Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL BOOK REVIEW

DASAR DASAR ILMU KEPELATIHAN


DISUSUN OLEH :
Muhammad Aqil Habib
(6223121130)
DOSEN PENGAMPU : ARGUBI SILWAN
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS : ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Kami panjatkan puji
syukur atas kehadirat-Nya,sehingga saya dapat menyelesaikan
Critical Book Report ini.Critical Book Report ini telah kami
susun dengan sebaik - baiknya dan mendapatkanbantuan dari
berbagai sehingga dapat memperlancar pembuatan Critical Book
Report. Untuk itusaya menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalampembuatan
Critical Book Report.Terlepas dari semua itu, saya menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baikdari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka sayamenerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki Critical BookReport.Akhir kata
kami berharap semoga Critical Book Report ini dapat
memberikan manfaatmaupun inpirasi terhadap pembaca.

Medan, oktober 2022

HABIB
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………… iii


DAFTAR ISI …………………………... V
BAB l PENDAHULUAN…………….. 1
A. Latar belakang……………….
B. Tujuan……………………….
C. Manfaat………………………
BAB ll falsafah dan kepemimpinan dalam coaching
Ringkasan isi buku…………………….

l.BAB……………………………………
BAB lll pemantauan bakat olahraga
PEMBAHASAN/ ANALISIS
l. pembahasan isi buku…………………..
2. kelebihan dan kelemahan…………….
BAB lV LATIHAN
PENUTUP………………………………..
KESIMPULAN………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………
BAB l
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia olahraga dewasa ini semakin berkembang dan maju.
Indonesia merupakan Negara berkembang yang selalu dipertimbangkan dalam
percaturan dunia olahraga. Ada cabang-cabang olahraga yang dapat
mengharumkan nama bangsa ini, dalam upaya meningkatkan dan
mempertahankan prestasi olahraga tersebut di Negara ini, maka upaya tersebut
tidak terlepas dari sumber daya manusia yang menjadikan objek tersebut
berkembang. Objek yang dimaksud adalah atlet dan pelatih.
Pelatih merupakan ujung tombak dalam upaya menunjang keberhasilan prestasi
olahragawan. Agar atlet mencapai prestasi dengan baik, maka pelatih harus
menguasai teori dan metodologi latihan atau prinsip-prinsip melatih, bekal dasar
ilmu melatih tersebut merupakan landasan yang berpedoman pada pembinaan
dan peningkatan kondisi fisik, beban latihan, meningkatkan keterampilan,
teknik, taktik dan strategi.
Ledakan pengetahuan dalam ilmu Kepelatihan telah mencapai yang
mengagumkan. Di banyak Pendidikan dasar Universitas mendukung penelitian
yang ditujukan untuk meneliti gerakan manusia. Banyak majalah penelitian baru
yang diterbitkan untuk menampung jumlah penelitian yang makin banyak yang
dihasilkan oleh berbagai ilmu olahraga. Hal yang nampak di tahun akhir-akhir ini,
praktik para pelatih telah menampakkan keadaan pengetahuan ilmu
kepelatihan.
Pada waktu terdahulu untuk menjadi calon pelatih hanyalah hasrat untuk
bekerja dengan olahragawan dan pengetahuan dasar olahraga tertentu.
Sekarang pelatih yang berhasil harus memahami prinsip-prinsip ilmu yang bias
menerapkan dan menunjukkan penampilan olahragawan. Pada tahun terakhir
metode telah di tetapkan pada penelitian olahraga secara meyakinkan. Ribuan
ilmuwan yang bekerja di bidang ini dan di Laboratorium di seluruh dunia telah
mengadakan penelitian dengan maksud untuk memperjelas pengetahuan kita
tentang olahragawan dan factor-faktor yang menentukan tingkat
penampilan mereka.
Kebanyakan pelatih yang mapan berpendapat bahwa pelatih yang berhasil itu
adalah sebagian seni dan sebagaian lainnya ilmu. Hal ini mengandung pengertian
bahwa pelatihan menuntut kreativitas dan interpretasi mengenai cabang
perorangan maupun situasinya.
Kegiatan-kegiatan dalam dasar ilmu kepelatihan merupakan suatu aspek
kegiatan dasar manusia bergerak sebagai objek formalnya. Oleh karena untuk
mempelajarinya diperlukan ilmu-ilmu penunjang yang ada hubungannya dengan
kegiatan kepelatihan seperti : ilmu faal (fisiologi), ilmu urai (anatomi), ilmu jiwa
(psikologi), ilmu gizi, ilmu pendidikan, sejarah biomekanik, ilmu social, statistic,
cidera olahraga, tes dan pengukuran olahraga, belajar motorik.
Dengan mempelajari ilmu-ilmu penunjang tersebut agar lebih mudah bagi
seorang pelatih membahas dan memecahkan permasalahan menyangkut
kepelatihan. Permasalahan yang timbul dalam dunia kepelatihan
kompleksitasnya sangat tinggi, sebagai contoh apabila sang atlet mempunyai
kondisi fisiknya lemah antisipasi seorang pelatih harus meningkatkan kondisi fisik
tersebut, dilain sisi akan tertundanya proses latihan teknik, mental dan
keterampilan, hal semacam ini dilakukan bersama-sama atau bagian demi bagian
dalam proses, disinilah bahwa pelatih juga dapat dikatakan sebagai seniman,
yaitu antara memadukan seni latihan fisik dan seni latihan keterampilan. Dan
pada akhir semua komponen latihan ini menjadi satu kesatuan pola cara melatih
keseluruhan dan menghasilkan prestasi yang optimal.

