D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
MEILFIAPUTRIBRMUNTHE
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
IDENTITAS BUKU..........................................................................................
A. Latar belakang...............................................................................................
B. Tujuan............................................................................................................
C. Manfaat..........................................................................................................
BAB II ISI BUKU..............................................................................................
BAB III PEMBAHASAN..................................................................................
BAB IV PENUTUP............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
IDENTITAS BUKU
4 ISBN : 978.602.422.097.6
3 ISBN : 978-1-63278-038-6
1 Judul Buku : BUKU PEMANTAUAN AKTIVITAS FISIK
4 ISBN : 9786236992043
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Prinsip latihan merupakan suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik. Dalam hal
ini untuk meningkatkan kualitas fisik, kemampuan fungsional organ tubuh, dan kualitas
psikis atlet. Proses yang dilakukan dalam olahraga prestasi akan berhasil apabila ada kerja
sama antara pelatih vang berpengalaman dan berpengetahuan dengan ilmuwan olahraga yang
benar-benar rnenekuni bidang pelatihan yang sering di sebut adanya team behind teant.
Dengan adanya teant behirtd teant pada suatu pelatihan di mana masing-nrasing merniliki
keahliannya untuk bekerja sama meningkatkan prestasi atlet. Seperti yang telah dilakukan
Indra Sjafri pada Timnas U-19 di mana ada 13 orang personel yang rnembantu di belakang
pelatih kepala yang memiliki keahlian berbeda, seperti asisten pelatih teknik, pelatih fisik,
pelatih penjaga gawang, fisioterapi, psikolog, masseur, dokter tim, dan tim technical study
group (TSG). Untuk itu, idealnya seorang pelatih dituntut memiliki pengalaman dan
pengetahuan pada cabang olahraga yang digelutinya. Selain itu, juga dituntut rnemiliki latar
beiakang pendidikan vang menjadikannva sebagai seorang ilmuwan di bidang olahraga.
Proses berlatih melatih diperlukan berbagai pengetahuan selain itu, juga dituntut rnemiliki
latar beiakang pendidikan vang menjadikannva sebagai seorang ilmuwan di bidang olahraga.
Proses berlatih melatih diperlukan berbagai pengetahuan
Oleh karena itu, dalam clunia olahraga prc,stasi proses latihan yang dilakukan untuk
rneraih prestasi puncak merupakan suatu pekerjaan yang sangat rumit dan unik. Pekerjaar
rnelatih dikatakan rumit karena seorang pelatih harus rnenguasai berbagai disiplin ilmu.
Pekerjaan melatih unik karena objek latihannya adalah manusia, di nrana manusia merupakan
satu totalitas sistem psikofisik yang kompleks. Manusia sebagai atlet yang dilatih dalam
proses latihan tidak dapat diperlakukan seperti robot. Namun aktualisasi setiap aktivitas anak
latih sangat dipengaruhi oleh faktor perasaan, kognisi, emosi, dan kondisi fisik yang berbeda.
