pendidikan sebagai hal yangsepele lagi terutama negara-
negara yang sudah maju memandang pendidikanadalah investasi terbesar ke masa yang akan datang.
Begitu juga Indonesia sedangmenggalakkan pendidikan bagi setiap warganya.Dengan penggalakan
kemajuan pendidikan bagi Indonesia, tentu yang harusdibenahi terlebih dahulu adalah guru. Guru sebagai
jabatan dan/atau pekerjaanadalah jenis pekerjaan yang menuntut setiap orang yang ingin
mengerjakannyamemilikikeahlian, kecakapan, keterampilan, dibidang kependidikan dan pembelajaran,
yang diperoleh melalui proses pendidikan dan latihan dalam waktuyang relatif lama (hingga tingkat
perguruan tinggi) untuk memberikan pelayananyang profesiona kepada warga/peserta belajar (Profesi
Kependidikan: Dr.Yasaratodo Wau, M.Pd).Dari uraian diatas, seorang guru harus memiliki 4 kompetensi,
yaitu:
1. Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yangdimiliknya.
2. Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkankepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak
mulia.
3. Kompetensi Profesion adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas danmendalam, yang
mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran disekolah dan substansi keilmuan yang
menaungi materinya, serta penguasaanterhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
4. Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaulsecara efektif
dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan warga sekitar
(Profesi Kependidikan: Dr. Yasaratodo Wau,M.Pd).
Untuk meraih kompetensi tersebut, salah satunya penulis memiliki tugasCritical Book Report (CBR) yang
mana untuk mencapai kompetensi Paedagogik.Sehingga diharapkan penulis dapat menambah
pengetahuan dengan membaca mereview berbagai buku Profesi Kependidikan. Sehingga kompetensi
penulis dapat tercapai. Hal inilah yang melatar belakangi penulisan Critical Book Report(CBR) ini.
b. Tujuan
Tujuan Critical Book Report (CBR) ini tidak lain sebagai salah satu upaya pencapaian kompetensi
pendidik yang mana penulis sebagai calon pendidik. Untuk mengetahui perbandingan buku yang
bertemakan ProfesiKependidikan dari satu penulis dengan penulis lainnya.
c. Manfaat
Kita dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang satu dengan buku yang lain
BAB II
IDENTITAS BUKU
1. Buku utama
Dalam pembahasan bab I, materi yang dibahas adalah mengenai Konsep Dasar Profesi
Kependidikan berupa pengantarnya, pengertian profesional, ciri-ciri profesi, dan guru sebagai
jabatan profesional.
Dalam pengantar disebutkan bahwa pemenuhan kebutuhan bagi manusia merupakan titik
awal sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga manusia harus bekerja untuk
memenuhi kebutuhannya. Jika dulunya manusia dapat memenuhi kebutuhannya cukup dengan
bertani, namun untuk sekarang cara pemenuhan kebutuhan sudah sangat kompleks. Ratusan,
bahkan ribuan jenis pekerjaan telah tercipta. Namun, dari banyaknya jenis pekerjaan tersebut,
ahli menyederhankannya ke dalam golongan: 1)pekerja kasar/manual laborer 2)petani/farmer
3)pekerja jasa/service 4)manejer/managerial 5)profesional. Ahli juga membagi
penggolongannya: 1)unskilled laborer 2)semi skilled laborer 3)skilled laborer 4)semi
professional 5)professional.
Dari banyaknya ragam pekerjaan, ternyata hanya sedikit yang termasuk ke dalam
profesional seperti guru, konselor sekolah, dan kepala sekolah termasuk didalamnya. Guru
tetaplah dibutuhkan dari waktu ke waktu. Guru dalam mendidik juga melalui proses pendidikan
dan latihan dalam waktu yang relatif lama untuk membuktikan ia memiliki ilmu pengetahuan,
keterampilan, sikap, kecakapan di bidang pendidikan yang dapat dibuktikan dengan ijazah,
sertifikat kependidikan dan keguruan yang dikeluarkan oleh lembaga tenaga kependidikan yang
teruji kebenarannya. NKRI mengakui guru sebagai profesi yang dinyatakan pada UU No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen. Oemar Hamalik, menyatakan guru profesional harus memiliki: 1) keahian sebagai guru
2)keahlian yang baik dan terintegrasi 3)mental yang sehat 4)berbadan sehat 5)pengalaman dan
pengetahuan luas 6)berjiwa pancasila 7)seorang warga negara yang baik.