Hakikat Dan Ruang Lingkup Pelatihan

1. Definisi Pelatihan

Training sebagai proses yang sistematis dari berlatih atau


bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari
kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya (Harsono,
1988:101)

Rothig (1972) Pelatihan adalah semua upaya yang


mengakibatkan terjadinya peningkatan kemampuan dalam
pertandingan olahraga.

Harre (ed., 1982) menjelaskan dalam pengertian luas,


pelatihan olahraga adalah keseluruhan proses persiapan yang
sistematik bagi atlet untuk mencapai prestasi tinggi.

Latihan adalah suatu proses berlatih yang berencana, menurut


jadwal, menurut pola dan sistem tertentu, metodis, dari mudah
kesukar, teratur, dari sederhana ke yang lebih komplek yang
dilakukan secara berulang-ulang dan yang kian hari jumlah beban
latihannya kian bertambah.

2. Tujuan Dan Ruang Lingkup Pelatihan


 Tujuan utama latihan adalah untuk mengembangkan keterampilan
dan performa atlet.
 Tujuan latihan atau training adalah untuk membantu atlet
meningkatkan keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin.
Untuk mencapai hal itu, ada empat aspek latihan yang harus dilatih,
yaitu (a) fisik, (b) teknik, (c) taktik, dan (d) mental. (Harsono:
1988).
 Tujuan umum latihan disamping memperhatikan faktor keselamatan
dan kesehatan, mencakup pengembangan dan penyempurnaan:
1. fisik secara multilateral

2. fisik secara khusus sesuai dengan cabor

3. teknik cabornya

4. taktik/strategi yang dibutuhkan


5. kualitas kesiapan bertanding

6. persiapan optimal olahraga beregu

7. keadaan kesehatan atlet

8. pengetahuan atlet

3. Landasan Sistem Pembinaan Olahraga


1. Pendidikan Jasmani dan organisasi olahraga Nasional, yang di
dalamnya mencakup program pendidikan di sekolah, rekreasi dan
klub-klub olahraga, dan struktur organisasi dalam kepemerintahan.
2. Sistem latihan olahraga

4. Komponen-Komponen Sistem Latihan


 Komponen yang langsung mempengaruhi sistem latihan diantaranya:
pelaksanaan latihan; penilaian.
 Komponen tidak langsung atau pendukung diantaranya: administrasi,
kondisi ekonomi, dan profesionalisme, serta gaya hidup masyarakat.

5. Kondisi untuk Mencapai Standar Prestasi Tinggi


 Alokasi dan kombinasi cabang olahraga yang tepat mengenai beban
latihan. Mencakup kegiatan berlatih dan bertanding.
 Harus ada rasa saling percaya antara pelatih dan atlet atau timnya.
 Pelatihan diarahkan sesuai dengan tuntutan spesifik suatu cabang
olahraga.
 Kemajuan prestasi berlangsung tidak dalam garis lurus yang
menanjak.

A. PRINSIP-PRINSIP LATIHAN

1. Prinsip aktif dan kesungguhan berlatih


2. Prinsip perkembangan menyeluruh

3. Prinsip spesialisasi

4. Prinsip individualisasi

5. Prinsip variasi latihan

6. Prinsip model dalam proses latihan


7. Prinsip overload atau penambahan beban latihan

1. Pengertian Latihan
Latihan adalah suatu proses berlatih yang berencana, menurut
jadwal, menurut pola dan sistem tertentu, metodis, dari mudah
kesukar, teratur, dari sederhana ke yang lebih komplek yang
dilakukan secara berulang-ulang dan yang kian hari jumlah beban
latihannya kian bertambah.