B. TUJUAN
1. Mengetahui kelebihan maupun kekurangan antara dua buku.
2. Mengetahui isi buku dalam setiap bab dalam buku utama maupun buku pembanding
C. MANFAAT
1. Menambah wawasan tentang teori latihan metode latihan dan olahraga taekwondo
2. Meningkatkan pemahaman pembaca mengenai teori latihan dan memotivasi pemaca untuk
mendalami materi ini agar dapat mengerjakan penelitian dengan mudah
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
1. PENDAHULUAN
A. RENTANG BAHASAN TATIHAN
Teori dan metodologi latihan berisikan teori dan praktik. Secara teori mencakup ilmu-
ilmu pendukung dan penunjang yang mendasari dalam proses berlatih melatih. Fungsi dari
teori pendukung menyajikan berbagai pengetahuan tentang metode dan pengaruh proses
latihan secara ilmiah, terencana, sistematik dan tercatat, serta terukur. Oleh karenanya,
hampir semua bentuk aktivitas olahraga prestasi sifatnya adalah diawali dengan analisis
masalah kemudian merumuskan masalah, perencanaan dilakukan dengan sistematis dan
terukur serta tercatat. Artinya, latihan itu berdasarkan masalah yang teriadi dan dilaksanakan
berdasarkan perencanaan yang sistematis sampai seberapa jauh prestasi seseorang selalu
dapat diketahui dengan cara rnengukur dirn nrenc.tatnya. Agar dapat mengetahui sejauh
mana prestasi dicapai dengan mengukur dan mencatat prestasi seseorang diperlukan
pengetahuan teori dari ilmu ilmu pendukung yang dapat diperoleh melalui pendidikan di
bidang ilmu olahraga, penataran-penataran atau rnelalui kegiatan yang sejenis. Adapun materi
praktik rnerupakan penerapan dari rnetode untuk meningkatkan kemarnpuan teknik dan
keterampilan gerak cabang olahraganya. Di sinilah peranan ilmu tentang gerak manusia, yaitu
biomekanika, yang tugas utamanya adalah mengajarkan tentang efisiensi gerak dalam
olahraga. Dengan bekal penguasaan dan pemahaman tentang pengetahuan teori dan praktik,
diharapkan para pelatih dapat merancang latihan dengan benar, tepat, dan berkualitas. pada
akhirnya latihan yang benar, tepat, dan berkualitas dan berlangsung secara terus menerus
akan menghasilkan prestasi yang lebih baik bagi para atlet yang kita latih.
B. DIFINISI LATHAN
Istilah latihan berasal dari kata da.lam bahasa Inggris yang dapat mengandung beberapa
makna seperti: practice, exercises, dan training. Dalam istilah bahasa Indonesia kata-kata
tersebut semuanya mempunyai arti yang sama yaitu latihan. Namun dalam bahasa Inggris
kenyataannya setiap kata tersebut memiliki maksud yang berbeda-beda (Syafruddin, 2009).
Dari beberapa istilah tersebut, setelah diaplikasikan di lapangan memang tampak sama
kegiatannya, yaitu aktivitas fisik.
Dalam proses berlatih melatih practice sifatnya sebagai ba_ giarr dan proses latihan yang
berasal dari kata exercises. Artinya, dalam setiap proses latihan yang berasal dan kata
exercises pasti ada bentuk latihan practice. Definisi latihan yang berasal dari kata exercises
adalah pe_ rangkat utama dalam proses latihan harian untuk meningkatkan kualitas fungsi
sistem organ tubuh manusia, sehingga mempermudah olahragawan dalam penyempurnaan
geraknya. Latihan exercises merupakan materi latihan yang dirancang dan disusun oleh
pelatih untuk satu sesi latihan atau satu kali tatap muka dalam latihan, misalnya susunan
materi latihan dalam satu kali tatap muka pada umumnya berisikan, aniara lain: (l)
pembukaan/pengantar latihan, (2) pemanasan (warmingup); (3) latihan inti, (4) latihan
tambahan (suplemen); dan (5) coolingdown penutup. Latihan yang dimaksudkan oleh kata
excerise tersebut adalah match dan, bentuk latihan yang ada pada latihan inti dan latihan
tambahan (suplemen).
C. CIRI-CIRI LATIHAN
Berdasarkan uraian tentang definisi latihan yang meliputi practice, exercises, dan training,
serta pendukung pencapaian tujuan latihan yaitu dengan pembebanan, maka dapat
disimpulkan bahwa tugas utama dalam latihan adalah menggali, menyusun, dan
mengembangkan konsep berlatih melatih dengan memadukan antara pengalaman praktis dan
pendekatan keilmuan
Untuk proses latihan tersebut selalu bercirikan, antara lain:
l. Suatu proses untuk mencapai tingkat kemampuan yang lebih baik dalam berolahraga, yang
memerlukan waktu tertentu (penahapan), serta memerlukan perencanaan yang tepat dan
cermat.
2. Proses latihan harus teratur dan bersifat progresif. Teratur maksudnya Iatihan harus
dilakukan secara ajek, maju, dan berkelanjutan (kontinu). Sedang bersifat progresif
maksudnya materi latihan dibebankan dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana
ke yang Iebih sulit (kompleks), dan yang ringan ke yang lebih berat.
3. Pada setiap satu kali tatap muka (satu sesi/satu unit latihan) harus memiliki tujuan dan
sasaran.
4. Materi latihan harus berisikan materi teori dan praktik, agar pemahaman dan penguasaan
keterampilan menjadi relatif permanen.
5. Menggunakan metode tertentu, yaitu cara paling efektif yang direncanakan secara bertahap
dengan memperhitungkan faktor kesulitan, kompleksitas gerak, dan penekanan pada sasaran
latihan.
D. SASARAN LATIHAN
Objek dari proses Iatihan adalah manusia yang harus ditingkatkan kemampuan, keterampilan,
dan penampilannya dengan bimbingan pelatih. Oleh karena anak latih merupakan satu
totalitas sistem psikofisik yang kompleks, maka proses latihan sebaiknya tidak hanya
menitiberatkan kepada aspek fisik saja, melainkan juga harus melatihkan aspek psikisnya
secara seimbang dengan fisik. Untuk itu aspek psikis harus diberikan dan mendapatkan porsi
yang seimbang dengan aspek fisik dalam setiap sesi latihan, yang disesuaikan dengan
periodisasi ratihan. Jangan sampai proses latihan yang berlangsung hanya merobotkan
manusia, akan tetapi harus memandirikan olahragawan sehingga akan memanusiakan
manusia. Sasaran latihan adalah membantu para pembina, pelatih, guru olahraga agar dapat
tnenerapkan dan memiliki kemampuan konseptual serta keterampilan dalam membantu
mengungkap potensi olahragawan mencapai puncak prestasi.
Adapun sastuan dan tujuan latihan secara garis besar, antara lain untuk:
(a) meningkatkan kualitas fisik dasar secara umum dan menyeluruh;
(b) mengembangkan dan meningkatkan potensi fisik khusus;
(c) menambah dan menyempurnakan teknik;
(d) mengembangkan dan menyempurnakan strategi, taktik, dan pola bermain; dan
(e) meningkatkan kualitas dan kemampuan psikis olahragawan dalam bertanding.
Multilateral adalah pengembangan kondisi fisik secara menyeluruh (Bompa, 2009: 3l).
Adapun Lubis (2013: 12) juga mengatakan multilateral adalah pengembangan fisik secaca
keseluruhan. Pengembangan secara multilateral sangat penting selama tahap awal
pengembangan atlet yang dibina.
Banyak kesalahan dari para pelatih temtama di cabang sepakbola, pelatih ingin cepat-cepat
pemainnya menjadi pemain top, sehingga melupakan prinsip multilateral. Kita melihat di
lapangan banyak terjadi pemaksaan prestasi di grassroots dan akhirnya adanya pemain inti
dan cadangan, padahal pemainpemain harus mendapatkan kesempatan yang sama dalam
pembinaan. Apa yang terjadi pemalsuan umur, hal ini adalah ambisi para orangtua dan
pelatih agar anaknya cepat berprestasi. Bila ini dilakukan ketika memasuki usia senior
mereka mengalami kemunduran prestasi, karena sudah terbiasa bermain dengan lawan di
bawah umurnya.
B. PRINSIP KESIAPAN BERLATIH
Materi dan dosis latihan harus disesuaikan dengan usia atlet berdasarkan pada prinsip
kesiapan berlatih. Oleh karena usia berkaitan erat dengan kesiapan kondisi secara fisiologis
dan psikologis dari setiap atlet. Artinya, pelatih harus mempertimbangkan dan
memperhatikan tahap pertumbuhan dan perkembangan dari setiap atlet. Sebab kesiapan
setiap atlet akan berbeda-beda antara anak vang satu dan yang lainnya nteskipun di antara
atlet memiliki usia yang sama. Hal itu dikarenakan perbedaan berbagai faktor, seperti gizi,
keturunan, lingkungan, dan usia kalender di mana faktor-faktor tersebut akan berpengaruh
terhadap tingkat kematangan dan kesiapan setiap atlet.
C. PRINSIP INDIVIDUAL
Individualisasi adalah salah satu dari persyaratan utama Iatihan sepanjang masa (Lubis, 2013:
15). Setiap atlet mempunyai perbedaan individu dalam latar belakang kemampuan, potensi,
dan karakteristik (Hadi, 2007: 57). Prinsip individualisasi harus dipertimbangkan oleh pelatih
yaitu kemampuan atlet, potensi, karakteristik cabang olahraga, dan kebutuhan kecabangan
atlet. Dalam merespons beban latihan untuk setiap atlet tentu akan berbeda-beda, sehingga
beban latihan bagi setiap orang tidak dapat disamakan antara orang yang satu dan yang
lainnya Beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan kemampuan anak dalam merespons
beban latihan, di antaranya faktor keturunan, kematangan, gizi, waktu istirahat dan tidur,
kebugaran' lingkungan, sakit cedera, dan motivasi.
Beberapa pertimbangan atau pegangan bagi pelatih dalam menyusun program latihan,
sebagai berikut: (l) usia biologis dan usia kronologis; (2) usia latihan; (3) riwayat latihan; (4)
status kesehatan; (5) stres dan kecepatan pemulihan (Lubis, 2013: l6). Ada beberapa
pertimbangan lain yang memengaruhi kemampuan individu atlet, yaitu:
1. Keturunan
Faktor yang berkaitan dengan keturunan, di antaranya: keadaan fisik, jenis otot, ukuran
jantung, dan paru. Di mana faktorfaktor tersebut sangat berpengaruh terhadap kemampuan
atlet dalam merespons beban latihan.
2. Kematangan
Tingkat kematangan atlet berpengaruh besar terhadap kemampuannya dalam merespons
beban latihan. Semakin matang kondisi seseorang semakin mampu menerima intensitas
beban latihan yang lebih tinggi.
BUKU KEDUA
Teknik Taekwondo
Sekitar 80% teknik kompetitif yang dilakukan dalam taekwondo adalah tendangan, bukan
pukulan tangan. Agar tendangan ini efektif, mereka harus mengandung kekuatan dan energi
yang besar. Literatur ilmiah telah mengkategorikan dua mekanisme tendangan yang berbeda
untuk mencapai lawan: ayunan dan tendangan dorong. Dalam tendangan ayun (yaitu,
tendangan lokomotif), tubuh berputar di sekitar sumbu kaki poros dan tendangan dilakukan
diarahkan ke sisi lawan. Dalam tendangan dorong (yaitu, tendangan depan), tubuh bagian
atas bersandar ke arah yang berlawanan dengan arah gerakan kaki yang menendang,
sedangkan tendangan mencoba mengenai bagian depan dengan gerakan lurus. Berdasarkan
pemeriksaan kualitatif terhadap gerak antar sendi pinggul dan lutut kaki yang menendang,
penelitian sebelumnya (Kim, 1993; Kang, 1998) juga mengklasifikasikan tendangan
taekwondo menjadi gerakan seperti lemparan dan gerakan seperti mendorong. Gerakan
seperti lemparan (yaitu, tendangan berputar) terutama terdiri dari fleksi pinggul diikuti
dengan ekstensi lutut, sedangkan gerakan seperti mendorong (yaitu, tendangan samping)
ditandai dengan ekstensi pinggul dan lutut yang terjadi secara bersamaan pada saat
tumbukan.
Simulasi komputer
Studi eksperimental tentang teknik olahraga pada dasarnya bermasalah. Dalam situasi
kompetitif, variabel biomekanik dibatasi untuk berada di dekat nilai optimal dan ini
menghasilkan rentang nilai yang kecil untuk setiap variabel. Analisis teoretis menggunakan
simulasi komputer adalah alat yang ampuh dalam biomekanik olahraga yang membantu
memahami faktor-faktor yang membatasi kinerja optimal atau faktor-faktor yang mungkin
memengaruhi beban pada tubuh. Studi yang menggunakan model segmen terkait dari tubuh
manusia tidak mengalami kesulitan eksperimental. Pendekatan teoretis memberikan
representasi yang disederhanakan dari sistem fisik yang diteliti yang dalam situasi nyata akan
sangat kompleks. Model hasil ini merupakan penyederhanaan dari kenyataan, dengan
kompleksitas khusus dari model simulasi tergantung pada aktivitas yang disimulasikan dan
tujuan penelitian. Artinya, dengan model seperti itu kita bisa mendapatkan masalah sederhana
untuk menentukan pengaruh hanya satu variabel terhadap kinerja yang menyatakan bahwa
kompleksitas model tergantung pada aplikasinya. Kesulitan penelitian biomekanik terletak
pada pengembangan model yang cukup rinci yang akan mewakili ciri-ciri utama gerakan
olahraga.
Akselerometer
Analisis dalam taekwondo menggunakan akselerometer untuk mengukur variabel kinematik
secara langsung, terutama akselerasi. Ada beberapa jenis akselerometer. Menurut [37] kita
dapat menemukan: pengukur regangan, resistif piezo dan piezoelektrik. Beberapa di
antaranya terbuat dari kuarsa yang menawarkan voltase saat didorong secara mekanis.
Mempertimbangkan bahwa akselerometer biasanya memiliki frekuensi tinggi, akselerometer
tidak disetel untuk kondisi lambat seperti stabilitas atau keseimbangan.
Elektromiografi (EMG)
Elektromiografi adalah teknik eksperimental yang berkaitan dengan pengembangan,
perekaman, dan analisis sinyal mioelektrik. EMG memberikan akses mudah ke proses
fisiologis yang menyebabkan otot menghasilkan kekuatan, menghasilkan gerakan, dan
mencapai fungsi yang tak terhitung jumlahnya yang memungkinkan kita berinteraksi dengan
dunia di sekitar kita.
LATIHAN FISIK
LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK
Latihan Aerobik disebut sebagai latihan kardiopersi karena melatih kerja jantung dan paru.
Beberapa contoh latihan aerobic adalah:
1) Jalan cepat sekeliling rumah
2) Naik turun tangga dalam rumah
Latihan anaerobik merupakan latihan yang fokus pada beban atau kekuatan otot. Beberapa
contok latihan anaerobic adalah:
1) Push - up
2) Squat
3) Lunges
4) Crunches
MANFAAT OLAHRAGA
Secara fisik
a. Menurunkan risiko terjadinya penyakit degeneratif (penuaan)
b. Memperkuat otot jantung dan meningkatkan kapasitas jantung
c. Mengurangi risiko PTM maupun penyakit menular
d. Mecegah dan menontrol tekanan darah
e. Mengendalikan berat badan dan mencegah terjadinya obesitas
f. Mencegah dan mengontrol glukosa darah
g. Mencegah terjadinya osteoporosis
h. Memperbaiki fleksibilitas otot dan sendi
i. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
j. Meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot
BUKU KEEMPAT
BAB I FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM MENCAPAI PRESTASI
DESKRIPSI
Prestasi yang setinggi-tingginya adalah tujuan utama dalam proses berlatih melatih olahraga.
Untuk mencapai tujuan tersebut banyak faktor yang berperan, berpartisipasi dan menentukan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
FAKTOR ATLET
Kesehatan adalah aspek yang mutlak harus dimiliki oleh semua orang yang ikut serta dalam
latihan. Oleh karena itu sebelum menjadi anggota klub olahraga dan melakukan kegiatan
latihan olahraga, hendaknya melalui tes kesehatan meliputi fisiologis dan anatomis.
FAKTOR PELATIH
Untuk menghasilkan prestasi yang tinggi dalam olahraga banyak faktor yang berperanan
penting, menentukan dan saling berkaitan. Salah satu faktor adalah peranan pelatih yang
memiliki pengetahuan,kemampuan dan memenuhi beberapa persyaratan. Pelatih adalah tokoh
sentral dalam proses pelatihan olahraga. Tokoh sentral tersebut harus memiliki ciri-ciri yang
ideal antara lain, kepribadian, kesegaran jasmani, kesehatan mental, keterampilan,
pengetahuan dan pola pikir ilmiah, pengalaman, human relation dan kerjasama, dan
kreatifitas (Suharno: 1993)
PERAN PEMERINTAH.
Dalam upaya pembangunan olahraga pada umumnya dan khususnya upaya peningkatan
prestasi atlet, pemerintah mempunyai peran sebagai fasilitator, mengakomodasi dan
menciptakan iklim yang kondusif kegiatan olahraga. yang dilakukan masyarakat atau
organisasi olahraga. Pemerintah dalam hal ini adalah para elite atau para pemimpin
pemegang kendali kebijakan dan pengambil keputusan yang secara langsung maupun tidak
langsung berkaitan dengan kegiatan olahraga.
PARTISIPASI MASYARAKAT
Perlu kita bangun paradikma baru tentang pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan
olahraga dan khususnya partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kegiatan olahraga
prestasi. Sehingga tanggung-jawab dan peran serta masyarakat akan lebih besar dibanding
pemerintah. Pengertian masyarakat di sini adalah semua pihak yang bukan pemerintah, yang
terlibat dan mempunyai komitmen dalam upaya pembangunan olahraga, kegiatan olahraga
prestasi, dan kegiatan olahraga lainnya.
MANAJEMEN DAN ORGANISASI OLAHRAGA
Keberhasilan pembangunan dan pembinaan bidang olahraga dan khususnya pembinaan
olahraga prestasi ditentukan oleh faktor manajemen olahraga dan seluruh organisasi dan
lembaga yang terlibat dan terkait dengan olahraga. Manajemen olahraga harus dilaksanakan
secara sistematis dan terpadu, mencakup seluruh kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian.
SARANA PRASARANA
Untuk melaksanakan kegiatan olahraga prestasi, olahraga rekreasi dan olahraga pendidikan
diperlukan penyediaan dan pengadaan sarana dan prasarana olahraga yang memadai.
Penyediaan dan pengadaan sarana dan prasarana olahraga perlu mendapat perhatian dan
realisasinya. Sarana meliputi perlengkapan atau perkakas (equipment) dan alat-alat olahraga
(supllies). Prasarana adalah fasilitas yang meliputi stadion olahraga, lapangan permainan,
kolam renang, gedung-gedung olahraga (sport hall), ruang senam, ruang beladiri.
BAB II PENGERTIAN LATIHAN DAN PRINSIP-PRINSIP LATIHAN
PENGERTIAN LATIHAN
Bompa (1994) mengemukakan pendapatnya bahwa latihan merupakan suatu kegiatan
olahraga yang sistematis dalam waktu yang panjang, ditingkatkan secara bertahap dan
perorangan, bertujuan membentuk manusia yang berfungsi fisiologis dan psikologisnya
untuk memenuhi tuntutan tugas. Definisi dikemukakan Kent (1994), bahwa latihan adalah
suatu program latihan fisik yang direncanakan untuk membantu mempelajari keterampilan,
memperbaiki kesegaran jasmani dan terutama untuk mempersiapkan atlet dalam suatu
pertandingan penting.
PRINSIP-PRINSIP LATIHAN
Berikut ini dibahas tentang prinsip-prinsip latihan yang perlu diperhatikan dalam proses
latihan. Prinsip-prinsip latiahan meliputi prinsip beban bertambah (overload), prinsip
spesialisasi (specialization), prinsip perorangan (individualization), prinsip variasi (variety),
prinsip beban meningkat bertahap (progressive increase of load), prinsip perkembangan
multilateral (multilateral development), prinsip pulih asal (recovery), prinsip reversibilitas
(reversibility), menghindari beban latihan berlebih (overtraining), prinsip melampaui batas
latihan (the abuse of training), prinsip aktif partisipasi dalam latihan, dan prinsip proses
latihan menggunakan model
Prinsip Spesialisasi
Yang dimaksud prinsip spesialisasi atau kekhususan latihan adalah bahwa latihan harus
dikhususkan sesuai dengan kebutuhan pada setiap cabang olahraga dan tujuan latihan.
Kekhususan latihan tersebut harus diperhatikan, sebab setiap cabang olahraga dan bentuk
latihan memiliki spesifikasi yang berbeda dengan cabang olahraga lainnya.
A. KELEBIHAN
Kelebihan pada ke 4 buku ialah memiliki pembahasan yang gampang di mengerti dan banyak
gambar yang memiliki penjelasan membuat pembaca lebih mudah untuk mengerti. 4 buku
terseut sangat bagus untuk digunakan oleh mahasiswa dalam penelitian Cbr ataupun kalangan
intelektual dan umum untuk dijadikan pedoman dalam penelitian.Hal ini disebabkan karena
dalam buku ini secara lengkap membahas yang berkaitan dengan basic terminology lebih
tepat nya.
B. KELEMAHAN
Ada 1 buku yang berbahasa inggris yang mengharuskan pembaca untuk mentraslate terlebih
dahulu agar bisa dibaca dan dipahami Walaupun dalam buku ini sudah cukup bagus tetapi
masih ada hal-hal penting yang tidak dicantumkan seperti gambar pendukung. buku tersebut
juga memiliki subtema yang terlalu banyak sehingga pembaca tidak dapat membaca secara
sistematis.Penjelasan susunan paragraf juga bersifat memaksakan isi materi. Dan masih ada
penjelasan yang kurang dijelaskan secara detail.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Metode dan teori Latihan
mental seorang pelatih. Untuk itu seorang pelatih harus mempunyai kesehatan mental,
memiliki pandangan yang sehat terhadap kenyataan yang sedang dihadapi, ada
kesediaan untuk menerima dan mengerti masalah yang dihadapi, mampu
menyesuaikan diri dan mengatasi segala masalah yang mungkin timbul dengan sabar
dan optimis.Seorang pelatih hendaknya memiliki keterampilan sesuai dengan cabang
olahraga yang dilatihkan. Pengalaman sebagai pemain akan lebih memberikan nilai
tambah tersendiri dalam berperan sebagai pelatih yang memerlukan keterampilan.
B. SARAN
Dengan adanya CBR ini. Pembaca diharapkan untuk mampu mengetahui apa itu teori dan
metode Latihan terutama latihan fisik dalam setiap cabang olahraga. Contohya salah satunya
cabang olahraga yang saya bawakan adalah cabang olahraga Taekwondo.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/USER/Downloads/EMRAL-PENGANTAR%20TEORI.pdf
file:///C:/Users/USER/Downloads/Performance%20Optimization%20in%20Taekwondo
%20(%20PDFDrive%20).pdf
file:///C:/Users/USER/Downloads/Buku%20pemantauan%20aktivitas%20fisik.pdf
file:///C:/Users/USER/Downloads/BUKU-METODOLOGI-KEPELATIHAN-OLAHRAGA
%201.pdf