Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN

(MANUSIA DAN KEBUDAYAAN)

DISUSUN OLEH:

NAMA : 1. FATHUR RIZKI NST

2. HARIMAN SOFIA

3. BOBBY RASMANA TARIGAN

MATAKULIAH : ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

DOSEN PENGAMPU: Dra. FLORES TANJUNG, M.A

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya, sehingga mini riset kami yang berjudul menurunnya
penggunaan surat di era perkembangan gadget dan smarthphone dapat terselesaikan.

Maksud dan tujuan disusunnya mini riset ini adalah untuk menyelesaikan tugas Ilmu
Sosial dan Kebudayaan dan juga tugas mini riset ini mendapatkan penilaian yang baik . Kami
berharap mini riset ini dapat digunakan dengan baik dan dapat diambil manfaatnya dikemudian
hari.

Segala kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan mini riset ini mohon untuk
dimaklumi. Dan untuk perbaikan dan penyempurnaan dimasa yang akan datang, kami
mengharapkan saran dan kritiknya. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Jum’at 09 Oktober 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Globalisasi merupakan sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan
peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh
dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk
interaksi lainnya, sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Dalam
banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan
internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan.
Bangsa Indonesia seperti kita ketahui memiliki keanekaragaman budaya dengan
keunikan serta ciri khas yang berbeda jika dibandingkan dengan budaya dari negara-
negara lain. Kebudayaan daerah yang sangat beranekaragam tersebut, seharusnya dapat
dijadikan sebagai suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk dapat kita pertahankan
serta kita warisi kepada generasi selanjutnya. Namun seiring dengan semakin derasnya
arus budaya asing yang masuk ke Indonesia, mau tidak mau kepribadian tersebut akan
terpengaruh, atau mungkin bisa dikatakan ”tercemar”, oleh corak budaya asing yang
lebih mementingkan individualisme, formalitas, kontrak kerja resmi, dan sebagainya.
Dalam kondisi yang seperti ini Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan
hidup bangsa memegang peranan pentinguntuk dapat menjadi filter (penyaring) nilai-
nilai baru, sehingga mampu mempertahankan eksistensi kebudayaan daerah Indonesia.
Pancasila akan menilai sesuatu yang dapat diserap untuk disesuaikan dengan nilai-nilai
Pancasila. Nilai-nilai baru yang berkembang nantinya akan tetap berada pada kepribadian
bangsa Indonesia. Selain itu untuk mengatasi dampak dari globalisasi, Pancasila juga
seharusnya benar-benar dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia sebagai pandangan
hidup yang harus tetap menjadi pijakan dalam bersikap. Setiap negara di dunia sangat
memerlukan pandangan hidup agar mampu berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas
arah serta tujuan yang akan dicapai.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Globalisasi
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya
ialah universal. Globalisasi adalah sebagai suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau
perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah
Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working
definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang
memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang
akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain,
mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan
menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung
oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau
curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme
dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan
mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak
mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap
perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya
dan agama. Ada beberapa pendapat tentang bahasa globalisasi adalah sebagai berikut:
Internasionalisasi, Liberalisasi, Universalisasi, Westernisasi, Hubungan transplanetari
dan suprateritorialitas.
Menurut Cochrane dan Pain kaitannya dengan globalisasi, terdapat tiga posisi
teoritis yang dapat dilihat, yaitu:
1. Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang
memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di
seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan
kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global
yang homogen. meskipun demikian, para globalis tidak memiliki pendapat
sama mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut.
2. Para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik
perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan
menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab. Para
globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah fenomena
negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk penjajahan barat
(terutama Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan
konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai sesuatu yang benar
dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian membentuk kelompok
untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi). Para tradisionalis tidak
percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka berpendapat bahwa
fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau, jika memang ada, terlalu
dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa kapitalisme telah menjadi
sebuah fenomena internasional selama ratusan tahun. Apa yang tengah
kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau evolusi, dari
produksi dan perdagangan kapital.
3. Para transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis.
Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan
oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh
jika kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoritis ini berpendapat
bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai "seperangkat hubungan
yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan, yang
sebagian besar tidak terjadi secara langsung". Mereka menyatakan bahwa
proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut negatif atau,
setidaknya, dapat dikendalikan.

B. Ciri Globalisasi
Berikut ini ada beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya
fenomena globalisasi di dunia.
1. Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang
seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa
komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan
massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari
budaya yang berbeda.
2. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling
bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional,
peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi
semacam World Trade Organization (WTO).
3. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama
televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini,
kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru
mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam
bidang fashion, literatur, dan makanan.
4. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup,
krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.

C. Kebudayaan
Kebudayaan terbentuk dari banyak unsur dan bersifat menyeluruh sebagai
pedoman bagi masyarakat untuk berperilaku agar tercipta kehidupan yang harmonis.
Budaya pada dasarnya bersifat memaksa walaupun tidak ada hukum tertulis yang
mewajibkan kita untuk menaatinya. Hasil dari karya, cipta, rasa dan karsa manusia dapat
diartikan sebagai kebudayaan. Lingkup dari kebudayaan meliputi berbagai aspek seperti
seni, moral, susila, adat atau kebiasaan, keyakinan, keahlian dan hukum. Walaupun
wujudnya abstrak namun budaya dapat mempengaruhi seseorang untuk memunculkan
ide, gagasan maupun pengetahuannya untuk melakukan sesuatu. 
Koenjaningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai sikap dan perilaku manusia
secara keseluruhan yang semuanya tersusun dalam kehidupan bermasyarakat yang
mereka dapatkan melalui proses pembelajaran. Ki Hajar Dewantara mengartikan
kebudayaan sebagai hasil budi manusia yang didapatkan melalui alam dan kodratnya
sebagai manusia. Pengertian tersebut merupakan salah satu bukti jika kehidupan manusia
mencapai kejayaan sehingga dapat mengatasi berbagai kesulitan dalam kehidupannya
sehingga kebahagiaan dan keselamatan dapat mereka raih. Kedamaian dan ketertiban pun
akan mudah untuk dicapai

D. Unsur-unsur Kebudayaan
Adapun unsur-unsur kebudayaan secara umum adalaah sebagi berikut
1. Unsur Bahasa
Bahasa dapat diartikan sebagai cara manusia dalam berucap atau
mengatakan sesuatu. Sudah menjadi suatu tradisi untuk masyarakat kita agar
dapat berucap dengan bahasa yang sopan. Bahasa diwariskan secara turun
menurun dari generasi ke generasi pada suatu kelompok, daerah atau bangsa
sehingga mereka dapat saling berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
mereka masing-masing. Bahasa berfungsi untuk mengadaptasi tradisi yang
ada di masyarakat dan terbagi ke dalam dua bentuk yaitu bahasa tulisan dan
bahasa ucapan. Sebagai contohnya yaitu keberagaman yang terjadi pada
masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, adat dan golongan yang
masing-masing dari mereka memiliki bahasa sendiri-sendiri untuk saling
berkomunikasi.
2. Sistem Kepercayaan
Sistem kepercayaan merupakan suatu sistem yang berfungsi sebagai
pedoman dan pegangan hidup manusia dalam menjalankan kehidupannya.
Melalui sistem kepercayaan akan terjadi terjalin hubungan antara manusia
dengan sang pencipta. Hal-hal yang bersifat mustahil merupakan suatu wujud
keajaiban yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai anugerah yang
dapat diterima melalui akal sehat. Sebagai contohnya yaitu Mohammad
merupakan seorang anak laki-laki yang tinggal di Provinsi Jawa Timur.
Mohammad adalah seorang anak muslim. Setiap hari dia selalu melaksanakan
sholat 5 waktu, berpuasa saat bulan Ramadhan dan selalu berdoa kepada
Tuhan agar dia dapat mencapai cita-cita yang diinginkannya. Dia selalu yakin
dan percaya bahwa Tuhan akan selalu mendengar dan mengabulkan doanya.
3. Ilmu Pengetahuan
Manusia merupakan makhluk Tuhan yang dilengkapi dengan asal dan
pikiran sehingga tidak heran jika rasa ingin tahu yang mereka miliki sangatlah
besar. Oleh sebab itu, untuk memenuhi hasrat keingintahuan mereka terhadap
sesuatu diperlukan ilmu pengetahuan. Ilmu terbagi ke dalam berbagai bidang
dan memiliki peran tersendiri. Ilmu pengetahuan dapat membuat kehidupan
manusia menjadi lebih maju dan berkembang dari masa ke masa. Tanpa ilmu
pengetahuan, tentunya kehidupan manusia tidak akan berlangsung lama
hingga saat ini. Pada dasarnya, sistem ilmu pengetahuan terbagi ke dalam
beberapa kelompok antara lain:
a. Pengetahuan Alam
Manusia menempati alam ciptaan Tuhan yang sangat luas meliputi
bumi dan seluruh alam jagat raya. Untuk menjaga keteraturan tempat
tinggal, manusia membutuhkan ilmu tentang alam.Ilmu pengetahuan
mencakup ilmu astronomi, gejala alam, ilmu bumi dan berbagai ilmu
alam penting lainnya. Manusia dahulu mendapatkan ilmu alam melalui
berlayar, berburu, bertani dan kegiatan sehari-hari.
b. Pengetahuan Tumbuhan
Ilmu pengetahuan tumbuhan intinya hampir sama dengan ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang berbagai jenis tumbuhan.
Secara umum, tumbuhan dikenal oleh manusia sebagai pelengkap
dalam kehidupan yang berfungsi sebagai bahan makanan agar manusia
dapat melangsungkan kehidupannya. Bukan hanya manusia yang
membutuhkan tumbuhan, hewan pun juga memerlukannya untuk
makan.
c. Pengetahuan Binatang
Sama halnya seperti tumbuhan, keberadaan binatang juga sangat
penting untuk menunjang kehidupan manusia dalam kebudayaannya.
Binatang dapat berfungsi sebagai peliharaan, kesenangan, teman dan
bahan makanan bagi manusia. Melalui ilmu binatang, manusia
mempelajari tentang cara melestarikan hewan, cara berburu, ilmu
nelayan dan cara memanfaatkan hewan secara bijak. Pengetahuan
Tubuh Manusia. Melalui pengetahuan tubuh manusia kita dapat
menganalisis berbagai hal yang menyangkut tentang kesehatan
manusia. Penyakit akan mudah diidentifikasi dengan mengetahui
letak organ, susunan tulang, struktur tubuh, dan urat. Penanganan
untuk mencegah penyakit agar tidak berkembang lebih parah pun
dapat segera dilakukan.
d. Pengetahuan Sifat Dan Tingkah Laku Manusia
Pengetahuan mengenai sifat dan tingkah laku manusia sangat
dibutuhkan agar tercipta kehidupan yang damai. Antara manusia yang
satu dengan manusia yang lainnya dapat saling memahami melalui
analisis tingkah laku. Budaya bermanfaat untuk mengatur tingkah
laku manusia melalui hukum adat, peraturan tertentu, nilai-nilai norma
dan istiadat yang telah berlaku secara turun temurun.
e. Pengetahuan Ruang Dan Waktu
Fungsi dari pengetahuan ruang dan waktu adalah untuk melakukan
penanggalan, mengukur dan menghitung. Misalnya saja untuk
menentukan tanggal, bulan dan tahun pada kebudayaan Jawa yang
berguna untuk menentukan jenis pasaran seperti Legi, Paing, Pon,
Kliwon dan Wage.

4. Sistem Teknologi
Sistem teknologi hadir untuk mempermudah manusia dalam menciptakan
berbagai perlengkapan dan peralatan dalam menjalankan kehidupannya.
Menurut Koentjaningrat teknologi dibagi ke dalam beberapa kelompok yaitu
wadah, makanan, minuman, senjata, alat-alat produksi, rumah, transportasi
dan pakaian. Teknologi yang dulu masih sederhana dikembangkan menjadi
teknologi yang lebih canggih saat ini. Sebagai contoh yaitu mesin potong yang
dapat bekerja secara otomatis saat ini merupakan perkembangan dari kapak
potong pada jaman dahulu. Hotel dan gedung bertingkat merupakan
perkembangan dari gubug yang digunakan oleh manusia terdahulu sebagai
tempat untuk tinggal dan berteduh.

5. Sistem Kemasyarakatan / Kekerabatan

Salah satu unsur kebudayaan yang sangat kental adalah sistem


kemasyarakatan atau kekerabatan. Manusia menggunakan sistem kekerabatan
untuk saling bersosialisasi dan menjalin hubungan antara satu dengan yang
lainnya. Beberapa negara seperti Afrika, Oseanis dan Amerika Latin
menggunakan sistem kekerabatan. Sistem kekerabatan menurut LH. Morgan
dibagi ke dalam beberapa jenis misalnya garis alterned yang menganut sistem
kekerabatan bahwa kedudukan antara laki-laki dan perempuan adalah sama,
garis parental yang merupakan garis keturunan ibu dan ayah, dan garis
keturunan ibu yang berpendapat jika kedudukan laki-laki lebih rendah
dibanding kedudukan perempuan.

6. Sistem Ekonomi / Mata Pencaharian

Secara umum, sistem ekonomi yang digunakan pada kebudayaan manusia


antara lain sistem pengairan atau irigasi, sistem berburu, bercocok tanam,
meramu, beternak dan menangkap ikan. Sistem ekonomi tersebut masih
berkembang hingga saat ini. Sebagai contohnya bercocok tanam atau biasa
disebut bertani berkembang menjadi sistem pengolahan bahan makanan dan
perdagangan.

7. Kesenian

Manusia mengekspresikan keindahan melalui seni. Seni dibagi ke dalam


dua kelompok menurut Koentjaningrat yaitu seni suara dan seni rupa.
Terdapat beragam jenis seni selain kedua jenis seni tersebut antara lain seni
terapan, seni tari, seni murni, seni musik, dan lain sebagainya. Seni
merupakan bagian dari kebudayaan yang dapat dilihat dari upacara adat yang
menggunakan seni tari dan seni musik.

BAB III

HASIL RISET
Kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi suatu kebanggaan
sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya. Budaya
lokal Indonesia sangat membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang sangat bervariasi
serta memiliki keunikan tersendiri. Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan perubahan pola
hidup masyakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih kebudayaan baru yang
mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal. Banyak faktor yang
menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini, misalnya masuknya budaya asing.
Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya merupakan hal yang wajar, asalkan budaya
tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa. Namun pada kenyataannya budaya asing mulai
mendominasi sehingga budaya lokal mulai dilupakan. Faktor lain yang menjadi masalah adalah
kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peranan budaya lokal. Budaya lokal adalah
identitas bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus terus dijaga keaslian maupun
kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh negara lain. Walaupun demikian, tidak menutup
kemungkinan budaya asing masuk asalkan sesuai dengan kepribadian negara karena suatu negara
juga membutuhkan input-input dari negara lain yang akan berpengaruh terhadap perkembangan
di negranya.

Dimasa sekarang ini banyak sekali budaya-budaya kita yang mulai menghilang sedikit
demi sedikit.Hal ini sangatlah berkaitan erat dngan masuknya budaya-budaya ke dalam budaya
kita.Sebagai contoh budaya dalam tata cara berpakaian.Dulunya dalam budaya kita sangatlah
mementingkan tata cara berpakaian yang sopan dan tertutup.Akan tetapi akaibat masuknya
budaya luar mengakibatkan budaya tersebut berubah.Sekarang berpakaian yang menbuka aurat
serasa sudah menjadi kebiasaan yang sudah melekat erat didalam masyarakat kita.Sebagai
contoh lain jenis-jenis makanan yang kita konsumsi juga mulai terpengaruh budaya
luar.Masyarakat sekarang lebih memilih makanan-makanan yang berasal dari luar seperti
KFC,steak,burger,dan lain-lain.Masyarakat menganggap makanan-makanan tersebut
higinis,modern,dan praktis.Tanpa kita sadari makanan-makanan tersebut juga telah menjadi
menu keseharian dalam kehidupan kita.Hal ini mengakibatkan makin langkanya berbagai jenis
makanan tradisional.Bila hai ini terus terjadi maka tak dapat dihindarkan bahwa anak cucu kita
kelak tidak tahu akan jenis-jenis makanan tradisional yang berasal dari daerah asal mereka.
Tugas utama yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan, melestarikan, menjaga,
serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya agar dapat memperkokoh budaya bangsa
yang akan megharumkan nama Indonesia. Dan juga supaya budaya asli negara kita tidak diklaim
oleg negara lain.Berikut beberapa hal yang dapat kita simak dalam rangka melestarikan budaya.

Proses saling mempengaruhi adalah gejala yang wajar dalam interaksi antar masyarakat.
Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain, bangsa Indonesia ataupun kelompok-
kelompok masyarakat yang mendiami nusantara (sebelum Indonesia terbentuk) telah mengalami
proses dipengaruhi dan mempengaruhi. Kemampuan berubah merupakan sifat yang penting
dalam kebudayaan manusia. Tanpa itu kebudayaan tidak mampu menyesuaikan diri dengan
keadaan yang senantiasa berubah. Perubahan yang terjadi saat ini berlangsung begitu cepat.
Hanya dalam jangka waktu satu generasi banyak negara-negara berkembang telah berusaha
melaksanakan perubahan kebudayaan, padahal di negara-negara maju perubahan demikian
berlangsung selama beberapa generasi. Pada hakekatnya bangsa Indonesia, juga bangsa-bangsa
lain, berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh luar. Kemajuan bisa dihasilkan oleh
interaksi dengan pihak luar, hal inilah yang terjadi dalam proses globalisasi. Oleh karena itu,
globalisasi bukan hanya soal ekonomi namun juga terkait dengan masalah atau isu makna
budaya dimana nilai dan makna yang terlekat di dalamnya masih tetap berarti.. Masyarakat
Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dalam berbagai hal, seperti anekaragaman
budaya, lingkungan alam, dan wilayah geografisnya. Keanekaragaman masyarakat Indonesia ini
dapat dicerminkan pula dalam berbagai ekspresi keseniannya. Dengan perkataan lain, dapat
dikatakan pula bahwa berbagai kelompok masyarakat di Indonesia dapat mengembangkan
keseniannya yang sangat khas. Kesenian yang dikembangkannya itu menjadi model-model
pengetahuan dalam masyarakat.

Adapun faktor-faktor utama yang mengancan eksistensi budaya daerah adalah sebagai
berikut:

a. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya daerah sekarang ini minim.
Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai dengan
perkembangan zaman.
b. Minimnya komunikasi budaya. Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting
agar tidak terjadi salah pahaman tentang budaya yang dianut. Minimnya komunikasi
budaya ini sering menimbulkan perselisihan antarsuku yang akan berdampak
turunnya ketahanan budaya bangsa.
c. Kurangnya pembelajaran budaya. Pembelajaran tentang budaya, harus ditanamkan
sejak dini. Namun sekarang ini banyak yang sudah tidak menganggap penting
mempelajari budaya daerah. Padahal melalui pembelajaran budaya, kita dapat
mengetahui pentingnya budaya daerah dalam membangun budaya bangsa serta
bagaimana cara mengadaptasi budaya lokal di tengan perkembangan zaman.

Namun pada kenyataannya, dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan upaya-upaya


pelestarian budaya tradisi diera globalisasi saat ini memang menemukan banyak kendala. Faktor-
faktor penghambat dalam upaya pelestarian budaya daerah, yaitu:

a. faktor internal yaitu sikap nasionalisme individu untuk lebih mencintai budaya asli
Indonesia yang masih rendah. Terkadang pola hidup individualisme menjadi faktor
penyebab minimnya kesadaran untuk memiliki sesuatu secara bersama-sama.
b. faktor eksternal yaitu kurangnya sosialisasi dan mediasi baik itu dari pihak yang
bertanggung jawab menangani masalah tersebut maupun media sebagai sarana public
relations yang menjembatani informasi kepada masyarakat. Selain itu, peran
masyarakat juga cukup penting untuk mengajarkan pada generasi muda agar memiliki
keahlian untuk melestarikan budaya yang dimilikinya. Namun, realisasi di lapangan
hal tersebut tidak terlaksana sehingga generasi muda tidak peduli dengan eksistensi
budayanya sendiri. Sebagai contoh generasi muda mungkin tidak mengetahui lagu-
lagu dan tarian dari daerah mereka sendiri tetapi mereka bisa dengan mudahnya
menarikan tarian modern atau balet dan menyanyikan lagu-laguanak sekarang.

Jadi, tantangan yang sebenarnya dihadapi oleh bangsa Indonesia dalam era globalisasi ini
adalah menyiapkan secara matang generasi muda penerus bangsa dengan semangat nasionalisme
yang tinggi dalam menjaga eksistensi budaya daerahnya. Adapun upaya yang dapat dilakukan
untuk menjaga eksistensi kebudayaan daerah dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya
upaya untuk mempelajari kebudayaan tradisi oleh setiap individu, mengkaji nilai-nilai yang
terkandung dalam budaya tradisi, menambah wawasan dengan cara mempelajari budaya dari
daerah lain, menanamkan nilai kepada generasi muda agar bangga dengan budaya tradisi
nusantara, serta membuat wadah atau lembaga untuk menyalurkan bakat dan kreatifitas generasi
muda dalam hal kebudayaan.

BAB IV

KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat ditarik suatu simpulan bahwa globalisasi
bukan menjadi alasan hancurnya nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia yang terkandung di
dalam Pancasila. Bahkan sebaliknya, jika di era globalisasi bangsa kita mampu menyelaraskan
pengaruh kebudayaan yangdatang dari luar dengan tetap mendasarkan pada nilai-nilai luhur
Pancasila, maka hal tersebut akan mampu memperkuat jati diri bangsa Indonesia di era yang
serba moderen ini. Globalisasi bukan semata-mata menelan budaya Barat secara mentah-
mentah. Akan tetapi sebaliknya, globalisasi yang berarti hilangnya batas-batas antarnegara
dapat dijadikan sebagai ajang promosi budaya luhur yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?
safe=strict&sxsrf=ALeKk01K8n_XyuAvsSXjZx4L_oFst4NzQw
%3A1602519088532&source=hp&ei=MICEX7HSHvnCz7sPzqqsaA&q=ciri+ciri+kebuday
aan&oq=ci&gs_lcp=CgZwc3ktYWIQARgAMgQIIxAnMgQIIxAnMgQIIxAnMgQIABBD
MgQIABBDMgQIABBDMgQIABBDMgQIABBDMgUIABCxAzIECAAQQ1CNGFiDHm
DhK2gAcAB4AIABowGIAb4CkgEDMC4ymAEAoAEBqgEHZ3dzLXdpeg&sclient=psy-
ab

Jurnal_Edisi_32_Desember_2017

Jurnal PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN


DAERAH

Anda mungkin juga menyukai