2. Tujuan Latihan
 Olahraga Prestasi Tujuan latihannya adalah untuk meningkatkan
prestasi semaksimal mungkin.
 Olahraga Rekreasi Tujuan latihannya adalah pengisian waktu luang.
 Olahraga Kesehatan Tujuan latihannya adalah meningkatkan atau
memelihara derajat sehat statis atau pun sehat dinamis.
 Olahraga Pendidikan Tujuan latihannya adalah disesuaikan dengan
tujuan kurikulum.

3. Prinsip-Prinsip Latihan

1. Lama latihan

2. Volume latihan

3. Intensitas latihan

4. Kualitas Latihan

5. Beban Lebih (Overload)

6. Perkembangan Menyeluruh (Multilateral)


7. Spesialisasi

8. Individualisasi

4. Lama Latihan
Lama latihan adalah jumlah waktu yang dipakai untuk latihan.
Misalnya kita latihan dari jam 14.00 sampai jam 17.00, berarti lama
latihan adalah 3 jam.
Yang harus diperhatikan: “. . . as soo as bad features creep into
the performance, that particular practice must stop.” (Thomas:
1970).
5. Volume Latihan

Volume latihan adalah jumlah waktu yang dipakai aktif selama


latihan. Misalnya kita latihan dari jam 14.00 sampai jam 17.00,
jumlah istirahat selama latihan adalah satu jam.
Rumusnya adalah

VL = WA – WI jadi VL = 180’ – 60’

VL = 120’

6. Intensitas Latihan
Berat atau ringannya beban latihan yang diberiakan oleh pelatih.

Cara menghitung intensitas latihan menurut teori Katch dan Mc


Ardle (1983):

DNM = 220 – Umur (dalam tahun)

Takaran intensitas latihan untuk olahraga prestasi adalah 80% –


95%

7. Kualitas Latihan

Latihan yang berkualitas adalah latihan yang benar-benar


sesuai dengan kebutuhan atlet, dan apabila koreksi-koreksi yang
konstruktif sering diberikan, apabila pengawasan dilakukan sampai
ke detail-detail gerakan, dan apabila prinsip overload diberikan.

Don’t practice makes perfect, but only perfect practic makes


perfect.

8. Beban Lebih (Overload)


Latihan yang diberikan haruslah lebih berat dari
kemampuan yang dimiliki oleh atlet tersebut.
Harsono (1988) mengatakan: “berapa lama pun kita
berlatih, betapa sering pun kita berlatih, atau sampai bagaimana
capik pun kita mengulang-ngulang latihan tersebut, kalau tidak
menerapkan prinsip beban lebih maka peningkatan prestasi tidak
akan dapat dicapai.”
9. Perkembangan Menyeluruh (Multilateral)

Meskipun seseorang pada akhirnya mempunyai satu


spesialisasi keterampilan, sebaiknya pada permulaan berlatih dia
dilibatkan dalam berbagai aspek kegiatan hal ini dilakukan agar
kelak pada masa spesialisasi mempunyai dasar-dasar yang kokoh.

The multilateral principle should be employed mostly when


training children and junior (Bompa, 1994).

10. Spesialisasi

Spesialisasi berarti mencurahkan segala kemampuan, baik fisik


maupun psikis pada satu cabang tertentu.

Ozolin dalam (Bompa,1988) mengungkapkan: “agar aktivitas-


aktivitas motorik yang khusus mempunyai pengaruh yang baik
terhadap latihan, maka latihan harus didasarkan kepada dua hal: a)
melakukan latihan-latihan yang khas bagi cabang olahraga
spesialisasi tersebut; b) melakukan latihan-latihan untuk
mengembangkan kemampuan-kemampuan biomotorik yang
dibutuhkan oleh cabang olahraga tersebut.”

11. Individualisasi

Tidak ada dua orang yang rupanya persis sama, dan tidak ada
pula dua orang yang secara fisiologis dan psikologis persis sama.
Kemampuan usaha alet ditentukan oleh:
1. Usia biologis dan kronologis atlet

2. Pengalaman dalam melakukan olahraga

3. Kemampuan kerja dan prestasi individu


4. Status kesehatan

5. Kegiatan diluar latihan

Untuk membantu mempermudah kepemimpinan dalam


kepelatihan ada beberapa istilah yang perlu diletahui karena
berhubungan dengan pengetahuan dasar-dasar kepelatihan antara
lain:

