Segala puji dan syukur saya panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas Critical junal review ini dengan baik untuk memenuhi tugas dari mata
kuliah Psikologi Olahraga Terimakasih juga saya ucapkan kepada pihak-pihak yang telah
membantu saya menyelesaikan tulisan ini, terutama kepada Dosen Pengampu Ibu Indah
Verawati
Terlepas dari itu semua, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
dan kesalahan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki tulisan ini menjadi yang lebih baik lagi ke waktu yang akan datang.
Akhir kata saya berharap Critical Jurnal Review ini dapat memberikan manfaat
kepada semua pembaca. Terimakasih
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................2
C. Manfaat CJR..................................................................................................................................2
A. Pendahuluan...................................................................................................................................3
B. Deskripsi Isi....................................................................................................................................3
BAB IV.....................................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................................10
A. Kesimpulan...................................................................................................................................10
B. Saran..............................................................................................................................................10
BAB I PENDAHULUAN
Critical Journal Review (CJR) merupakan suatu hal yang penting bagi mahasiswa
karena mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada. Terdapat
beberapa hal penting sebelum kita mereview jurnal, seperti menemukan jurnal yang sesuai
dengan topik yang diangkat, membaca keseluruhan dari isi jurnal dan mencoba untuk
menuliskan kembali dengan bahasa sendiri pengertian dari jurnal tersebut.
Jurnal memiliki beberapa ciri-ciri, seperti dibatasi sesuai ketentuan yang ditetapkan
oleh organisasi penerorganisasi yang memuat jurnal ilmiah; memiliki judul dan nama
penulis serta alamat email dan asal organisasi penulis; terdapat abstract yang berisi
ringkasan dari isi jurnal, introduction, metodologi yang dipakai sebelumnya dan metodologi
yang diusulkan, implementasi, kesimpulan dan daftar pustaka.
C. Manfaat CJR
Membantu semua kalangan dalam mengetahui inti dari hasil penelitian yang terdapat dalam
suatu jurnal.
Menjadi bahan evaluasi dalam pembuatan suatu jurnal di penerbitan berikutnya.
BAB II RINGKASAN ISI JURNAL
A. Pendahuluan
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan
lingkungannya, mulai dari perilaku sederhana sampai yang kompleks. Perilaku manusia ada
yang disadari, namun ada pula yang tidak disadari, dan perilaku yang ditampilkan seseorang
dapat bersumber dari luar ataupun dari dalam dirinya sendiri. Ilmu psikologi diterapkan pula
ke dalam bidang olahraga yang lalu dikenal sebagai psikologi olahraga. Penerapan psikologi
ke dalam bidang olahraga ini adalah untuk membantu agar bakat olahraga yang ada dalam
diri seseorang dapat dikembangkan sebaik-baiknya tanpa adanya hambatan dan faktor-
faktor yang ada dalam kepribadiannya. Dengan kata lain, tujuan umum dari psikologi
olahraga adalah untuk membantu seseorang agar dapat menampilkan prestasi optimal, yang
lebih baik dari sebelumnya. Aspek-aspek psikologis yang berperan dalam olahraga yaitu :
berpikir positif, penetapan sasaran, motivasi, emosi, kecemasan dan ketegangan,
kepercayaan diri, komunikasi,konsentrasi dan evaluasi diri. Tetapi yang akan di bahas
dalam makalah ini yaitu tentang konsentrasi dalam psikologi olahraga karena konsentasi
erat kaitannya dengan atlet yang akan bertanding dan ketika seorang atlet yang bertanding
tetapi tidak bisa berkonsentrasi maka atlet tersebut tidak akan bisa mengeluarkan
kemampuannya yang sesungguhnya begitu juga sebaliknya. Sehingga dengan adanya
makalah tentang konsentrasi dalam psikologi olahraga di harapkan mampu menambah
wawasan kita dan juga pengetahuan kita.
B. Deskripsi Isi
1. pengertian konsentrasi
b. Perhatian tetap pada objek tertentu dan tidak ada perhatian pada objek lain.
d. Dari ketiga karakteristik tersebut, pelatih akan semakin mudah mengenali atletnya dalam
latihan atau pertandingan sehingga pelatih akan dengan mudah pula menerapkan strategi
untuk mengatasi masalah pada diri atlet.
2. pengertian perhatian
Seringkali pengertian perhatian dan konsentrasi sering rancu dan diartikan
sama.Pada dasarnya kedua istilah tersebut rnemiliki kesamaan namun juga memiliki
perbedaan, sehingga sulit untuk rnendefinisikan secara akurat di antara keduanya. Perhatian
rnerupakan proses awal menuju konsentrasi, sehingga tidak akan terjadi konsentrasi tanpa
adanya perhatian lebih dahulu. Artinya, perhatian dan konsentrasi merupakan serangkaian
proses yang berkelanjutan terhadap suatu objek yang diamati oleh olahragawan. Oleh
karena itu, membahas masalah kemampuan konsentrasi olahragawan tidak akan terlepas
dari istilah perhatian.
Perhatian merupakan proses kesadaran langsung terhadap informasi ( rangsang yang
diterima untuk memutuskan suatu tindakan 9 respon ) ( Matens, 1998 : 138 ). Informasi
yang diterima oleh olahragawan berupa rangsang yang berasal dari situasi lingkungan yang
pada saat melakukan aktivitas. Adapun alat penerima rangsang yang dominan pada
olahragawan adalah melalui visual, pendengaran, dan kinestetik yang selanjutnya rangsang
tersebut akan diteruskan ke otak untuk diproses dalam bentuk respon gerak. Lingkungan
yang berpengaruh terhadap tingkat perhatian olahragawan antara lain berupa lawan
bermain, penonton, wasit, lapangan, fasilitas, objek yang dimainkan, rangsang yang
mencolok, suara yang keras, dan perang urat syaraf yang dilakukan dari luar dirinya. Semua
itu merupakan factor pengganggu perhatian yang berasal dari luar dirinya, sedangkan factor
pengganggu yang berasal dari dalam diri olahragawan antara lain memikirkan kegagalan
yang baru saja berlalu, memikirkan hasil yang akan dicapai, merasa tercekik dan tertekan,
gangguan fisiologis, kelelahan, dan motivasi yang kurang.
Tingkat kemampuan perhatian olahragawan merupakan salah satu factor pendukung
keberhasilan dalam melakukan aktivitas olahraga. Pada umunya olahragawan professional
memiliki kemampuan dan energi optimal yang dapat secara fokus mengarahkan perhatian
pada cabang olahraga yang dilakukan. Kegiatan memperhatikan suatu objek merupakan satu
keterampilan khusus bagi olahragawan sehingga para pelatih dan Pembina olahraga harus
menyadari akan arti pentingnya keterampilan untuk meperhatikan kondisi seperti itu hingga
saat ini nampaknya belum menjadi focus pembahasan dalam pembinaan olahraga prestasi.
Sebab kecenderungan para pelatih dan Pembina olahraga masih terlalu focus pada
pembinaan yang mengarah pada keterampilan teknik dan peningkatan kualitas fisik,
sedangkan pembinaan di bidang potensi psikologis masih terabaikan. Padahal prestasi
olahraga merupakan infestasi akumulasi dari hasil latihanm potensi fisik, dan potensi
psikologis.
Untuk itu dalam proses latihannya aspek fisik dan psikis tentunya perlu mendapatkan porsi
yang seimbang agar prestasi optimal dapat tercapai dan mampu bertahan dalam waktu
relatif lama.
Tahun 2017
1. Miftakhul Jannah Program Studi Psikologi Universitas Negeri
Penulis Surabaya
B. Kritik Jurnal
Pada judul penelitian Berdasarkan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan uji
korelasi Product Moment diketahui bahwa terdapat hubungan antara kecemasan dan
konsentrasi pada atlet panahan. Hasil ini ditunjukkan oleh taraf signifikansi yang diperoleh
sebesar 0.001 yang berarti lebih kecil atau kurang dari 0.05 sehingga dikatakan bahwa
kedua variabel penelitian memiliki hubungan yang signifikan. Berdasarkan hasil
perhitungan statistik juga diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar -0.779. Nilai koefisien
korelasi tersebut menunjukkan dua hal. Pertama, hubungan antara kecemasan dan konsen-
trasi masuk kategori kuat (Sugiyono, 2010). Kedua, arah hubungan antara dua variabel
penelitian adalah negatif. Artinya, setiap peningkatan kecemasan akan diiringi dengan
penurunan tingkat konsentrasi atlet panahan. Begitu pula sebaliknya, penurunan tingkat
kecemasan akan diikuti dengan peningkatan konsentrasi atlet panahan.
Saran:
Agar tidak terjadi kecemasan dan gagalnya kosentrasi dalam olahraga panahan
Maka peningkatan dalam pengembangan latihan panahan akan di modif lagi dengan
variasi yang baru. Di karenakan survei di setiap peningkatan kecemasan akan diiringi
dengan penurunan tingkat konsentrasi atlet panahan. Begitu pula sebaliknya, penurunan
tingkat kecemasan akan diikuti dengan peningkatan konsentrasi atlet pan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
kecemasan merupakan sebuah perasaan negatif yang memiliki ciri gugup, rasa
gelisah, ketakutan akan sesuatu yang akan terjadi, dan yang terjadi pergerakan atau
kegairahan dalam tubuh. Kecemasan merupakan perasaan tidak berdaya, tekanan tanpa
sebab yang jelas, kabur, atau samar-samar (Singgih D. Gunarsa, 1989: 147). Sedangkan
menurut Atikinson (1983: 212) kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan yang
ditandai dengan istilah-istilah seperti kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut yang
kadang-kadang kita alami dalam tingkat yang berbeda-beda. Menurut Kartini (1981: 116)
kecemasan adalah semacam kegelisahan, kekhawatiran, dan ketakutan terhadap sesuatu
yang tidak jelas dan mempunyai ciri yang merugikan.
Kecemasan memiliki dua komponen yaitu kecemasan kognitif (cognitive anxiety) dan
kecemasan somatik (somatic anxiety). Kecemasan kognitif (cognitive anxiety) ditandai
dengan rasa gelisah dan ketakutan akan sesuatu yang akan terjadi, sedangkan yang kedua
adalah kecemasan somatik (somatic anxiety) ditandai ukuran tingkat aktivasi fisik yang
dirasakan. Sebagai contoh: berkeringat, frekuensi kencing meningkat, pusing, mulut
kering dan lain sebagainya.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak kesalahan dan
kekurangan baik dari segi isi maupun sistematika penyusunan. Untuk itu diharapkan
saran dan kritikan yang membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah ini
kedepanya.