Pengertian Profesional: secara etimologis profesi berasal dari bahasa Inggris “profession”
yang berakar dari bahasa latin “profeus” artinya “mengakui” atau “mampu atau ahli dalam satu
pekerjaan”. Kompetensi bagi profesi guru di Indonesia, yang ditetapkan dalam UU No.14 Tahun
2005 meliputi:
1. Kompetensi Pedagogik
2. Kompetensi Kepribadian
Adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,
arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
3. Kompetensi Profesional
Adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup
penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi
materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
4. Kompetensi Sosial
Adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan warga sekitar.
Kepala sekolah adalah tugas tambahan guru yang diberi tugas mengelola bidang-bidang
tugas manajemen pendidikan. Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan, Pasal 38 sejumlah kriteria menjadi kepala
SMP/MTs/SMA/MA/SMK/MAK meliputi:
Untuk menjadi guru, seseorang harus memiliki tekad dan komitmen mengikuti seluruh
perjalanan pembentukan kepribadian guru yang profesional yang diawali dari adanya keinginan
atau niat yang tulus dari hati. Sehingga dia mencari, mencari dan terus mencari hingga
menemukan berbagai strategi, model, pendekatan, metode, teknik, dan kiat untuk membekali diri
sebagai guru profesional. Lulusan LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) yang
sudah dinyatakan berhasil menyandang gelar atau predikat “tenaga pendidik profesional” tidak
serta merta langsung menjadi guru di sekolah (lembaga pendidikan). Lulusan ini harus menjalani
berbagai uji kompetensi untuk membuktikan diri bahwa memang ia layak menjadi guru yang
profesional. Berdasarkan hasil uji kompetensi tersebut, lulusan LPTK melaksanakan tugas
pelayananan berdasarkan kompetensi yang telah melekat pada dirinya (kompetensi paedagogik,
profesional, kepribadian, dan sosial).
Kinerja guru adalah hasil kerja yang dicapai guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan pada kecakapan, pengalaman, dan kesungguhannya
dalam bekerja. UU tentang sistem pendidikan mensyaratkan guru harus berkualifikasi minimal
S1 (sarjana). Kinerja guru yang tergambar pada penampilan mereka baik dari penampilan
kemampuan akademik maupun kemampuan profesi menjadi guru artinya mampu mengelola
pengajaran di kelas dan mendidik siswa di luar kelas dengan baik. Unsur-unsur yang perlu
diadakan dalam proses penilaian kinerja guru menurut Siswanto adalah kesetiaan, prestasi kerja,
tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama, prakarsa, dan kepemimpinan.
Pengembangan dan peningkatan profesional guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik
meliputi berbagai aktivitas seperti diklat, pemagangan, pubikasi imiah atas hasil penelitian atau
gagasan inovatif, karya inovatif, presentase pada forum ilmiah, publikasi buku teks, pelajaran
yang lolos penilaian oleh BSNP, publikasi pengayaan, publikasi buku pedoman guru, dan lain-
lain.
Organisasi profesi adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki suatu
keahlian khusus yang merupakan ciri khas dari bidang keahian tertentu. Organisasi profesional
bertujuan untuk mengikat, mengawasi, dan meningkatkan kesejahteraan para anggotanya serta
berfungsi sebagai pengendali keseluruhan profesi baik secara sendiri, maupun secara bersama-
sama dengan pihak lain yang relevan.
Guru mempunyai organisasi profesi yang bernama Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI) yang lahir pada tanggal 25 November 1945. Insan-insan pendidikan (Tenaga
Kependidikan dan Murid) dilindungi secara hukum, mempunyai hak-hak disamping kewajiban-
kewajibannya. PGRI telah mengeluarkan kode etik guru yang terdiri dari dua bagian, yaitu: 1)
Kode Etik Guru Indonesia dan 2) Kode Etik Jabatan Guru.
UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat (2);
menyebutkan “Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik
pada perguruan tinggi”. Sebagai pendidik harus mempunyai komitmen untuk dapat menyikapi
berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan fungsinya sebagai pendidik.
Seorang guru harus mampu menunjukkan citra dan reputasinya sebagai pengajar serta
dapat menjadi panutan atau pemberi contoh teladan pada masyarakat, baik lingkungan sekolah
maupun lingkungan masyarakat tempat tinggalnya. Dengan begitu, salah satu butir yang
mengatur hubungan guru dengan pemerintah berbunyi: “Guru harus memiliki komitmen kuat
untuk melaksanakan program pembangunan bidang pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam
UUD 1945, UU Tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU Tentang Guru dan ketentuan
perundang-undangan lainnya”. Pola tingkah laku guru yang profesional harus bersikap komitmen
yang utuh terhadap (1) Peraturan perundang-undangan (2) Organisasi profesi (3) Teman sejawat
(4) Peserta didik (5) Profesi guru (6) Pimpinan (7) Pekerjaan
Manajemen berasal dari kata “managio” yaitu pengurusan atau “managiare” atau melatih
dalam mengatur langkah-langkah. Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi.
Karena itu manajemen merupakan suatu sistem tingkah laku manusia yang kooperatif dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan kepemimpinan yang teratur melalui usaha
yang terus menerus dilandasi tindakan yang rasional. Manajemen adalah suatu proses
pemanfaatan sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan suatu
organisasi/lembaga. Bila dikaitkan dengan pendidikan, konsep manajemen pendidikan dapat
diartikan sebagai suatu proses pemanfaatan sumber daya yang tersedia di bidang pendidikan
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan. Konsep lain yang tidak dapat
dipisahkan dengan manajemen adalah administrasi dan kepemimpinan. Manajemen,
administrasi, dan kepemimpinan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dalam
menjalankan aktivitas suatu organisasi.
1. Perencanan (planning)
a. Perumusan tujuan
b. Perumusan kebijaksanaan
c. Perumusan prosedur
d. Perencanaan skala kemajuan
e. Perencanaan yang bersifat menyeluruh
2. Pengorganisasian (organizing)
Sumber daya yang akan menduduki posisi tertentu dalam struktur organisasi diharapkan
cakap dan sanggup atau sesuai dengan prinsip “the right man in the right place”.
4. Pengarahan (directing)
5. Koordinasi (coordinating)
Pertanggung jawaban semua proses atau kegiatan yang telah direncanakan dan
dilaksanakan dalam organisasi
7. Pengawasan (controling)
Pengawasan meliputi pemeriksaan apakah semua berjalan sesuai rencana yang dibuat,
instruksi-instruksi yang dikeluarkan, dan prinsip-prinsip yang ditetapkan.
2) pengorganisasian kurikulum,
3) penentuan prosedur dan skala kemajuan yang dapat diperoleh dalam waktu
tertentu,
4) penentuan strategi, pendekatan dan metode yang akan diterapkan dalam
memonitoring pelaksanaan kurikulum.
a) Pengadaan personalia
b) Pengangkatan personalia
c) Pembinaan dan pengembangan personalia
d) Hak dan kewajiban personalia
e. Pengelolaan perengkapan pendidikan
Perlengkapan pendidikan adalah semua benda bergerak maupun tidak bergerak, yang
diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan sistem pendidikan baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Stakeholders pendidikan dapat diartikan sebagai orang yang menjadi pemegang dan
sekaligus pemberi support terhadap pendidikan atau lembaga pendidikan. Kalau lembaga
pendidikan itu berupa sekolah maka stakeholdernya adalah Birokrasi Pendidikan (Dinas
Pendidikan), Pengawas, Kepala Sekolah, Guru-guru, Orangtua, Komite Sekolah, Dewan
Sekolah, Masyarakat, Dunia Usaha dan Dunia Industri.
Secara umum supervisi berarti upaya pemberian bantuan kepada guru agar dapat
membantu peserta didik belajar untuk menjadi lebih baik. Seorang supervisor adalah seseorang
yang memiliki kelebihan-kelebihan (super) dibidang keguruan, dimana kelebihan tersebut dapat
membuatnya membantu guru memperbaiki situasi belajar mengajar kearah yang lebih baik.
Supervisi sebagai aktivitas dirancang untuk memperbaiki pengajaran pada semua jenjang
persekolahan, berkaitan dengan perkembangan dan pertumbuhan peserta didik, supervisi juga
bantuan dalam perkembangan dari belajar mengajar dengan baik.
Tujuan supervisi pendidikan antara lain:
Supervisi mempunyai fungsi penilaian (evaluation) dengan jaan penelitian (research) dan
merupakan usaha perbaikin (improvement). Fungsi dan spesifikasi supervisi pengajaran adalah
memberikan pelayanan supervisi pengajaran kepada guru untuk menumbuhkan proses belajar
mengajar yang berkualitas baik, menyenangkan, inovatif dan dapat menjaga keseimbangan
pelaksanaan tugas staff mengajar.
Prinsip supervisi pendidikan antara lain: ilmiah yang berarti sistematis dilaksanakan secara
tersusun, kontiniu, teratur, objektif, demokratis, kooperatif, menggunakan alat, konstruktif dan
kreatif.
Untuk memperoeh pengajaran yang baik, perlu ada sistem yang efektif. Suoervisi dengan
berbagai pendekatan dan teknik muncul dengan penekanan pada usaha membantu guru
memperbaiki penampilan menhajar mereka.
a. Pendekatan Non-direktive
b. Pendekatan Direktive
c. Pendekatan Collaborative
1. Teknik yang bersifat kelompok antara lain pertemuan orientasi, rapat guru latih, studi
kelompok antar guru latih, diskusi sebagai proses kelompok, tukar menukar pengalaman,
lokakarya, diskusi panel, seminar, simposium, demonstrasi mengajar, perpustakaan
jabatan, buletin supervisi, membaca langsung, mengikuti kursus, organisasi jabatan,
laboratorium kurikulum, perjalanan sekolah (field trips)
2. Teknik yang bersifat individu antara lain perkunjungan kelas, observasi kelas, percakapan
pribadi, inter-vitasi, dan menilai diri sendiri.
Supervisi klinis merupakan model sepervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar
melalui sarana siklus yang sistematik dalam perencanaan, pengamatan, dan analisis yang intensif
terhadap penampilan yang rasional. Sepervisi klinis berusaha untuk memperkecil kesenjangan
antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal.
Pengertian Konseling
Koseling merupakan suatu proses pertemuan langsung antar konselor dengan konseli (face to
face relationship) yang bermasalah, dimana pembimbing membantu konseling dalam
mengusahakan perubahan sikap dan tingkah laku. Tujuan konseling di sekolah agar siswa
mendapat pelayanan konseling secara optimal sesuai dengan bakat, kemampuan dan nilai-nilai
yang dimiliki. Fungsi konseling: pemahaman, pencegahan, penyaluran, penyesuaian, perbaikan,
pengembangan, penyembuhan, penyaluran, adaptasi, penyesuaian, perbaikan, fasilitasi, dan
pemeliharaan.
1. Landasan Filosofis
- Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berpikir dan mempergunakan ilmu
untuk meningkatkan perkembangan dirinya
- Manusia adalah unik dalam arti manusia itu mengarahkan kehidupannya sendiri
2. Landasan Psikologis
- Motif dan motivasi
- Pembawaan dan lingkungan
- Perkembangan individu
- Belajar
- Kepribadian
3. Landasan Sosial-Budaya
4. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
5. Landasan Religius
6. Landasan Yuridis-Formal
a. Azas kerahasiaan
b. Azas kesukarelaan
c. Azas kekinian
d. Azas kemandirian
BAB III
PEMBAHASAN
Kelebihan buku:
Buku ini memuat sangat banyak materi dan penjelasan yang dibahas sesuai dengan judulnya
“Profesi Kependidikan”. Isinya sangat jelas, karena dipaparkan dengan meluas dan dihubungkan
dengan kejadian sehari-hari. Dimulai dari konsep dasar, buku ini menerangkan dengan sangat
jelas pengertian dan bagaimana profesi itu dianggap yang sebenarnya. Seperti keseharian kita,
supir dianggap profesi. Dengan memahami penjelasan buku ini, kita akan mengetahui bahwa
profesi belum tentu dapat dilakukan semua orang, sedangkan pekerjaan, mungkin semua orang
dapat melakukannya termasuk menyetir layaknya supir.
Memuat pembahasan yang telah teruji dari ahli-ahi yang bersangkutan maupun dengan undang-
undang yang mengaturnya. Contohnya: dalam pembahasan mengenai guru sebagai tenaga
pendidik di hubungkan dengan UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
Memuat beberapa pengayaan soal untuk mengembangkan pengetahuan pembaca tentang materi
yang telah dibahas.
Kelemahan:
Penjelasan dalam buku beberapa kali ada kalimat-kalimat yang bertele-tele. Sehingga pembaca
akan merasa bosan dan akan melewatkannya ke pembahasan selanjutnya.
Perbandingan buku utama dengan buku pembanding Prof. Dr. H. Hamzah B. Uno, M.Pd:
Dalam buku Prof. Dr. H. Hamzah B. Uno, M.Pd, konsep dasar atau pengantar profesi
kependidikan dihubungkan dengan isu yang berkembang di masyarakat tentang perubahan dalam
penataan pendidikan dalam sistem pemerintahan. Dulu zamannya masih otoriter sekarang telah
berganti. Dalam menata manajemen pemerintahan, termasuklah didalamnya menata manajemen
pendidikan.
Kedua buku menguraikan tentang hakikat profesi kependidikan. Namun, dalam buku Prof. Dr.
H. Hamzah B. Uno, M.Pd hanya memaparkan hal atau prisip yang harus diketahui guru dalam
melaksanakan tugasnya. Sedangkan dalam buku Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd, menjelaskan
dengan rinci bagaimana titik awal seorang guru sangat diperlukan saat ini dalam kehidupan
bermasyarakat dan bagaimana pengaruh guru dalam kehidupan masyarakat sekarang ini.
Dalam buku Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd, pengertian tentang pendidikan hanya sekilas. Dalam
buku Prof. Dr. H. Hamzah B. Uno, M.Pd memaparkan pendidikan untuk peningkatan sumber
daya manusia secara terperinci.
Pembahasan kode etik guru sangat jelas dalam buku utama. Namun, dalam buku pembanding,
tidak ada pembahasan kode etik guru sama sekali.
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan:
Dari kedua buku, baik yang buku utama dan buku pembanding sama-sama memiliki kelebihan
dan kelemahan masing-masing. Ada pembahasan buku yang tidak lengkap dalam buku utama,
namun dalam buku pembanding sangat jelas pemaparannya. Maka dari itu, selayaknya kita
saling mengaitkan kedua buku tersebut dalam pemahaman kita tentang profesi kependidikan
Saran:
Tidaklah ada sebuah buku yang sangat sempurna isi dan materi pembahasannya sesuai dengan
yang kita maksudkan. Maka dari itu, bagi pembaca yang ingin lebih mendalami mengenai
profesi kependidikan, sebaiknya mencari dan membaca banyak sumber buku sehingga keingin
tahuan kita yang tidak ada di buku tertentu, mungkin ada di sumber buku lainnya. Seperti buku
Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd dan buku Prof. Dr. H. Hamzah B. Uno, M.Pd sama-sama membahas
profesi kependidikan, namun isi dan pembahasannya berbeda-beda, adapula yang sama. Namun,
hal tersebut menjadi penambah masukan-masukan satu sama lain.