Kepelatihan adalah suatu konsep tentang upaya pembinaan


sumber daya manusia sdm untuk mencapai prestasi optimal dalam
bidang khusus, pada konteks ini sasaran yang ingiun dicapai adalah
prestasi dalam bidang olahraga.
Pelatih adalah suatu kegiatan yang merupakan upaya pembinaan
sumber daya manusia untuk mencapai prestasi optimal dalam
bidang olahraga
Pelatih adalah orang yang memberikan bimbingan serta tuntunan
kepada atlet agar dapat tercapai prestasi yang optimal.
Melatih adalah aktifitas pelatih dalam menyiapkan dan
menciptakan situasi lingkungan latihan sebaik mungkin dalam
konteksnya dengan atlet dalam mentransformasikan pengetahuan
dan keterampilan olahraga, sehingga terjadi proses berlatih secara
efektif dan efisien untuk mencapai sasaran tujuan latihan pada saat
itu.
Berlatih adalah suatu proses penyempurnaan kualitas atlet, yang
dilakukan secara sadar untuk mencapai prestasi optimal, khususnya
pada bidang olahraga dan memberikan keterampilan gerak secara
ilmiah.
Atlet adalah orang yang menjadi obyek dalam kegiatan pelatihan
cabang olahraga yang ditekuni

FUNGSI DAN PERAN PELATIH:


1. Sebagai perencana (planner) dengan cara mengawali membuat
program latihan baik jangka pendek dan jangka panjang.
2. Sebagai seorang pemimpin (leader)semua tindak tanduk sebagai
figure yang digugu dan ditiru, dan bilamana perlu mengadakan
diskusi dengan atletnya
3. Sebagai teman (friend);pada saat proses pelatihan seorang pelatih
berlaku sebagai pemimpin, sedangkan pada saat diluar latihan
seorang pelatih bertindak sebagai teman.
4. Sebagai seorang yang selalumau belajar (learner); pelatih tidak boleh
merasa puas dengan kemampuan yang dimiliki atletnya pada saat itu,
namun secara aktif harus mengikuti dan mempelajari hal-hal yang
baru, karena dengan belajar akan makin banyak hal yang diketahui
5. Kewajaran; dalam memilih target seorang pelatih jangan
memaksakan target yang muluk-muluk realistis dengan kemampuan
atletnya.

TUGAS PELATIH:
1. Mencari bibit atlet berbakat
2. Menyusun rencana/ program latihan
3. Melaksanakan kepelatihan
4. Mengevaluasi latihan
TINGKAH LAKU PELATIH:
1. Disiplin waktu
2. Memiliki kesehatan jasmani yang baik
3. Memiliki kesegaran jasmani yang tinggi
4. Stabil dan matang (dewasa)
5. Merupakan bagian dari atletnya.
KEPEMIMPINAN PELATIH YANG BAIK
Menurut Mc Kinney (1975) pelatih yang baik mempunyai
kemampuan:
ü Membantu atlet dalam mengaktuailisasikan potensinya

ü Dalam membentuk tim didasarkan pada keterampilan individu


yang telah diajarkan

ü Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang seimbang


ü Mampu menyesuaikan tingkat intelektual dengan keterampilan
neuro maskuler atlitnya

ü Mampu menerapkan prinsip-prinsip ilmiah dalam membentuk


kondisi atlet
ü Lebih mementingkan unsur pendidikan secara utuh, baru
kemudian unsur kepelatihan

ü Tidak menyukai kekalahan, namun tidak mencari kemenangan


dengan berbagai cara yang tidak fair play

ü Mempunyai kemampuan untuk mengendalikan diri kearah


penyimpangan profesinya

ü Mampu menyatakan bahwa keberhasilannya adalah kerja tim


kepada media komunikasi

ü Selalu disegani dan dihormati oleh atlet dan teman-temannya

ü Memiliki dedikasi yang tinggi terhadap profesinya.

DAFTAR PUSTAKA
Harsono . (2015). Kepelatihan Olahraga. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Lhaksana, J . (2011) Taktik dan Strategi FUTSAL Modern. Depok: Be Champion
Mulyono, M.A ( 2014 ) Buku Pintar Panduan Futsal. Jakarta Timur: Laskar Aksara
Jhon D. Tenang (2008) Mahir Bermain Futsal. Bandung : Mizan. Jonathan,
Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha
Ilmu. Murhananto. (2006). Dasar-Dasar Permainan Futsal. Jakarta : PT. Kawan
Pustaka Setiawan, A (2011). 20 Aplikasi Mikrokontroler ATMega 8535 & ATMega
16 Yogyakarta : Aldi. Sidik, Z.D. (2008). Pembinaan Kondisi Fisik (Dasar dan
Lanjutan). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta Suherman, Adang dan
Rahayu, Nur Indri (2016). Modul Statistika untuk Ilmu Keolahragaan. Bandung :
Universitas Pendidikan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai